----- Original Message -----From: Agung PindhaSent: Sunday, June 27, 2010 1:02 PMSubject: [bali-bali] Re: Terimakasih FPI.
Bila mereka mereka yang diberikan kekuasaan saat ini di Indonesia , mulai memakai common logicnya untuk berpikir daripada bertindak menurut apa kata "buku suci" terutama yang menentang kodrat alam ,
mungkin Indonesia bisa perlahan lahan tapi pasti tidak lagi menjadi third world country.
shanti , sementara ini , welcome to Indonesia....
--- In bali-bali@yahoogroups.com, "Susana" <bali_sunshine@...> wrote:
>
> Yang saya tidak habis fikir begitu banyak wacana yang menyamakan kejahatan teroris dengan masalah sepele Ariel CS. Di TV begitu banyak pihak termasuk penyiar membandingkan cepatnya Polisi menangkap teroris tapi mereka menganggap lambat penanganan pornografi (Ariel, Luna, Cut Tari). Hal ini bagi saya yang bodoh ini, sangatlah tidak proporsional.
>
> Saya sebut masalah pornografi ini sepele, karena beruntung saya tidak pernah merasa diri saya ini suci, tapi syukur saya tidak pernah terpengaruh oleh adegan Ariel cs ini. Kalau mereka2 yang sering menganggap diri mereka lebih suci, lebih kuat ajaran agamanya, tapi begitu takut dan terpengaruh dengan hal2 sepele seperti ini, sangatlah menunjukkan seberapa tebal "iman" mereka. Atau mereka takut anak2 mereka terpengaruh dengan hal2 sepela seperti itu, sangatlah menunjukan seberapa tipis usaha mereka membentengi anak2 mereka. Padahal mereka sangat mengagungkan keluarga yang sakinah, mawadah,dan etc, etc. Telah gagalkah mereka sehingga sampai ketakutan seperti ini. Puihh bangsa ini telah benar2 menjadi bangsa yang munafik. Dan yang lebih lebih sangat memprihatinkan, lantas mereka menyalahkan dunia dan menjadi teroris dengan mencoba menyeragamkan dunia
>
> Sekali lagi saya mengajak Krama Bali untuk metilisang raga. Yang ini lebih kepada introspeksi diri. Bukan menuntut pihak lain, tapi menuntut diri sendiri untuk melakukan swa dharmanya. Jangan sedikit2 menyalahkan dunia, dan kemudian menjadi teroris karena ketidak-mampuan diri sendiri.
>
> Terorist itu telah dengan jelas2 merugikan kepentingan orang banyak, bahkan yang menjadi korban adalah mereka2 yang tidak tahu menahu apa2. Yang lebih memprihatinkan, bahkan mungkin dengan sengaja melakukannya kepada warga bangsa sendiri yang tidak seiman.
> Yang saya pertanyakan kepada pihak berwenang (Pemerintah) dalam hal ini, manakah lebih prioritas sebenarnya, untuk membela warga Bangsa (sesuai dengan deklarasi pembentukan Bangsa ini di tahun 45) ataukah membela warga seiman menurut cara pandang mereka ?
> Kalau benar2 bangsa ini konsekwen dengan deklarasi pembentukan bangsa ini, semestinya upaya2 beberapa Ormas yang dengan terang2an, vulgar dan kasat mata, seharusnya Undang2 Anti Subversi lebih patut segera diberlakukan kepada mereka2 ini. Persis sama seperti RMS dan Gerakan Papua Merdeka.
>
> Polisi dan Pemerintah janga ngurusin masalah sepela Ariel cs ini. Ini tidak lebih dari domain pribadi yang dibesar2kan secara tidak proporsional.
>
> Salam sedih melihat carut marut bangsa ini,
> KS
>
>
> ----- Original Message -----
> From: Agung Pindha
> To: bali-bali@yahoogroups.com
> Sent: Friday, June 25, 2010 6:45 PM
> Subject: [bali-bali] Re: Terimakasih FPI.
>
>
>
>
> ya' tuul...
>
> paling bagus yang seimbang ya ? buka pasang , buka pasang...
>
> shanti , hihihihih... hi dirubung laler.
>
> --- In bali-bali@yahoogroups.com, "Lia" <laraslia@> wrote:
> >
> >
> > Lha iya ya pak Gung. Repot juga karena lebih banyak 'yang memanfaatkan' daripada manfaatnya. Bagaimana para teroris bisa lolos dengan menyamar jadi perempuan berjilbab plus burqa. Siapa saja pastinya juga jadi paranoid, karena ga jelas jenis kelaminnya (seperti berinteraksi dengan kucing dalam karung...) Saya pribadi lebih sesuai menutup aurat yang sesuai syariah saja, tidak perlu melebih lebihkan, biarkan muka dan kedua telapak tangan terlihat..seperti sunnah rasul...sebagai penanda jenis kelamin. Terlalu dibuka...kalo makanan juga jadinya ga higienis...ntar dirubung laler malah bikin sakit perut...meskipun ditutup pun masih bisa jamuran...
> >
> > Tapi sebenernya sedikit banget kalee kaitannya antara perusakan FPI sama keputusan tidak diijinkannya burqa di Oz...emang siapa kita...karena dari dulupun di negara barat (eh australia di barat juga ya)..banyak pro kontra nya mengijinkan memakai burqa (melihat manfaatnya).
> >
> > Salam modifikasi lemper,
> >
> > (pssstt....sebenernya saya ini ngiri lo sama member VIP yang emailnya bisa masuk mak cling tanpa moderasi...jadinya kalo ngegosip bisa langsung masuk....yah...nasib...nasib...jadi jadi VVNIP....)
> >
> > --- In bali-bali@yahoogroups.com, "Agung Pindha" <agungpindha@> wrote:
> > >
> > >
> > > beh Vieb ... burqa itu yang pakaian ninja wanita yang agak longgaran,
> > > yang hanya kelihatan matanya toq itu lho.... , katanya kalau wanita yang pakai burqa tidak boleh pakai celana dalam , haram katanya ... ( agung nggak pernah buktikan sih , deket aja takut ).
> > >
> > > On serious note , Agung setuju burqa dilarang di Australia , sebab regulasi dibuat untuk semua yang berdomisili di Australia.
> > > Misalnya kalau Agung atau anybody masuk pertokoan atau bangunan pemerintah atau bangunan swasta akan ada warning yang berbunyi , (warningnya sih nggak berbunyi , tapi tulisanya mengatakan ) :
> > > PLEASE REMOVE HELMET BEFORE ENTERING BUILDING ..
> > > Soo , what good for the geese also good for the gender.
> > >
> > > Setiap orang wajahnya harus kelihatan , kalau nggak gitu kan rugi orang masang surveilance camera mahal mahal ya...
> > > Dan ini tidak ada hubungannya dengan SARA , hanya security purposes.
> > > Waktu masih kerja security , kalau ada yang pakai burqa masuk , pasti Agung mulai nelik ( hilang kiap matane) , tapi nggak bisa nolak dia masuk bangunan Agung karena tidak ada back up law and regulation.
> > >
> > >
> > > shanti , telah dayane , negak malu dik neh...
> > >
> > >
> > >
> > > --- In bali-bali@yahoogroups.com, "Asana Viebeke Lengkong" <asanasw@> wrote:
> > > >
> > > > Gung Pindha,
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Apa itu Burqa?????
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Am sure you love those 'lemper' hehehe
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > vieb
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > From: bali-bali@yahoogroups.com [mailto:bali-bali@yahoogroups.com] On Behalf
> > > > Of Agung Pindha
> > > > Sent: 23 Juni 2010 7:15
> > > > To: bali-bali@yahoogroups.com
> > > > Subject: [bali-bali] Terimakasih FPI.
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Dengan kehancuran 3 karya seni di Bekasi , ternyata dampaknya mulai terlihat
> > > > di dunia International.
> > > > Setelah beberapa lama mengajukan bill pelarangan pemakain burqa ditempat
> > > > umum dan ditolak oleh anggota parlemen lain , kemaren bill pelarangan
> > > > pemakaian burqa ditempat umum ahirnya disetujui oleh Parlemen NSW
> > > > ,Australia.
> > > >
> > > > Mulai 22 juni 2010 di NSW Australia , pemakaian Burqa ditempat umum telah
> > > > dilarang , semoga semua state state lain segera menyusul dengan pelarangan
> > > > pemakaian burqa ditempat umum ,karena memang melemahkan National Security.
> > > >
> > > > shanti ,kasihan juga sih ..wanita dibungkus kayak lemper di Australia.
> > > >
> > >
> >
>
__._,_.___
Minggu, 27 Juni 2010
[bali-bali] Re: Terimakasih FPI.
Bangsa yang munafik (yang lebih suka ngurusin hal2 sepele macan Ariel Cs), dan yang terlebih lebih lagi, Bangsa yang selalu menoleh kebelakang dengan tidak henti2nya mengutak-atik apa yang telah menjadi kesepakatan pembentukan bangsa ini oleh Founding Fathernya, pastilah tidak akan pernah maju2 dan sebaliknya akan senantiasa mengalami kemunduran dan degradasi.
Semoga yang berwenang menyadari hal ini.
Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar