5 tahun lalu saya dapat ngobrol ngalor ngetan sama sep sep di Bali.
tentang tata rencana kota dan rencana pembuatan jalan baru.
Usul saya , setiap pembuatan jalan baru sebaiknya dipikirkan juga
rencana jalur sepeda diluar trotoir traffic utama, sekitar 2-3 meter
dari trotoir , selebar 1,5- 2meter sejajar jalan, khusus untuk share pedestrian dan sepeda.Saya sering kerja naik sepeda , kalau kerjanya
hanya dibawah 8 km, apalagi kalau petrol lagi $ 1.45. ( 10 000 rp).
Hanya penterapannya di Bali akan sulit , kita tahu apa yang akan terjadi ,akan banyak dagang dagang liar ( semangke , jagung , dll)
jualan dipinggir jalan itu .
Masalahnya bukan dagang itu ( mereka juga perlu hidup) , tapi dampak traffictnya , dimana si consumer parkir ditengah jalan seenaknya kalau belanja diwarung liar tsb.
Yang jadi masalah besar nantinya adalah jalur emergency , seperti
truck pemadam kebakaran dan ambulance serta police emergency.
Kadung je pekerengang ngemunyiang siren , kalau traffict sing ngidayang minggir kel kenkenang?
Matilah patient di ambulance , puun sube umah irage kayang umah pisagane ( umah atep nagajak umah pisagane).
Bersyukurlah.. tidak menjadi pemimpin di Bali , kalau peduli , tidak akan bisa tidur mikirin nyame nyame Baline.
Walaupun hidup disinipun , saya terus mikir nyame di Bali ,
tapi hanya sebatas mikir ... sing bise ngorang ape... jadi perusahan terasi ( frustrasi).
shanti, telah dayane.. ngopi dik neh..
--- In bali-bali@yahoogroups.com, "Laraslia" <laraslia@...> wrote:
>
> Dot puk metakon jak bli beni, men mekarya negakin napi ? Montor napi mobil ? Mesti dah pake yg hibrid ya ? Hehehe..no offense.
>
> Alangkah baiknya berita seperti ini kita sambut dengan positif. Kita harus berikan apresiasi atas usaha mereka. Mudah2an anak negri bisa termotivasi membuat terobosan serupa, syukur2 edisi revisi yg lebih ramah lingkungan.
>
> Pang nak ane ten medue juga tau rasanya negakin mobil milik sendiri, jangan jadi monopoli nak sugih dogen. Jangan egois. Macet ? Yaa penyebabnya jg gak jauh2 dari pengguna mobil yg sudah ada. Satu orang satu mobil. Meblanja negak mobil. Megae negak mobil. Meski gak punya mobil kami dari dulu juga ikut ngrasain macet kok kalo lg naik angkot. Masak seumur hidup jadi obyek penderita terus. Percaya bahwa orang miskin akan lebih selektif dlm penggunaan.
>
> Saya pribadi tetep lebih suka naik motor boncengan, selain anti macet, praktis, tis, murah, juga lebih romantis, karena bisa peluk suami all the way long !
>
Salam,
> LL
>
> Nb. Sebenernya mau juga sesekali negakin speda, asal kumplit dengan klakson, lampu sign, kaca spion, helm standard.
>
> ---- Original message ----
> From: ngurah beni setiawan <setiawan_beni@...>
> Sent: 24 Mar 2009 02:38 +00:00
> To: <bali-bali@yahoogroups.com>
> Subject: Bls: [bali-bali] Re: mobil termurah.
>
> Bli Gung yang rupawan,
>
> Mobil murah? tapi apa efisien dan menghasilkan sedikit polutan?
> karena jaman sekarang, semua tarik-menarik antara kepentingan barang murah dan kualitas.
>
> Nah, residu hasil pembakaran mesin ini yang tyang maksud dengan kualitas. Seperti kasur di kubun tyange, murah sekali Bli Gung...tapi kalau udah tidur diatasnya, genit ten karuan!
> Â
> rahajeng Nyepi,
> ngurah beni setiawan
> P Save a tree...please don't print this e-mail unless you really need to
>
>
>
> -----â© Dikirim menggunakan telepon selular Sony Ericsson
>
------------------------------------
Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:bali-bali-digest@yahoogroups.com
mailto:bali-bali-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
bali-bali-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar