Senin, 27 Juli 2009

Re: Bls: [bali-bali] UNDANGAN: BULELENG IDENTITY INTERNATIONAL CONFERENCE



Ben, bisa buka attach filenya?

Kalo mau tahu campuran apa dan apa itu membidangi Bleleng, baca di jadwalnya.

Dagang tuak manis masih lewat di Sangsit, pas nyetir dari Tembok langsung berhenti, pesan,"Tuak siki pak!" Harga masih 1000 perak satu pelastik+sedotan!

Seririt-Pengastulan susah impun! Ten wenten mangkin pesan telengis di peken Seririt. Tapi jangan khawatir, coca-cola dan sate kambing madura masih ada di terminal...

Suksma dik...

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: ngurah beni setiawan
Date: Mon, 27 Jul 2009 21:38:16 +0800 (SGT)
To: <bali-bali@yahoogroups.com>
Subject: Bls: [bali-bali] UNDANGAN: BULELENG IDENTITY INTERNATIONAL CONFERENCE

 

Bli Sugi, Bli Sanat,
 
Senang rasanya nan jauh dari Bleleng (= Buleleng) bisa merasakan semangat ini.
Akan lebih senang kalau ada disana ya.
 
Seniman Bleleng, apa ini termasuk Bondres Dwi Mekar? Wah, pasti rame...
Terlepas dari itu, bisa nanti di bagi infonya setelah perhelatan itu?
 
Beh, tyang sekedar milu-milu tuwung saja. belajar pasang telinga tentang hal-hal begini.
apalagi baru tau kalau ada yang khusus "membidangi Buleleng". Mimiiih, ini kan ruarr biasa.
Buleleng disudah ada bidangnya, sudah dikhususkan, sudah diteropong dan di keker. Pastilah ada yang menarik, selain kebusnya dan susahnya cari dagang es tentunya.
 
Kecuali es ancruk di seberang Jagatnatha. Jangankan itu, akhir-akhir ini cari be impun juga mulai susah. Nelayan di desan tyange lebih sering ngepah karena konon kapalnya kalah gesit dengan kapal lain. Jeruk Bondalem masih trauma dengan virus. Anggur mulai jarang. Dakocan sepi.
 
Tyang hanya penasaran, kira-kira teropong apalagi yang akan muncul di urun rembug para Pembidang Buleleng ini.
Pasti akan menarik dan lebih menarik lagi kalau hasil urun rembug itu nanti bisa meng-identipikasi masalahnya ya.
 
Wah, nanti akhirnya bareng-bareng nyari alternatif solusi. Gimana caranya Jeruk Bondalem (kalau tak salah) bisa bangkit lagi, anggur bisa bergelantungan lagi bahkan sampai dakocan yang mulai rame. Hehehe...
 
salam,
ngurah beni setiawan
P Save a tree...please don't print this e-mail unless you really need to



Dari: Sugi LanĂºs <sugilanus@gmail.com>
Kepada: bali-bali <bali-bali@yahoogroups.com>; pcmibali@yahoogroups.com
Cc: Bpk Satria Narada <balipost@indo.net.id>; Redaksi Majalah GONG <redaksi@gong.tikar.or.id>; redaksi beritabali <redaksi@beritabali.com>; red@saradbali.com; media-bali@yahoogroups.com; sudhyatmaka sugriwa <bagus_sudhyat@yahoo.com>
Terkirim: Senin, 27 Juli, 2009 15:03:23
Judul: [bali-bali] UNDANGAN: BULELENG IDENTITY INTERNATIONAL CONFERENCE [1 Attachment]

 

Dear Semeton PCMI, Bali-Bali, para jurnalis dan blogger,

Pertama kali di Buleleng, semenjak pemindahan Ibu Kota Provinsi Bali dari Singaraja ke Denpasar, pekerja budaya Buleleng bekerja sama dengan kawan-kawan dari Leiden University dan Undiksha, kembali ingin berbagi kebanggaan untuk menimbang kembali "kebalian" kita.

Hadir dan mari berjumpa dalam suasana kemeriahan budaya, pada:  

ACARA    :  CONFERENCE AND FESTIVAL PROGRAM 'NORTH BALINESE CULTURE'
TGL         : 30 JULI - 2 AGUSTUS 2009
TEMPAT  : SINGARAJA DAN LOVINA


Mantan menteri kebudayaan, pakar kebudayaan Buleleng (Bali) dan peneliti-peneliti Universitas Leiden dan beberapa pembicara dari berbagai universitas luar  yang "membidangi Buleleng" akan turut memeriahkan kehangatan perbincangan dan diskusi. Tidak ketinggalan, setiap malam akan ada pertunjukan seniman-seniman terbaik Buleleng.

(Susunan acara terlampir)

Untuk kepanitian, kontak person, dan detail kegiatan, silahkan buka website: www.northbali. org

Terimakasih dan sampai jumpa di Bali Utara.

Salam hangat,
Sugi Lanus








--
'The greatest event of our age is the meeting of cultures, meeting of civilizations, meeting of different points of view, making us understand that we should not adhere to any one kind of single faith, but respect diversity of belief. That is what we should attempt to do. The iron curtain, so to say, which divided one culture from another, has broken down. It is good that we recognize and emphasize the need of man to regard other people, their cultures, their beliefs etc. to be more or less on the same level as our own cultures and our own civilizations. It is not a sign of weakening faith; it is a sign of increasing maturity. If man is unable to look upon other people's cultures with sympathy and if he is not able to co-operate with them, then it only shows immaturity on the part of the human individual. We need co-operation, not conflict. It requires great courage in such difficult days as the present to speak of peace and co-operation. It is more easy to talk of enemies, of conflict and war. We should try to resist that temptation. Our attempt should always be to co-operate, to bring together people, to establish friendship and have some kind of a right world in which we can live together in happiness, harmony and friendship. Let us therefore realize that this increasing maturity should express itself in this capacity to understand what other points of view are'.

-Professor Sarvepalli Radhakrishnan, philosopher, President of India, his speech for the inauguration of the The Indian Institute of Advanced Study on 20 October 1965. http://www.iias. org/



Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!



__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Tidak ada komentar: