Senin, 22 Desember 2008

Re: [bali-bali] Seragam Sekolah Bergaya Sinetron, Undang Kekerasan Seksual

engeng bane ningeh pelarangan..ngeng engeng nas aku puk...ulsne sap, semua itu cuma mode akesep dogen..de bes serius ..mai jani pkiran jalan keluar apang bangsa irage cepet pesu uli krisis pipis,krisis gae..ngeng bane nas ake ningehang pelarangan. Kata temen aku Dewa Palguna, hati-hati melempar larangan, satu larangan akan berdampak pada yang lainnya tak hanya masalah baju sekolah...

--- On Mon, 12/22/08, Putu Kesuma <putukesuma@yahoo.com> wrote:
From: Putu Kesuma <putukesuma@yahoo.com>
Subject: Re: [bali-bali] Seragam Sekolah Bergaya Sinetron, Undang Kekerasan Seksual
To: bali-bali@yahoogroups.com
Date: Monday, December 22, 2008, 2:46 PM

Kalau mereka melihat candi Sukuh dan Canti Cetoh apakah mau dihancurkan? Hampir seluruh rilief yang ada di kedua candi itu menggambarkan persenggamaan. Beginilah bila bangsa sudah tidak mengenal budayanya sendiri. Beginilah corak manusia-manisia yang belum mampu mengurus insting hewannya, selalu menyalahkan orang lain, padahal pikirannya sendiri yang "juling".
 
Apakah pernah kita paham kenapa bendera kita Merah diatas dan Putih dibawah? Kenapa gak dibalik aja?
 
Inilah kemuliaan peradaban Nusantara yang merupakan bagian dari sebuah peradaban besar yaitu peradaban hindu. Merah adalah simbol dari (femininitas( energi pasif) dan putih adalah simbol dari maskulinitas( energi aktif). Pertemuan antara keduanyalah melahirkan kehidupan.
 
Kasihan deh bangsaku....
 
P.Kesuma
 
Apapun sukumu, apapun agamamu, kau orang Indonesia. Aku cinta Kau. Whoever you are, wherever you are from, you are human being. I love you ~ NIM(National Integration Movement).


--- On Mon, 22/12/08, Anton Muhajir <antonemus@gmail. com> wrote:
From: Anton Muhajir <antonemus@gmail. com>
Subject: [bali-bali] Seragam Sekolah Bergaya Sinetron, Undang Kekerasan Seksual
To: "baliblogger" <baliblogger@ yahoogroups. com>, "bali-bali" <bali-bali@yahoogrou ps.com>, "akademikaunud" <akademikaunud@ yahoogroups. com>
Date: Monday, 22 December, 2008, 1:53 PM

dear all,

anggaplah berita ini memang benar. artinya si wartawan tidak salah kutip. maka, logika ketua KPAI ini agak aneh menurutku. kok kesannya malah menyalahkan anak-anak dan pelajar putri yg pake baju ala sinetron ya. ini kan blame the victim.

logika ini sama dengan logika para pembuat UU Pornografi. utk mengurangi kejahatan seksual, maka perempuan harus berbaju "sopan". kenapa kok bukan harus memperingatkan lelaki ya?

btw, selamat hari ibu.

tengs

--

http://balipost. co.id/mediadetai l.php?module= detailberitainde x&kid=11&id=8972

» Berita Pendidikan

Sabtu, 20 Desember 2008 | BP

Seragam Sekolah Bergaya Sinetron, Undang Kekerasan Seksual

Denpasar (Bali Post) -
Kasus kekerasan seksual yang banyak menimpa anak-anak dan pelajar putri di Bali tidak terlepas dari cara mereka berpakaian. Banyak pelajar putri yang menggunakan seragam sekolah bergaya sinetron. Baik dengan rok mini, pakaian yang sengaja diketatkan pas dengan bentuk tubuh, atau sengaja dilorotkan sehingga dari belakang tampak celana dalamnya.

Hal tersebut terungkap dalam seminar 'Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak dan Remaja' di Aula Poliklinik RS Sanglah, Jumat (19/12) kemarin.

Salah satu pembicara, dr. Anak Ayu Sri Wahyuni, Sp.KJ. menyoroti masalah seragam sekolah zaman sekarang yang ternyata sangat riskan pada perilaku kekerasan seksual. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Bali ini mengatakan, banyak pelajar putri yang menggunakan seragam sekolah bergaya sinetron. Baik dengan rok mini, pakaian yang sengaja diketatkan pas dengan bentuk tubuh, atau sengaja dilorotkan sehingga dari belakang tampak celana dalamnya.

Sri Wahyuni mengharapkan anak-anak bisa memilih seragam yang seperti dulu. Hal ini tak terkait dengan UU Pornografi, tetapi demi melindungi diri dari kemungkinan terjadinya kekerasan seksual. Dia berharap pihak terkait seperti Dinas Pendidikan dan sekolah bersangkutan bisa segera menertibkan pakaian seragam yang bergaya sinetron tersebut. Selain masalah pakaian, tempat-tempat rawan seperti lapangan umum diharapkan mendapatkan pengamanan langsung dari polisi.

Sementara itu, untuk menekan kekerasan seksual pada anak, perbaikan perilaku dengan penguatan ikatan sosial warga harus dijaga. Menyusul pendidikan anak dan remaja untuk pengamanan diri, serta menumbuhkan kepedulian pada lingkungan. 'Jangan takut melapor atau menjadi saksi. Karena kita jamin keamanannya, ' tandas Sri Wahyuni.

Selama periode Januari hingga Oktober 2008 tercatat 45 kasus kekerasan seksual di bagian forensik RS Sanglah dengan umur termuda lima tahun dan umur tertua 43 tahun. 'Sementara jenis kekerasan seksual sebagian besar berupa kasus perzinahan (18), pemerkosaan (16), persetubuhan (5), dan pelecehan seksual (6),' tambah Dirut RS Sanglah dr. I Gusti Lanang M. Rudiartha, MHA. pada saat membuka seminar 'Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak dan Remaja'.

Dalam seminar kemarin, juga menyertakan dua pembicara lain dari Bagian Psikiatri RS Sanglah, yakni dr. Nyoman Ratep, Sp.KJ.(K). dan dr. Wayan Westa, Sp.KJ.(K)., yang mengupas masalah dampak psikologis kekerasan seksual pada anak dan remaja serta permasalahannya. (kmb24)

--
Anton Muhajir |  http://rumahtulisan .com


Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail. com.


__._,_.___

Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Tidak ada komentar: