Rabu, 29 Juli 2009
[bali-bali] FW: [PelangganJP] Fwd: [Jurnal Perempuan] Wisata Kekumuhan Jakarta, ¹Persetubuhan=?ISO-8859-1?B?uSA=?=Lintas Budaya
------ Forwarded Message
From: Wawan Suwandi <jundi@jurnalperempuan.com>
Reply-To: <PelangganJP@yahoogroups.com>
Date: Wed, 29 Jul 2009 12:42:03 +0700
To: <PelangganJP@yahoogroups.com>
Subject: [PelangganJP] Fwd: [Jurnal Perempuan] Wisata Kekumuhan Jakarta, ’Persetubuhan’ Lintas Budaya
---------- Pesan terusan ----------
Dari: Chris Poerba <chris_poerba@yahoo.com>
Tanggal: 28 Juli 2009 14:37
Subjek: [Jurnal Perempuan] Wisata Kekumuhan Jakarta, ’Persetubuhan’ Lintas Budaya
Ke: buletinsumber@yahoo.co.id, jurnalperempuan@yahoogroups.com, Apresiasi-Sastra@yahoogroups.com, lingkungan@yahoogroups.com, mediacare@yahoogroups.com, sastra-pembebasan@yahoogroups.com, filsafat@yahoogroups.com, icas-jkt@yahoogroups.com, komunitashistoria@yahoogroups.com, wartawan_budaya@yahoogroups.com, artculture-indonesia@yahoogroups.com, pluralitas-icrp@yahoogroups.com, gkps@yahoogroups.com, komunitasbambu@yahoo.com, yayasan_obor@cbn.net.id, redaksi@antara.co.id, admin@bersamatoba.com, susastra_fibui@yahoo.com, antrop@centin.net.id, poeze@kitlv.nl, Chris Poerba <chris_poerba@yahoo.com>
Wisata Kekumuhan Jakarta, ’Persetubuhan’ Lintas Budaya
Chris Poerba
Keterlaluan, tidak berperikemanusiaan, pasti itulah sumpah serapah
yang akan keluar dari mulut, bila mendengar ada sebuah wisata yang
dilakukan dengan mengunjungi kampung-kampung yang terbilang padat,
sesak dan kumuh. Berdiri di atas penderitaan orang lain, mengeruk laba
dari nasib si miskin, mungkin itu pula tuduhan orang saat mengetahui
adanya biro perjalanan wisata seperti itu.
Memang, semenjak dimuat oleh sebuah media besar, maka Jakarta Hidden Area Tour,
selaku pengelola perjalanan wisata kumuh itu, banyak menuai kritik yang
sangat pedas. Tak hanya media cetak lokal dan media televisi lokal saja
yang memuat wisata perjalanan ini, tapi juga media cetak dari luar. Jakarta Hidden Area Tour
memang membuka paket wisata perjalanan mengunjungi kampung-kampung
kumuh, dengan visualisasi rumah semi permanen, yang berbalutkan
triplek, memasuki gang-gang yang semakin ke dalam semakin sempit dan
lebih padat lagi,mengendus bau bumbu dapur warga setempat yang sedang
memasak, memandang orang sedang tidur di luar rumah sambil bertelanjang
dada, termasuk ibu-ibu yang asyik ngegosip sambil mencuci
baju di kali yang berwarna coklat. Ada pula orang yang sedang
mendendangkan lagu sambil membuang hajat di kali, kali yang menyediakan
WC sesempit helikopter. Ternyata semua itu memiliki nilai jual
tersendiri, dan membuka peluang pasar tersendiri, yang menjadi satu
paket perjalanan yang ditawarkan Jakarta Hidden Area Tour.
Pada Ahad, tanggal 5 Juli 2009, sekitar pukul 11 siang, kembali
Ronny Poluan, selaku orang yang menggagas dan sekaligus merintis usaha
ini, mengantarkan dua orang wanita yang sudah berumur separuh baya.
Yang satu berambut pirang, yang lainnya berambut hitam ikal, yang juga
ditemani oleh seorang laki-laki, datang untuk berkunjung menemui para
warga di sepanjang rel kereta api di Kampung Galur, Rawa Tengah, di
bilangan Kawasan Senen.
Sebelumnya mereka semua bertemu di sebuah mall yang juga
tak jauh dari kawasan itu. Perjalanan itu pun dimulai, mereka menyusuri
jalan setapak di pinggir rel itu. Perjalanan yang sangat dihasrati oleh
turis-turis dari luar ini dilakukan sambil berjalan kaki dengan
mengunjungi pabrik tahu, mendatangi pasar setempat, juga mengunjungi
warga yang pernah terkena musibah.
Saat mengunjungi pabrik tahu, seorang turis ada yang membeli tahu
dan memberikannya kembali secara cuma-cuma kepada warga yang tinggal di
sekitarnya. Turis-turis tersebut juga mengunjungi rumah triplek seorang
ibu, di lorong yang sempit. Suaminya telah meninggal dengan cara yang
mengenaskan saat terjadinya peristiwa pemboman Hotel JW Marriot di
komples bisnis Kuningan tahun 2003. Ibu ini, menurut pengakuannya
pernah memperoleh ”uang kaget” dari salah satu program televisi swasta.
Berani, kuat, kreatif
Selain berjalan kaki, langkah kaki pun ditopang dengan menaiki
kendaraan umum yang sehari-harinya digunakan oleh penduduk. Di situ
beroperasi mikrolet 01 jurusan Kampung Melayu-Senen. Seperti itulah
wisata ”spiritual” yang dilakukan dengan mengunjungi para warga yang
masih kurang beruntung, yang masih dalam belitan kemiskinan. Wisata
rohani yang mencoba merasakan dan ”mengalami” kemiskinan. Mungkin tepat
juga kalau dijuluki wisata ”turba” alias turun ke bawah, untuk
merasakan detak kemiskinan masyarakat yang tersingkirkan di sebuah
metropolitan yang bernama Jakarta.
”Jakarta adalah sebuah kota metropolitan yang sangat modern, dengan
gedung bertingkat dan apartemen, mall, namun tur ini adalah tur yang
akan pergi ke balik gedung dan keramaian modernisasi, sebuah tur yang
akan mengunjungi orang kebanyakan di Jakarta yang hidup dalam situasi
dan kondisi yang memprihatinkan. Dan tur ini akan menemui
keluarga-keluarga yang hidup dengan sangat berani, kuat, dan kreatif
dalam kondisi yang sangat terbatas.” Itulah slogan yang ditawarkan Jakarta Hidden Area Tour. Menawarkan
sisi lain dari Jakarta, di balik megahnya belantara gedung-gedung,
yaitu kampung-kampung yang kumuh, di mana hidup orang-orang yang
memiliki semangat juang yang tinggi.
Bagi para turis asing mungkin paket kekumuhan kota ini nilainya
sangat ”mahal,” karena jarang ditemui di negara asal mereka. Sedangkan
di Jakarta dan di beberapa ibukota negara dunia sedang berkembang,
kampung-kampung kumuh seperti ini masih banyak. Di Jakarta, meskipun di
jalan-jalan besar, di central business districts (CBD),
seperti di bilangan Jalan Sudirman, memang terlihat banyak
gedung-gedung tinggi yang gagah menjulang, tapi coba lihat di bagian
belakang dari gedung-gedung itu. Setelah memasuki jalan-jalan sempit
akan terlihat begitu banyak permukiman warga yang masih jauh dari
standar rumah dan lingkungan yang sehat. Kekumuhan Jakarta tersamarkan
oleh banyaknya gedung-gedung pencakar langit.
Orgasme
Ronny Poluan, selaku salah satu pengelola wisata perjalanan ini
mengatakan paket perjalanan ke dunia kaum miskin kota ini sudah dimulai
sejak 2008. Usahanya ini bermula saat dia sangat sering membawa para
seniman dari luar negeri untuk bertemu dan berinteraksi dengan
orang-orang miskin di Jakarta. Pertemuan para seniman-seniman dari luar
negeri dengan warga penghuni kampung kumuh tersebut melahirkan sebuah
ide, sebuah gagasan yang menyegarkan, bagi para seniman-seniman itu.
lebih lengkap di
http://chrispoerba.wordpress.com/
Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
[Non-text portions of this message have been removed]
------ End of Forwarded Message
__._,_.___
Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar