itu benar adanya. Peristiwa terakhir (akhir pekan lalu) menurut LSM
pendampingan ODHA terjadi di Mengwi, suami istri terinfeksi HIV dengan
satu anak memutuskan terbuka pada keluarga soal status HIV-nya.
Sungguh malang, keterbukaan dibayar pengabaian, karena warga takut
tertular. Jenasah suami dimandikan tidak dengan sungguh-sungguh,
sampai pengabenan. Diperkirakan ada 4000 ODHA di Bali, sebagian besar
warga Bali. So what happen next?
2009/8/28 Ketut Santrawan <K_Santrawan@yahoo.com>:
>
>
> Memprihatinkan, kalau benar adanya.
>
>
> /
> Artikel Terkait:
>
> Asupan Makanan Bergizi Tingkatkan Kualitas Hidup ODHA
> Alat Tes HIV/AIDS Dikembalikan, ODHA Resah
> Hidup Bersama HIV/AIDS Sampai Mati
>
> Jumat, 28 Agustus 2009 | 15:39 WIB
>
> DENPASAR, KOMPAS.com - Masyarakat pedesaan maupun perkotaan di Pulau Dewata
> masih sulit hidup bersama orang dengan HIV/AIDS (ODHA) hidup di sekitar
> mereka, termasuk menerima jenazahnya. Kuatnya penolakan di masyarakat karena
> mereka masih khawatir dengan penularan penyakit yang dianggap mematikan
> tersebut dan minim informasi.
>
> Karenanya, kalang an tokoh agama di Pulau Dewata sepakat untuk membantu
> menghilangkan diskriminasi terhadap ODHA tersebut di masyarakat luas.
> Bantuan tersebut akan direalisasikan dengan membentuk tim relawan dari
> kalangan rohaniawan untukmenjadi pendamping tim relawan dari beberapa
> lembaga swadaya masyarakat yang sudah aktif ke masyarakat.
>
> "Kami prihatin dengan pola pikir masyarakat yang masih sempit mengenai
> HIV/AIDS. Bahkan, beberapa ODHA yang meninggal di rumah sakit tidak diterima
> baik keluarga maupun masyarakat rumah tinggalnya untuk di makamkan. Ini
> sangat diskriminatif dan kejam," kata Wakil Ketua Parisadha Hindu Dharma
> Indonesia (PHDI) Bali, Raka Santeri.
>
> Menurutnya, penolakan terhadap jenazah pun dalam ajaran agama Hindu tidak
> diperkenankan karena dianggap tidak menghormati yang meninggal. Karenanya,
> ia akan mengajak secara kelembagaan pemuka agama Hindu untuk bersama memberi
> pengertian masyarakat mengenai HIV/AIDS yang benar.
>
> Hal senada juga diungkapkan perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)
> Bali, Raichan Muchlis. Ia setuju tidak boleh adanya diskriminasi terhadap
> pengidap maupun yang meninggal karena HIV/AIDS ini. "Makanya penting untuk
> melakukan gerakan bersama untuk meyakinkan masyarakat penularan HIV/AIDS itu
> tidak secara langsung. Bahkan orang yang telah meninggal pun tidak akan
> menulari yang masih hidup," tegasnya.
>
> Sejak Januari hingga Juli tahun ini, sekitar enam jenazah ODHA yang
> meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah tidak diterima di keluarganya
> maupun desa adat tempat korban tinggal. Penolakan ini menyulitkan pihak
> rumah sakit dan aktivis LSM yang menangani.
>
> Roy Noldy, aktivis ODHA, menyesalkan keputusan warga desa adat yang menolak
> pasien meninggal tersebut. Bahkan, ia tidak menyangka pihak keluarga juga
> ikut tidak menerima kedatangan jenazah.
>
> Pada Februari lalu, seorang jenazah ODHA terpaksa dikremasi di Krematorium
> Mumbul karena keluarga dan desa adatnya tidak bersedia mendoakan dan
> melakukan upacara ngaben untuk korban. Keluarga membayar petugas krematorium
> untuk mengurus jenazah dengan biaya sekitar Rp 12 juta. "Kami benar-benar
> tidak habis pikir sehingga berharap para pemuka agama di seluruh Bali bisa
> membantu penyebaran informasi yang benar," ujar Noldy.
>
> Jumlah pengidap HIV di Bali dari 1987 sampai bulan Mei 2009 tercatat 2.829
> orang dan sebagian besar berada diusia 20 tahun hingga 39 tahun. Sepanjang
> tahun 2008 kematian akibat HIV ini berjumlah 255 orang.
>
> start: 0000-00-00 end: 0000-00-00
>
--
Luh De Suriyani
http://lodegen.wordpress.com/
------------------------------------
Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:bali-bali-digest@yahoogroups.com
mailto:bali-bali-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
bali-bali-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar