Beberapa waktu lalu Kompas juga menulis tentang nasib bank-bank di Indonesia yang sebagian besar dikuasai perusahaan asing. Dua yang terbanyak, kalau tidak salah, adalah Singapura dan Malaysia.
Kita memang lebih suka hal-hal sekejap dibanding yang bersifat laten begini. Kita lebih sigap memeriksa orang masuk Gilimanuk ketika bom sudah terjadi dibanding untuk terus menerus sadar untuk memeriksa keamanan.
Begitu pula dengan Tari Pendet. Semua langsung jadi nasionalis ketika tari ini dipertontonkan Malaysia dalam iklan pariwisatanya.
Sekalian jadi Jaka Sembung. Ngeblog lagi, yuk. :)
2009/8/24 Alit Panyonk Suarsawan <suarsawan@gmail.com>
Saya sangat menghargai pendapat para sahabat dlm hal pembelaan hak - hak kekayaan budaya kita atas Malaysia, tapi jangan pula lupa untuk melihat posisi pangan kita saat ini. Sungguh mengkhawatirkan, katanya negara maritim kepulauan, koq bisa GARAM pun harus impor...
--
Anton Muhajir
www.rumahtulisan.com - Personal Blog
www.balebengong.net - Balibased Citizen Journalism
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar