Pak wija bongkar trus. Anda memberitakan masy memutuskan. Kandia
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: wija bagus
Date: Fri, 26 Jun 2009 00:30:41 -0700 (PDT)
To: <bali-bali@yahoogroups.com>
Subject: [bali-bali] info terkini
Masuk PKB, Wartawan Diusir Polisi Secara tak dinyana, Jumat (27/6) siang kemarin wartawan Radar Bali (Jawa Pos Group) dan juga Denpost yang sudah terbiasa masuk pintu utama Art Centre Denpasar selama ini mendadak dihadang petugas keamanan dalam hal ini kepolisian dan dilarang masuk ke dalam Pesta Kesenian Bali. Meski pun telah menunjukkan identitas kartu pers khusus pkb 2009. Dengan kejadian itu banyak rekan sesama wartawan, termasuk pihak lain yang mengetahui hal ini menjadi bertanya-tanya. Mungkihkah hal ini ada hubungannya dengan berita yang membeberkan "bau busuk" di tengah hingar-bingar pesta seni budaya reguler tahunan tersebut, sehari sebelumnya di sejumlah media massa cetak maupun elektronik di Bali. Kalau saja itu benar adanya berarti ini adalah sebuah ironi yang cukup menyedihkan bagi kehidupan demokrasi dan kebebasan pers. Padahal presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika bertemu dengan dewan pers di Jakarta, belum lama ini mengatakan dengan tegas bahwa akan mengedepankan kebebasan pers di alam demokrasi ini dengan mengedepankan hak jawab. Sejatinya dalam hal ini bukan atas dasar benar atau tidak benar yang diperlu diperdebatkan. Hanya saja, kenapa hal itu mesti terjadi di alam demokrasi ini. Sementara sejumlah panitia yang dihubungi hanya membantah adanya pelarangan terhadap pers meliput kegiatan PKB. Bahkan pers telah diberikan pelayanan terbaik demi greget PKB dengan menyediakan tempat parkir yang layak dan juga ruang media center lengkap dengan hotspotnya. Namun, fakta yang telah terjadi jauh sangat berbeda. Pasalnya oknum petugas keamanan (polisi) yang melakukan pengusiran itu bahkan seakan menunjukkan sikap permusuhan. Nah, ada apa sebenarnya ini. Sungguh ironis bukan ???? salam budaya wijabagus |
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar