thanks for infonya Bli Anton,
kedengarannya ueenaak tenan , bagaimana kalau bulung putih dimericai juga ?
Di Carangsari ada juga yang begini tapi dalam bentuk lawar ,
namanya lawar bulun baon , seperti lawar daun belimbing tapi bukan belimbing ,pakai merica muda yang hijau.... hhmmm.. yuuumm..
nasinya nasi sele dan sambel matah , tambah sate pan Jagra yang dijual di Banjar Carangsari sore sore..
rasanya walaupun mertua lewat , bakalan nggak disapa wis..
shanti , love pesan tlengis yang berisi daun kelor dan teri kecil kecil...
--- In
bali-bali@yahoogrou ps.com, Anton Muhajir <antonemus@. ..> wrote:
>
> Awas Mericanya Meletus di Mulut!
>
> Tipat cantok isi merica ini hanya ada di warung Men Tupas, sekitar 20 meter
> timur sanggar Anak Tangguh. Warungnya persis di samping jalan yang tembus ke
> jalan By Pass Ida Bagus Mantra.
>
> Yang membuat beda tipat di sini adalah karena dicampur pula dengan buah
> merica. Bukan merica bubuk atau merica kering tapi merica yang masih hijau.
> Buah merica ini berbentuk bulat-bulat kecil dan masih menempel pada
> tangkainya. Oleh Men Tupas, biji ini ditabur ke bumbu yang sudah diulek.
> Jadi bentuknya masih berupa bijian.
>
> Ini jadi seni tersendiri. Biji merica yang bulat itu bercampur dengan bumbu
> kacang, irisan tipat, dan sayur kacang panjang plus taoge. Nah ketika
> dimakan, biji merica ini bisa meletus. Dus.. Pedasnya pun menyebar di lidah.
>
>
http://www.balebeng ong.net/kuliner/ 2009/06/21/ awas-mericanya- meletus-di- mulut.html>
> --
> Anton Muhajir
> www.rumahtulisan. com - Personal Blog
> www.balebengong. net - Balibased Citizen Journalism
>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar