HUKUM TAURAT >> Roma 2:18 dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak, >> Roma 7:6 Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat. >> Galatia 3:23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. 3:24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. 3:25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun. >> Roma 10:4 Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya. Hukum Taurat adalah: 1. Pemberitahu kehendak TUHAN tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik. Melalui perintah-perintah hukum Taurat kita dituntut untuk melaksanakannya. Jika kita tidak melaksanakannya, maka nilainya sama dengan melanggar larangan. Sebab konsep perintah itu adalah untuk dilaksanakan, sedang konsep larangan itu melarang tidak melaksanakannya. Artinya, harus dilaksanakan. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, rela atau tidak rela, wajib dilaksanakan. Hal ini bisa kita lihat dari agama Islam yang salah satunya mewajibkan untuk sholat 5 waktu. Kebenaran diperhitungkan berdasarkan pelaksanaannya, sedangkan dosa diperhitungkan jika perintah itu tidak dilaksanakan. Dosa tidak bersholat 5 waktu nilainya sama dengan memakan Babi, yang merupakan larangan agama mereka. Lawan dari hukum Taurat adalah kasih karunia. Disini kita menerima pemberian- pemberian, kemurahan-kemurahan, keringanan-keringanan dan kemerdekaan. Setiap orang yang percaya kepada YESUS tidak lagi diikat oleh perintah dan larangan, tetapi diikat kesadaran atau pola pikirnya. Jika perintah hukum Taurat tidak kita laksanakan kita tidak berdosa, dan jika larangan dalam hukum Taurat kita langgar juga bukan dosa. Kebenaran diperhitungkan berdasarkan kasih kita kepada YESUS, dan dosa diperhitungkan berdasarkan pada kurangnya kita mengasihi YESUS. Ilustrasinya: Jika hukum Taurat itu seumpama sepeda motor yang dijual tunai; ada uang ada barang, ada perbuatan ada kebenaran, maka kasih karunia itu seumpama sepeda motor yang dikreditkan secara kemurahan ALLAH: Sepeda motor diberikan dimuka sebelum kita mempunyai uang. Seolah ALLAH berkata: "Ini, terimalah sepeda motormu. Masak kamu tidak membayarnya? Masak kamu tidak mengangsurnya sama sekali? Masak kamu tidak memberi AKU keuntungan[bunga]?" Disini kita diberikan kelonggaran-kelonggaran antara lain: a. Bisa kita angsur semampu kita; masak kita berbohong; mampu bilang nggak mampu? b. Angsuran tidak dibatasi waktunya; masak kita juga berusaha mengulur-ulur waktunya? c. Kalau kita punya uang lebih, bayarlah bunganya menurut pengertian kita, jika uang kita pas-pasan, ALLAH juga nggak akan memaksanya. Keselamatan diberikan di muka, perbuatan bisa disesuaikan menurut kemampuan kita masing-masing. Semakin banyak kita menerima pengertian semakin banyak pula kita dituntut. Jika sholat 5 waktu itu saya umpamakan sebagai hukum Taurat, maka dalam hukum kasih karunia bunyinya: "Kamu tidak lagi terikat untuk bersholat 5 waktu. Silahkan bersholat diwaktu kapan saja dan berapa kalipun. Masak didalam YESUS kamu nggak sholat? Masak didalam YESUS kamu nggak semakin memperbanyak atau rajin sholatmu? Masak didalam YESUS kamu hendak hidup kayak Atheis?" Dari ilustrasi-ilustrasi diatas, manakah sesungguhnya yang lebih mengikat kita dan kelihatan lebih berat? Hukum kasih karunialah yang lebih berat dan lebih mengikat kita. Bukan hukum Taurat. Hukum Taurat menjadi kecil dan tidak berarti apa-apa bila dibanding dengan hukum kasih karunia. Kelihatannya kasih karunia memberikan kemerdekaan, padahal sesungguhnya lebih membelenggu kita. Tuntutan-tuntutannya sekalipun tidak terlihat sebagai tuntutan, memiliki tekanan yang lebih berat. Cuma karena landasannya cinta[kasih] sehingga apa yang berat itu terasa ringan sekali. Sedangkan hukum Taurat terasa berat sebab tanpa adanya cinta. Di zaman hukum Taurat, ALLAH tidak memberikan apa-apa, namun banyak menuntut. Tapi di zaman Perjanjian Baru, ALLAH memberikan ANAKNYA, sebagai tanda kasih yang diberikan kepada kita. ALLAH menunjukkan kasihNYA lebih dahulu; seperti seorang laki-laki yang menyatakan cintanya kepada kekasihnya, yang kemudian sang kekasih itu membalas mengasihinya. >> Roma 5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Hukum Taurat melarang kita berzinah, tapi hukum kasih menuntut kita bersih di pikirani. Membayangkan hal-hal yang porno sudah masuk wilayah dosa. Bukan karena membayangkan itu melanggar sesuatu hukum, tapi karena mengotori hubungan kita terhadap YESUS yang harus kita jaga kekudusannya. Jadi, keliru sekali jika kita mengagung-agungkan hukum Taurat. Sebab hukum Taurat itu hanyalah agama mainan, bukan agama yang sesungguhnya. Hukum Taurat itu agama bayangan dari agama Kristen – saya lebih suka menamai: agama kasih karunia. Dan itu hanya bersifat sementara saja sampai yang sebenarnya itu muncul. Hukum Taurat itu agama pendahuluan atau perintisan atau pembuka jalan bagi agama kasih karunia. Apakah agama kasih karunia ini meniadakan hukum Taurat? Wouh, bukan meniadakan, malah meneguhkan. Malah menguatkan, menggenapi dan menyempurnakan. >> Roma 3:31 Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya. Apa yang tidak termuat dalam hukum Taurat karena keterbatasan kata-kata dan bahasa, termuat melalui pimpinan ROH KUDUS. 2. Hukum Taurat itu pengurung kita atau kurungan[sangkar], atau penjara; Sama seperti kita yang berada di dalam penjara; kita dihimpit sedemikian rupa sehingga kita nggak bisa berbuat apa-apa. Di sinilah[penjara] kita dikondisikan sebagai orang yang baik. Mau mencuri nggak mungkin bisa. Mau membunuh juga nggak mungkin bisa. Kita seperti anak kecil yang kemana-mana selalu diawasi ibu kita. Tapi hukum kasih karunia memberikan kebebasan yang sebebas-bebasnya kepada kita, seperti orang yang diluar penjara. Nah, apakah karena kita orang merdeka; jika kita mau mencuri kita bisa mencuri; apakah kita akan mencuri? Jika kita mau membunuh orang itu bisa dengan mudah kita lakukan; apakah kita akan menjadi pembunuh karena bebas? Jadi, kebebasan bukanlah kewajiban, sehingga kita harus melakukannya. Kita boleh makan Babi. Tapi jika kita memakannya, maka ALLAH akan menanyai kita: "Apakah kurang cukup persediaan Sapi, Kambing dan Ayam, sehingga kamu harus menyantap Babi yang pernah AKU larang di Perjanjian Lama? Apakah ada yang salah dengan hukum Taurat yang melarang kamu makan Babi? Atau, adakah kamu pikir AKU ini ALLAH yang jahat, yang menyembunyikan makanan yang baik-baik untuk kamu?" ALLAH menuntut pertanggungjawaban kita. Sehingga selama itu bisa dipertanggungjawabkan, bukan masalah kita makan Babi. Misalnya oleh suatu keadaan yang terpaksa, bolehlah itu kita makan dengan ucapan syukur sebab ALLAH ijinkan kita memakannya. Kalau di zaman Perjanjian Lama itu 'kan dilarang, sehingga sekalipun kita kelaparan, ya tetap dosa kalau sampai memakannya, sebab itu larangan. Atau, jika iman kita menyatakan: "Kerajaan ALLAH bukanlah soal makanan", boleh juga kita memakannya sebagai santapan sehari-hari kita. Sebab iman kita bekerja memberikan kemuliaan kepada ALLAH dan merendahkan masalah makanan yang akhir-akhirnya juga menuju jamban. Tapi kalau keimanan demikian ini kita salah gunakan sebagai kesombongan, seperti orang yang nggak berpengetahuan, itu sama halnya dengan melecehkan ALLAH; menantang- nantang ALLAH. Dan bukan iman lagi namanya jika menghina ALLAH. Nah, kedatangan YESUS ke dunia ini adalah untuk menggantikan kita didalam penjara. YESUS yang terpenjara menggantikan posisi kita. Seluruh beban hukum Taurat dipikulNYA secara sempurna, supaya kita tidak lagi dikenakan hukum Taurat. Karena itu YESUS harus mengalami kematian secara dibunuh, sebagai tanda bahwa ritual itu telah diselesaikanNYA. Jika kematian YESUS, mati tua, itu artinya DIA belum sempurna. Menyatakan tugasNYA masih belum selesai tapi sudah dimatikan oleh ALLAH. Tapi kematian secara dibunuh, menyatakan tugas-tugasNYA sudah cukup, sudah tidak ada lagi sesuatu acara yang harus dilakukanNYA. Itulah sebabnya YESUS berkata-kata tentang saatNYA: >> Matius 26:45 Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. 3. Hukum Taurat adalah penuntun; Hukum Taurat adalah pedoman atau asas-asas dasar sebagai landasan kita didalam mengenali suara ROH KUDUS. Supaya kita tidak disesatkan oleh suara iblis, kita harus mencocokkan apa yang kita dengar itu dari dasar-dasar yang ada dalam hukum Taurat. Karena itu kita jangan meremehkan hukum Taurat. Tapi bukan berarti kita harus melestarikan hukum itu. 4. YESUS adalah kegenapan hukum Taurat; Jika hukum Taurat itu photo, maka YESUS adalah orang aslinya. Karena itu YESUS harus ada, supaya photo itu ada artinya. Ada photo ada orangnya. Sebab Domba, mana mungkin menyelamatkan? Yang bisa menyelamatkan adalah ALLAH saja. DIA yang menciptakan hukum, maka DIA pula yang berkuasa atas hukum yang dibuatNYA. Sebab kepada Adam telah disabdakan: "Kamu akan mati pada hari kamu memakannya." – suatu ucapan yang pantang untuk ditarik kembali. Tapi kasih ALLAH kepada ciptaanNYA tidak mungkin untuk melaksanakan ancaman itu. Suatu dilematis bagi ALLAH; antara hukum yang telah dibuatNYA dengan kasihNYA yang begitu besar. Dan ALLAH tidak mau kehilangan kedua-duanya itu, yaitu hukum dan kasihNYA. Kedua-duanya harus tetap ada, sebab itu menyangkut martabatNYA juga. Hanya "cara" atau "teknis" yang bisa menyelesaikan dilematis itu. Dan ALLAH memutuskan memakai konsep penebusan. Kematian Adam digantikan dengan kematian YESUS, ANAK ALLAH. >> Roma 8:3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, Jadi, atas dasar ke-4 hal inilah maka hukum Taurat sudah tidak relevan untuk diberlakukan lagi. Hal mana terlambangkan dari Ismail dan Ishak. Yang pertama lahir adalah Ismail, sebelum Ishak dilahirkan. Tapi setelah Ishak lahir, ALLAH mengusir Ismail. Ismail, anak badani adalah lambang hukum Taurat, sedang Ishak, anak rohani adalah lambang kasih karunia. >> Kejadian 21:10 Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak." Bahwa antara kasih karunia tidak boleh dicampurkan dengan Taurat. Jika Advent berpegang pada YESUS, harus dibuang jauh-jauh bau hukum Tauratnya. Sebab pekerjaan ALLAH tidak mau dicampuri dengan pekerjaan manusia. Supaya kelak tidak ada seorangpun yang akan menyombongkan dirinya: "Saya masuk sorga karena tidak makan Babi, karena tidak merokok, karena hanya makan sayuran, karena saya melakukan ini dan melakukan itu." Tetapi semata-mata oleh kasih karunia ALLAH-lah kita diselamatkan. >> Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar