Sayangs aya tidak mempunyai uang sebanyak itu; seandainya saja mempunyai uang pasti saya akan ikut ambil bagian dalam proses pembelian..LOL.
Salah satu alasan kenapa saya selalu menolak melewati daerah Batur kecuali Kintamani (karena shortcut ke Bondalem) sebetapaun inginnya saya melihat Penelokan sambil mengingat masa kecil.
Begitu banyak retribusi yangs aya sendiri tidak mengetahui secara pasti apakah akan benar-benar masuk PEMDA atau apalah nama instansinya!
Beberapa kali di sampai awal 2000-an Taxi yang membawa satya ke Bondalem di stop dan di mintai uang membuat saya merasa tidak nyaman sebagai pembayar pajak.
Bangli/Batur dans ekitarnya benar-benar seperti wilayah asing diBali buat saya
Salam
W
--- In bali-bali@yahoogroups.com, Anton Muhajir <antonemus@...> wrote:
>
> http://balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=21128
>
> 30 September 2009 | BP
> Gunung Batur Ditawar Rp 15 Miliar
> Wabup Bangli: Tak Ada Aturan Jual Gunung
>
> Bangli (Bali Post) - Demi mengembangkan pariwisata Kintamani agar lain
> daripada yang lainnya di Bali, Jero Wijaya, salah satu pelaku pariwisata di
> Kintamani yang juga anggota DPRD Bangli periode 1999-2004, Selasa (29/9)
> kemarin, dalam dialog menggugah kesadaran pembayaran Pajak Hotel dan
> Restoran oleh Dispenda Bangli melontarkan pernyataan mengejutkan. Jero
> Wijaya menawar Gunung Batur, Kintamani dalam sistem kontrak permanen selama
> sepuluh tahun dengan nilai Rp 15 miliar.
>
> Bahkan jika diizinkan pemerintah, pembayaran kontrak selama sepuluh tahun
> itu bakal direalisasikan per awal Januari 2010. Kontan saja, penawaran yang
> dinilai nyeleneh itu membuat Wabup Bangli, I Made Gianyar, serta sejumlah
> pejabat penting lainnya gelagapan. Menurut Jero Wijaya, selama ini
> pengembangan pariwisata Kintamani belum maksimal. Untuk menarik wisatawan,
> diperlukan perubahan secara radikal. Jika pemerintah menghendaki dan
> berorientasi uang untuk membangun pariwisata, pihaknya siap mengembangkan
> pariwisata Kintamani. Salah satunya, dengan membeli Gunung Batur seharga Rp
> 15 miliar. Tidak untuk dimiliki, melainkan hanya kontrak selama sepuluh
> tahun. Selanjutnya, pihaknya akan mengembangkan berbagai atraksi wisata di
> Gunung itu. "Jika pemerintah setuju, saya akan kontrak Gunung Batur selama
> sepuluh tahun. Banyak atraksi pariwisata di sana yang bisa dikembangkan,"
> ujarnya.
>
> Dilanjutkannya, kini banyak kejanggalan sistem pengelolaan wisata tracking
> oleh HPPGB. Salah satu contohnya, belum lama ini pihaknya memiliki wisatawan
> yang menginap di hotel miliknya, hendak melakukan wisatawa tracking. Tentu
> saja karena itu menyangkut citra dan keamanan wisatawan, pihaknya yang juga
> memiliki sekitar 30 pemandu wisata tracking merealisasikan niat wisatawan
> itu. Ternyata, HPPGB berpandangan lain dan menyiapkan pula dua orang pemandu
> wisata.
>
> Sebagai kompensasi, wisatawan itu harus membayar Rp 250 ribu. Ironis, di
> akhir acara pramuwisata miliknya diberikan Rp 50 ribu sementara sisanya Rp
> 200 ribu disinyalir masuk kantong pribadi HPPGB. Artinya, terjadi kebocoran
> atas retribusi.
>
> Selain persoalan itu, dirinya mensinyalir ada oknum guru berstatus PNS yang
> ikut mejadi pemandu wisata di sana. Untuk itu, pemerintah agar bertindak
> cepat dan menjatuhkan sanksi yang tegas kepada oknum PNS tersebut.
>
> Menanggapi hal itu, Wabup Bangli I Made Gianyar mengatakan pihaknya belum
> melihat ada aturan membolehkan menjual gunung. Tetapi jika seorang Jero
> Wijaya saja sudah berani menawar sebesar itu, tentunya akan ada income yang
> dihasilkan sebagai seorang pengusaha. Artinya, kenapa gunung itu harus
> dijual dan kenapa tidak dikelola oleh pemerintah. "Dengan target harus bisa
> menghasilkan Rp 25 miliar selama sepuluh tahun, atau dua kali lipat dari
> penawaran itu," tanyanya.
>
> Menyangkut adanya oknum PNS yang menjadi pramuwusata sebagaimana tuduhan
> Jero Wijaya, diminta satuan kerja dan staf ahli melakukan penelusuran atas
> kebenaran informasi itu. Tentu saja, akan diambil pengkajian secara matang
> sebelum keputusan diambil. "Kami akan kaji semua usulan Jero Wijaya itu,"
> ujarnya.
>
> Selain mengomentari usul Jero Wijaya yang menawar Gunung Batur seharga Rp 15
> miliar, Wabup menyayangkan sikap acuh serta input yang dihasilkan Disbudpar
> Bangli selama ini. Kata dia, ketika Kadisbudpar dihubungi berkaitan rencana
> dialog ini, justru melontarkan alasan tidak bisa hadir lantaran akan
> berangkat menuju Australia mendampingi Kadisbudpar Provinsi Bali. Dalam
> catatan pihaknya, keberangkatan Kadisbudpar Bangli ke luar negeri sudah
> kedua kalinya. "Namun apa hasil dari jalan-jalan itu, ternyata pariwisata
> Bangli masih jalan di tempat. Semestinya seorang Kadis harus jauh lebih
> pintar daripada bupati atau wakil bupati. Karena bidang yang digeluti hanya
> satu dan harus terfokus. Bukan sekadar jalan-jalan yang ternyata sangat
> ironis tidak memberi nilai tambah atas pengembangan pariwisata Bangli,"
> tudingnya dengan nada tinggi. (kmb17)
>
> --
> Anton Muhajir
> www.rumahtulisan.com - Personal Blog
> www.balebengong.net - Balibased Citizen Journalism
>
------------------------------------
Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:bali-bali-digest@yahoogroups.com
mailto:bali-bali-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
bali-bali-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar