Selasa, 31 Agustus 2010

[bali-bali] Apa-apaan ini Mbo?



Mbo Vieb yang sering "keliling" dan semeton sinamian,

Miris sekali saat membaca berita dibawah. Kapasitas selama ini hanya berbuat hal kecil-kecil saja bersama beberapa kawan di Jakarta. Tapi statistik menunjukkan angka yang fantastis.

Keberadaan Siswa di Bali
129.848 Orang Terancam ''Drop Out''
Denpasar (Bali Post)-
Bayang-bayang putus sekolah alias drop out masih menghantui ratusan ribu siswa di Bali dari jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK. Berdasarkan data dikumpulkan dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Provinsi Bali, saat ini di seluruh Bali tercatat 129.848 orang anak usia sekolah (usia 6-18 tahun) berasal dari keluarga miskin. Anak usia sekolah dari keluarga miskin inilah yang terancam hengkang dari bangku sekolah sebelum mengantongi ijazah yang diidam-idamkan lantaran ketiadaan biaya pendidikan.

Dihubungi Selasa (31/8) kemarin, Kepala Disdikpora Provinsi Bali I Wayan Suasta, S.H. tidak menampik, anak usia sekolah dari keluarga miskin di Bali cukup tinggi. Berdasarkan sebaran per kabupaten, ada tiga kabupaten yang ''mengoleksi'' anak usia sekolah dari keluarga miskin yang cukup tinggi yakni, Kabupaten Buleleng, Karangasem dan Bangli, di mana jumlah anak usia sekolah dari keluarga miskin masing-masing tercatat 41.716 orang, 34.633 orang dan 21.163 orang. Sedangkan kabupaten/kota lainnya di Bali mencatat jumlah anak usia sekolah dari keluarga miskin di bawah 10.000 orang. ''Dari sebaran angka per kabupaten/kota itu, kita bisa memprediksikan ancaman siswa putus sekolah tertinggi itu ada di Kabupaten Buleleng, Karangasem dan Bangli,'' katanya.

Meski angka anak usia sekolah dari keluarga miskin di seluruh Bali mencapai seratus ribu orang lebih, kata dia, angka siswa putus sekolah di Bali tidak terlalu tinggi. Saat ini, angka siswa putus sekolah di Bali tercatat 1.898 orang. Dilihat dari jenjang pendidikan, angka putus sekolah tertinggi terjadi di jenjang pendidikan SD yakni mencapai 863 orang, disusul SMP (455 orang), SMA (352 orang) dan SMK (228 orang). ''Faktor dominan yang menyebabkan seribu lebih siswa di Bali itu putus sekolah adalah alasan ekonomi. Mayoritas penyandang predikat drop out itu berasal dari kalangan keluarga miskin,'' katanya.

Guna mengantisipasi makin ''membengkaknya'' jumlah siswa putus sekolah karena alasan ekonomi, kata dia, Pemprov Bali sudah mengalokasikan dana pendamping Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp 10,74 miliar lebih untuk pendamping BOS SD dan Rp 8,79 miliar lebih untuk pendamping BOS SMP. Nantinya, setiap siswa SD berhak mendapat dana pendamping BOS Rp 25 ribu per tahun dan setiap siswa SMP berhak mendapat dana pendamping BOS Rp 50 per tahun dari Pemprov Bali. Sementara untuk menangkal bertambah panjangnya barisan siswa putus sekolah di jenjang pendidikan SMA/ SMK, Pemprov Bali mengalokasikan anggaran Rp 57,29 miliar lebih. Dana sebesar itu dikucurkan untuk seluruh siswa SMA dan SMK negeri/swasta di Bali dalam bentuk pemberian Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) kepada 76.771 orang siswa SMA dan 53.180 orang siswa SMK di Bali. ''Setiap siswa SMA dijatahkan BOP Rp 400 ribu per tahun dan siswa SMK dijatahkan BOP Rp 500 ribu per tahun. Khusus untuk siswa SD, SMP dan SMA/SMK yang berasal dari keluarga miskin, Pemprov Bali juga memberikan subsidi pendidikan dalam bentuk beasiswa siswa miskin kepada mereka,'' tegasnya. (kmb13)


ngurah beni setiawan
P Save a tree...please don't print this e-mail unless you really need to




__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Tidak ada komentar: