28 Juni 2010
Abiyoga Gelar ''Tajen'' di PKB
DI TENGAH gencar-gencarnya aparat kepolisian memberangus segala bentuk aktivitas perjudian, Abiyoga dan kawan-kawan justru menggelar ''Tajen'' di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Sabtu (26/6). Namun ''tajen'' satu ini dijamin tidak membuat polisi geram. Justru, aktivitas ini membuat para pengunjung PKB XXXII yang memadati Gedung Ksirarnawa terpukau. Jangan keliru, ''Tajen'' yang diboyong Abiyoga dan kawan-kawan ke pentas PKB merupakan salah satu dari enam komposisi musik etnik fusion yang dimainkan komunitas musisi belia itu guna menghibur pengunjung PKB XXXII.
Komposisi musik ''Tajen'' sejatinya merupakan ilustrasi musik dramatari ''Tajen'' karya Kadek Suardana yang sempat dipentaskan pada PKB XXVIII lalu. Namun, aransemen musik itu digarap ulang dengan memunculkan gitar sebagai melodi sehingga mengembuskan ''cita rasa'' yang berbeda. Garapan musik ini terinspirasi dari kondisi kekinian Indonesia (juga Bali-red) yang penuh carut-marut. Nasib rakyat tak ubahnya seperti nasib ayam aduan di arena tajen yang bertarung mempertaruhkan nyawa. Sedangkan para ''dalang'' bersorak-sorai penuh kegembiraan di luar arena.
Malam itu, Abiyoga didukung oleh Dandi (violin), Lolink (drum), Mangde (rythem), Oplet (bass), Gung Sanggaran dan Ceng (slonding), DO dan Gungde (kendang), Gung Anom (tingklik), Mari Nabeshima (piano dan flute) serta Devi, Eva, Ayu Satya, Ayu Sada dan Eka sebagai backing vocal. Selain komposisi musik ''Tajen'', mereka juga memainkan komposisi musik Di Bawah Lampu Mercury, Tandang (Gaya), Perjalanan, Gineman dan komposisi musik Angkat-Angkatan yang ditampilkan di sesi pamungkas. Garapan musik itu menggabungkan alat-alat musik tradisi seperti slonding dan kendang serta biola ke dalam komposisi yang dikemas dalam etnik fusion.
Secara keseluruhan, warna musik Abiyoga yang ketika duduk di kelas VI SD sempat meluncurkan album indi ''Menggapai Bintang'' itu masih sangat kental nuansa kebaliannya. Hal itu bisa dilihat dari pola-pola interlocking gender wayang yang banyak diadopsi ke dalam karya-karyanya dengan tetap menampilkan gitar sebagai melodi utama. (ian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar