Maaf semoga saya tidak lancang
Jika SBY adalah Jendral dengan nyali kecil seperti yang Pak katakan, saya justru geli. Mengutip Sun Tzu, saya justru menilai SBY ini Jendral belakang meja dan bukan Jendral lapangan. Jendral yang menyusun strategi, bukan memantik senapan. Jendral yang bernegosiasi, bukan yang menunggang kuda diiringi kavaleri. Tidak ada kaitan nyali dengan perang. Apa arti perang? setelah perang, lalu apa?
Wah … kalau mengutip Sun Tzu, kayanya Pak SBY ini bukan termasuk salah satunya
Jangankan dengan pemerintah Malaysia, ngurus masalah lapindo saja tidak tegas (sama Bakri aja takut….?)
Ada garis yang tipis antara sabar dan tidak bernyali
Waktu SMP saya diajarin guru, Terkadang untuk mencegah perang, perimbangan kekuatan adalah salah satu cara…..
Nah kalau Indonesia selalu dalam posisi lemah, maka kemungkinan perang akan segera terjadi.
Sungguh memprihatinkan, bahwa ada ( saudara kita..?) yang merasa kita akan kalah dengan Malaysia dalam 20 menit….
Ini menunjukkan kita sudah terjajah secara mental…..
Seandainya para pahlawan memikirkan kalah menang
Sampai saat ini bendera merah putih biru pasti masih berkibar seantero nusantara
Sepertinya semangat di Indonesia sudah berubah (semoga saya salah….)
Daripada mati berkalang tanah, lebih baik hidup terjajah….
MERDEKA
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar