Jumat, 30 Januari 2009

[bali-bali] Re: Bertengkar Sambil Menunggu Buyan Hilang

morning.. pasukans,
mumpung lagi complain , ikut satu nambah ya ( bukan soal agama).
saya dengar , kalau kita beli tanah di Trowulan ( Jowo).
perjanjian notarisnya akan ada clausenya yang menyatakan ,
kalau property tersebut tidak boleh dibangun pura.
Kalau di Bali diisi juga clause seperti itu ,tapi ditulis
property ini tidak boleh dibangun mesjid , apa kita
nggak dituduh SARA ya...... eng ..ing.. eng...

shanti is still smiling.


--- In bali-bali@yahoogroups.com, "yAnStOnE" <hiwayansukedana@...>
wrote:
>
> Kalau sudah begini siapa yg mau rugi?PT A yang sudah membeli
lahannya
> kan nggak mau rugi sudah jutaan Rp.habis,dan siapa yg menjual
lahan
> danau itu kok bisa,,,mohon dijelasi bagiteman2 yg tau masalah ini
> soalnya saya tidak tau runtutan masalahnya,,,wong dari nusa niki
> nggak tau soalnya nggak pernah lagi ke danau main2!Bagi para
PEGEDE2
> kan dia yang tau duluan dari organisasi yg kita punya atas
> kebawah/sebaliknya,jangan2 yah ini lah penyakit lama kalau sudah
duit
> masuk,,, urusan jadi belakangan,,kalau ribut2 nggak
apalah,,biarin
> semua ribut yang penting saya udah punya simpanan,nah ini lah yg
> bikin masalah tidak pernah ada buntut2nya,yah kalau sudah masuk
kamar
> sidang nih pasti ada negoisasi antara siA dan siB dan salih
salahkan
> di depan masyarakat,dan media,tetapi kalau sudah pertemuannya
selesai
> bagi2 hasil,ini bukanya menuduh ,,,,,yah,,tapi kayaknya begitu
> perkaliannya.
>
> Suksma;
>
> --- In bali-bali@yahoogroups.com, "wiranata" <wiranata@> wrote:
> >
> > Bravo Ton.
> >
> > Peace for Indonesia
> > Wr
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: Anton Muhajir
> > To: baliblogger ; bali-bali
> > Sent: Wednesday, January 28, 2009 9:36 AM
> > Subject: [bali-bali] Bertengkar Sambil Menunggu Buyan Hilang
> >
> >
> > http://www.balebengong.net/opini/2009/01/28/bertengkar-sambil-
> menunggu-buyan-hilang.html
> >
> >
> >
> > 28th January 2009
> > Bertengkar Sambil Menunggu Buyan Hilang
> > Oleh Rofiqi Hasan
> >
> >
> >
> > Ups. Firasat saya ternyata benar. Ketika dua pekan lalu, SMS
dari
> Mbak Santi , staf Humas Pemda Propinsi Bali melayang ke HP saya,
> feeling saya langsung berkata, bakalan terjadi kontroversi
> berkepanjangan mengenai danau buyan. SMS itu memberi tahu, pada
hari
> Jumat itu bakal ada paparan PT Anantara mengenai rencana investasi
di
> danau Buyan.
> >
> > Firasat itu makin kuat ketika dengan bersemangat saya berusaha
> menerobos masuk ke ruangan pertemuan pada pagi harinya. Di situ
sudah
> ada Gubernur Made Mangku Pastika (MMP) bersama staf lengkap dan
> Bupati Buleleng.
> >
> > Tapi baru saja saya mencoba melangkah ke pintu sambil
> bertanya, "bisa diliput kan?" pada Putu Suardika, Kepala Biro
Humas,
> dia langsung menjawab, "Enggak, enggak. Nanti saja!"
> >
> > Dan yang harus terjadi kemudian terjadilah.
> >
> > Kita semua tahu, hari-hari ini bola terus ditendang kalangan
> penolak investasi dengan berbagai alasan. Sasarannya jelas. MMP
> diminta untuk berkata tidak terhadap rencana investasi. Investasi
> dinilai bakal merusak lingkungan danau dan merusak kesuciannya.
> >
> > Saya tak mau berdebat soal itu. Tapi menurut saya, semua
> kontroversi sudah kehilangan konteks persoalan yang sebenarnya.
> Konteks yang tepat untuk soal ini adalah nasib danau Buyan yang
akan
> hilang terlepas dari ada atau tidaknya investasi. Soal ini
sayangnya
> hanya lamat-lamat saja disuarakan MMP.
> >
> > Dalam satu wawancara dia menyebut, 10 tahun lagi danau bisa
> hilang. Saat ini danau telah menyusut 60 ha. Tidak ada elaborasi
atau
> penjelasan apapun untuk mempertegas persoalan ini. Padahal inilah
> PERSOALAN BESARNYA.
> >
> > Wawancara seorang teman dengan Pusat penelitian Lingkungan
Hidup
> Unud mengungkap data Danau Buyan yang kini memiliki luas 478,33
> hektar telah mengalami penurunan permukaan sebanyak 5 meter pada
> periode 2003 – 2005. Memasuki tahun 2006, kondisi tinggi muka air
> danau makin menunjukkan penurunan yang signifikan.
> >
> > Ada tiga faktor penyebab turunnya muka air danau buyan. Yakni,
> curah hujan yang sangat rendah dalam lima tahun terakhir. Curah
hujan
> di kawasan danau pada musim kemarau biasanya mencapai rata-rata 70
> milimeter per bulan. Namun sejak tahun 2002, curah hujan di musim
> kemarau bisa hanya sekitar 0-5 mili meter.
> >
> > Penurunan muka air danau juga dipengaruhi oleh alih fungsi
lahan
> di sekitar danau. Kebun kopi yang memiliki fungsi resapan air yang
> sangat tinggi misalnya, kini beralih menjadi pertanian sayuran.
> >
> > Luasan kebun kopi di kawasan sekitar danau buyan pada 2003
hanya
> tersisa 14,32 hektar, dibandingkan tahun 1981 lalu yang mencapai
> 118,34 hektar. Selain itu, tercatat luas pemukiman sekitar danau
> meningkat dari hanya 58,06 hektar tahun 1981 menjadi 86,10 hektar
> pada 2003.
> >
> > Kini konteks persoalan sudah menyempit ke soal investasi. Dan
> saya tahu, untuk soal ini ada banyak trauma di kalangan aktivis
> lingkungan terhadap proyek-proyek pariwisata. Bagi mereka
moratorium
> atau penghentian sementara pembangunan adalah jawabannya. Meski
> moratorium jelas bukan jawaban untuk pertumbuhan ekonomi dan
> penyediaan lapangan kerja. Juga seringkali juga bukan pemecahan
> masalah bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar
lokasi
> proyek.
> >
> > Bagaimana pula dengan kondisi danau saat ini? Siapa yang mau
> mengeruk ulang? Siapa yang harus mempertahankan perkebunan kopi?
> >
> > Karena konteks persoalan yang tidak tepat, arah kontroversi
pun
> telah kehilangan relevansinya. Apa gunanya menolak investasi kalau
> danau Buyan tetap akan hilang juga. Well, menyuarakan penolakan
> tentu jauh lebih mudah dibanding benar-benar harus turun tangan
> menyelamatkan danau itu. Isu ini bahkan sudah diboncengi oleh
suasana
> menjelang pemilu dimana para politisi ingin memanfaatkan setiap
> kesempatan untuk mengkampanyekan dirinya.
> >
> > Pembicaraan sebenarnya harus lebih terarah pada upaya
pemecahan
> masalah itu. MMP menyatakan sedang melakukan kajian dari sisi
budaya,
> sosial, ekonomi, dll. Saya berharap hasil kajian secepat mungkin
> dikeluarkan dan bukan hanya menyangkut tawaran investasi PT
Anantara.
> Hasil itu mestinya berawal dari pemetaan yang kongkrit mengenai
> kondisi tata ruang, ekonomi dan sosial budaya di wilayah itu serta
> masalahnya ke depan. Lalu, sejumlah solusi yang komprehensif
hingga
> ke masalah teknis pembiayaan bisa ditawarkan.
> >
> > Investasi hanya salah-satu alternatif. Saya berharap PT
Anantara
> akan diberi kesempatan untuk melakukan presentasi terbuka kepada
> publik mengenai rencananya hingga soal skema pembiayaannya. Di
situ
> akan bisa dinilai, apakah yang mereka lakukan benar-benar langkah
> penyelamatan. Juga soal skema pembiayaan itu, jangan sampai
konsesi
> pengelolaan lahan kemudian digadaikan lagi ke pihak lain. Suara
> masyarakat di sekitar danau juga harus didengar. Karena merekalah
> yang bakal terkena dampak dari setiap kebijakan yang diambil.
> >
> > MMP benar ketika menyatakan, "Mari kita dengar dulu". Sayang,
dia
> belum mendorong agar bukan hanya kalangan pejabat yang mendengar,
> tapi seluruh masyarakat Bali harus diberi hak yang sama. Sayang,
> bahkan wartawan pun tak boleh meliput langsung paparan PT Anantara
> itu.
> >
> > Tanpa keterbukaan itu, gelindingan masalah akan tetap berporos
> pada penolakan investasi. Jaminan MMP bahwa dia akan tetap
> mempertahankan lingkungan dan peka terhadap masalah kesucian akan
> sulit diterima. Apriori terus terpupuk tanpa kejelasan masalah dan
> langkah untuk memecahkannya.
> >
> > Apalagi di era dimana histeria demokrasi belum usai
sepenuhnya.
> Histeria yang seringkali membuat orang melupakan prosedur
komunikasi
> yang sehat.Yakni untuk melakukan konfirmasi dan check and re-check
> sebelum menanggapi.
> >
> > Sekarang semua orang bicara dengan sudut pandang mereka
sendiri
> atau sudut pandang yang disodorkan media tanpa melakukan
pengechekan
> akan kebenarannya. Kini orang suka bicara dengan bahasa yang
ekstrim
> dan hitam putih seolah mereka yang paling benar. Esensi demokrasi
> sebagai ruang tawar menawar ide dan gagasan telah disabotase
sebagai
> alat untuk mengukuhkan eksistensi diri.
> >
> > Hmm, tiba-tiba kepala saya pusing sebelah. Mungkin karena saya
> merasa pendapat saya yang paling benar juga. Hiks.. Capek, deh. [b]
> >
> >
> >
> > --
> > Anton Muhajir | http://rumahtulisan.com
> >
>

------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:bali-bali-digest@yahoogroups.com
mailto:bali-bali-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
bali-bali-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: