--
Luigi Pralangga
c/o. United Nations Mission in Liberia (UNMIL)
Procurement Section, Via Diplomatic Mail
PO Box 4677 Grand Central Station
New York, NY 10163-4677, USA
Web - http://pralangga.org
PRALANGGA.ORG - Our Peacekeeping Journey |
Imparsialitas di pasukan UNIFIL Posted: 24 Dec 2008 01:30 PM CST Blate, Marjayoun UN Posn 7-3, Lebanon (24/12). Deputy Force Commander UNIFIL, Brigadier General Apurba Kumar Bardalai menegaskan bahwa setiap personel yang bergabung dalam misi UNIFIL harus mengedepankan impartiality (tidak ada keberpihakan), di samping itu organisasi UNIFIL ini seyogyanya dapat dijadikan sebagai wahana pergaulan antar bangsa-bangsa dimata Internasional. Demikian penegasan Jenderal Bardalai di depan Satuan tugas (Satgas) Kontingen Garuda (Konga) Military Policy (MP) Konga XXV-A/UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) yang berjumlah 75 personel terdiri dari 11 personel Mabes TNI, 30 personel POM TNI AD, 20 personel POM TNI AL, 14 personel POM TNI AU, 4 personel Wanita TNI (1 Kowad, 2 Kowal dan 1 Wara), Satgas Tanzania Military Police, Italia Military Police dan Spanyol Military Police, ketika membuka Induction Training di Pusat Pelatihan UNIFIL, Naqoura Lebanon Selatan. Lebih lanjut Dansatgas Konga XXV-A/UNIFIL, Letkol Cpm Ujang Martenis mengatakan bahwa tujuan dari penyelenggaraan Induction Training ini ialah untuk mengetahui mekanisme dan Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku di jajaran UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) serta untuk memberikan gambaran mengenai keberadaan UNIFIL dan mandat yang diterimanya. Lebih khusus lagi, memberikan gambaran tentang pelaksanaan tugas Satgas Lebanon di dalam Area Operasinya serta hambatan dan tantangan yang dihadapi selama ini. Selain itu, untuk menyiapkan prajurit-prajurit agar segera beradaptasi dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan memiliki sensitivitas terhadap hal-hal menonjol saat melaksanakan misinya nanti. Adapun materi-materi yang disampaikan diantaranya meliputi Analisa Daerah Operasi, Pelanggaran Lalu-lintas UNIFIL, Rules of Engagement, Gender, dan HIV/AIDS. Materi-materi yang telah diperoleh selanjutnya akan disebarluaskan kepada seluruh personel UNIFIL di satuan-satuan masing-masing. |
Posted: 24 Dec 2008 01:03 PM CST Salam Garuda! Tulisan ini dibuat hanya sekedar untuk mengisi waktu, untuk menghilangkan rasa jenuh, rasa kangen terhadap keluarga, saudara, sahabat, kerabat, makanan,masakan, cuaca, di negeri tercinta indonesia. Baik…cerita ini dimulai ketika saya menerima telpon rekan senior di Markas Besar TNI untuk persiapan berangkat bertugas sebagai United Nations Military Observer (UNMO) ke Liberia…senang bercampur kaget karena saya tidak menyangka yang diberi kesempatan, tanpa pikir terlalu lama, saya langsung menyatakan kesiapan. Untuk dikethui saya berangkat seorang diri menggantikan senior Letkol Lek Joseph Rizky. Dengan persiapan yang cukup (mepet) akhirnya saya menerima SP (Surat Perintah) untuk berangkat tanggal 7 November 2008. Tanggal 7 November 2008 pukul 08.00, berangkat dari bilangan Halim, Jakarta Timur, setelah semalam menginap di Mess bersama mantan kekasih dan tentunya 2 anak saya yang sedang lucu-lucunya, yaitu Zahra dan Mirza. Perjalanan menuju Bandara Cengkareng, dijadwalkan pesawat take-off pukul 13.05 WIB dengan menggunakan Thai Airways. Jujur, ini adalah kali pertama melaksanakan dinas ke luar negeri (selama ini saya kurung batokeun, orang sunda bilang: nggak pernah pergi ke negara orang). Mendarat di Bangkok International Airport, Suvarnabhumi, pukul 16.35 setelah itu menunggu lebih kurang 8 jam transit-time, berikut beberapa oleh-oleh foto dari Bandara Suvarnabhumi; Dari Bangkok, penerbangan selanjutnya diteruskan dengan pesawat Kenya Airways menuju Nairobi, (pada saat check in di Bangkok, ada sedikit hambatan karena petugas imigrasi menanyakan visa Liberia, dengan sedikit berdebat saya sampaikan bahwa ke Liberia sebagai United Nations' Personel tidak memerlukan visa, tetapi cukup menunjukkan surat penugasan dari UN saja). Maka berangkatlah saya dari Bangkok pukul 00.40 dan mendarat di Nairobi pada 06.10 waktu setempat.
Melelahkan memang, sebab selama transit di Nairobi, harus menunggu lagi selama 6 jam, satu dan lain hal adalah dikarenakan koneksi penerbangan menuju Liberia yang seharusnya berangkat pukul 09.30 ditunda sampai pukul 12.30. Selain penundaan yang membuat jemu nggak ketulungan ini, ada hal lain yang menambah kejengkelan saat menunggu di Nairobi, yaitu perlakuan otoritas bandara disana kepada para penumpang, persis seperti bola pingpong dengan simpang-siurnya informasi lokasi dan nomor gerbang keberangkatan. (Namun saya sih masih merasa asoy geboy moropoy aja). Akhirnya saya tiba juga di Liberia, penerbangan kenya Airways itu mendarat di RIA ( Roberts International Airport ) – Monrovia pada pukul 19.00, setelah sebelumnya transit sebentar di Kotoka International Airport di Accra Ghana untuk refueling. Bersyukur sekali saya mendapati para senior yang tentunya untuk kelancaran dan keselamatan juniornya rela menjemput saya di bandara (Terima kasih Bang Joseph dan Bang Tusih). Melihat perbandingan gedung Bandar Udara Internasional sejak dari Cengkareng, Jakarta, lalu Suvarnabhumi, Bangkok, Nairobi, Accra and kini Monrovia, adalah berbeda jauh dari segala aspek. khususnya Liberia yang baru saja keluar dari masa konflik yang berkepanjangan, bandar Udara Internasional Roberts masih amat sederhana sekali.
Menurut saya, Bandara Udara Iskandar – Pangkalan Udara dimana saya pernah menjadi Kadisops di Lanud Ikr selama 2,5 tahun amatlah jauh lebih mentereng kemana-mana. Setelah seluruh bagasi kelar dimuat dan masuk kedalam kendaraan UNMIL, kemudian langsung diajak santap malam oleh Bang Joseph, sekaligus memberikan salam perpisahan dengan beliau. (Keesok pagi harinya beliau kembali ke tanah air tercinta, Indonesia atas purna tugas sebagai milobs di Liberia usai sudah). Kesan pertama di Liberia yang mendalam atas senior, Mayor Cpl Tusih Widayat, yang akrab saya panggil Bang TW.
Mendarat pada hari Sabtu malam, dimana hari Minggu adalah hari libur, proses pelaporan menghadap tugas (Duty Check-in) dilaksanakan pada hari Senin bertempat di UNMIL Headquarters – PAP (Pan Africa Plaza) dengan diantar oleh Mayor Tusih, dimana kawasan Monrovia & Greater area adalah wilayah yurudiksi patroli beliau di Team 3 – MILOBS.
Lepas urusan Duty Check-in selesai, setelah itu, serangkaian prosedur administrasi, meskipun tidak rumit, namun cukup melelahkan karena urusan tersebut dilakukan pada tempat yang berbeda dan cukup jauh jaraknya. Antara UNMIL HQ di PAP Building dan UNMIL – Logistics Base di kawasan Star Base, Freezone lumayan jauh dan lalu-lintas waktu itu sedang macet sekali. Proses "duty check-in" dapat diselesaikan dalam sehari dimana mendapatkan kartu ID personil UNMIL diberikan hari itu juga, dengan nomor index ID: MO-001123. Sesuai dengan prosedur yang berlaku, setiap staff baru (New arrivals) diwajibkan mengikuti Induction Course selama 5 hari yang waktu itu dimulai dari tanggal 24 hingga 28 November, yang kemudian dilanjutkan dengan ujian kefasihan Bahasa Inggris (ELPEX), serta ujian presentasi dihadapan Chief of Staff (Jenderal berbintang satu dari Nigeria). meski berbekal kefasihan berbahasa Inggris yang cukup lumayan, ahamdulilah keesokan harinya, hasil penilaian kemampuan presentasi tersebut dinyatakan lulus dengan hasil cukup memuaskan. Semalaman sejak kelar ujian presentasi tersebut, saya tidak bisa tidur membayangkan, jika hasil ujian penilaian kefashian berbahasa Inggris dan presentasi tersebut gagal, cilaka!. dari cerita rekan-rekan senior sebelumnya, menceritakan bahwa pada saat mereka dulu [1 tahun lalu], ada kejadian dimana 3 perwira military observer dari negara di kawasan Amerika Latin yang hasil ujian/penilaian kefasihan berbahasa mereka dinyatakan gagal/tidak lulus, dan berdasarkan kegagalan mereka itu, dalam tempo kurang dari 10 hari dipulangkan ke negera asalnya dengan alasan "incompetence". Terbayang jika saya dikembalikan/di-repatriasi dari misi oleh UNMIL atas alasan tersebut, mungkin saya akan mengajukan pensiun dini setibanya di tanah air). Terima kasih Mentor Agung dan Bang TW (Tusih) yang selalu memotivasi saya selama 5 hari pertama ini, berbagai pembekalan intensif diberikan saat tinggal di Rumah Indonesia, (maksudnya: Rumah kontrakan Indonesian Milobs di Monrovia), walaupun proses pembekalan tersebut dilakukan sambil ngulek cabe untuk sambel makan malam (Sumpee 'Tor!!, Sambelnya enak!! – kapan-kapan saya ngadep, 'tor – minta disambelin! – he..he. Sambel itu membuat saya teringat masa-masa di Handariawina neh!. Harus diakui bahwa semua arahan mentor dan abang teramat berarti untuk saya.
Syukur alhamdulilah selalu saya panjatkan pada Allah SWT, mengapa?. Karena saya selalu diberikan kemudahan olehNya, dari mulai proses pemberangkatan sampai dengan saat ini, mungkin hal ini dikarenakan doa dari orang tua, dukungan moril dari pihak keluarga ,kerabat dekat, sahabat, para rekan senior dan junior. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada semua pihak, semoga ALLAH SWT selalu melimpahkan rahmat dan nikmat kepada kita semua tentunya. Amien…
|
Speed kills & Cell phone Driving: Drive to arrive alive! Posted: 24 Dec 2008 03:53 AM CST With recent fatality happening to UNMIL personnel, as Marilena's sharing on her posting, allow me also to share you the below pictures taken 2 days ago and put as an exhibit at UNMIL Vehicle Entrance gate at the UNMIL Headquarters building at Pan African Plaza, Sinkor – Monrovia. It is a sudden loss for us and a strong reminder that safety in driving, especially when one is on mission assignment is paramount. The facts below I found them to be true: FACT: Speed is a factor in 75% of accidents on our roads. FACT: The faster you go, the harder you hit. FACT: Speeding is more of a risk than a time saver. On a 10km journey, you would save a mere 46 seconds by increasing your average speed from 60km/h to 65km/h, but in doing so you double your chances of being involved in a crash. The severity of a crash increases with speed. If you speed you might not be able to stop. With a reaction time of one second, it will take the average driver driving at 110km/h about 90m to come to a stop on a dry surface. If the driver encounters a hazard such as a pedestrian at a distance, of say, 60m ahead, the car will hit the pedestrian at an impact speed of 80km/h. At that speed there is a 100 percent chance that the pedestrian will be killed. If the driver were driving at 100km/h instead of 110, the collision speed would be 60km/h and the chances of the pedestrian being killed would be reduced to 70 percent. Had this driver been driving at 90km/h, the collision speed would have been 30km/h and the chance of death for the pedestrian would be educed further still, to approximately 7%. This is why SPEED KILLS and why speed is one of the major focuses in the BE ALERT AND LIMIT SPEED campaign this year. Another crucial issue of car accidents involving mission's staff is cell-phon driving. According to reports and statistics, the use of mobile phones while driving is one of the main causes of crashes, accidents and collisions worldwide. While talking on phone, the driver is obviously distracted and not able to fully concentrate on driving. It is a matter of just few seconds when a driver looses concentration and runs into a serious accident. Using a mobile phone while on the steering wheel is risky not only for the person who is driving the vehicle but also for the other people in the car and on the road. Drivers who use a mobile phone, whether hand-held or hands-free: 1. Are much less aware of what's happening on the road around them They are also four times more likely to crash, injuring or killing themselves and/or other people. So guys, please remember this: Drive to arrive alive!. Last but not the least, wishing you a joyous holidays and a prosperous new year of 2009. Kind regards from West Africa. |
Posted: 24 Dec 2008 03:37 AM CST (Beirut, 23/12/2008). Dalam rangka memperingati 30 tahun UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon), Universitas Antonine menyelenggarakan seminar internasional dengan tema "*UNIFIL and the multidimensional approaches of its mission*" atau misi UNIFIL dan pendekatan multi dimensional, bertempat di Universitas Antonine, Hadath-Baabda, Beirut. Tujuan dari seminar adalah untuk memberikan pencerahan kepada warga Lebanon dan masyarakat internasional yang berada di Beirut mengenai peranan penting UNIFIL bagi perdamaian internasional khususnya di Lebanon. Rektor Universitas Antonine, Prof. Dr. Fadi Fadel mengundang para Dubes negara kontributor pasukan UNIFIL untuk memberikan paparan sekaligus menjadi moderator untuk agenda yang menjadi pembahasan pada semua sesi, termasuk Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) RI di Beirut, Bagas Hapsara diminta untuk menjadi moderator mengenai "*Success Story*" misi di UNIFIL. Rektor Universitas Antonine mengharapkan agar Indonesia juga dapat mengirimkan wakilnya dari UNIFIL untuk hadir pada acara tersebut, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Danstagas Konga XXIII-C/UNIFIL Letkol Inf. R. Haryono. Hadir pada seminar tersebut, para Duta Besar negara kontributor pasukan UNIFIL, Force Commander (FC) UNIFIL, Mayjen Claudio Graziano, Menteri Luar Negeri Lebanon Fauzi Sallukh mewakili Presiden Michel Suleiman, Menteri Luar Negeri Hezbollah, Nawaf Moussawi, Direktur Organisasi Internasional dan PBB Departemen Luar Negeri Perancis, Sylvie Bermann, para tokoh pers dan akademisi yang memiliki kepedulian untuk menciptakan perdamaian di Lebanon. Selama 30 tahun keberadaannya di Lebanon, UNIFIL sedikit banyak telah membantu meningkatkan kesejahteraan dan stabilitas di Lebanon, dan keberadaan UNIFIL tetap dipertahankan karena masih ada penyerangan, invasi dan pendudukan wilayah Lebanon oleh Israel. Banyak sekali pandangan yang disampaikan oleh para pembicara untuk mewujudkan perdamaian di Lebanon, dan meskipun belum dapat mewujudkan perdamaian abadi di Lebanon selama 30 tahun peranannya, namun saat ini UNIFIL tetap dipertahankan untuk melaksanakan resolusi PBB No. 1701. Kegiatan seminar dalam rangka memperingati 30 tahun UNIFIL ini diakhiri dengan acara makan malam bersama di sebuah hotel yang di fasilitasi oleh Kedutaan RI di Beirut bersama dengan Universitas Antonine. Sebagai hiburan ditampilkan beberapa tarian dan permainan sulap yang dibawkan oleh anggota Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/UNIFIL. |
You are subscribed to email updates from PRALANGGA.ORG - Articles | Email Delivery powered by FeedBurner |
__._,_.___
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar