Minggu, 02 Agustus 2009

[bali-bali] Pawedalan di Pura Agung Santi Bhuwana di Hari raya Saraswati



 
 
Pawedalan di Pura Agung Santi Bhuwana di Hari raya Saraswati
 
 
Saniscara Umanis Wuku Watugunung tanggal 1 Agustus 2009, seluruh umat Hindu dimanapun berada, baik itu di Bali, di Indonesia, ataupun di luar negeri, kembali larut dalam kekhusyukan persembahyangan Saraswati, yaitu hari Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati, manifestasi Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam fungsinya sebagai dewi ilmu pengetahuan yang di yakini akan mencerahkan dunia ini.
 
Hari raya yang di rayakan setiap 210 hari untuk memuja Dewi Saraswati ini, yang di lambangkan dengan Dewi yang cantik memegang Kitab Suci (lontar) yang bermakna Beliau membawa misi menyebarkan ilmu pengetahuan, tangan Sang Dewi membawa genitri, sebagai lambang bahwa ilmu pengetahuan itu berkembang tiada henti dan tidak ada habisnya. Genitri juga menyiratkan bahwa ilmu itu harus dicari dan dipelajari tiada henti. Jangan berhenti untuk belajar dan jangan pernah merasa tua untuk belajar. Belajar seumur hidup. Tangan Sang Dewi membawa wina, yang melambangkan simbol ilmu pengetahuan itu sebagai sesuatu yang indah dan orang yang berilmu hidupnya akan indah. Dewi Saraswati turun disertai unggas angsa, binatang cerdik yang bisa menemukan makanan di dalam lumpur. Makanan masuk ke perut, sedangkan lumpur tidak. Ilmu pengetahun pun demikian, harus disaring.
 
Dengan semakin tingginya tingkat kesadaran Umat hindu akan pentingnya ilmu pengetahuan (pendidikan tinggi) agar kita mampu untuk bersaing dan melaju di era globalisasi ini,  Umat Hindu di Belgia menggunakan momentum perayaan hari turunnya Ilmu pengetahuan ini sebagai hari pawedalan di Pura Agung Santi Bhuwana, dengan harapan makna yang tersirat dari hari raya Saraswati tidak hanya di maknai secara filosofis ataupun secara etimology (saras = "sesuatu yang mengalir" atau ucapan, dan wati = "memiliki") melainkan makna yang tersirat bisa di amalkan dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari..
 
 
Keberadaan Pura Agung Santi Bhuwana yang pada tanggal 18 May 2009 telah melaksanakan karya agung pecaruan, prayascita / pemlaspasan, mendem pedagingan, hingga ngenteg linggih, yang bila di tinjau dari keberadaannya yang  berlokasi di taman wisata konservasi Flora dan Fauna (Parc Paradisio) di Brugelette, serta bila di hubungkan dengan makna hari raya suci umat hindu, sesungguhnya memiliki pertalian yang erat dengan hari raya Tumpek Uye yang jatuh pada hari Sabtu Kliwon wuku Uye yang merupakan hari raya untuk penghormatan atau penyucian hewani, sehingga pada perayaan hari raya Tumpek Uye ini sarana upacara yang di persembahkan tidak ada yang memakai korban hewan.
 
Pun demikian dengan Tumpek Wariga (atau sebagian masyarakat bali mengenalnya dengan nama Tumpek Bubuh, Tumpek Uduh, Tumpek Pengatag, dll) yang jatuh pada hari Sabtu Kliwon wuku Wariga merupakan hari raya untuk penghormatan atau penyucian tumbuh-tumbuhan, sehingga pada perayaan hari raya Tumpek Wariga ini sarana upacara yang di persembahkan tidak ada yang memakai korban tumbuh-tumbuhan. Jadi kedua hari raya tersebut memiliki makna filosofis yang sama dengan maksud serta tujuan dari keberadaan Taman Wisata konservasi Flora dan Fauna Parc Paradisio yang terletak di Brugelette Belgium ini.
 
Namun menurut penuturan sesepuh umat hindu di Belgia yang membidangi Kerohanian bapak Ir. Made Sutiawijaya MBA, dengan mengacu kepada landasan pentingnya terus mengasah ilmu pengetahuan bagi setiap insan umat hindu sebagai bekal untuk melaju di era globalisasi ini, seperti yang tersirat dari hari raya Saraswati, pawedalan Pura Agung Santi Bhuwana ini akhirnya di tetapkan pada hari raya Saraswati yang jatuh pada hari Sabtu Kliwon wuku Watugunung.
 
Senada dengan Bapak Made Sutiawijaya, sesepuh umat hindu Belgia yang membidangi bidang kesenian, yaitu Bapak Made Agus Wardana S.St menambahkan, dengan tetap menjunjung tinggi akan makna yang terisirat pada hari raya Tumpek Uye dan Tumpek Wariga yang juga jatuh di hari Sabtu, umat hindu di Belgia bersama umat hindu yang berdomisili di eropa lainnya juga akan tetap melaksanakan persembahyangan bersama di Pura ini.
 
Bapak Made Agus Wardana yang juga membidangi hubungan kemasyarakatan di banjar santi Belgia ini akan jauh-jauh hari sebelum datangnya hari raya Tumpek Uye dan Tumpek Wariga akan menyebarkan undangan (menginformasikan) kepada umat hindu yang berdomisili di eropa lainnya, seperti di jerman, belanda, perancis, Swiss, dll, lewat email ataupun lewat Facebook.
 
 
Upacara Pawedalan di Pura Agung Santi Bhuwana yang bertepatan dengan hari raya saraswati tanggal 1 Agustus 2009 kemaren berlangsung secara khusuk.. Umat Hindu yang bersembahyang di Pura tidak hanya datang dari Belgia, namun juga datang dari Jerman (Stuttgart, Frankfurt, Berlin, Hamburg), Swiss, Belanda, Perancis, dan bahkan ada yang datang dari Bali. layaknya upacara piodalan Pura yang ada di Bali ataupun di indonesia lainnya, Sebelum persembahyangan di mulai, Made Agus Wardana selaku koordinator kesenian bersama beberapa anggota sekehe gamelan Saling Asah Belgia seperti Mr. Eddy Pauwels, Wayan Sudiartawan, dll, "ngaturang ngayah" megambel, diikuti oleh para ibu-ibu bali yang "ngaturang ngayah" menyumbangkan tari-tarian rejang dewa dan panyembrama seperti Ibu Ir. Ida Ayu Astarini MSc. Ph.D, Ibu Ketut Sri Artini ST. M.Sc, Ibu Lani Dewer, Ibu Putu Heny Schmedtmann, Ibu Nelly Riedi, dll
 
 
Setelah berakhirnya tarian, persembahyangan pun di mulai dengan Trisandya bersama dan manca puspa yang di pimpin oleh bapak Ir. Made Sutiawijaya MBA. Cuaca yang cukup cerah di Musim Panas saat ini dengan terik matahari yang cukup menyengat, membuat suasana persembahyangan di Pura Agung Santi Bhuwana ini benar-benar terasa seperti bersembahyang di Pura di Bali.
 
Pura Agung Santi Bhuwana yang terletak di areal Taman Wisata Parc Paradisio yang memang ramai di kunjungi wisatawan di akhir pekan, mengingatkan saya akan jalannya persembahyangan di Pura di Bali yang banyak di kunjungi wisatawan juga seperti di Besakih, Pura Tanah Lot, ataupun Pura Uluwatu, dll.
 
Sementara umat hindu yang berjumlah sekitar 90 orang bersembahyang secara khusuk di areal Pura Agung Santi Bhuwana, para wisatawan di luar area pura sibuk mendokumentasikannya lewat foto dan video. Setelah selesainya persembahyangan, para wisatawan begitu antusias bertanya tentang Pura, tentang Hindu, tentang jalannya Upacara, dll, dan umat hindu yang fasih berbahasa perancis pun dengan senang hati menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
 
 
Dengan pertimbangan untuk lebih memperkenalkan tentang Bali, tentang Hindu, tentang makna hari raya suci umat hindu kepada masyarakat eropa yang belum memiliki kesempatan mengunjungi Bali, Mr. Eric Domb, President Director Parc Paradisio yang mewujudkan berdirinya Pura Agung Santi Bhuwana ini, mengharapkan kepada komunitas umat hindu di Belgia untuk bisa mengajukan jadwal persembahyangan yang akan di laksanakan di Pura Agung Santi Bhuwana.
 
Sehingga  dengan adanya susunan jadwal persembahyangan di hari raya tertentu, seperti pawedalan di hari raya Saraswati yang jatuh di hari Sabtu Kliwon wuku Watugunung, hari raya Tumpek Uye yang jatuh di hari Sabtu Kliwon wuku Uye, hari raya Tumpek Wariga (Tumpek Pengatag, Tumpek Bubuh) yang jatuh di hari Sabtu Kliwon wuku Wariga, serta hari purnama yang datang setiap bulannya, Pihak Parc Paradisio bisa menginformasikan jadwal persembahyangan ini kepada wisatawan tertentu "specific visitor" yang sekiranya memiliki ketertarikan tidak hanya perihal kelestarian Flora dan Fauna tetapi juga memiliki ketertarikan di bidang Budaya "culture" atau bidang keagamaan.
 
Untuk permintaan ini, sesepuh umat hindu di belgia sudah merembugkannya  dan menyepakati bahwa setiap hari raya suci umat hindu yang jatuh di hari Sabtu atau minggu umat hindu akan melaksanakan persembahyangan di Pura Agung Santi Bhuwana. Penjelasan serta makna yang tersirat dari hari raya suci umat hindu yang di rayakannya akan pula di jelaskan dengan detail, sehingga pihak Parc Paradisio bisa menginformasikannya dengan jelas kepada para wisatawan tertentu ini.
 
 
Kesempatan berbincang-bincang yang saya miliki ketika bertemu dengan Mr. Eric Domb di luar area Pura, membuat saya terkagum-kagum akan kepribadian dari Mr. Eric Domb.  Dengan wawasannya yang luas serta ketulus hatiannya yang sudah mewujudkan berdirinya Pura hindu ini bagi kami umat hindu di Eropa, beliau mengajarkan kepada kita umat hindu di eropa tentang bagaimana mengatur serta menyusun jadwal persembahyangan upacara secara rapi sehingga kita bisa menginformasikan kepada masyarakat eropa pengunjung Taman Wisata Parc Paradisio ini yang memiliki minat tertentu (baik itu perihal hewani dalam hubungannya dengan hari raya suci umat hindu Tumpek Uye, perihal tumbuh-tumbuhan dalam hubungannya dengan hari raya suci umat hindu Tumpek Wariga, perihal merayakan turunnya ilmu pengetahuan dalam hubungannya dengan hari raya umat hindu Hari Saraswati, dll) bisa hadir disaat kita umat hindu merayakannya di Pura Agung Santi Bhuwana dan tentunya bisa bediskusi secara aktif dengan umat hindu yang ada saat itu.
 
Setuju dengan Mr. Eric Domb, dengan semakin berkembangnya jaman yang menuntut kita untuk selalu merencanakan sesuatu dengan cara profesional, memang sepantasnyalah kita mengikuti perubahan jaman yaitu menyusun jadwal persembahyangan kita secara profesional pula, yang di sesuaikan dengan Desa Kala Patra. sesuai saran Mr. Eric Domb, kesempatan berbagi informasi kepada masyarakat eropa bisa kita laksanakan di saat kita melaksanakan persembahyangan di Pura ini.
 
dan juga kesempatan untuk bertemu dan berkumpul dengan umat hindu yang ada di eropa untuk lebih mejalin dan mempererat tali persaudaraan menyama braya bali bisa juga kita laksanakan seperti yang di ungkapkan Ibu Gusti Suputri Sudjiwa (Ketua Nyama Braya Bali Jerman yang datang dari Berlin). Senada dengan Ibu Suputri, Ibu Luh Gede Juli Wirahmini penggagas pendirian Pura di Hamburg yang terbang langsung dari Hamburg, berharap dengan keberadaan Pura Agung Santi Bhuwana di Belgia ini bisa mempererat jalinan tali persaudaraan semua umat hindu yang ada di eropa.
 
 
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati saya panjatkan doa kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa semoga Mr. Eric Domb beserta keluarga beliau selalu dalam lindungannya. dan tak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada panitia perayaan hari raya Saraswati dan pawedalan Pura Agung Santi Bhuwana yaitu umat hindu di Belgia, serta pihak-pihak yang telah medana punia konsumsi seperti sesepuh umat hindu di belgia Bapak Putu Ardana dan kawan-kawan, sehingga kami umat hindu di eropa setelah melaksanakan persembahyangan bersama bisa melaksanakan makan bersama, yang mengingatkan kami akan suasana kampung halaman di bali dan mengobati kerinduan akan menu-menu masakan balinya.
 
Semoga Ida Sang Hyang Widi Wasa selalu melindungi kita semua.



__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Tidak ada komentar: