MOHON TIDAK ADA YANG TERSINGGUNG, INI HANYA OPINI SAJA
DI DUNIA MAYA AKU MELESATKAN JERITAN HATI........
SEANDAI AKU ORANG BALI:
“Aku yang terus menyalahkan masa lalu, menduga kesalahan itu warisan yang hidup: AKU tidak bisa ngajum(baca: berani), pasti tidak berani menghadapi kenyataan; tidak akan berani menghadapi tindakan; miskin kejernihan dan kearifan; biarpun berjalan ke seluruh negeri, pastilah petanya tersesat
(kayaknya itu aku yang menyoalkan kasta) padahal: kenyataan yang sekarang bukanlah kebenaran, itu proses
kalau membedahnya memakai pisau realitas" sekarang ini jaman feodal paling menindas
habis seluruh isi kemanusiaaan
bicara strategi budaya bali, bicara soal survive...; setiap masa ada caranya bertahan
kini? rancu sekali.
menyoal gelaran....
i gusti, dsbnya....itu tata krama negara, sebelum bali masuk wilayah indonesia: kalau ada campurtangan belanda....emangnya aku ini taen sube melawan belanda...?
sampai sekarang pun mekejang natak ken turis
kalau nama itu masih dipakai.....apakah semua nama suku, klan....di sluruh dunia akan dihilangkan...
persoalan individualku, kok aku pakai menyoal tata krama yang dahuluya memang kait mengkait dengan proses perubahan suatu pembangunan peradaban
lihatlah indonesia sekarang, lihatlah sistem feodal dalam konteks islam...'
akhirnya: kyai modern, kyai prime time menjadi disucikan atas nama televisi'
apakah kemudian berani ada yang kritis terhadap 'proses penjilatan' dalam kasta baru seperti sikap menjilat pemimpin partai dan agama?
kalau soal lungsuran.....
sekarang boleh dipertanyakan?
siapa yang tidak makan lungsuran kapital?
lungsuran korupsi?
ntar kalau pola tata kramanama, adat, kearifan diambil luar negeri... na.. gimana jadinya?
coba bayangkan: orang bali yang tidak aktif dalam kehidupan kewajiban sosial: ke banjar, dsbnya....selalu ribut
kasi teori-teori paling hebat soal keseteraan, tapi paling eksploatatif kalau sudah tampil di depan publik di luar bali
perhatikan Aku yang bersuara keras....pasti karena merasa terbebani dengan kewajiban sosial....
maunya kan mudah dan enak, kayak turis....tapi kalau bicara humanis, di depan
Aku mengingatkan diri : Ayolah sibuk kenken pang bali realitas menghadapi masalahnya yang realitas
'apa realitas' ngomong kasta....???????
pengakuan dari masyarakat itu tetap perilaku
soal lungsuran, soal nama, itu teknis saja
apakah kaum yang sekarang, bisa menciptakan tata krama baru kecuali meniru tata krama barat?
memangnya resepsi, cocktail party tidak membedakan orang?
apakah protokol itu tidak mengkelaskan orang?
kritis terhadap masa lalu, lalu kepada soal pewarisan teknis kini: tanpa kritis terhadap persoalan pertumbuhan feodal baru atas nama kapital dan ketidakpercayaan diri....itu bangkrut namanya!!
apakah jika jadi guru besar, dosen, tidak ada proses protokolernya
perhatikan soal lungsuran...
apa kabar para pelayan makanan di seluruh dunia?
apakah semua bebas lungsuran?
dan apakah jika keluarganya menyarankan jangan makan-makanan bekas itu salah?
lihat konteksnya dong.... (duh aku...)
jilid I to be continued.......
J vieb
From: bali-bali@yahoogroups.com [mailto:bali-bali@yahoogroups.com] On Behalf Of Sugi LanĂºs
Sent: 19 September 2009 7:28
To: bali-bali@yahoogroups.com
Subject: Re: [bali-bali] Re: Lungsuran.....
Cok yang baik,
Bukan laku. Realitasnya ada. Cuma orang mendiamkannya. Implikasi buruknya sebenarnya bukan soal lungsuran Cok, tapi bahasa Bali tak laku. Orang Bali tak meminati bahasa Bali krn bahasa ini bertingkat dan yg mendapat untung "triwangsa".
Kenapa demikian? Seorang pernah mengerutu di depan saya, "Bagaimana saya harus berbahasa singgih dgn anak kecil (dari triwangsa), sementara dia yg masih kecil seenaknya menjawab dgn bahasa lumrah kepada saya yg sdh tua?".
Di Sunda tingkatan bahasa sorsinggih basa sesuai senioritas, bukan latar belakang gelar, maka Sunda menjadi bahasa yg sangat populer di kampung halamannya. Bahasa Bali? Sor singgih berdasar gelar atau latar belakang "setting kolonial".
Ini sebuah contoh cerita dari kampung saya. Seorang Ida Bagus, seorang guru SD asal non-Buleleng ditempatkan di wilayah Seririt, kebetulan penghobby catur. Ketika mulai dekat dg guru2 lain, dia mengajak teman2nya main catur. Guru2 asal Buleleng kalo ma in catur biasa saling "amah" (makan). Makan Ida Bagus ini terkaget ketika guru lain menganjurkan dia "ngamah". Temannya menganjurkan, "Gus amah gen kudane!" "Amah mentrine! Amah pione!" Dstnya.
Paman saya yg satu sekolah dg dia, berulang2 menceritakan cerita itu. Katanya, "Masak kita menganjurkan 'makan' dlm permainan catur dg kata 'ajeng jarane Gus'?"
Saya meminati isu kasta ini krn semenjak belajar teori Weberian dan subaltern, ternyata ini bukan soal sederhana. Setidaknya dari kaca mata social science sangat menarik. Ini motive saya.
Sorry, pas nulis email ini gempa.. Mlaib malu raga Cok..
Om Shanti,
SL
From: "Don Raka" <rakabali78@yahoo.com>
Date: Fri, 18 Sep 2009 14:35:50 -0000
To: <bali-bali@yahoogroups.com>
Subject: [bali-bali] Re: Lungsuran.....
Hmmm....,
Ternyata topik soal kasta masih cukup laku di bali, terbukti dari thread ini yang "berhasil" dapat 20 responses dalam tempo kurang dalam seminggu. I congratulate myself for being a good propokator....
xixixixi
-Raka-
--- In bali-bali@yahoogroups.com, "rakabali78" <rakabali78@...> wrote:
>
> Kepala yang mana dulu? Ha ha ha....
>
> Makasi atas inputnya soal kasta :D Suka lucu aja kalau denger masih ada yang jumawa dengan itu....
>
> -Raka-
>
> --- In bali-bali@yahoogroups.com, imcw <imcw06@> wrote:
> >
> > Sahabatku rakabali78,
> >
> > Lha, kalau sudah jadi istri khan sang istri ikutan naik kastanya.
> > Kalau nggak, masa' pas bergumul di tempat tidur sang istri tidak boleh
> > pegang kepala sang suami? :)
> > --
> > i made cock wirawan
> > --------------------------------------
> > http://komputeraktif.wordpress.com
> >
> > Tulisan anda pada hari Senin 14 September 2009, jam 17:17:17 :
> >
> > r> Wah, kalau iya, repot dong. Kalau misalnya istri sendiri dari
> > r> kasta lebih rendah gimana dong, masak gak boleh berbagi lungsuran
> > r> ama istri? Kalau begitu, mungkin ada benarnya kata tante saya untuk
> > r> tidak nikah ama orang yang dari kasta lebih rendah..., harus
> > r> cokorda..., minimal anak agung lah....
> >
> > Quotes : Stop Korupsi
> >
>
__._,_.___
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar