--
Luigi Pralangga
c/o. United Nations Mission in Liberia (UNMIL)
Procurement Section, Via Diplomatic Mail
PO Box 4677 Grand Central Station
New York, NY 10163-4677, USA
Web - http://pralangga.org
PRALANGGA.ORG - Our Peacekeeping Journey |
Komandan Satgas GARUDA XXIII-B pamit ke jenderal UNIFIL Posted: 30 Nov 2008 03:12 PM CST (Adshit Al Qusayr, 30/11) Tepat setahun sudah Satgas Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B berada di Lebanon Selatan. Pada hari yang sama setahun yang lalu, Dansatgas Letkol Inf A M Putranto, S.Sos bertemu pertama kalinya dengan Force Commander (Panglima) UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) Mayjen Claudio Graziano untuk memulai penugasan sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian PBB. Hari ini (30/11), Dansatgas bertemu kembali dengan Jenderal Italia itu guna mengakhiri tugasnya sekaligus pamitan karena akan segera kembali ke Tanah Air bersama dengan 437 Prajurit Garuda XXIII-B lainnya yang masih tersisa di Lebanon Selatan. Kunjungan Dansatgas merupakan bagian dari Kunjungan Kehormatan (Courtesy Call) kepada para Petinggi UNIFIL, di antaranya Chief of Staff UNIFIL Brigjen Olivier de Bavinchove, Deputy Force Commander UNIFIL Brigjen AK Bardalai dan Force Commander UNIFIL Mayjen Claudio Graziano. Namun sayangnya pada kesempatan tersebut, Deputy Force Commander tidak dapat ditemui karena sedang melaksanakan cuti. Pertemuan dengan Chief of Staff UNIFIL Brigjen Olivier dilaksanakan pertama kali sesuai jadwal yang ditentukan yaitu pukul 16.30 waktu setempat. Dansatgas Konga XXIII-B bersama-sama calon penggantinya yaitu Letkol Inf R. Haryono mendapatkan sambutan yang hangat oleh Jenderal Prancis tersebut. Selidik punya selidik, ternyata Ia masih menyimpan kesan yang mendalam saat menghadiri upacara Penganugerahan Medali PBB untuk Kontingen Indonesia Garuda XXIII-B. Ia salut dan mengakui profesionalitas yang ditampilkan oleh Prajurit-Prajurit Garuda yang dinilainya setara dengan Pasukan Elite lainnya di dunia. Pertemuan diakhiri dengan pemberian cindera mata dari Dansatgas berupa plakat dan foto kenang-kenangan Brigjen Olivier saat melakukan kegiatan dan kunjungan kerja ke Base Camp Pasukan Garuda XXIII-B. Selanjutnya, Dansatgas Konga XXIII-B menghadap Force Commander Mayjen Claudio Graziano di ruang tamu VIP-nya. Jenderal yang penuh wibawa itu terlihat senang saat bertemu dengan Dansatgas. "Congratulation, Colonel Putranto. You've done an excellent job!", puji alumni Akademi Militer Italia tahun 1974 itu saat menyalami Dansatgas. Lebih lanjut, Graziano menanyakan hal-hal seputar kehidupan pribadi Dansatgas seperti rencana liburan, bagaimana kabar keluarga, situasi di kampung halaman dan sebagainya. Dalam pembicaraannya, Mayjen Graziano menyatakan kegembiraannya dengan penambahan jumlah pasukan Indonesia yang bertugas di Lebanon, diantaranya Force HQ Unit dan Force Protection Unit serta Military Police Unit. Graziano sangat berharap, seluruh pasukan Indonesia yang baru ini dapat melanjutkan apa yang telah dicapai oleh Satgas Konga XXIII-B, terutama pergaulan yang baik dan harmonis dengan masyarakat Lebanon dan kontingen negara lain. Sungguh walaupun hanya 30 menit, namun terasa sekali suasana yang akrab layaknya seorang abang yang dikunjungi oleh adiknya yang akan bepergian jauh. Tidak terlihat batas yang kaku antara Atasan dan Bawahan sebagaimana militer pada umumnya. Jenderal Graziano memang dikenal sebagai seorang jenderal yang cerdas, kharismatis dan membumi. Reputasinya di kalangan masyarakat Lebanon saat ini cukup terkenal sehingga kadangkala media Lebanon menyebutnya sebagai Jenderal Diplomat. Pada kesempatan yang sama, Mayjen Graziano juga berpesan kepada Letkol Inf R. Haryono agar meneruskan prestasi gemilang yang telah diukir oleh Satgas Konga XXIII-B. Seusai ramah tamah, Graziano berkenan menerima cindera mata berupa plakat dan foto kenang-kenangan dari Dansatgas Konga XXIII-B. Tak dinyana beliau amat terkesan dengan pemberian cindera mata tersebut, khususnya saat melihat foto-fotonya yang sedang berinteraksi dengan Pasukan Garuda XXIII-B dalam berbagai kesempatan. Sebagai penutup, Ia mengucapkan terima kasih kepada Dansatgas Konga XXIII-B dan mendoakan agar karirnya semakin sukses sekaligus ucapan selamat bertugas kepada calon penggantinya. |
Kontingen GARUDA XXIII-B selenggarakan Induction Training [1] Posted: 30 Nov 2008 02:10 PM CST (Adshit Al Qusayr, 30/11) Satgas Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B menyelenggarakan Induction Training bagi 360 Prajurit Konga XXIII-C yang telah tiba di Lebanon untuk mengetahui mekanisme dan Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku di jajaran UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon). Hal ini dimaksudkan guna memperlancar tugas pokok yang akan dilaksanakan Konga XXIII-C kelak setelah Konga XXIII-B tuntas menyelesaikan misinya di Lebanon Selatan pada tanggal 4 Desember 2008. Tujuan dari penyelenggaraan Induction Training ini ialah untuk memberikan gambaran kepada pasukan pengganti yang akan bertugas mengenai keberadaan UNIFIL dan mandat yang diterimanya. Lebih khusus lagi, memberikan gambaran tentang pelaksanaan tugas oleh Konga XXIII-B di dalam Area Operasinya serta hambatan dan tantangan yang dihadapi selama ini. Selain itu, untuk menyiapkan prajurit-prajurit Konga XXIII-C agar segera beradaptasi dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan memiliki sensitivitas terhadap hal-hal menonjol saat melaksanakan misinya nanti. Materi disusun sesuai skala prioritas yang harus segera dimengerti dan dipahami oleh seluruh pasukan pengganti, meliputi paparan Dansatgas dan paparan Perwira Staf Konga XXIII-B, baik Staf Umum maupun Staf Khusus. Staf Umum terdiri dari Staf Intelijen, Operasi, Personel, Logistik dan Cimic (Civil Miltary Co-operation) sedangkan Staf Khusus yang diberikan kesempatan paparan ialah Staf Hukum, Polisi Militer, Pemeliharaan Peralatan, Kavaleri, Perhubungan, dan Keuangan. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari berturut-turut sesuai jadwal yang telah disusun oleh penyelenggara dari mulai pagi sampai dengan malam hari. Pada hari pertama seusai membuka secara resmi acara ini, Dansatgas Konga XXIII-B mengisi materi dengan memaparkan kondisi terkini Area Operasi, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan Satgas Konga XXIII-B sekaligus prestasi-prestasi yang telah dicapai selama 1 tahun penugasan. Dalam paparan tersebut ditayangkan pula berbagai macam film produksi Penerangan Satgas terkait isi paparan yang diberikan sehingga cukup menarik perhatian dan sesekali mengundang applaus dan decak kagum dari para prajurit Konga XXIII-C yang menyaksikannya. Selanjutnya berturut-turut, staf terkait memaparkan materi sesuai bidangnya masing-masing. Khusus untuk Komandan Satgas yang baru melaksanakan tur Area Of Responsibility (AOR) bersama dengan Dansatgas Konga XXIII-B sekaligus diperkenalkan langsung kepada para tokoh masyarakat (Mayor dan Mokhtar) dengan berkunjung ke rumah-rumah. Dansatgas Konga XXIII-B juga menggunakan kesempatan ini untuk berpamitan kepada mereka karena minggu depan akan segera kembali ke Tanah Air.
Pada malam terakhir, diputarkan pula film berdurasi 1,5 jam mengenai pelaksanaan Upacara Penganugerahan Medali PBB (UN Medal Parade) kepada Prajurit Konga XXIII-B yang mendapatkan pujian dari seluruh Kontingen yang bertugas di UNIFIL, bahkan Force Commander Mayjen Claudio Graziano sendiri menyatakan kebanggaannya atas upacara tersebut. Film apik produksi Tim Penerangan dan Tim Cimic Satgas ini lagi-lagi mendapatkan perhatian yang antusias dari para Prajurit Konga XXIII-C. Menutup seluruh rangkaian kegiatan Induction Training, dilakukan tur keliling Area Operasi Kontingen Indonesia sekaligus mengunjungi seluruh Base Camp yang berada di luar Markas Konga XXIII-B "Soekarno Base" UN Posn 7-1 Adshit Al Qusayr, yaitu UN Posn 9-63, UN Posn 8-33 dan UN Posn 9-2.
Menurut Perwira Seksi Perencanaan Operasi Kapten Marinir Burhanudin selaku Koordinator, pelaksanaan Induction Training kali ini disusun se-efektif dan se-efisien mungkin sehingga diharapkan seluruh prajurit Konga XXIII-C dapat segera melakukan adaptasi dan penyesuaian terhadap pelaksanaan tugas pokok yang secara total akan diterima terhitung mulai tanggal 3 Desember 2008. |
Pasukan Formed Police Unit (FPU) Indonesia tiba di Darfur [1] Posted: 30 Nov 2008 02:03 PM CST Setelah menyiapkan jalan bagi FPU Indonesia sebagai Advance team (3 orang) selama lebih kurang 5 bulan, akhirnya pasukan FPU Indonesia dipimpin oleh Komandan Kontingen AKBP Drs. Johni Asadoma M.Hum yang berjumlah keseluruhan 140 orang menapakkan kaki di lapangan terbang El Fasher, Darfur menggunakan pesawat khusus Vim Airlines yang berangkat dari Halim Perdana Kusuma, FPU Indonesia terdiri dari 110 orang "Tactical Unit" dalam 4 peleton yang keseluruhan berasal dari Satuan Brigade Mobil Polri dan 30 orang "Support Unit" yang berasal dari Kesehatan, Elektonik dan Komunikasi, Mekanik dan Juru Masak.
Bagi POLRI hal ini merupakan sejarah baru, karena inilah kali pertama POLRI mengirimkan personil dalam ikatan pasukan, selama ini hanya secara personal yang tergabung dalam Civilian Police (Civpol) dalam berbagai missi perdamaian PBB yang tergabung dalam UNAMID (United Nations African Union Hybrid Mission In Darfur). Bagaimana peran FPU dalam misi perdamaian PBB?. Dalam aturan yang dirancang Dewan Keamanan PBB mengenai Rules of Enggagement FPU, tugas pokoknya adalah : Menjaga setiap personil PBB dan assetnya, dan melakukan tugas khusus dalam lingkup tugas keamanan dan ketertiban seperti Riot Control, dan menjaga camp keamanan kamp pengungsi. Sekarang pertanyaannya bagaimana perbedaannya dengan satuan militer yang juga ada dalam setiap missi perdamaian?. FPU merupakan konsep baru dalam misi perdamaian PBB, ini tercipta karena ada dirasakan adanya "Security Gap" antara tugas Militer yang "full armed" dan "Too Powerful" dalam menciptakan ketertiban masyarakat dan disisi lain kurangnya lemahnya polisi sipil PBB yang tidak bersenjata, "Security Gap" itu kira – kira harus diisi dengan Polisi yang mempunyai kemampuan Paramiliter, pengendalian huru-hara, mampu bergerak secara cepat dan mobile dan mampu mengendalikan keamanan dan ketertiban masyarakat secara cepat.
Nah, dari pemikiran tersebut terciptalah konsep FPU dalam setiap misi perdamaian PBB. Kehadiran FPU di Darfur memang sangat diharapkan, namun proses itu memakan waktu yang panjang, saya sendiri sebagai team advance menghabiskan waktu 5 bulan menyertai peralatan FPU Indonesia dari Port Sudan sampai El Fasher, problem ini terkendala birokrasi yang sangat rumit dari pemerintah Sudan dan juga jarak tempuh yang jauh (2700 Km dari Pelabuhan Port Sudan sampai ke El Fasher!) juga medan perjalanan yang sangat buruk (tanpa jalan aspal melewati padang pasir). Dalam rancangan UNAMID akan ditempatkan 14 (empat belas) FPU di seluruh misi, namun sampai sekarang dalam 1 tahun pertama berdirinya UNAMID baru ada 3 FPU termasuk Indonesia. Tugas pertama yang menanti adalah melakukan pengawalan terhadap UN Civpol untuk melakukan "Community Policing" di Camp Pungungsi Lokal (Internal Displaced Personal Camp/IDP Camp) selama ini tugas itu dilakukan oleh militer PBB namun memang seperti saya katakan terdahulu, tugas itu sebenarnya merupakan tugas kepolisian. Hari – hari pertama pasukan FPU Indonesia adalah melakukan orientasi lapangan ke IDP Camp yang masuk dalam Area Of Responsibilitynya, yaitu IDP camp El Salam, Abu Shouk dan Zam–Zam, rata – rata IDP Camp ini dihuni sekitar 100 ribu pengungsi, mengunjungi tokoh masyarakat yang dikenal "Sheik" (tokoh informal setingkat dengan desa/lingkungan) dan diatasnya adalah "Omda" yang biasanya membawahi beberapa Sheik, kemudian FPU mendapatkan "Induction Training" oleh UN Integrated Mission Training Center untuk mengenal lebih dalam tentang konflik yang terjadi di Darfur.
Mandat yang berlaku seperti tertera dalam Resolusi No. 1769 Dewan Keamanan PBB, adat-istiadat masyarakat setempat dan hal – hal yang mendasar lainnya. Untuk sementara kontingen FPU Indonesia ditempatkan pada "transit camp" karena camp Indonesia masih dalam tahap pembangunan, diperkirakan akan memakan waktu selama 2 bulan, mengenai kebutuhan hidup sehari- hari seperti bahan makanan di drop secara regular dan dimasak oleh anggota "Support Unit" FPU, air untuk MCK dan minum juga di drop tiap hari. Kendala awal bagi pasukan adalah penyesuaian fisik untuk menghadapi iklim gurun yang ganas, yang merupakan pengalaman baru bagi kami, bibir pecah, dehidrasi, mengeluarkan darah dari hidung adalah hal yang rata – rata dialami, namun kendala itu cepat dapat diatasi.
FPU Indonesia saat ini sudah melaksanakan tugasnya secara "full performance" setelah melewati jangka waktu 2 minggu waktu penyesuaian dan orientasi, tugasnya adalah melakukan patroli di 3 (tiga) IDP Camp yang merupakan AOR, terbagi dalam shift siang dan malam, setiap patroli terdiri dari 1 peleton menggunakan 2 buah Armored Personnel Carrier (APC) dan mobil patroli. Patroli ini merupan joint patrol bersama UN CIVPOL yang melaksanakan Community Policing. Harapan kami adalah FPU Indonesia dapat melaksanakan tugasnya secara baik, dan samapi terakhir masih mendapat tanggapan sangat positif dari masyarakat darfur dan juga dari PBB sebagai pengguna kami, dan pulang dengan lengkap dan selamat setelah satu tahun kedepan. AKBP REINHARD HUTAGAOL Sik |
You are subscribed to email updates from PRALANGGA.ORG - Articles | |
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar