Siapapun presidennya ................ Mari berdiri dibelakangnya untuk ikut memerangi terorisme. Siapapun kepala kepolisiannya ............... Mari kita percayakan mengungkap pelaku maupun motifnya. Mari satukan langkah untuk menolak 'media' yang memberi porsi 'berlebihan' dalam mengekpose berita pengeboman, yang pada akhirnya 'menjadi media propaganda para teroris' dalam menyebarkan teror. salam hormat, p p
--- On Tue, 7/21/09, ngurah beni setiawan <setiawan_beni@yahoo.com> wrote:
From: ngurah beni setiawan <setiawan_beni@yahoo.com> Subject: Bls: [bali-bali] Hal: Beyond the bombing: An introspection To: bali-bali@yahoogroups.com Date: Tuesday, July 21, 2009, 11:30 PM
Mba Lia, Saya dalam posisi yang setuju dengan pernyataan SBY. Simple saja, biar masyarakat tau gimana boroknya kelengahan kita. biar kita tahu apa yang terjadi sesungguhnya, kadang rahasia negara justru jadi topeng yang digunakan untuk menyembunyikan fakta. Biar rakyat tau bahwa negara kita sedang diobrak abrik... Terlepas berita itu benar atau tidak, itu yang harusnya menjadi perhatian. lalu, orang pada sibuk meributkan pernyataan SBY itu. Bagaimanapun pernyataan yang diberikan SBY, ga akan bisa menenangkan. Jangankan yang ada di lokasi, saya yang merasakan dan melihat dari jauh saja ikut berdebar dan sudah gelap akan semua teriakan "jangan panik, jangan panik". Toh, Indeks pasar tidak terpengaruh dengan bom itu, toh rupiah masih aman dibanding USD. Lalu? Kenapa tidak lihat gambaran besarnya untuk menyadari bahwa negeri kita ini sedang diobrak-abrik. Ingat, Majapahit itu hancur bukan karena kalah perang! Justru karena intrik dari dalam Majapahit sendiri. salam, ngurah beni setiawan P Save a tree...please don't print this e-mail unless you really need to
Dari: Laraslia <laraslia@yahoo. com> Kepada: bali-bali@yahoogrou ps.com Terkirim: Rabu, 22 Juli, 2009 09:54:02 Judul: [bali-bali] Hal: Beyond the bombing: An introspection Setuju dgn rasa malu atas tingkah orang yang sibuk ambil gambar bukannya memberi pertolongan, dan stasiun tv yg tdk edit gambar tsb.
Tetapi..juga sangat tidak setuju dgn komentar yang provokatif. Konon prakatanya bukan membicarakan agama, tapi mengulas ritualnya.. (bingung..apa bedanya..)
Kenapa juga harus shalat jumatnya yang diributkan, karena itu cuma shalat 2 rakaat yang mungkin cuma perlu waktu 5 menit. Silahkan meributkan/menyalah kan birokrasi, protokoler kepresidenan, prosedur keselamatan kepresidenan, laporan inteligen, itikad, andi malarangeng, atau SBY sekalian. Kenapa shalat jumat disalahkan, karena itu kewajiban yg sama sekali tidak memberatkan. Kalau belum paham, lebih baik cari info dulu sebelum mempost di media besar. Sangat disayangkan komentar tersebut dari orang sebesar Anand Krisna, tokoh spiritual yang seharusnya bisa menjembatani komunikasi antar umat beragama. Kalau kecewa sama sby silahkan, karena kemarin gak pilih beliau, ya ga begitu kecewa2 amat sama tingkah beliau. Belum lagi pidatonya yang mbocahi. Alih2 menenangkan rakyat, bapak presiden/capres terpilih ini malah membuatkan alibi untuk para teroris dgn menuduhkan kepada capres kompetitor.
Dan sebagai ungkapan terima kasih dari para teroris, mungkin mereka akan senada dgn motto SBY : LANJUTKAN !
Salam, LL
Andaikan ada presiden seperti sukarno yang berani lantang meneriakkan ganyang malaysia, bukan presiden yang taunya sendhiko dhawuh..
Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat.Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang!
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar