Unenlightened governance: no libraries! —Nadeem Ul Haque
Terjemahan bebas.....
Ketika saya mengunjungi rumah teman saya yang kaya. Saya tidak melihat satupun buku disana. Perabotan rumah tangga yang bernilai jutaan dolar dan mobil sport yang harganya ratusan ribu dollar tapi gak punya buku satu pun. Orang kaya yang akan mengeluarkan ratusan juta untuk sekali makan malam namun tidak bisa membelanjakan ratusan ribu setahun untuk membeli buku.
Kami memiliki lima lapangan polo dan tiga lapangan golf di lahore; dan satu perpustakaan yang tidak terawat peninggalan jaman kolonial dan semacam perpustakaan formal birokratik yang kita dirikan enam tahun yang lalu. Paham kan seperti apa keadaan kami ?
Bahkan lahore memiliki lebih banyak kantor untuk kementrian ( sektar 3 atau 4 ) daripada perpustakaan. Tentu saja, bapak mentri kan lebih butuh ruang kantor daripada anak-anak kita yang butuh perpustakaan.
Apabila ada manusia luar angkasa mendarat di lahore, apa pendapat mereka tentang kita ?
" Mereka manusia terbelakang, pecinta kesenangan, pemuja kekuasaaan dan suka bermegah-megahan dengan sedikit perhatian terhadap pendidikan dan pembelajaran !"
Peradaban yang maju dan progressive dikenal oleh sejarah melalui perpustakaannya. Cinta terhadap buku telah membentuk sebuah peradaban sepanjang dari sumer, dimana disana ada perpustakaan dari tanah liat.
Untuk lebih memahami ini kita bisa lihat, bahkan mesir telah membangun sebuah perpustakaan baru yang megah di Alexandria untuk mengenang perpustakaan Alexandria yang terkenal zaman dulu kala.
Perpustakaan saat ini tumbuh berkembang di setiap negara maju dan progressive. Kebanyakan dari kita, ketika mengunjungi Museum British akan terpana oleh kebesaran ruang baca yang sejuk dari perpustakaan British yang terletak di jantung kota London. Website mereka dengan bangga menyatakan:' Kami menyimpan lebih dari 13 juta buku, 920.000 jurnal dan koran, 57 juta hak paten, 3 juta rekaman suara dan banyak lagi "
Orang Amerika, dalam sejarah awal mereka, dibangun oleh suatu peraturan kongress di perpustakaan kongress tahun 1800. " Saat ini perpustakaan kongress merupakan sumber daya di dunia yang tidak tergantikan. Menyimpan lebih dari 130 juta jenis termasuk lebih dari 29 juta buku katalog dan media cetak lainnya dalam 460 bahasa; lebih dari 58 juta manuskrip; Koleksi terbesar buku-buku langka di Amerika Utara; dan koleksi terbesar di dunia untuk bahan-bahan informasi resmi, film, peta-peta, skrip musik dan rekaman suara ."
Kebanyakan negara yang serius tidak hanya memiliki perpustakaan yang besar tapi juga memilki jaringan perpustakaan umum lokal yang luas. Kebanyakan komunitas di US dan Eropa dan banyak negara lainnya memiliki perpustakaan dengan sumber daya perpustakaan yang memadai. Di Inggris, jaringan ini mulai membangun dirinya di abad 17 dan 18 dan sekarang telah berkembang menjadi begitu besar dengan setiap daerah memiliki perpustakaan yang saling berdekatan. Di US, sekali lagi peraturan kongress mendirikan sistem perpustakaan umum di tahun 1850.
Dalam sejarah kita, kita telah membangun tempat tinggal pejabat pemerintahan seperti Istama Presiden, Rumah Kegubernuran, Rumah Kementrian dan banyak bangunan lain namun tidak ada perpustakaannya. Kita telah membangun banyak lapangan polo dan lapangan golf tetapi tidak membangun perpustakaan. Lahore, sebuah kota dengan peradaban yang kuno, sekarang telah memiliki lebih banyak lapangan polo daripada perpustakaan.
Pencarian untuk perpustakaan di internet hanya menghasilkan perpustakaan dari universitas dan perpustakaan organisasional. Ketika kamu pergi ke perpustakaan universitas dan perpustakaan organisasional, kamu akan melihat betapa menyedihkannya perpustakaan tersebut. Perpustakaannya hanya sedikit memiliki koleksi buku-buku dan dijalankan dengan penuh birokrasi dengan pembatasan ijin masuk yang parah dan waktu buka yang sebentar, yaitu selama jam kerja saja.
Perpustakaan nasional kita bahkan tidak mendapatkan tempat di pusat Constitution Avenue. Perpustakaannya berada jauh dibelakang kantor PM seolah-olah kita malu akan keberadaannya. Sebagaimana yang dinyatakan di website-nya, dibangun di atas tanah seluas 500 dibagi 100; Sedikit lebih luas dari satu acre adalah yang bisa disediakan oleh pemerintah untuk perpustakaan. Kita butuh 46 tahun untuk dapat menyetujui sebuah konsep perpustakaan nasional. Bahkan saat ini, Perpustakaan Nasional mempunyai 130.000 volume, 555 manuskrip, 45 gulungan mikrofilm, 845 majalah, dan 135 koran. Sungguh pencapaian yang hebat untuk peradaban kita yang besar. Saya bisa tambahkan bahwa koleksi ini bahkan tidak sebanding dengan perpustakaan umum biasa yang ada di negara yang maju.
Ketika sedang berada di pakistan, saya menyaksikan para birokrat kita dan komisi perencanaan kita memainkan permainan " Siapa yang bisa membelanjakan paling cepat uang APBN kita pada proyek-proyek buatan ". Saya melihat begitu banyak proyek aneh, seperti proyek pembuatan universitas yang megah yang dikontrakkan kepada suatu konsorsium yang tidak dikenal, kota tekstil, kota pakaian dan banyak lainnya. Saya bertanya dan berpikir kenapa kita tidak memiliki proyek untuk perpustakaan umum.
Kenapa kita tidak mendedikasikan, anggaplah sekitar Rs 50 juta untuk sebuah perpustakaan di 20 kota besar di negara kita dalam setahunnya ?. Itu hanya sekitar Rs 1 milyar setahun. Bukan jumlah uang yang besar kalo dibandingkan dengan project bermegah-megahan yang lain, perjalanan para VIP dan jumlah uang yang dibutuhkan untuk menanggung para VIP tersebut.
Namun aku diingatkan oleh seseorang yang membutuhkan suatu buku di Pakistan. Ketika aku mengunjungi rumah temanku yang kaya. Saya tidak melihat satupun buku di sana. Perabotan rumah yang bernilai jutaan dolar dengan mobil sport diparkir diluar rumah tapi tidak memiliki satu buku pun. Orang kaya yang membelanjakan ribuan dolar untuk makan malam namun tidak sedikitpun juga membelanjakan uangnya bahkan hanya ratusan dolar saja setahun untuk buku-buku.
Tidak ada manifesto dari partai politik kita bahkan yang menyebutkan mengenai perpustakaan. Jadi mungkin pemerintah benar; Tidak ada permintaan untuk perpustakaan di negara kita...
Begitupun kesimpulan tamu luar angkasa yang berkunjung.
Nadeem Ul Haque is former Vice Chancellor of PIDE. Email: nhaque_imf@yahoo.com
* An attempt of free translation
Ketika saya mengunjungi rumah teman saya yang kaya. Saya tidak melihat satupun buku disana. Perabotan rumah tangga yang bernilai jutaan dolar dan mobil sport yang harganya ratusan ribu dollar tapi gak punya buku satu pun. Orang kaya yang akan mengeluarkan ratusan juta untuk sekali makan malam namun tidak bisa membelanjakan ratusan ribu setahun untuk membeli buku.
Kami memiliki lima lapangan polo dan tiga lapangan golf di lahore; dan satu perpustakaan yang tidak terawat peninggalan jaman kolonial dan semacam perpustakaan formal birokratik yang kita dirikan enam tahun yang lalu. Paham kan seperti apa keadaan kami ?
Bahkan lahore memiliki lebih banyak kantor untuk kementrian ( sektar 3 atau 4 ) daripada perpustakaan. Tentu saja, bapak mentri kan lebih butuh ruang kantor daripada anak-anak kita yang butuh perpustakaan.
Apabila ada manusia luar angkasa mendarat di lahore, apa pendapat mereka tentang kita ?
" Mereka manusia terbelakang, pecinta kesenangan, pemuja kekuasaaan dan suka bermegah-megahan dengan sedikit perhatian terhadap pendidikan dan pembelajaran !"
Peradaban yang maju dan progressive dikenal oleh sejarah melalui perpustakaannya. Cinta terhadap buku telah membentuk sebuah peradaban sepanjang dari sumer, dimana disana ada perpustakaan dari tanah liat.
Untuk lebih memahami ini kita bisa lihat, bahkan mesir telah membangun sebuah perpustakaan baru yang megah di Alexandria untuk mengenang perpustakaan Alexandria yang terkenal zaman dulu kala.
Perpustakaan saat ini tumbuh berkembang di setiap negara maju dan progressive. Kebanyakan dari kita, ketika mengunjungi Museum British akan terpana oleh kebesaran ruang baca yang sejuk dari perpustakaan British yang terletak di jantung kota London. Website mereka dengan bangga menyatakan:' Kami menyimpan lebih dari 13 juta buku, 920.000 jurnal dan koran, 57 juta hak paten, 3 juta rekaman suara dan banyak lagi "
Orang Amerika, dalam sejarah awal mereka, dibangun oleh suatu peraturan kongress di perpustakaan kongress tahun 1800. " Saat ini perpustakaan kongress merupakan sumber daya di dunia yang tidak tergantikan. Menyimpan lebih dari 130 juta jenis termasuk lebih dari 29 juta buku katalog dan media cetak lainnya dalam 460 bahasa; lebih dari 58 juta manuskrip; Koleksi terbesar buku-buku langka di Amerika Utara; dan koleksi terbesar di dunia untuk bahan-bahan informasi resmi, film, peta-peta, skrip musik dan rekaman suara ."
Kebanyakan negara yang serius tidak hanya memiliki perpustakaan yang besar tapi juga memilki jaringan perpustakaan umum lokal yang luas. Kebanyakan komunitas di US dan Eropa dan banyak negara lainnya memiliki perpustakaan dengan sumber daya perpustakaan yang memadai. Di Inggris, jaringan ini mulai membangun dirinya di abad 17 dan 18 dan sekarang telah berkembang menjadi begitu besar dengan setiap daerah memiliki perpustakaan yang saling berdekatan. Di US, sekali lagi peraturan kongress mendirikan sistem perpustakaan umum di tahun 1850.
Dalam sejarah kita, kita telah membangun tempat tinggal pejabat pemerintahan seperti Istama Presiden, Rumah Kegubernuran, Rumah Kementrian dan banyak bangunan lain namun tidak ada perpustakaannya. Kita telah membangun banyak lapangan polo dan lapangan golf tetapi tidak membangun perpustakaan. Lahore, sebuah kota dengan peradaban yang kuno, sekarang telah memiliki lebih banyak lapangan polo daripada perpustakaan.
Pencarian untuk perpustakaan di internet hanya menghasilkan perpustakaan dari universitas dan perpustakaan organisasional. Ketika kamu pergi ke perpustakaan universitas dan perpustakaan organisasional, kamu akan melihat betapa menyedihkannya perpustakaan tersebut. Perpustakaannya hanya sedikit memiliki koleksi buku-buku dan dijalankan dengan penuh birokrasi dengan pembatasan ijin masuk yang parah dan waktu buka yang sebentar, yaitu selama jam kerja saja.
Perpustakaan nasional kita bahkan tidak mendapatkan tempat di pusat Constitution Avenue. Perpustakaannya berada jauh dibelakang kantor PM seolah-olah kita malu akan keberadaannya. Sebagaimana yang dinyatakan di website-nya, dibangun di atas tanah seluas 500 dibagi 100; Sedikit lebih luas dari satu acre adalah yang bisa disediakan oleh pemerintah untuk perpustakaan. Kita butuh 46 tahun untuk dapat menyetujui sebuah konsep perpustakaan nasional. Bahkan saat ini, Perpustakaan Nasional mempunyai 130.000 volume, 555 manuskrip, 45 gulungan mikrofilm, 845 majalah, dan 135 koran. Sungguh pencapaian yang hebat untuk peradaban kita yang besar. Saya bisa tambahkan bahwa koleksi ini bahkan tidak sebanding dengan perpustakaan umum biasa yang ada di negara yang maju.
Ketika sedang berada di pakistan, saya menyaksikan para birokrat kita dan komisi perencanaan kita memainkan permainan " Siapa yang bisa membelanjakan paling cepat uang APBN kita pada proyek-proyek buatan ". Saya melihat begitu banyak proyek aneh, seperti proyek pembuatan universitas yang megah yang dikontrakkan kepada suatu konsorsium yang tidak dikenal, kota tekstil, kota pakaian dan banyak lainnya. Saya bertanya dan berpikir kenapa kita tidak memiliki proyek untuk perpustakaan umum.
Kenapa kita tidak mendedikasikan, anggaplah sekitar Rs 50 juta untuk sebuah perpustakaan di 20 kota besar di negara kita dalam setahunnya ?. Itu hanya sekitar Rs 1 milyar setahun. Bukan jumlah uang yang besar kalo dibandingkan dengan project bermegah-megahan yang lain, perjalanan para VIP dan jumlah uang yang dibutuhkan untuk menanggung para VIP tersebut.
Namun aku diingatkan oleh seseorang yang membutuhkan suatu buku di Pakistan. Ketika aku mengunjungi rumah temanku yang kaya. Saya tidak melihat satupun buku di sana. Perabotan rumah yang bernilai jutaan dolar dengan mobil sport diparkir diluar rumah tapi tidak memiliki satu buku pun. Orang kaya yang membelanjakan ribuan dolar untuk makan malam namun tidak sedikitpun juga membelanjakan uangnya bahkan hanya ratusan dolar saja setahun untuk buku-buku.
Tidak ada manifesto dari partai politik kita bahkan yang menyebutkan mengenai perpustakaan. Jadi mungkin pemerintah benar; Tidak ada permintaan untuk perpustakaan di negara kita...
Begitupun kesimpulan tamu luar angkasa yang berkunjung.
Nadeem Ul Haque is former Vice Chancellor of PIDE. Email: nhaque_imf@yahoo.com
* An attempt of free translation
Get your new Email address!
Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar