Pariwisata Indonesia, Bukan Cuma Bali, Bung!
KOMPAS/SUBHAN SD / Kompas Images
Gerai Indonesia di pasar wisata Otdykh Leisure yang digelar di Crocus,
Moskwa, Rusia, 23-26 September 2008. Dalam pameran itu, bukan hanya
kegiatan promosi, tetapi juga sekaligus kemungkinan transaksi bisnis
dengan operator wisata di Rusia.
Senin, 27 Oktober 2008 | 03:00 WIB
Oleh Subhan SD
Jangan lagi pertanyaan wisatawan bahwa hIndonesia, sebelah mana Bali?h
dianggap sebagai kelucuan. Sesungguhnya, pertanyaan itu adalah sebuah
ironi, sekaligus memprihatinkan. Sungguh menyedihkan karena nama
Indonesia tak banyak dikenal di peta bumi. Padahal, Indonesia
barangkali menjadi satu-satunya untaian zamrud khatulistiwa nan unik
dan indah.
Rasanya kita terlalu lama terlena dalam buaian kelucuan pertanyaan
wisatawan asing itu. Kini, saatnya menghapus pertanyaan aneh itu.
Karena, faktanya Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki hamparan
yang begitu luas, daratan maupun lautan. Dari ujung barat hingga ujung
timur jika dibentang di Benua Eropa, luasnya mulai dari Inggris hingga
Turki. Jika dibentangkan di daratan Amerika Serikat, luasnya menutupi
daratan negara adidaya itu. Sayangnya, negara tropis yang begitu luas
dan indah itu ternyata bak setitik noktah yang tak terlihat.
Pantas saja bila Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mati-matian
mempromosikan tempat-tempat wisata di Indonesia, selain Bali, di
berbagai negara. Itu pula yang dilakukan saat berpromosi di Rusia pada
akhir September. Setidaknya ada dua event yang membuat pariwisata
gencar dipasarkan di Rusia, yaitu Indonesia Expo yang digelar di
Kedutaan Besar Indonesia di Moskwa pada 20-26 September 2008. Satu
lagi yang merupakan event besar dan prestise, yaitu pasar wisata di
Otdykh Leisure di Crocus, sekitar satu jam perjalanan dari Moskwa,
pada 23-26 September 2008.
hDaerah-daerah wisata selain Bali banyak sekali. Kami perkenalkan
daerah itu sangat menarik untuk dikunjungi,h kata Direktur Promosi
Luar Negeri Depbudbar I Gde Pitana dalam setiap kesempatan bertemu
pengusaha agen perjalanan dalam pasar wisata di Otdykh Leisure maupun
Indonesia Expo.
Bali sih wajar saja begitu terkenal. Sebagai daerah terbaik wisata
sudah diakui dunia. Cap yang diterima Bali begitu banyak, misalnya
predikat The Worldfs Best Island Destinationf (2001-2007), The Most
Favorite Holiday Destination (2005- 2006), The Most Favorite Islandf
(2005) Asiafs SPA Capitalf (2005), The Best Holiday Destination in
Asia (2006), dan PATA Gold Award 2005 for Ecotourism.
Namun, sesungguhnya surga wisata di Indonesia bukan hanya Bali.
Apalagi, Bali saat ini semakin sesak. Pengusaha wisata di Bali, Iwan
Taruna, mengakui, problem saat ini di Bali adalah soal akomodasi.
Jumlah kamar di hotel-hotel maupun penginapan lainnya boleh dikata
sulit ditemui saat peak season. hKami kesulitan akomodasi. Makanya
kami tawarkan pula untuk terus lanjut ke Lombok,h kata Iwan.
Daerah lain
Rasanya kini saatnya yang pas melirik daerah wisata lain yang indah,
menarik, dan punya kekhasan tersendiri yang tersebar sejak Aceh hingga
Papua. Keindahan laut biru dan pulau-pulau bergunung di Kepulauan Raja
Ampat, Papua, ibarat surga yang belum banyak dirambah wisatawan.
Keindahan alam bawah laut di daerah itu dipastikan membuat wisatawan
tak henti menyelami tebing-tebing terumbu karang nan indah dan aneka
warna.
Keindahan bawah laut lainnya bisa dijumpai di Kepulauan Wakatobi
(Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko) di ujung Sulawesi
Tenggara, terumbu karang di Kepulauan Takabonerate di ujung Sulawesi
Selatan, Pulau Togean di Teluk Tomini, Mentawai di Sumatera Barat,
Derawan di Kalimantan Timur, Kepulauan Seribu di Teluk Jakarta, Sumba,
Bunaken, dan lain-lain.
Soal keindahan hamparan pegunungan juga tak kalah menariknya, misalnya
keindahan Gunung Bromo, Gunung Rinjani, Danau Kelimutu, hingga
keunikan pegunungan salju di daerah tropis Papua. Belum lagi soal
keragaman etnik, budaya, istiadat, dan kesenian, yang memperlihatkan
betapa kekayaan Indonesia nyaris tiada tara.
Maka, dalam pameran di Moskwa tersebut, Depbudbar benar-benar
memasarkan daerah-daerah wisata semacam itu yang bisa menjadi tujuan
wisatawan Rusia. Daerah-daerah wisata di luar Bali-Jawa itu meliputi
Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi
Selatan, dan Papua Barat. I Gde Pitana mengatakan, Indonesia terus
memperkenalkan daerah tujuan wisata selain Bali. hBali kita jadikan
etalase. Kita sebut beyond Bali. Wisatawan yang berkunjung ke Bali
lalu kita arahkan ke daerah-daerah tujuan wisata lainnya,h katanya,
Rabu (24/9).
Karena itu, upaya mempromosikan daerah wisata selain Bali itu menjadi
pekerjaan yang tidak ringan. Bahkan, perlu dilakukan terobosan penting
agar daerah-daerah itu mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan
mancanegara. Rasanya upaya memasarkan daerah-daerah wisata itu tidak
bisa dengan cara biasa. Berbagai keunikan yang dimiliki Indonesia
semestinya dipasarkan secara unik pula dan lebih berorientasi pasar.
Soal cara memasarkan itu, Duta Besar Indonesia di Rusia Hamid Awaludin
mengatakan pentingnya cara pemasaran baru agar lebih pas dan mampu
membuat wisatawan asing tergiur. Ia mencontohkan, promosi dalam
brosur-brosur harus bisa menjual sesuatu yang unik, misalnya Pulau
Komodo. Ia mengatakan tidak cukup dengan gambar satwa komodo dan
uraian umum saja. hMestinya ditulis agak lengkap bahwa komodo
merupakan sisa hewan purba. Jadi disebutkan, mereka yang hendak
menyaksikan sisa-sisa peradaban purba datanglah saat ini ke Pulau
Komodo. Kalau tidak sekarang, Anda tidak bisa menyaksikan sisa-sisa
peradaban itu,h kata Hamid.
Pasar potensial
Mengapa Rusia? Bukan hanya upaya mencari pasar baru, tetapi secara
kuantitatif jumlah wisatawan asal Rusia yang berkunjung ke Indonesia,
dalam hal ini Bali, setiap tahun meningkat signifikan, terutama tiga
tahun terakhir. Tahun 2004, jumlah wisatawan Rusia 19.139 orang,
meningkat tajam menjadi 47.212 orang tahun berikutnya. Tahun 2007,
jumlahnya 51.687 orang. Tahun 2008 ini, dari target 70.000 orang,
sampai Juli silam hampir 40.000 orang.
Dari sisi belanja uang, wisatawan Rusia juga tergolong royal. Setiap
kunjungan (rata-rata 10 hari) wisatawan Rusia membelanjakan 1.753
dollar AS. Itu di luar akomodasi dan transportasi. Dibandingkan
belanja wisatawan Australia, misalnya, wisatawan Rusia jauh lebih
besar. Wisatawan Australia membelanjakan sekitar 1.330 dollar AS per
kunjungan. hWisatawan Rusia termasuk yang banyak membelanjakan
uangnya,h kata Jordi Paliama, Kepala Bidang Promosi Eropa Depbudbar.
Wajar saja, pasar Rusia yang dimulai tahun 1995 kini masuk kategori
emerging market, seiring tumbuhnya ekonomi Rusia yang melahirkan
banyak orang kaya baru.
Hanya saja, pasar Rusia masih terkendala akses transportasi. Selama
ini jalur penerbangan dari Rusia menggunakan Singapore Airlines dengan
rute Moskwa-Singapura-
lainnya, Transaero, yang terbang Moskwa-Bali dua kali sepekan.
Direncanakan Oktober ini, Transaero menjadi tiga kali sepekan.
Menghadapi kendala penerbangan itulah yang membuat Hamid Awaludin
berharap ada penerbangan langsung Moskwa- Jakarta yang dilayani Garuda
Indonesia. Namun, Hamid yang menghubungi langsung petinggi Garuda itu
gusar karena Garuda tidak memberi respons positif. hSebenarnya ini
merupakan pasar. Kalau Garuda dilarang di Eropa, di Rusia kan tidak.
Sayang, ini tidak dilihat Garuda,h katanya.
Seharusnya, wisata sebagai sektor yang htak lekang karena panas dan
tak lapuk karena hujanh tidak melulu urusan Depbudpar. Pemerintah
daerah, maskapai penerbangan, dan pihak swasta juga harus lebih
proaktif menjalin kerja sama yang sinergis dengan perencanaan yang
visioner. Masak dari dulu soal akses dan fasilitas tak
selesai-selesai, bagaimana mau melayani wisatawan dengan aman dan nyaman?
............
Sekolah bahasa Jepang http://PandanColleg
............
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar