Jumat, 28 Agustus 2009

Re: [bali-bali] Masyarakat Bali Sering Tolak Jenazah ODHA

pak tut,

itu benar adanya. Peristiwa terakhir (akhir pekan lalu) menurut LSM
pendampingan ODHA terjadi di Mengwi, suami istri terinfeksi HIV dengan
satu anak memutuskan terbuka pada keluarga soal status HIV-nya.
Sungguh malang, keterbukaan dibayar pengabaian, karena warga takut
tertular. Jenasah suami dimandikan tidak dengan sungguh-sungguh,
sampai pengabenan. Diperkirakan ada 4000 ODHA di Bali, sebagian besar
warga Bali. So what happen next?

2009/8/28 Ketut Santrawan <K_Santrawan@yahoo.com>:
>
>
> Memprihatinkan, kalau benar adanya.
>
>
> /
> Artikel Terkait:
>
> Asupan Makanan Bergizi Tingkatkan Kualitas Hidup ODHA
> Alat Tes HIV/AIDS Dikembalikan, ODHA Resah
> Hidup Bersama HIV/AIDS Sampai Mati
>
> Jumat, 28 Agustus 2009 | 15:39 WIB
>
> DENPASAR, KOMPAS.com - Masyarakat pedesaan maupun perkotaan di Pulau Dewata
> masih sulit hidup bersama orang dengan HIV/AIDS (ODHA) hidup di sekitar
> mereka, termasuk menerima jenazahnya. Kuatnya penolakan di masyarakat karena
> mereka masih khawatir dengan penularan penyakit yang dianggap mematikan
> tersebut dan minim informasi.
>
> Karenanya, kalang an tokoh agama di Pulau Dewata sepakat untuk membantu
> menghilangkan diskriminasi terhadap ODHA tersebut di masyarakat luas.
> Bantuan tersebut akan direalisasikan dengan membentuk tim relawan dari
> kalangan rohaniawan untukmenjadi pendamping tim relawan dari beberapa
> lembaga swadaya masyarakat yang sudah aktif ke masyarakat.
>
> "Kami prihatin dengan pola pikir masyarakat yang masih sempit mengenai
> HIV/AIDS. Bahkan, beberapa ODHA yang meninggal di rumah sakit tidak diterima
> baik keluarga maupun masyarakat rumah tinggalnya untuk di makamkan. Ini
> sangat diskriminatif dan kejam," kata Wakil Ketua Parisadha Hindu Dharma
> Indonesia (PHDI) Bali, Raka Santeri.
>
> Menurutnya, penolakan terhadap jenazah pun dalam ajaran agama Hindu tidak
> diperkenankan karena dianggap tidak menghormati yang meninggal. Karenanya,
> ia akan mengajak secara kelembagaan pemuka agama Hindu untuk bersama memberi
> pengertian masyarakat mengenai HIV/AIDS yang benar.
>
> Hal senada juga diungkapkan perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)
> Bali, Raichan Muchlis. Ia setuju tidak boleh adanya diskriminasi terhadap
> pengidap maupun yang meninggal karena HIV/AIDS ini. "Makanya penting untuk
> melakukan gerakan bersama untuk meyakinkan masyarakat penularan HIV/AIDS itu
> tidak secara langsung. Bahkan orang yang telah meninggal pun tidak akan
> menulari yang masih hidup," tegasnya.
>
> Sejak Januari hingga Juli tahun ini, sekitar enam jenazah ODHA yang
> meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah tidak diterima di keluarganya
> maupun desa adat tempat korban tinggal. Penolakan ini menyulitkan pihak
> rumah sakit dan aktivis LSM yang menangani.
>
> Roy Noldy, aktivis ODHA, menyesalkan keputusan warga desa adat yang menolak
> pasien meninggal tersebut. Bahkan, ia tidak menyangka pihak keluarga juga
> ikut tidak menerima kedatangan jenazah.
>
> Pada Februari lalu, seorang jenazah ODHA terpaksa dikremasi di Krematorium
> Mumbul karena keluarga dan desa adatnya tidak bersedia mendoakan dan
> melakukan upacara ngaben untuk korban. Keluarga membayar petugas krematorium
> untuk mengurus jenazah dengan biaya sekitar Rp 12 juta. "Kami benar-benar
> tidak habis pikir sehingga berharap para pemuka agama di seluruh Bali bisa
> membantu penyebaran informasi yang benar," ujar Noldy.
>
> Jumlah pengidap HIV di Bali dari 1987 sampai bulan Mei 2009 tercatat 2.829
> orang dan sebagian besar berada diusia 20 tahun hingga 39 tahun. Sepanjang
> tahun 2008 kematian akibat HIV ini berjumlah 255 orang.
>
> start: 0000-00-00 end: 0000-00-00
>

--
Luh De Suriyani
http://lodegen.wordpress.com/


------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:bali-bali-digest@yahoogroups.com
mailto:bali-bali-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
bali-bali-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: