Desak Pemprov Tolak Anantara
Denpasar (Bali Post) -
Aksi turun ke jalan menentang eksploitasi Danau Buyan terus berlanjut.
Jumat (23/1) kemarin, giliran belasan aktivis yang tergabung dalam
Sahabat Wahana Lingkungan Indonesia (Walhi) Bali menggelar aksi damai
di depan Kantor Gubernur Bali, Renon. Mereka sempat berorasi dan
berpuisi untuk mendesak Gubernur Bali Made Mangku Pastika menolak
pencaplokan Danau Buyan oleh investor.
Yang menarik, para peserta aksi mengenakan topeng gambar wajah
Gubernur Pastika dan tanda tanya (?) yang merupakan simbol meragukan
sikap Gubernur dalam menyikapi proposal PT Anantara. Sahabat Walhi
Bali juga mengusung spanduk bertuliskan 'Buyan Untuk Rakyat, Bukan
Untuk Kerakusan', 'Stop Rasisme Lingkungan' dan berbagai poster
bernada penolakan.
Silih berganti peserta aksi menyampaikan orasi yang intinya meminta
Pemprov Bali bersikap tegas terhadap para investor yang jelas-jelas
ingin mengeksploitasi kawasan suci Danau Buyan. 'Buyan merupakan
kawasan ekologi genting karena Buyan merupakan kawasan strategis dan
penting bagi Bali. Pemberi izin investasi di kawasan itu hanya akan
memperparah kerentanan ekologi,' ujar Bobi Andalan, juru bicara aksi.
Bobi mengingatkan, saat ini saja ada investor yang sudah mendapat izin
berencana membangun 400 kamar vila mewah di dalam hutan. Meskipun
telah mengantongi izin pemanfaatan pariwisata alam dari Menhut, namun
peserta aksi menduga perizinan tersebut cacat hukum.
Sahabat Wahli Bali menyampaikan pernyataan sikap yakni; stop perusakan
lingkungan atas nama kerakusan investasi, mendesak Gubernur Bali Made
Mangku Pastika untuk menolak rencana proyek wisata alam oleh PT
Anantara dan menyerukan kepada seluruh masyarakat Bali sebagai
komponen masyarakat adat terdampak harus bersatu melakukan penolakan
terhadap proyek PT Anantara.
Penyampaian sikap ini mendapat tanggapan dari Sekda Provinsi Bali
Nyoman Yasa. Bersama Kepala BLH Bali Wardana, Sekda menemui para
peserta aksi dan mengajak mereka untuk berdialog di salah satu ruangan
Kantor Gubernur Bali. Aksi yang berlangsung sejak pukul 10.00 wita
kemarin itu mendapat perhatian luas dari para wartawan, baik media
lokal, nasional maupun perwakilan media internasional di Bali.
Kajian Komprehensif
Dalam dialog itu, aktivis lingkungan Ngurah Karyadi mengatakan, ada
kesan selama ini Pemprov bersikap pasif sebagaimana terlihat dalam
kasus Danau Buyan. Pemprov Bali melakukan kajian setelah mendapat
proposal dari investor. 'Jadi, ada kesan Pemprov malah didikte oleh
investor. Mestinya Pemprov punya inisiatif untuk melakukan kajian
strategis menyeluruh tentang daya dukung alam Bali,' desak Karyadi.
Kampus-kampus di Bali tidak kekurangan pakar untuk melakukan kajian,
bukan hanya dari dimensi lingkungan hidup dan ekonomi, tetapi juga
dari segi sosial, budaya dan religius. Karyadi mengingatkan, jangan
sampai Pemprov Bali malah mengikuti kajian yang dilakukan oleh pakar
yang dibayar investor, yang notabene akan mendukung rencana investor
kendati dalam kenyataannya merugikan Bali. Sebelum melakukan kajian
yang komprehensif, lanjut Karyadi, Pemprov bersama Pemkab/Pemkot di
Bali harus sepakat melakukan jeda atau moratorium pembangunan fisik di
Pulau Dewata.
Aktivis lainnya, Sri Widiaty, menambahkan dalam kajian itu, jangan
pernah dilupakan untuk mengikutsertakan komponen kearifan lokal.
'Sudah terbukti, kajian pakar saja tak cukup memadai,' ujar Widiaty.
Direktur Walhi Bali Agung Wardana mengatakan, kajian yang komprehensif
itu sangat bermanfaat. Sebab, sudah merupakan rahasia umum, dengan
kewenangan masing-masing lembaga otoritas perizinan, baik di pusat
maupun di provinsi dan kabupaten/kota memiliki kepentingan berbeda.
Akibatnya, rakyat yang kerap menanggung dampak negatifnya.
Sekda Nyoman Yasa dan Kepala Badan LH Bali Wardana menyatakan menerima
berbagai masukan dari para aktivis lingkungan tersebut. Keduanya
mengaku selama ini Pemprov memang memiliki keterbatasan-
namun tetap memiliki komitmen untuk menjaga Bali. Khusus mengenai
kasus Buyan, Sekda Yasa menegaskan, belum ada sikap apa pun dari
Pemprov Bali karena sedang melakukan kajian. (056)
Sabtu, 24 Januari 2009 Balipost
........
Sekolah bahasa Jepang http://PandanColleg
........
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar