Boleh urun rembug tohh…
Saya berpendapat hasil budaya bangsa
Satu: Mereka adalah bangsa miskin budaya, sehingga untuk promosi dan eksistensi diri mesti mencuri, merampas, mengangkangi milik bangsa lain.
Dua, Mereka adalah bangsa pongah diri, tidak memiliki rasa malu dengan mengklaim hasil budaya bangsa lain sebagai buah budaya bangsa sendiri.
Tiga, Mereka adalah bangsa tidak kreatif, sehingga untuk promosi saja harus menjiplak budaya bangsa lain.
Empat, mereka adalah bangsa yang merasa jajahannya
Saya juga berpendapat bahwa Bangsa
Satu, mana yang lebih keren menggunakan Bahasa Jawa (bahasa daerah lah) atau bahasa Arab?
Dua, mana yang lebih berbudaya menggunakan pakaian
Tiga, mana yang lebih intens untuk dibela bial ada yang menghina tokoh
Empat, mana yang lebih sering dikumandangkan lagu kroncong, lagu daerah atau lagu bahasa negera asing?
Sehingga, tidak jadi soal
Terima kasih,
MADE SUWENTEN
From: bali-bali@yahoogroups.com [mailto:bali-bali@yahoogroups.com] On Behalf Of Riko
Sent: Saturday, August 22, 2009 17:43
To: bali-bali@yahoogroups.com
Subject: Re: [bali-bali] Fw: TARI PENDET + OLEG DI KLAIM
Bukan cuman pendet, Oleg juga di claim kayaknya.
Tadi baru saya baru liat iklan acara "Enigmatic Malaysia" yang posternya ada tari Oleg (bagian cewek).
Acaranya di siarin di Discovery Channel. Saya blom nonton, premier nya besok jam 6 sama jam 11 malem.
2009/8/21 Sugi Lanús <sugilanus@gmail.
Dear all,
Kita berurusan
Kawan saya Radhar Panca Dahana sangat benarnya: "Masak presiden kita nyanyinya lagu pop mlulu?"
Sesekali SBY bikin album kumpulan lagu daerah termasuk Rasa Sayange di dlmnya, ini
Diplomasi kebudayaan intinya.
Monto gen, liu munyi lek ati.
Suksma,
SL
From: Ni Made Dwidiani
Date: Fri, 21 Aug 2009 10:35:32 +0100
To: <pcmibali@yahoogroup
Subject: PCMI: TARI PENDET DI KLAIM
Dear all,
Mungkin sdh tahu yaa?
Malaysia Klaim Tari Pendet Bali
By Republika Newsroom
Rabu, 19 Agustus 2009 pukul 19:09:00
TARI PENDET: Seorang nenek yang mendet saat "Usaba Sambah" di Pura Puseh, Sengkidu Karangasem.
Budayawan, Radhar Panca Dahana, mengatakan pengklaiman budaya
Ia menilai kecolongan budaya tersebut sebenarnya sebuah cermin atau refleksi. Ia menilai kita terluka dan malu, karena kita sadar sebagai pemilik kebudayaan itu kita tidak memperhatikannya. "Selama ini kebudayaan dipinggirkan, pemerintah dan masyarakat tak lagi peduli," ujarnya.
Sedangkan negara lain, seperti
Untuk itu, kata Radhar, kedepannya agar
--
Riko
Learn to Let Go, Adapt to Change
__._,_.___
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar