tyang kira pelabuhan laut di Singaraja , posisinya lebih bagus
disamping lebih dalam dari pelabuhan Benoa.
Pokoknya Singaraja dari segi lahan dan SDM , memadai untuk Civic Centre ( pakai juga pinggiran dikit ).
Dan orang orang nya juga pinter pinter seperti bli Ngurah Beni dan Bli Sugi , pinter tapi baud gatiii..
Mungkin kita bertiga harus ikut menyokong Igusti Putu Wisnu sebagai
pahlawan nasional kelahiran Singaraja.... haais.. sedikit ngajumang sekehe.. hehehe..
shanti , permiiisiiii..
--- In bali-bali@yahoogroups.com, ngurah beni setiawan <setiawan_beni@...> wrote:
>
> Bli Gung Pindha sane wangiyang titiyang,
>
> kalao jadi pusat pemerintahan di pindah ke Singaraja.
> Mudah-mudahan nanti rumah di pengastulan bisa dijadikan rumah dinas gebenur nya ya...
>
> Bli Sugi, salam anggen Jro Mangku durung disampaikan
> *Jro Mangku ane cenan niki??
>
> Tyang punya kuis: Napi putih-putih kilang-kileng?
>
> jawabane: Jro mangku kelangan sandal
>
> Kuis lagi: Napi putih-putih negakin montor?
>
> jawabane: Jro mangku nyambi ngojek
>
> rahajeng,
> ngurah beni setiawan
> P Save a tree...please don't print this e-mail unless you really need to
>
>
>
>
> ________________________________
> Dari: IGusti Agung <agungpindha@...>
> Kepada: bali-bali@yahoogroups.com
> Terkirim: Rabu, 17 Juni, 2009 12:14:46
> Topik: Re: Bls: [bali-bali] Sudah Terpinggirkan, Pentasnya Juga di 'Pinggiran'
>
>
>
>
>
>
> badah.... dados jeg patut terus Bli Ngurah bagus mecedar niki ya?
> Betul sekali , dalam setiap pembangunan , apalagi semacam Art Centre.
> Problem pertama yang harus ditanggulangi adalah "PARKIR",
> Atau public transport yang memadai.
>
> Masalahnya Pemkot ,Pemda , Pemprop masih juga tidak belajar dari problem ini , Kumabasari dan Jl .Sulawesi , Rumah sakit . dll,dll.
> Pemerintah harus sudah melirik lirik Singaraja untuk pusat pemerintahan .
> Disamping kabupatennya lebih luas juga sekian banyaknya lahan yang
> berupa ladang dan kering , pemerataan kepadatan penduduk sudah harus dimulai dari sekarang , untuk 200-300 tahun mendatang.
> Paling tidak Imigrasi dan Gubernuran punya cabang di Singaraja.
> Kalau tidak , semua tanah subur dan hijau di Badung akan lenyap semua dalam kurun waktu 150 tahun , terus setiap rumah harus ada ACnya..
>
> Demikian juga Kodam 9 Udayana , seharusnya berpusat di Buleleng ,
> termasuk Angkatan Udara serta lapangan AURI, latihan dor dor an juga banyak di Singaraja seperti di gunung Tidar , Magelang.
> Menurut tyang , yang kacamatanya lebih burem dari Bli Ngurah,
> tidak ada salahnya kita belajar dari Singapore , yang guminya acuplekan tapi lebih teratur daripada kita di Bali..
> mimih.. adi joh sajan ngelantur?
>
> shanti , pamit dumun nggih..
>
> --- In bali-bali@yahoogrou ps.com, ngurah beni setiawan <setiawan_beni@ ...> wrote:
> >
> > Pak Dharma Putra, mas anton, Biang Bulan dan Bli bagus genjing ring Oz
> >
> > Kalo tyang melihat kok tidak ada yang salah ya...
> > Ampuran kalau kacamata burem ini melihat bahwa sesungguhnya yang terjadi adalah karena sekarang "centre" dan aktifitas sosial itu pun sudah berpindah yang dulunya dari kawasan Gajah Mada ke kawasan selatan seperti Kuta, Sesetan, Sanglah, dll.
> >
> > Jadi lokasi Art Centre inipun ketiban sial oleh perkembangan. Memang sulit untuk mempertahankan pusat seni dan pagelaran sekaliber Art Centre yang parkir saja sudah dan dikeliling pemukiman penduduk dan sesaknya ruang gerak.
> >
> > Pusat seni dan pagelaran Ini kan seolah-olah "dipindahkan" ke GWK. Lihat saja, pagelaran apa yang ada disana. Fasilitas GWK pun jauh lebih baik. Dekat dengan hotel-hotel yang notabena lebih preferable untuk wisatawan. Aksesibilitas GWK juga jauh lebih baik dengan kondisi jalan yang lebar. bandingkan dengan AC yang ramai, macet dan parkir yang menjemukan. Hah...
> >
> > Jadi, ya Art Centre sepertinya tidak perlu di renovasi. Memang fungsinya sudah habis ditelan jaman. memang lebih baik dijadikan museum dan dirawat saja tanpa ada perombakan besar.
> >
> > rahajeng,
> > ngurah beni setiawan
> > P Save a tree...please don't print this e-mail unless you really need to
> >
> >
> >
> >
> > ____________ _________ _________ __
> > Dari: Darma Putra <idarmaputra@ ...>
> > Kepada: bali-bali@yahoogrou ps.com
> > Terkirim: Selasa, 16 Juni, 2009 07:16:57
> > Topik: Re: [bali-bali] Sudah Terpinggirkan, Pentasnya Juga di 'Pinggiran'
> >
> >
> >
> >
> >
> > Anton
> > Arts Centre 'kan artinya Pusat Kesenian. Ternyata di Pusat pun masih ada 'pinggiran'?
> > Tapi, apa pun, memang Arts Centre kondisinya mengenaskan, temboknya kepeh-kepeh. Pemerintah perlu menyisihkan dana besar untuk merenovasi Art Centre agar megah berwibawa, metaksu, kalau tidak ya akan menjadi situs purbakala.
> >
> > darma
> >
> >
> >
> >
> > ____________ _________ _________ __
> > From: Anton Muhajir <antonemus@gmail. com>
> > To: baliblogger <baliblogger@ yahoogroups. com>
> > Cc: bali-bali <bali-bali@yahoogro u ps.com>
> > Sent: Monday, 15 June, 2009 1:21:07 PM
> > Subject: [bali-bali] Sudah Terpinggirkan, Pentasnya Juga di 'Pinggiran'
> >
> >
> > tulisan keren di bali post hari ini.
> >
> > barangkali berguna..
> > --
> >
> > Senin, 15 Juni 2009 | BP
> >
> > Sudah Terpinggirkan, Pentasnya Juga di 'Pinggiran'
> >
> > http://www.balipost .co.id/mediadeta il.php?module= detailberita& kid=7&id= 15662
> >
> > DI TATARAN wacana, komitmen para petinggi Bali membangkitkan kesenian-kesenian langka dari ancaman kepunahan memang terdengar merdu di telinga. Namun di tataran aksi, komitmen itu tampaknya layak untuk dipertanyakan kembali. Di ajang PKB XXXI ini, misalnya. Pergelaran kesenian langka itu terkesan masih terpinggirkan jika tidak ingin disebut diposisikan sebagai kesenian pelengkap atau tempelan semata. Indikasi itu terlihat dari penetapan lokasi pentas kesenian-kesenian langka yang selalu di pojok. Kesenian-kesenian langka seperti Gambuh, Gambang dan Wayang Wong hanya dipentaskan di Kalangan Angsoka, Kalangan Ayodya dan stage tetaring.
> >
> > Panggung megah seperti Gedung Ksirarnawa, apalagi panggung prestisius Ardha Candra, seolah-olah menjadi wilayah terlarang untuk disinggahi para seniman yang kini tengah berdiri di bibir jurang kepunahan tersebut.
> >
> > Sangat kontras dengan pergelaran kesenian-kesenian partisipan luar negeri yang selalu diprioritaskan untuk tampil di panggung-panggung yang mewah dan megah.
> >
> > Keterpinggiran kesenian-kesenian langka itu terasa makin menyesakkan ketika kita melihat waktu pentas yang dijatahkan untuk kesenian-kesenian tersebut. Rata-rata mereka dijatahkan waktu pentas yang dead time. Sekitar pukul 10.00-12.30 di saat masyarakat Bali tengah suntuk menekuni aktivitas rutin hariannya. Dapat dipastikan, rentang waktu itu merupakan masa-masa PKB paceklik pengunjung. Alhasil, penikmat seni yang menyempatkan diri menyaksikan pergelaran kesenian langka itu pun tak pernah membludak.
> >
> > Dalam konteks ini, obsesi pemerintah untuk memperkenalkan ragam kesenian langka itu kepada masyarakat Bali untuk selanjutnya menggugah kesadaran mereka untuk turut mencintai dan melestarikan kesenian-kesenian langka itu bak jauh panggang dari api. Bagaimana benih-benih cinta itu bisa merekah sempurna jika mereka sendiri tidak pernah diperkenalkan dengan kesenian-kesenian tersebut?
> >
> > Kepada Bali Post, Minggu (14/6) kemarin, seniman muda I Wayan Tusti Adnyana, S.Sn. dan I Nyoman Budarsana, S.Sn. mengaku menangkap kesan ketertinggiran kesenian-kesenian langka itu di tengah gemerlap PKB. Kedua alumni ISI Denpasar ini tidak menampik bahwa panitia PKB sudah memberikan kesempatan dan porsi yang memadai untuk pergelaran kesenian langka di PKB. Sayang, kesempatan tampil itu tidak disertai dengan kerelaan untuk memberikan ruang pentas yang lebih representatif kepada mereka. Sesekali, seniman-seniman Bali yang masih setia bergelut dalam aktivitas pelestarian kesenian-kesenian langka tentunya memimpikan untuk bisa pentas di Gedung Ksirarnawa yang sejuk ber-AC. 'Tetapi, untuk PKB tahun ini, rasanya mimpi itu belum tergapai,' kata Tusti Adnyana yang dibenarkan oleh Budarsana.
> >
> > Tusti Adnyana yang berstatus sebagai guru kesenian di SMAN 1 Baturiti, Tabanan ini menegaskan, dalih bahwa kesenian-kesenian langka lebih pas dan berjiwa dipentaskan di stage berkonsep kalangan tidak bersifat mutlak. Panggung yang menjanjikan interaksi yang lebih dekat antara pragina dan penonton. Dikatakan, gambuh, gambang dan wayang wong, misalnya, tidak akan kehilangan energi jika dipentaskan di gedung tertutup Ksirarnawa. Jadi persoalannya, mau tidak kita memberikan kesempatan itu untuk mereka.
> >
> > Pendapat senada juga dilontarkan Budarsana. Kendati begitu, ia tidak menampik ada sejumlah kesenian langka yang memang kurang pas dipentaskan di gedung-gedung tertutup. Sang Hyang Jaran dan Sang Hyang Dedari yang di dalam pementasannya banyak menggunakan media api tentu saja tidak dipentaskan di gedung tertutup Ksirarnawa. Tetapi untuk kesenian yang menonjolkan kekuatan instrumen musik seperti gambang, gender pewayangan, selonding dan sejenisnya juga dramatari gambuh, arja, kerawitan genggong dan sejenisnya tentu sah-sah saja dipentaskan di gedung tertutup. 'Kuncinya hanya satu, kerelaan untuk memberikan panggung terhormat itu kepada mereka,' tegasnya lagi.
> >
> > Lebih lanjut, Budarsana meminta agar pihak-pihak yang dipercaya mengatur jadwal pementasan berusaha menghindarkan pergelaran kesenian-kesenian langka pada saat jam-jam PKB sepi pengunjung. Akan jauh lebih bijaksana jika pergelaran itu dilakukan malam hari di saat PKB ramai pengunjung. Selain itu, panitia juga tidak boleh membiarkan pergelaran kesenian-kesenian langka itu bersamaan dengan pergelaran-pergelar an kolosal yang jadi favorit pengunjung PKB seperti parade gong kebyar, sendratari dan parade lagu pop Bali. Jika itu dipaksakan, pergelaran kesenian-kesenian langka praktis kalah saing dan ditinggalkan penonton. Ingat, PKB itu kental dengan misi pelestarian seni budaya Bali. Jadi, panitia harus merancang strategi jitu agar kesenian-kesenian langka yang terancam punah itu tetap mampu menunjukkan eksistensinya di tengah hiruk-pikuk PKB.
> >
> > Tusti Adnyana dan Budarsana mengakui penampilan kesenian-kesenian langka di ajang PKB relatif minim penonton. Agar bisa keluar dari suasana yang tidak menguntungkan itu, keduanya menyarankan agar panitia PKB secara khusus mengundang siswa-siswa sekolah untuk mengapresiasi kesenian itu. Sebelumnya, panitia PKB tentu saja harus melakukan komunikasi intensif dengan guru-guru di sekolah bersangkutan. Nantinya, guru-guru akan menugaskan siswa-siswanya untuk membuat semacam laporan singkat tentang segala sesuatu yang bisa mereka apresiasi dari pergelaran tersebut. Strategi itu, kata kedua alumni ISI Denpasar ini, adalah semacam pintu pembuka bagi generasi muda Bali untuk lebih mengenal kesenian-kesenian mereka. Dari perkenalan itu, mereka secara perlahan diharapkan dapat mencintai kesenian itu untuk selanjutnya mau terlibat aktif menggeluti kesenian tersebut yang secara tidak langsung berarti ikut serta melestarikannya. 'Strategi-strategi seperti itu harus
> > ditempuh jika kita memang benar-benar komit untuk melestarikan kekayaan seni budaya Bali,' tegasnya. (ian)
> >
> > --
> > Anton Muhajir
> > www.rumahtulisan. com - Personal Blog
> > www.balebengong. net - Balibased Citizen Journalism
> >
> >
> > ____________ _________ _________ __
> > Need a Holiday? Win a $10,000 Holiday of your choice. Enter now..
> >
> >
> >
> > Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers. yahoo.com
> >
>
>
>
>
>
> Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini!
> http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
>
------------------------------------
Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:bali-bali-digest@yahoogroups.com
mailto:bali-bali-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
bali-bali-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar