Bali Millis Preview and Information: RE: [bali-bali] Yang mau bakar Qur'an itu Tidak Waras -- perlu perawatan

Senin, 27 September 2010

RE: [bali-bali] Yang mau bakar Qur'an itu Tidak Waras -- perlu perawatan

Dear Eka Santosa

Itulah kenyataan di Indonesia

Nusantara ini sudah bukan Negara Plural lagi

Lihatlah, Imam Samudra, dan teman temannya mendapat gelar pahlawan oleh pihak pihak tertentu (dan pemerintah + media seolah olah ikut membiarkannya)

Penyiar TV pun menyebut mereka "Wafat ", bukan Tewas atau pun Binasa

Lihatlah Sinetron Wali Songo, Realigi dll nya, orang yang pakai dupa dan kembang itu identik dengan dukun, pemuja setan, dan orang orang jahat dan hitam

(berarti orang orang bali juga dianggap demikian dong…)

Saya sedih mengapa hal hal spt itu seolah olah dibenarkan dan dibiarkan

Saya sering terluka kalau nonton TV, dan saya berusaha agar anak anak saya yang masih beragama hindu tidak rendah diri dan merasa malu sembahyang memakai bunga dan dupa

Semoga makin banyak orang yang sadar dan menerima kebhinekaan di nusantara ini

Salam damai

Panji astika

From: bali-bali@yahoogroups.com [mailto:bali-bali@yahoogroups.com] On Behalf Of Eka santosa
Sent: Wednesday, September 22, 2010 5:20 PM
To: bali-bali@yahoogroups.com
Subject: Re: [bali-bali] Yang mau bakar Qur'an itu Tidak Waras -- perlu perawatan

Yang mau bakar Qur'an itu saja tidak Waras perlu perawatan lalu bagaimana dengan para teroris yg jelas2 telah membunuh dan banyak korban.
Apa yg paling pantas sebuatan mereka........yg jelas tdak bisa dan tidak mau menamakan apa lagi.

Damai semua.
Eka Santosa

From: SUDI / Mr <baliesia@gmail.com>

Sender: bali-bali@yahoogroups.com

Date: Wed, 22 Sep 2010 14:37:46 +0800

To: <bali-bali@yahoogroups.com>

ReplyTo: bali-bali@yahoogroups.com

Subject: Re: [bali-bali] Yang mau bakar Qur'an itu Tidak Waras -- perlu perawatan

dan kita lihat..penyerang ke polsek...

dan kita tonton perampokan bank cimb niaga....

On 9/22/2010 9:49 AM, Ketut Abdulpaulus wrote:

pun demikian yang tersirat mendukung pembantaian anak-anak tak berdosa dibelahan dunia juga tak waras , Mari kita gak ber waras-warasan kwkwkwkwkwk....

--- Pada Kam, 16/9/10, panji <panji@amanaid.com> menulis:

Dari: panji <panji@amanaid.com>
Judul: RE: [bali-bali] Yang mau bakar Qur'an itu Tidak Waras -- perlu perawatan
Kepada: bali-bali@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 16 September, 2010, 9:24 AM

Saya yakin juga demikian…..

Demikian pula yang melakukan penyerangan penusukan pastor di bekasi

termasuk yang memprofokasi dan tersirat membela hal tersebut

saya kira semuanya kurang waras

Salam damai

Panji

From: bali-bali@yahoogroups.com [mailto:bali-bali@yahoogroups.com] On Behalf Of Ikranagara
Sent: 11 September 2010 10:11
To: Dear Friends
Subject: [bali-bali] Yang mau bakar Qur'an itu Tidak Waras -- perlu perawatan

Dari Detik.com:

Sabtu, 11/09/2010 07:31 WIB

Putri Pastor Jones Sebut Ayahnya Tak Waras

Berlin - Putri Pastor Jones angkat bicara soal aksi ayahnya, Terry Jones, yang berencana membakar Alquran. Emma Jones, yakin ayahnya sudah tidak waras dan butuh perawatan.

Emma Jones yang tinggal di Jerman, menjelaskan dia sudah mencoba mengirimkan email untuk mencegah rencana ayahnya. Namun email itu tidak dibalas sang ayah.

"Ayah saya bukan orang yang mudah menyerah. Sebagai anak saya melihat ada hal baik di dalam dirinya. Tapi saya rasa dia butuh perawatan," ujar wanita yang berusia 30 tahun ini.

"Saya kira dia sudah tidak waras," tambah Emma saat diwawancarai spiegel online dan dikutip reuters, Sabtu (11/9/2010).

Emma sempat bercerita tentang keadaan sebuah komunitas Kristen yang diikuti ayahnya selama bertahun-tahun lalu. Awalnya komunitas itu berorientasi pada bible. Namun bertahun-tahun kemudian Emma menemukan komunitas itu berubah menjadi semacam sekte.

"Saya lihat ayah saya melakukan banyak hal yang tidak ada dalam bible. Dia menuntut kesetiaan hanya untuk dirinya dan istri keduanya," terang Emma.

Jones memang menikah lagi setelah ditingal mati ibu kandung Emma, tahun 1996 lalu. Pada akhirnya, komunitas itu akhirnya mengeluarkan Terry Jones saat dia pindah ke Amerika Serikat tahun 2008 lalu.

"Saya harap ayah saya sadar kembali," harap Emma.
(rdf/rdf)