Sepekan, Tiga Orang Tewas di Pesisir Utara Bali
Senin, 24 Mei 2010 | 04:23 WIB
Denpasar, Kompas - Penyebaran penyakit anjing gila atau rabies terus menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat Bali. Dalam sepekan terakhir, tiga warga di beberapa kecamatan di pesisir utara Bali tewas dan diduga kuat akibat rabies. Target Bali bebas rabies tahun 2012 tampaknya makin sulit terealisasi.
Korban terakhir adalah bocah laki-laki berusia enam tahun, GA, asal Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. GA meninggal dalam perjalanan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng, Jumat (21/5). Ia mengalami gejala ketakutan terhadap orang dan cahaya, kejang, serta tak tahan mengenakan baju. Bocah itu digigit anjing liar di desanya sebulan lalu.
Dua korban tewas sebelumnya di Buleleng adalah VK (13), bocah perempuan asal Kecamatan Buleleng, dan pria setengah baya, NS (50), warga Kecamatan Banjar. VK mengalami gejala rabies setelah digigit kucing. Otoritas kehewanan setempat kini melakukan investigasi serta menggalakkan eliminasi ataupun vaksinasi massal terhadap anjing liar.
Pusat rabies
Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr Made Pustaka langsung membentuk pusat rabies di empat lokasi, yaitu di Puskesmas 1, Kecamatan Tejakula; RSUD Buleleng; Puskemas 1, Kecamatan Seririt; dan Puskesmas 1, Kecamatan Gerogak. Keempatnya di pesisir utara Bali. Juga ditambah pusat penanganan rabies di Buleleng, yaitu di RSUD Buleleng. Menurut Pustaka, persediaan vaksin antirabies (VAR) bagi manusia terus menipis.
hSedikitnya 1.000 dosis VAR yang disebar di semua pusat penanganan rabies di Buleleng itu habis terpakai. Permintaan masyarakat memang tinggi,h ujarnya.
Persediaan VAR di Buleleng, tinggal 2.000 dosis dari persediaan 6.400 ampul plus bantuan 500 ampul VAR dari Pemerintah Provinsi Bali. Rata-rata per hari konsumsi VAR di Buleleng mencapai 50 ampul. Kini VAR telah dipesan untuk persediaan.
Penanganan minim
Meluasnya rabies di Bali ditengarai sebagai akibat penanganan yang minim. Sejak ditemukan di Kuta Selatan, Kabupaten Badung, akhir tahun lalu, penyakit itu meluas di tujuh dari sembilan kabupaten/kota di Pulau Dewata. Dua kabupaten yang masih bebas rabies adalah Jembrana dan Klungkung.
Praktisi hewan, mantan penyidik di Balai Penyidikan Penyakit Hewan pada Balai Wilayah VI Denpasar, drh Son Soeharsono, mengatakan, penanganan rabies di Bali tidak maksimal, bahkan cenderung minim. Menurut Son, target pemerintah tahun 2012 Bali bebas rabies harus ditinjau ulang. Ia meragukan ada tidaknya peta penularan dan kelengkapan data mengenai jumlah anjing yang sudah divaksinasi dan dieliminasi, terutama dikaitkan dengan kelahiran anjing yang tersisa di Bali saat ini.
Dokter hewan Made Sukerni, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Kesehatan Provinsi Bali, mengakui bahwa rendahnya tingkat cakupan vaksinasi anjing di Bali sebagai salah satu hal yang mengakibatkan sulitnya membendung penyebaran rabies di Bali. (BEN)
Senin, 24 Mei 2010
[bali-travel] Sepekan, Tiga Orang Tewas di Pesisir Utara Bali
__._,_.___
Sekolah bahasa Jepang http://PandanCollege.com/ 0361-255-225/
MARKETPLACE
.
__,_._,___
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar