Kamis, 19/08/2010 06:49 WIB
Umat Muslim di Manhattan Mimpikan Masjid Layak
E Mei Amelia R - detikNews
New York - Rencana pembangunan masjid di dekat lokasi serangan 11 September 2001 di Manhattan, New York, terus menuai kontroversi dan perdebatan. Sementara itu, Umat Muslim yang berada di Manhattan mengaku hanya menginginkan beribadah dalam ketenangan.
"Kami ingin beribadah dengan tenang. Saya tidak ingin beribadah dan berkelahi dengan orang lain hanya karena masalah tempat. Jika masjid itu dibangun di sini, jika ada teroris, mereka pasti menyalahkan kami," kata Sheikh Hossein (42), asal Bangladesh seperti dikutip dari Reuters, Rabu (18/8/2010).
Selama bertahun-tahun, Muslim di Manhattan melaksanakan salat di ruang bawah tanah yang ramai. Mereka beribadah di sebuah lahan di bawah klub malam.
"Kamu tahu berapa banyak umat Islam di daerah ini? Pada hari Jumat jalan yang ada dibereskan, dan kami memiliki izin dari polisi untuk memblokir jalan-jalan," kata Saad Madaha (32), seorang konsultan asal Ghana.
"Saya ingin melihat masjid yang tampak seperti masjid, saya ingin pergi dan berdoa dan konsentrasi penuh dalam doa saya serta tidak ada dentuman musik di kepala saya," lanjutnya.
Masjid Manhattan, merupakan salah satu dari dua masjid di daerah tersebut. Masjid itu berjarak hanya empat blok dari World Trade Center. Sebuah pintu dengan penunjuk sederhana bertuliskan "Masjid" mengarah dari trotoar ke ruang doa di bawah gedung itu.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama telah mendukung dibangunnya sebuah masjid dan pusat kebudayaan Islam di dekat bekas menara kembar World Trade Center (WTC) New York, Amerika Serikat (AS). Proyek ini mendapat tentangan keras dari kaum konservatif di New York.
Umat Muslim di Manhattan Mimpikan Masjid Layak
E Mei Amelia R - detikNews
New York - Rencana pembangunan masjid di dekat lokasi serangan 11 September 2001 di Manhattan, New York, terus menuai kontroversi dan perdebatan. Sementara itu, Umat Muslim yang berada di Manhattan mengaku hanya menginginkan beribadah dalam ketenangan.
"Kami ingin beribadah dengan tenang. Saya tidak ingin beribadah dan berkelahi dengan orang lain hanya karena masalah tempat. Jika masjid itu dibangun di sini, jika ada teroris, mereka pasti menyalahkan kami," kata Sheikh Hossein (42), asal Bangladesh seperti dikutip dari Reuters, Rabu (18/8/2010).
Selama bertahun-tahun, Muslim di Manhattan melaksanakan salat di ruang bawah tanah yang ramai. Mereka beribadah di sebuah lahan di bawah klub malam.
"Kamu tahu berapa banyak umat Islam di daerah ini? Pada hari Jumat jalan yang ada dibereskan, dan kami memiliki izin dari polisi untuk memblokir jalan-jalan," kata Saad Madaha (32), seorang konsultan asal Ghana.
"Saya ingin melihat masjid yang tampak seperti masjid, saya ingin pergi dan berdoa dan konsentrasi penuh dalam doa saya serta tidak ada dentuman musik di kepala saya," lanjutnya.
Masjid Manhattan, merupakan salah satu dari dua masjid di daerah tersebut. Masjid itu berjarak hanya empat blok dari World Trade Center. Sebuah pintu dengan penunjuk sederhana bertuliskan "Masjid" mengarah dari trotoar ke ruang doa di bawah gedung itu.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama telah mendukung dibangunnya sebuah masjid dan pusat kebudayaan Islam di dekat bekas menara kembar World Trade Center (WTC) New York, Amerika Serikat (AS). Proyek ini mendapat tentangan keras dari kaum konservatif di New York.
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar