Senin, 31 Agustus 2009

[bali-bali] Racun Itu Kita Konsumsi Sehari-hari



curhat dikit sekalian bagi2 pengalaman. :)

http://www.rumahtulisan.com/30/08/2009/aneka-rupa/racun-itu-kita-konsumsi-sehari-hari.html

artikel lain ada pula di http://www.balebengong.net/kabar-anyar/2009/08/29/mari-beralih-ke-produk-pertanian-organik.html

--
Racun Itu Kita Konsumsi Sehari-hari

Sejak sekitar April lalu, aku dan istri sepakat mengganti menu makanan sehari-hari. Selain kami makin mengurangi makan daging, terutama ayam pedaging yang penggemukannya disuntik testosteron itu, kami juga beralih ke produk organik.

Soal daging, sekali lagi terutama daging ayam broiler, salah satunya karena dipicu tayangan di TV tentang bagaimana peternakan ayam itu berlangsung dengan sangat sadis. Mulai dari pengeraman yang dilakukan mesin, lalu si bayi ayam langsung bertemu besi dan baja ketika lahir, penyuntikan terus menerus dengan testosteron agar ayamnya gemuk, sampai pembunuhan ayam yang lebih tepat disebut pembantaian.

Tayangan di TV itu sangat membekas. Sejak itu, kami langsung sepakat. Mari berusaha sebisa mungkin tidak mengonsumsi daging ayam broiler. Kami masih mengonsumsinya sekali-kali. Tapi sangat jarang.  Daging lain seperti sapi dan kambing masih kami nikmati. Tapi ini toh juga jarang sekali. Sebulan belum tentu sekali.

Sebagai pengganti kami lebih banyak mengonsumsi ikan laut, tahu, tempe, udang, dan telur sekali-kali.

Selain mengurangi daging ayam itu tadi, kami juga pelan-pelan beralih ke produk pertanian organik terutama sayur dan beras. Kalau sebelumnya kami membeli beras dan sayur dari kios tetangga, kini kami membeli produk tersebut dari petaninya.

Seperti halnya niat mengurangi daging, niat untuk mengonsumsi produk organik itu juga karena ada pemicunya. Selain tayangan video tentang bisnis zat kimia di bidang pertanian kami juga melihat sendiri bagaimana petani menyemprotkan pestisida ke sayur mayur.  Zat-zat kimia untuk membunuh hama itu menempel di tomat, bawang, cabe, dan seterusnya.

Lalu, racun yang mengendap di sayur itu kemudian berpindah ke tubuh kita meski kita telah memasaknya. Kita meracuni tubuh kita sendiri, sadar tidak sadar. Ngeri..

Maka, makin yakinlah kami untuk beralih ke produk pertanian organik. Bukan hanya lebih sehat, juga karena dengan begitu kami lebih menghargai alam..

--
Anton Muhajir
www.rumahtulisan.com - Personal Blog
www.balebengong.net - Balibased Citizen Journalism



__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Tidak ada komentar: