Sabtu, 28 Februari 2009

Re: [bali-bali] PKS Pro Rakyat Indonesia?

Fascinating.

-- especially the vision of Indonesia being ruled by the 'great powers' : " Peta rencanaya adalah bagian pulau di Indonesia yang mayoritas Islam
akan dikuasai oleh Arab. Sedangkan daerah yang penduduknya mayoritas
kristen akan dikuasai oleh Amerika. Lalu, daerah-daerha yang mayoritas
penduduknya beragama Hindu, Buddha, Animisme, dll., akan dikuasai oleh
Cina. "

How would they manage Denpasar?

Seriously, I don't think we should be worried. Indonesia is much too difficult to govern, no matter who's in charge. Indonesians will continue to govern themselves, as they always have, from their own communities. This is a deeply civilized part of the world, I still believe.

Fond regards to all,
Diana


2009/3/1 sugi lanus <sugilanus@gmail.com>

Sangat menarik utk renungan menjelang Pemilu. Selamat menimbang dan membandingkan dgn sistem kepartaian yg lain.

----- Pesan Diteruskan ----
Dari: nugroho_ang <nugroho_ang@yahoo.com>
Kepada: bhinneka_tunggal_ika@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 25 Februari, 2009 14:35:43
Topik: [Bhinneka Tunggal Ika] Benarkah PKS Pro Rakyat Indonesia?

Testimoni ini ditulis oleh seorang mantan kaderk PKS dari UI bernama
Arbania Fitriani sebagai "note" pribadi di facebook. Selamat Membaca!

Benarkah PKS Pro Rakyat Indonesia?

A TESTIMONY FROM EX PKS CADRE

Pertama-tama, saya menuliskan pengalaman saya ini tidak untuk
menjatuhkan atau menjelek-jelekkan salah satu partai besar di
Indonesia. Saya hanya ingin berbagi pengalaman untuk menjadi bahan
renungan para pembaca agar dapat lebih mengenal PKS dari dalam.

Tulisan ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengenal PKS secara
objektif, agar rakyat Indonesia mengetahui apakah PKS benar-benar
mengusung kepentingan rakyat Indonesia atau justru sedang mengkhianati
masyarakat dan para kadernya sendiri dengan sentimen keagamaan serta
jargon sebagai partai bersih. Sayangnya, banyak masyarakat dan
orang-orang di dalam tubuh PKS ini pun tidak menyadarinya.

Bagian tersebut akan saya jelaskan secara singkat di akhir cerita
saya, dan sekarang saya ingin berbagi dulu kepada para pembaca
mengenai sistem pengkaderan PKS yang sangat canggih dan sistematis
sehingga dalam waktu singkat membuatnya menjadi partai besar.

Saya waktu mahasiswa adalah kader PKS mulai dari 'am sirriyah sampai
ke 'am jahriyah. Mulai dari saya masih sembunyi-sembunyi dalam
berdakwah, sampai ke fase dakwah secara terang-terangan, sejak PKS
masih bernama PK sampai kemudian menjadi PKS.

Dalam struktur pengkaderan PKS di kampus, ada beberapa lingkaran,
yakni lingkaran inti yang disebut majelis syuro'ah (MS), lingkaran ke
dua yakni majelis besar (MB), dan lingkaran tiga yang menjadi corong
dakwah seperti senat (BEM), BPM (MPM), dan lembaga kerohanian islam..
Jenjangnya adalah mulai dari lembaga dakwah tingkat jurusan, fakultas,
sampai ke universitas. Jika di universitas tersebut terdapat asrama
dan punya kegiatan kemahasiswaan, maka di sana pun pasti ada struktur
seperti yang telah saya terangkan.

Universitas biasanya akan berhubungan dengan PKS terkait perkembangan
politik kampus maupun perkembangan politik nasional. Dari sanalah
basis PKS dalam melakukan pergerakan-pergerak an politik dalam negeri
atas nama mahasiswa baik itu yang berwujud demonstrasi ataupun
pergerakan lainnya. Sistem pergerakan, pengkaderan, dan struktur
lingkaran yang terjadi di dunia kampus sama persis dengan yang terjadi
di tingkat nasional.

Kembali ke dalam struktur lingkaran PKS di kampus, orang-orang yang
duduk di MS jumlahnya biasanya tidak banyak dan orang-orangnya adalah
orang-orang yang terpilih. Kebanyakan yang menjadi anggota MS adalah
mahasiswa yang memang sudah di kader sejak SMU. Tapi tidak banyak juga
yang berhasil masuk ke dalam MS dari orang-orang yang telah dikader
pada saat kuliah. Saya termasuk orang yang masuk ke dalam lingkaran MS
yang baru di kader pada saat kuliah dan menduduki posisi sebagai
mas'ulah di asrama UI sehingga saya punya akses langsung untuk
berdiskusi dengan mas'ulah tingkat universitas. Dari sini juga saya
akhirnya banyak tahu sistem dalam PKS meskipun saya pada tingkat
fakultas hanya masuk sampai tingkat MB.

Dalam MS dan MB memiliki mas'ul (pemimpin untuk anggota ikhwan) dan
mas'ulah (pemimpin untuk anggota akhwat). Masing-masing mas'ul (ah)
ini membawahi MS secara keseluruhan dan ada juga mas'ul(ah) yang
membawahi sayap-sayap dakwah yakni sayap tarbiyah (mengurusi
pengkaderan khusus untuk ikhwah seperti pemetaan liqoat, materi
liqoat, dll), sayap syiar (mengurusi syiar islam khususnya dalam
lembaga kerohanian formal dan menjaring kader baru), dan sayap sosial
& politik (mengurusi dakwah dalam bidang lembaga formal kampus yakni
BEM dan MPM).

Di lingkaran ke dua adalah majelis besar, anggotanya adalah ikhwah
yang sudah di kader juga dan tinggal menerima keputusan dari MS untuk
dilaksanakan. Jadi, MS ini adalah tink-tank dari seluruh kegiatan yang
terjadi di kampus. Apabila kader PKS duduk sebagai ketua BEM/Senat
atau MPM/BPM, maka semua kegiatannya harus mendapat ijin dari MS dan
memang biasanya berbagai agenda di BEM/Senat dan MPM/BPM ini dibuat
oleh MS.

Bagaimana sistem pengkaderan PKS itu sendiri? Bagaimana PKS mengubah
seorang menjadi kader yang militant? Jalan pertama adalah menguasai
Senat, BEM, BPM, dan MPM. Apabila lembaga formal ini sudah dikuasai
maka akan mudah untuk membuat kebijakan terutama pada masa penerimaan
mahasiswa baru.

Saat orientasi Mahasiswa baru biasanya mereka akan dibentuk kelompok
kecil (halaqah) dan ikhwah PKS akan berperan sebagai mentor. Kegiatan
ini akan berlanjut rutin selama masa perkuliahan di mana halaqah ini
akan berkumpul 1 minggu sekali. Dari sinilah biasanya akan terjaring
orang-orang yang kemudian akan menjadi ikhwah militan, bahkan orang
yang sebelumnya tidak pakai jilbab dan sangat gaul bisa menjadi
seorang akhwat yang sangat pemalu namun juga sangat militan.

Agenda utama kami adalah membentuk Manhaj Islamiyah di Indonesia
menuju Daulah Islamiyah (mirip dengan sistem Khilafah Islamiyah dari
HTI). Doktrin utama dalam sistem jamaah PKS yang juga menamakan
dirinya sebagai jamaah Ikhwanul Muslimin ini adalah "nahnu du'at qobla
kulli sya'I" dan "sami'na wa ata'na". Dua doktrin inilah yang membuat
kami semua menjadi orang yang sangat loyal dan militan. Setiap
instruksi yang diberikan dari mas'ul(ah) ataupun murabbi(ah) kami akan
kami pasti patuhi meskipun kami tidak benar-benar paham tujuannya.
Seperti menyumbang, mengikuti demonstrasi, meskipun harus bolos
kuliah, dll.

Selama saya aktif di pergerakan ini, saya melihat banyak sekali
teman-teman saya yang berhenti menjadi Aktivis Dakwah Kampus (ADK).
Dulu saya merasa kasihan dengan mereka, karena yang saya tahu –
diberitahu oleh murabbi kami dan juga seringkali dibahas dalam taujih
atau tausiyah (semacam kultum) – bahwa dalam jalan dakwah ini selalu
akan ada orang-orang yang terjatuh di jalan dakwah, mereka adalah
orang-orang futur (berbalik ke belakang)..

Orang-orang ini biasanya kami label sebagai anggota "basah" (barisan
sakit hati). Saya mempercayai semuanya sampai akhirnya saya pun merasa
tidak cocok lagi untuk berada di sana dan memutuskan untuk keluar dari
ADK padahal saya dulu sudah diproyeksikan sebagai ADK abadi (orang
yang akan menjadi aktivis dakwah kampus selamanya dengan cara menjadi
dosen atau karyawan tetap di kampus).

Ada beberapa alasan yang membuat saya mengambil keputusan untuk
keluar, antara lain:

1. Adanya ekslusivisme antara kami para ADK dengan orang-orang diluar
ADK. Kami para ADK adalah orang-orang khos (orang khusus) dan mereka
adalah adalah orang 'amah (orang umum). Orang khos adalah orang yang
sudah mengikuti tarbiyah dan mengikuti liqo'at (semacam halaqah tapi
lebih khusus lagi) dan orang 'amah adalah orang yang belum mengenal
tarbiyah.

Para ikhwah, terutama para ADK, tidak akan mau menikah dengan 'amah
karena mereka dapat membuat orang khos seperti kami menjadi future,
bahkan bisa membuat kami terlempar dari jalan dakwah. Istilah khos dan
a'amah ini membuat saya merasa tidak natural dan tidaknmanusiawi dalam
menghadapi teman saya yang 'amah.

Saya diajarkan bahwa mereka adalah mad'u (objek dakwah) saya. Jika
saya bisa menarik mereka ke dalam sistem kami apalagi bisa menjadi
ADK, maka kami akan mendapat pahala yang sangat besar. Saya merasa
menjadi berdagang dengan teman saya yang dulunya sebelum menjadi ADK
adalah sahabat saya. Saya merasa tidak memanusiakan teman saya dan
lebih memandang mereka sebagai objek dakwah.

2. Dalam liqo'at ataupun dauroh saya juga ada beberapa hal yang
membuat saya tidak sreg, seperti bahwa saya harus lebih mengutamakan
liqo'at daripada kepentingan orang tua dan keluarga saya. Bahkan saya
pernah diberitahu bahwa bila sudah ada panggilan liqo'at, mski orang
tua saya sakit dan harus menjaganya, maka saya harus tetap datang liqo
(entah mengapa selama beberapa tahun saya bisa menerima konsep yang
kurang manusiawi ini).

Hal lain adalah saya tidak boleh mengikuti kajian di luar liqo saya,
padahal setahu saya bahwa kebenaran itu tidak hanya milik liqo saya,
masih banyak sekali kebenaran di luar sana. Bahkan buku bacaan pun
diatur dimana ada banyak buku yang saya sangat berguna untuk menambah
wawasan keislaman saya seperti buku yang mengajarkan tentang hakikat
islam namun oleh murabbi saya dilarang. Untuk hal ini saya membangkang
karena seandainya islam itu memang benar rahmatan lil alamin maka
ilmunya pun pasti sangat luas dan tidak hanya monopoli orang-orang di
PKS semata.

Dan hal yang paling mengusik saya adalah selama saya mengaji di liqo
ataupun mengikuti taujih dan taushiyah dalam syuro ataupun
dauroh-dauroh (training) saya merasa lebih banyak diajarkan tentang
kebencian terhadap agama atau aliran lain seperti bagaimana kejamnya
kaum nashoro (nasrani) yang membantai saudara kami di Poso, yahudi
yang membantai saudara kami di Palestina, JIL yang memusuhi kami, NII
yang sesat, teman-teman Salafi yang mengganggu kami, dst.
Sampai-sampai, akibat begitu terinternalisasinya hal tersebut, ketika
saya mengikuti tarbiyah universitas dan sedang makan siang, saya dan
teman-teman menganggap yang sedang kami makan dan telan itu adalah
orang-orang yahudi dan nashoro.

Doa-doa kami pun selalu secara khusus ketika qunut adalah untuk
mujahid-mujahid di Palestina dan Afganistan (kadang saya berpikir
kapan kita berdoa untuk pahlawan perjuangan di Indonesia yang telah
menghadiahkan kemerdekaan terhadap kita). Sejujurnya saya lebih
tersentuh dan bisa menangis tersedu-sedu ketika dibacakan ayat-ayat
seperti dalam surat Ar-Rahman yang menceritakan Cinta-Ilahi ketimbang
surah seperti Al-Qiyamah yang menceritakan azabNya.

Kebencian sangat bertentangan dengan hati nurani saya karena saya
sangat percaya dengan ayat yang mengatakan bahwa rahmat Allah SWT
lebih cepat dari murkaNya, yang artinya cinta Allah SWT seharusnya
dapat menghapus kemarahanNya terhadap umat manusia. Inilah sebabnya
mengapa di sini hati saya merasa sangat kering saat mengikuti tausiyah
dan taujih yang senantiasa bercerita tentang peperangan dan kebencian.

3. Semua ganjalan-ganjalan yang saya rasakan akhirnya meledak ketika
saya kemudian tahu dari sumber yang terpercaya dalam pemerintahan,
juga dari petinggi PKS sendiri, tentang agenda yang tidak pernah saya
ketahui sebelumnya dan pastinya juga tidak diketahui oleh orang-orang
se-level saya atau bahkan pun pengurus inti PKS.

Agenda utama PKS adalah menghancurkan budaya Indonesia melalui invasi
budaya Arab Saudi. Banyak sekali indikasi yang saya rasakan langsung
pada saat menjadi ADK seperti upaya kami untuk menghalang-halangi
acara seni, budaya, musik, dll. Hingga berbagai upaya kami agar bisa
memboikot mata kuliah ilmu budaya dasar (IBD). Saya ingat dulu, karena
saya begitu termakan doktrin bahwa mata kuliah IBD tidak berguna dan
bisa melemahkan iman saya seringkali membolos kalau ada latihan menari
sampai saya sempat dibenci teman-teman saya.

Kembali kepada agenda PKS ini sebagai perpanjangan tangan dari
Kerajaan Saudi tujuan utamanya adalah agar kekuasaan Arab bisa
mencapai indonesia mengingat satu-satunya sumber devisa Arab adalah
minyak yang diperkirakan akan habis pada tahun 2050 dan melalui jamaah
haji.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya sumber daya alam dan
merupakan umat muslim terbesar di dunia. Bahkan jika seluruh umat
muslim di timur tengah disatukan, umat muslim Indonesia masih jauh
lebih banyak. Untuk itu, agar dapat bertahan secara ekonomi, maka Arab
Saudi harus bisa merebut Indonesia dan cara yang paling jitu adalah
melalui invasi kebudayaan.

Islam dibuat menjadi satu dengan kebudayaan Arab, sehingga budaya Arab
akan dianggap Islam oleh masyarakat Indonesia yang relatif masih
kurang terdidik dan secara emosional masih sangat fanatik terhadap agama.

Ketika kebudayaan lokal sudah bisa dihilangkan dan kebudayaan Arab
yang disamarkan sebagai Islam dapat berkuasa, maka orang-orang akan
menjadi begitu fanatik buta bahkan fundamentalis dan tidak bisa lagi
mengapresiasi agama lain dan budaya lokal. Lalu, bila kebudayaan
Nusantara sudah sampai dianggap musyrik atau bid'ah, maka saat itulah
NKRI akan bubar. Orang-orang yang pulaunya dihuni oleh mayoritas non
muslim atau yang masih memegang budaya lokal di indonesia akan meminta
merdeka. Pulau-pulau di Indonesia akan terpecah belah dan pada saat
itulah orang-orang ini akan bagi-bagi "kue".

Peta rencanaya adalah bagian pulau di Indonesia yang mayoritas Islam
akan dikuasai oleh Arab. Sedangkan daerah yang penduduknya mayoritas
kristen akan dikuasai oleh Amerika. Lalu, daerah-daerha yang mayoritas
penduduknya beragama Hindu, Buddha, Animisme, dll., akan dikuasai oleh
Cina.

Tidak banyak orang PKS yang tahu soal ini, hanya segelintir saja yang
memahaminya. Mereka menduduki posisi-posisi strategis dalam
pemerintahan agar dapat lebih memudahkan agendanya. Sentimen keagamaan
terus dipakai untuk meraih simpati masyarakat. Sehingga berbagai
produk kebijakan seperti Perda Syariat, UU APP, dll. yang rata-rata
hanya sekedar mengurus masalah cara berpakaian semata akan dengan
bangganya diterima oleh masyarakat muslim yang naif sebagai
keberhasilan Islam. Masyarakat kita lupa bahwa sampai saat ini PKS
belum menghasilkan produk yang dapat memajukan ekonomi, menyelesaikan
permasalahan kesehatan, pendidikan, pencegahan bencana alam, korupsi,
trafficking, tayangan TV yang semakin memperbodoh masyarakat, dan
permasalahan lain yang lebih riil dan sangat dibutuhkan oleh
masyarakat kita ketimbang sekedar mengatur cara orang dewasa
berpakaian dan berperilaku.

Jangan terburu-buru apriori dan menganggap tulisan mengenai pengalaman
saya ini adalah black campaign. Renungkan dengan hati nurani yang
dalam. Tidak ada kepentingan saya selain hanya menyampaikan kebenaran.

Saya tahu resiko apa yang ada di hadapan saya dan siapa yang saya
hadapi. Tapi saya lebih takut menjadi bagian dari orang yang zalim,
karena tahu kebenaran, namun tidak bersuara.. Rasa cinta saya bagi
negeri yang sudah memberi saya kehidupan ini menutupi rasa takut saya.
Saya yakin siapa yang berjalan dalam kebenaran maka kebenaran akan
melindunginya.

Buat rekan saya, murabbi saya, sahabat-sahabat saya dulu sesama
ikhwah, saya mencintai kalian semua dan akan terus mencintai kalian.
Saya berharap, persaudaraan kita tetap terjalin karena bukanlah partai
atau agama yang mempersaudarakan kita, tapi karena kita satu umat
manusia, anak cucu Adam. Kalau bahasa teman saya, kita menjadi saudara
karena kita menghirup udara yang sama, makanya kita disebut
"sa-udara".Semoga pengalaman saya ini dapat menjadi bahan renungan
para jamaah "fesbukiyah" dalam menentukan pilihan pemimpin yang akan
membawa kapal Indonesia menuju masyarakat yang bahagia, makmur dan
sentosa, yang memiliki jati diri dan menghargai kebudayaan nusantara.
Wallahu A'lam Bis-Shawab Wallahul Musta'an.




__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

[peaceforbali] Get The Best Hotel Deal In BALI, 3/1/2009, 12:00 am

Reminder from:   peaceforbali Yahoo! Group
 
Title:   Get The Best Hotel Deal In BALI
 
Date:   Sunday March 1, 2009
Time:   All Day
Repeats:   This event repeats every third day.
Location:   http://www.hotelscombined.com/City/Bali.htm?a_aid=7447
Notes:   Get The Best Hotel Deal In BALI

Get the best BALI hotel deals on multiple hotel websites by searching and comparing over 750 hotel rates in BALI with our user-friendly hotel search engines. Just CLICK or COPY AND PASTE into your browser hit :

http://www.hotelscombined.com/City/Bali.htm?a_aid=7447

Hotels Combined is a unique search engine that consumers can use to find hotel availability and rates, and to compare prices and offers from multiple merchants. Using our service, travelers no longer have to search websites one by one to find the best deals and lowest rates. Once you find the supplier suitable for your needs, we link you through to the supplier website to book directly.

We are independent and are not paid to promote any particular website or hotel. We are committed to showing the "complete picture" for any hotel that can be booked on the Internet today.

http://hotelscombined.cjb.net
 
Copyright © 2009  Yahoo! Inc. All Rights Reserved | Terms of Service | Privacy Policy


__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

[bali-bali] PKS Pro Rakyat Indonesia?

Sangat menarik utk renungan menjelang Pemilu. Selamat menimbang dan membandingkan dgn sistem kepartaian yg lain.

----- Pesan Diteruskan ----
Dari: nugroho_ang <nugroho_ang@yahoo.com>
Kepada: bhinneka_tunggal_ika@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 25 Februari, 2009 14:35:43
Topik: [Bhinneka Tunggal Ika] Benarkah PKS Pro Rakyat Indonesia?


Testimoni ini ditulis oleh seorang mantan kaderk PKS dari UI bernama
Arbania Fitriani sebagai "note" pribadi di facebook. Selamat Membaca!

Benarkah PKS Pro Rakyat Indonesia?

A TESTIMONY FROM EX PKS CADRE

Pertama-tama, saya menuliskan pengalaman saya ini tidak untuk
menjatuhkan atau menjelek-jelekkan salah satu partai besar di
Indonesia. Saya hanya ingin berbagi pengalaman untuk menjadi bahan
renungan para pembaca agar dapat lebih mengenal PKS dari dalam.

Tulisan ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengenal PKS secara
objektif, agar rakyat Indonesia mengetahui apakah PKS benar-benar
mengusung kepentingan rakyat Indonesia atau justru sedang mengkhianati
masyarakat dan para kadernya sendiri dengan sentimen keagamaan serta
jargon sebagai partai bersih. Sayangnya, banyak masyarakat dan
orang-orang di dalam tubuh PKS ini pun tidak menyadarinya.

Bagian tersebut akan saya jelaskan secara singkat di akhir cerita
saya, dan sekarang saya ingin berbagi dulu kepada para pembaca
mengenai sistem pengkaderan PKS yang sangat canggih dan sistematis
sehingga dalam waktu singkat membuatnya menjadi partai besar.

Saya waktu mahasiswa adalah kader PKS mulai dari 'am sirriyah sampai
ke 'am jahriyah. Mulai dari saya masih sembunyi-sembunyi dalam
berdakwah, sampai ke fase dakwah secara terang-terangan, sejak PKS
masih bernama PK sampai kemudian menjadi PKS.

Dalam struktur pengkaderan PKS di kampus, ada beberapa lingkaran,
yakni lingkaran inti yang disebut majelis syuro'ah (MS), lingkaran ke
dua yakni majelis besar (MB), dan lingkaran tiga yang menjadi corong
dakwah seperti senat (BEM), BPM (MPM), dan lembaga kerohanian islam..
Jenjangnya adalah mulai dari lembaga dakwah tingkat jurusan, fakultas,
sampai ke universitas. Jika di universitas tersebut terdapat asrama
dan punya kegiatan kemahasiswaan, maka di sana pun pasti ada struktur
seperti yang telah saya terangkan.

Universitas biasanya akan berhubungan dengan PKS terkait perkembangan
politik kampus maupun perkembangan politik nasional. Dari sanalah
basis PKS dalam melakukan pergerakan-pergerak an politik dalam negeri
atas nama mahasiswa baik itu yang berwujud demonstrasi ataupun
pergerakan lainnya. Sistem pergerakan, pengkaderan, dan struktur
lingkaran yang terjadi di dunia kampus sama persis dengan yang terjadi
di tingkat nasional.

Kembali ke dalam struktur lingkaran PKS di kampus, orang-orang yang
duduk di MS jumlahnya biasanya tidak banyak dan orang-orangnya adalah
orang-orang yang terpilih. Kebanyakan yang menjadi anggota MS adalah
mahasiswa yang memang sudah di kader sejak SMU. Tapi tidak banyak juga
yang berhasil masuk ke dalam MS dari orang-orang yang telah dikader
pada saat kuliah. Saya termasuk orang yang masuk ke dalam lingkaran MS
yang baru di kader pada saat kuliah dan menduduki posisi sebagai
mas'ulah di asrama UI sehingga saya punya akses langsung untuk
berdiskusi dengan mas'ulah tingkat universitas. Dari sini juga saya
akhirnya banyak tahu sistem dalam PKS meskipun saya pada tingkat
fakultas hanya masuk sampai tingkat MB.

Dalam MS dan MB memiliki mas'ul (pemimpin untuk anggota ikhwan) dan
mas'ulah (pemimpin untuk anggota akhwat). Masing-masing mas'ul (ah)
ini membawahi MS secara keseluruhan dan ada juga mas'ul(ah) yang
membawahi sayap-sayap dakwah yakni sayap tarbiyah (mengurusi
pengkaderan khusus untuk ikhwah seperti pemetaan liqoat, materi
liqoat, dll), sayap syiar (mengurusi syiar islam khususnya dalam
lembaga kerohanian formal dan menjaring kader baru), dan sayap sosial
& politik (mengurusi dakwah dalam bidang lembaga formal kampus yakni
BEM dan MPM).

Di lingkaran ke dua adalah majelis besar, anggotanya adalah ikhwah
yang sudah di kader juga dan tinggal menerima keputusan dari MS untuk
dilaksanakan. Jadi, MS ini adalah tink-tank dari seluruh kegiatan yang
terjadi di kampus. Apabila kader PKS duduk sebagai ketua BEM/Senat
atau MPM/BPM, maka semua kegiatannya harus mendapat ijin dari MS dan
memang biasanya berbagai agenda di BEM/Senat dan MPM/BPM ini dibuat
oleh MS.

Bagaimana sistem pengkaderan PKS itu sendiri? Bagaimana PKS mengubah
seorang menjadi kader yang militant? Jalan pertama adalah menguasai
Senat, BEM, BPM, dan MPM. Apabila lembaga formal ini sudah dikuasai
maka akan mudah untuk membuat kebijakan terutama pada masa penerimaan
mahasiswa baru.

Saat orientasi Mahasiswa baru biasanya mereka akan dibentuk kelompok
kecil (halaqah) dan ikhwah PKS akan berperan sebagai mentor. Kegiatan
ini akan berlanjut rutin selama masa perkuliahan di mana halaqah ini
akan berkumpul 1 minggu sekali. Dari sinilah biasanya akan terjaring
orang-orang yang kemudian akan menjadi ikhwah militan, bahkan orang
yang sebelumnya tidak pakai jilbab dan sangat gaul bisa menjadi
seorang akhwat yang sangat pemalu namun juga sangat militan.

Agenda utama kami adalah membentuk Manhaj Islamiyah di Indonesia
menuju Daulah Islamiyah (mirip dengan sistem Khilafah Islamiyah dari
HTI). Doktrin utama dalam sistem jamaah PKS yang juga menamakan
dirinya sebagai jamaah Ikhwanul Muslimin ini adalah "nahnu du'at qobla
kulli sya'I" dan "sami'na wa ata'na". Dua doktrin inilah yang membuat
kami semua menjadi orang yang sangat loyal dan militan. Setiap
instruksi yang diberikan dari mas'ul(ah) ataupun murabbi(ah) kami akan
kami pasti patuhi meskipun kami tidak benar-benar paham tujuannya.
Seperti menyumbang, mengikuti demonstrasi, meskipun harus bolos
kuliah, dll.

Selama saya aktif di pergerakan ini, saya melihat banyak sekali
teman-teman saya yang berhenti menjadi Aktivis Dakwah Kampus (ADK).
Dulu saya merasa kasihan dengan mereka, karena yang saya tahu –
diberitahu oleh murabbi kami dan juga seringkali dibahas dalam taujih
atau tausiyah (semacam kultum) – bahwa dalam jalan dakwah ini selalu
akan ada orang-orang yang terjatuh di jalan dakwah, mereka adalah
orang-orang futur (berbalik ke belakang)..

Orang-orang ini biasanya kami label sebagai anggota "basah" (barisan
sakit hati). Saya mempercayai semuanya sampai akhirnya saya pun merasa
tidak cocok lagi untuk berada di sana dan memutuskan untuk keluar dari
ADK padahal saya dulu sudah diproyeksikan sebagai ADK abadi (orang
yang akan menjadi aktivis dakwah kampus selamanya dengan cara menjadi
dosen atau karyawan tetap di kampus).

Ada beberapa alasan yang membuat saya mengambil keputusan untuk
keluar, antara lain:

1. Adanya ekslusivisme antara kami para ADK dengan orang-orang diluar
ADK. Kami para ADK adalah orang-orang khos (orang khusus) dan mereka
adalah adalah orang 'amah (orang umum). Orang khos adalah orang yang
sudah mengikuti tarbiyah dan mengikuti liqo'at (semacam halaqah tapi
lebih khusus lagi) dan orang 'amah adalah orang yang belum mengenal
tarbiyah.

Para ikhwah, terutama para ADK, tidak akan mau menikah dengan 'amah
karena mereka dapat membuat orang khos seperti kami menjadi future,
bahkan bisa membuat kami terlempar dari jalan dakwah. Istilah khos dan
a'amah ini membuat saya merasa tidak natural dan tidaknmanusiawi dalam
menghadapi teman saya yang 'amah.

Saya diajarkan bahwa mereka adalah mad'u (objek dakwah) saya. Jika
saya bisa menarik mereka ke dalam sistem kami apalagi bisa menjadi
ADK, maka kami akan mendapat pahala yang sangat besar. Saya merasa
menjadi berdagang dengan teman saya yang dulunya sebelum menjadi ADK
adalah sahabat saya. Saya merasa tidak memanusiakan teman saya dan
lebih memandang mereka sebagai objek dakwah.

2. Dalam liqo'at ataupun dauroh saya juga ada beberapa hal yang
membuat saya tidak sreg, seperti bahwa saya harus lebih mengutamakan
liqo'at daripada kepentingan orang tua dan keluarga saya. Bahkan saya
pernah diberitahu bahwa bila sudah ada panggilan liqo'at, mski orang
tua saya sakit dan harus menjaganya, maka saya harus tetap datang liqo
(entah mengapa selama beberapa tahun saya bisa menerima konsep yang
kurang manusiawi ini).

Hal lain adalah saya tidak boleh mengikuti kajian di luar liqo saya,
padahal setahu saya bahwa kebenaran itu tidak hanya milik liqo saya,
masih banyak sekali kebenaran di luar sana. Bahkan buku bacaan pun
diatur dimana ada banyak buku yang saya sangat berguna untuk menambah
wawasan keislaman saya seperti buku yang mengajarkan tentang hakikat
islam namun oleh murabbi saya dilarang. Untuk hal ini saya membangkang
karena seandainya islam itu memang benar rahmatan lil alamin maka
ilmunya pun pasti sangat luas dan tidak hanya monopoli orang-orang di
PKS semata.

Dan hal yang paling mengusik saya adalah selama saya mengaji di liqo
ataupun mengikuti taujih dan taushiyah dalam syuro ataupun
dauroh-dauroh (training) saya merasa lebih banyak diajarkan tentang
kebencian terhadap agama atau aliran lain seperti bagaimana kejamnya
kaum nashoro (nasrani) yang membantai saudara kami di Poso, yahudi
yang membantai saudara kami di Palestina, JIL yang memusuhi kami, NII
yang sesat, teman-teman Salafi yang mengganggu kami, dst.
Sampai-sampai, akibat begitu terinternalisasinya hal tersebut, ketika
saya mengikuti tarbiyah universitas dan sedang makan siang, saya dan
teman-teman menganggap yang sedang kami makan dan telan itu adalah
orang-orang yahudi dan nashoro.

Doa-doa kami pun selalu secara khusus ketika qunut adalah untuk
mujahid-mujahid di Palestina dan Afganistan (kadang saya berpikir
kapan kita berdoa untuk pahlawan perjuangan di Indonesia yang telah
menghadiahkan kemerdekaan terhadap kita). Sejujurnya saya lebih
tersentuh dan bisa menangis tersedu-sedu ketika dibacakan ayat-ayat
seperti dalam surat Ar-Rahman yang menceritakan Cinta-Ilahi ketimbang
surah seperti Al-Qiyamah yang menceritakan azabNya.

Kebencian sangat bertentangan dengan hati nurani saya karena saya
sangat percaya dengan ayat yang mengatakan bahwa rahmat Allah SWT
lebih cepat dari murkaNya, yang artinya cinta Allah SWT seharusnya
dapat menghapus kemarahanNya terhadap umat manusia. Inilah sebabnya
mengapa di sini hati saya merasa sangat kering saat mengikuti tausiyah
dan taujih yang senantiasa bercerita tentang peperangan dan kebencian.

3. Semua ganjalan-ganjalan yang saya rasakan akhirnya meledak ketika
saya kemudian tahu dari sumber yang terpercaya dalam pemerintahan,
juga dari petinggi PKS sendiri, tentang agenda yang tidak pernah saya
ketahui sebelumnya dan pastinya juga tidak diketahui oleh orang-orang
se-level saya atau bahkan pun pengurus inti PKS.

Agenda utama PKS adalah menghancurkan budaya Indonesia melalui invasi
budaya Arab Saudi. Banyak sekali indikasi yang saya rasakan langsung
pada saat menjadi ADK seperti upaya kami untuk menghalang-halangi
acara seni, budaya, musik, dll. Hingga berbagai upaya kami agar bisa
memboikot mata kuliah ilmu budaya dasar (IBD). Saya ingat dulu, karena
saya begitu termakan doktrin bahwa mata kuliah IBD tidak berguna dan
bisa melemahkan iman saya seringkali membolos kalau ada latihan menari
sampai saya sempat dibenci teman-teman saya.

Kembali kepada agenda PKS ini sebagai perpanjangan tangan dari
Kerajaan Saudi tujuan utamanya adalah agar kekuasaan Arab bisa
mencapai indonesia mengingat satu-satunya sumber devisa Arab adalah
minyak yang diperkirakan akan habis pada tahun 2050 dan melalui jamaah
haji.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya sumber daya alam dan
merupakan umat muslim terbesar di dunia. Bahkan jika seluruh umat
muslim di timur tengah disatukan, umat muslim Indonesia masih jauh
lebih banyak. Untuk itu, agar dapat bertahan secara ekonomi, maka Arab
Saudi harus bisa merebut Indonesia dan cara yang paling jitu adalah
melalui invasi kebudayaan.

Islam dibuat menjadi satu dengan kebudayaan Arab, sehingga budaya Arab
akan dianggap Islam oleh masyarakat Indonesia yang relatif masih
kurang terdidik dan secara emosional masih sangat fanatik terhadap agama.

Ketika kebudayaan lokal sudah bisa dihilangkan dan kebudayaan Arab
yang disamarkan sebagai Islam dapat berkuasa, maka orang-orang akan
menjadi begitu fanatik buta bahkan fundamentalis dan tidak bisa lagi
mengapresiasi agama lain dan budaya lokal. Lalu, bila kebudayaan
Nusantara sudah sampai dianggap musyrik atau bid'ah, maka saat itulah
NKRI akan bubar. Orang-orang yang pulaunya dihuni oleh mayoritas non
muslim atau yang masih memegang budaya lokal di indonesia akan meminta
merdeka. Pulau-pulau di Indonesia akan terpecah belah dan pada saat
itulah orang-orang ini akan bagi-bagi "kue".

Peta rencanaya adalah bagian pulau di Indonesia yang mayoritas Islam
akan dikuasai oleh Arab. Sedangkan daerah yang penduduknya mayoritas
kristen akan dikuasai oleh Amerika. Lalu, daerah-daerha yang mayoritas
penduduknya beragama Hindu, Buddha, Animisme, dll., akan dikuasai oleh
Cina.

Tidak banyak orang PKS yang tahu soal ini, hanya segelintir saja yang
memahaminya. Mereka menduduki posisi-posisi strategis dalam
pemerintahan agar dapat lebih memudahkan agendanya. Sentimen keagamaan
terus dipakai untuk meraih simpati masyarakat. Sehingga berbagai
produk kebijakan seperti Perda Syariat, UU APP, dll. yang rata-rata
hanya sekedar mengurus masalah cara berpakaian semata akan dengan
bangganya diterima oleh masyarakat muslim yang naif sebagai
keberhasilan Islam. Masyarakat kita lupa bahwa sampai saat ini PKS
belum menghasilkan produk yang dapat memajukan ekonomi, menyelesaikan
permasalahan kesehatan, pendidikan, pencegahan bencana alam, korupsi,
trafficking, tayangan TV yang semakin memperbodoh masyarakat, dan
permasalahan lain yang lebih riil dan sangat dibutuhkan oleh
masyarakat kita ketimbang sekedar mengatur cara orang dewasa
berpakaian dan berperilaku.

Jangan terburu-buru apriori dan menganggap tulisan mengenai pengalaman
saya ini adalah black campaign. Renungkan dengan hati nurani yang
dalam. Tidak ada kepentingan saya selain hanya menyampaikan kebenaran.

Saya tahu resiko apa yang ada di hadapan saya dan siapa yang saya
hadapi. Tapi saya lebih takut menjadi bagian dari orang yang zalim,
karena tahu kebenaran, namun tidak bersuara.. Rasa cinta saya bagi
negeri yang sudah memberi saya kehidupan ini menutupi rasa takut saya.
Saya yakin siapa yang berjalan dalam kebenaran maka kebenaran akan
melindunginya.

Buat rekan saya, murabbi saya, sahabat-sahabat saya dulu sesama
ikhwah, saya mencintai kalian semua dan akan terus mencintai kalian.
Saya berharap, persaudaraan kita tetap terjalin karena bukanlah partai
atau agama yang mempersaudarakan kita, tapi karena kita satu umat
manusia, anak cucu Adam. Kalau bahasa teman saya, kita menjadi saudara
karena kita menghirup udara yang sama, makanya kita disebut
"sa-udara".Semoga pengalaman saya ini dapat menjadi bahan renungan
para jamaah "fesbukiyah" dalam menentukan pilihan pemimpin yang akan
membawa kapal Indonesia menuju masyarakat yang bahagia, makmur dan
sentosa, yang memiliki jati diri dan menghargai kebudayaan nusantara.
Wallahu A'lam Bis-Shawab Wallahul Musta'an.

------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:bali-bali-digest@yahoogroups.com
mailto:bali-bali-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
bali-bali-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Re: [bali-bali] Re: bisnis property di Bali

Yaaa sayangnya memang begitu kondisi dari kenyataan sekarang, tapi kondisi itu tidak ada yang kekal jadi memang perlu ada kemauan yang dapat di jadikan sebuah keputusan publik dan politik untuk mencari jalan baru menyelesaikan permasalahan di Bali cq tanah di Bali.
 
Bagi para pemimpin 'yang duduk di singgasana executive' dan atau legislative, tujuannya adalah kekuasaan bukan sebagai sarana membangun negara, kesejahteraan.  Coba saja ambil contoh sidang investor tower antena yang dibongkar oleh pemda Badung.  Bupati menangnya karena mengambil dasar dari Perda no. 4 tentang bangun bangunan, padahal tentunya ketika membangun tower tersebut pastinya investor sudah loby dengan sekda atau bidang pembangunan, nggak mungkin kan mereka membangun tanpa ada ijin cq persetujuan, kan resikonya juga banyak dan jumlah dana juga besar. Jadi perselingkuhan ini selalu terjadi dan pasti akan ada korban patah hati akhirnya.  Pokoknya cara apapun boleh ditempuh.
 
Tanggung jawab kita semua 'pemimpin' untuk tidak ikutan dalam proses pembodohan bangsa, perlu kiranya mengasah daya kritis yang merupakan dasar dari membangun karakter bangsa.
 
Strategi perlu mengarah pada budaya agar kita bisa berlenggang mandiri dalam berpikir dan bertindak, jadi apapun yang terjadi di dunia ini termasuk globalisasi itu bisa kita lihat  jadi landasan kesempatan daripada ancaman.
 
Kita banyak bicara soal mitos tentang bagaimana subur, makmur tanah nusantara ini, juga mitos tentang negara super power, alam pikir kita terbelenggu dan sangat mistis kalau bicara soal bagaimana hebatnya leluhur kita di masa lalu, coba aja kita bergerak sedikit untuk mengambil jarak untuk buat analisis rasional sesuai dengan kenyataan yang kita hadapi di masa sekarang ini jadi dapat membantu kita untuk masuk dalam alam pikir fungsional, jadi practical benefitnya dapat diambil dan bisa menentukan gimana sih kita harus bertindak.  Pembodohan itu yang menjadi penghadangnya, jelas kan, kita jadi terjerab dengan keputus asaan akhirnya pasrah dan diam (ngekoh, sifat orang Bali.. hehe jangan marah); membuat kita semua makin terpuruk dalam posisi kita di kancah politik, sosial dan ekonomi/bisnis, karena produknya tidak bisa di jamin, sdmnya rendah, infrastrukturnya barang rongsokan dan jangka pendek.
 
lucu ya kita bangsa yang punya budaya mengagungkan orang, mendewakan orang contoh PONARI itu, jadi macet ke  alam pikir mistis di lain hal kita terjebak mitos contoh globalisasi itu urusan main kalah menang, terus yang besar pasti hebat dan pasti menang.....
 
Kok nggak antusias ya, berani, punya daya kritis, tajam, cermat, cerdas, runtun, terus jujur... jadi bisa siap gitu lo....
 
vieb
----- Original Message -----
Sent: Saturday, February 28, 2009 7:43 PM
Subject: [bali-bali] Re: bisnis property di Bali

Dear All,
 
Untuk ikut urun rembug.
 
Bagi saya, kalau yang jadi Villa itu tanah tandus di bukit - its just fine. Bali lost nothing.
 
Yang memprihatinkan adalah konversi besar2an lahan subur persawahan yang menjadi penyokong swasembada pangan di Bali. Contoh Pemkab Badung yang justru memindahkan puspem ke Mengwi (Dalung). Ini yang memprihatinkan - justru pemerintah yang memberi contoh seperti ini. Juga konversi persawahan secara massive untuk Villa2 di daerah Gianyar, juga Badung dan Denpasar (untuk perumahan, ruko, dll).
 
Kalau petani yang melakukannya  mungkin bisa dipahami karena desakan ekonomi, dll. 
 
Andai boleh usul, semestinya di kasih insentif untuk petani yang tetap mempertahankan lahannya untuk pertanian/persawahan, misalnya dengan bebas PBB.
PBB ditingkatkan 1000% misalnya (seperti yang sekarang di Denpasar), untuk lahan perumahan, perkantoran, hotel, ruko, dll.
 
Andai hal2 ini segera bisa diatur dengan Rencana Tata Ruang yang mempunyai visi masa depan. Semoga.
 
Salam,
KS
 
----- Original Message -----
Sent: Saturday, February 28, 2009 7:16 PM
Subject: Re: [bali-bali] Re: bisnis property di Bali

Pak Agung, Mbok Vieb dan Bli Sanat yg mulia
 
Memang betul bahwa suka atau tidak; positif atau negatif; rebut kavling atau mupuk kerakusan; karena kebodohan atau kecerdikan; apakah murni urusan asing atau ada melibatkan broker lokal, kiranya memang bisnis properti di Bali tak bisa dibendung. Apalagi, seperti posting Mbok Vieb belakangan pemerintah memutuskan memperpanjang hak pakai properti (propery use rights) di Indonesia buat orang asing sampai 90 tahun, demi merangsang minat investor.  
 
Tapi, mengingat demikian tingginya harga properti di Bali, sampai di atas 1 juta dolar AS, muncul juga kemauan bertanya: apakah transaksi bisnis properti ini bayar pajak atau tidak? Kalau bisa laju bisnis properti ini ditahan shg Bali tidak amblas ya tentu baik juga, tapi kalau tidak, minimal pemerintah bisa dapat pajak dari transaksi bisnis property. Kalau orang lokal jual sawah, ladang, tegalan pasti kena pajak toh, bukankah begitu juga mestinya untuk investor asing dalam bisnis properti?
 
Dulu ada wancana gencar agar pemerintah memburu pajak untuk bisnis-sewa villa/time sahre. Kayaknya belum berhasil, entah kenapa, apalagi dunai transaksi kian canggih dan global serta berlangsung di dunia maya. Ada teman keturunan Belanda, tinggal di Australia, berlibur ke Bali dengan menyewa villa milik orang Eropa dan melakukan reservasi lewat internet. Uang sewa ditransfer ke rekening Belanda, bukan ke di Bali, jadi pasti luput dari pahak. Mestinya pemerintah mengejar pajak yang begini untuk membangun Bali yg baik bukan malah meningkatkan pajak bumi dan bangunan atau sawah ladang yang menyulitkan hidup petani kita yang kian sulit. Atau yang memaksa orang kita jual tanah karena tidak kuasa bayar pajak. Cek..cek...cek...
 
dp
 

 


From: Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id>
To: bali-bali@yahoogroups.com
Sent: Saturday, 28 February, 2009 1:20:17 PM
Subject: Re: [bali-bali] Re: bisnis property di Bali

Gung,
 
Kalau kasus KKM itu merely stupidity and greed, mau punya uang lebih banyak tanpa harus kerja, jadi suruh orang lain, satu orang saja yang kerja, yang mikir.  Tapi kan bukan hanya di Bali saja itu terjadi, dunia international juga ada 3 orang termasuk scandal Medoff itu kan... dan jumlahnya bermilyar dollar sampai bank bank juga kena... sama saja kasusnya... orang mengharap uang bikin uang, bukan kerja bikin uang.
 
Cari duit "ngaleh pis" bukan Cari kerja "ngaleh gae" jadi kalau duit dicari yang pasti akan dapat dan tidak dapat tapi kalau kerja kan pasti dapat upah.
 
Di Inggris ada jutawan yang bunuh diri karena dia salah satu yang kena ke tipu investasinya. .. pilihannya dia bunuh diri karena tidak mau jadi tua dan miskin... wise choice actually if you come to think about it.
 
v
----- Original Message -----
Sent: Saturday, February 28, 2009 8:16 AM
Subject: [bali-bali] Re: bisnis property di Bali


hehehe... correct de mundo Vieb,
Pak Darma yang cerdik cendikiawan , masalahnya bukan saja
property investor dari manca negara , juga dari semeton Bali sendiri.
Tyang lihat kasus green belt dibagian utara jalan Prof Mantra.
Walaupun sudah ada larangan membangun 200 meters each side of the
road , tapi mereka tetap saja spekulasi beli lahan disana , karena
mereka tahu UU tinggal UU , amplop lebih berkuasa.

Mungkin kalau dicari data sesungguhnya , setengah dari warisan
terjual di Bali oleh semeton Bali yang kurang mampu , karena perlu
uang untuk yadnya ( manusa dan pitra ), seberapa mungkin untuk biaya
sekolah , sisanya untuk isi amplop untuk cari kerja.

Jual tanah untuk biaya sekolah.. hehehe.. ini sama dengan saya
mancing ikan awan dengan umpan tuna , apalagi jual warisan untuk
yadnya .Lingkaran kebodohan yang tidak putus putus.
Setelah tamat sekolah S1 sampai S2 , kerjapun belum tentu dapat.
Pepatah yang mengatakan , satu burung ditangan lebih berharga dari
10 burung yang lepas , jelas tidak berlaku disini.

Ini sudah jelas kebodohan semeton kita sendiri , mereka bisa beli
karena ada yang jual , seperti baru baru ini dalam kasus KKM ,
banyak juga yang menggadaikan tanahnya untuk invest di koperasi
tersebut.

Tyang pernah ketemu kasus lucu dahulu, orang ini datang kerumah
menjual warisannya , karena ketipu dukun Banyuwangi , yang bisa
melipat gandakan uangnya.
Jadi dia gadaikan warisannya di bank , untuk disetor kepada sang
dukun 'sakti menguwer' untuk melipat gandakan uangnya... hihihi..
Tololnya semeton kita , apa nggak mikir , kalau dukun ini bisa
melipat gandakan uang , yaa.. nggak perlu uang orang lain donk???

Catch 22 , satu system yang rusak akan mempengaruhi system yang lain,
yang semuanya dasarnya dari kebodohan dan ketidak bijaksanaan.

Kemarin ada yang tanya waktu kami mancing ,
What's the different between porn star , prostitute and gigolo?
Answer: porn star is more famous than prostitute , and gigolo is
male version of prostitute , in Indonesia we called it POLITICIANS.

shanti is lari duluan sebelum kelempar bakiak.

--- In bali-bali@yahoogrou ps.com, "Asana Viebeke Lengkong"
<asanasw@... > wrote:
>
> P Darma Putra yang baik,
>
> Ini sih hanya masalah rebutan kapling saja.... sama seperti Isu
Israel-palestina, kalau di bali lebih ke bisnisnya... . jadi
keniscayaan karena di bali itu laris manis....
>
> Amos Oz dialam bukunya How to cure a fanatic, 2002) sastrawan ini
memahami konflik ini :"... is not a religious war, not a war of
cultures, not a disagreement between tow tradions, but simply a real-
estate dispute over whose house this is"
>
> di bali juga akan terjadi begitu dengan konteks sedikit berbeda
karena bisniss tentunya akan berdampak ke livelyhood - dan
ecosystem... ya yang kasian adalah orang Bali yang ignorance, yang
melalui system di bodohi terus...
>
> apa yang mesti diwariskan kepada anak cucu??? yang pastikan kalau
kita sudah saling bunuh karena property ya tidak ada warisan, dan
mungkin juga tidak akan ada anak cucu karena sudah akan punah karena
nggak ada makan, disengat matahari yang terlalu panas, bencana alam
yang tidak bisa di kendalikan atau tidak terkelola (cuman ada UU nya
saja).
>
> Penjualan property akan terus berlangsung itu kenyataannya, para
pemimpin kita mendukung segala investasi yang masuk tanpa laku
verifikasi yang cerdas. Yang pasti kan harus nyetor ke partai jadi
harus ada komisi karena harus terpilih lagi dong.... tragis juga
ya.... pemimpin kita yang mestinya mengentas bangsanya dari
keterpurukan malah menjadi penghisap kesejahteraan rakyat, dan
keluarnya malam malam seperti drakula
>
> Kalau ada caleg yang bilang ah saya mau coba nggak pake duit...
mimpi kali hari gini.....
>
>
> Jadi saudara saudara ku:
>
> Kita ini kan musti menjalani hidup di atas landasan prinsip yang
universal dan bisa diterima semuanya... jadi banyak lo tanggung
jawab yang musti dijawab..... . to be continued... ..
>
> vieb
> ----- Original Message -----
> From: Darma Putra
> To: bali-bali@yahoogrou ps.com
> Sent: Thursday, February 26, 2009 7:37 PM
> Subject: [bali-bali] bisnis property di Bali
>
>
> Yang tertarik mengamati bisnis properti di Bali, berita di bawah
mungkin memikat atau mengharukan. Meski dunia di ambang krisis
global, Bali tetap dilukiskan dengan manis sehingga terus mampu
memikat semut-semut investor untuk memacu frekuensi jual-beli
properti di Bali.
>
> Ini mungkin tanda-tanda BALI mencerminkan benarnya plesetan
Bakalan Amblas Lantaran Investor.
>
> darma
> ----------
> sumber: http://www.business spectator. com.au/bs. nsf/Article/ Balis-
property-market- insulated- PM85X?OpenDocume nt
> Bali's property market 'insulated'
> AAP
> Australian villa owners say Bali's property market is more
resilient than that in their own country, as the global financial
crisis worsens.
>
> The island's villa market has experienced exponential growth in
recent years amid record tourism numbers, with villas in prime
locations going for up to $US3 million ($A4.62 million) off-the-
plan.
> Asia-based expatriates seeking a holiday home cum rental
property have driven the buying. With foreigners banned from bank
financing, they pay cash, giving Bali some insulation from the
credit crunch hurting other markets, property agents said.
>
> Major hotel projects have been abandoned, enquiries are drying
up and supply of villas on the market is increasing, but there's no
widespread panic-selling, they said.
>
> Half-finished estates offer the best bargains, particularly
around the fast-growing Bukit Peninsula overlooking Bali's famous
surf breaks. Desperate to complete projects sold off-the-plan,
developers are discounting villa prices by up to 20 per cent.
>
> Otherwise, prices of independent villas remain fairly stable, at
least for now.
>
> "Like anywhere else in the world we are feeling the downturn,
but the villa market is still strong," said Shush Ingram from Bali
Property Consultancy.
>
> But while wealthy Europeans, Americans and Russians sniff out
buying opportunities, Australians have been priced out of the market
following the crash in the Australian dollar.
> Many have backed away from deals to buy villas priced in US
dollars - now some 40 per cent more expensive.
>
> On the flipside, the US dollar's strength offers those
Australians who already own Bali property an opportunity to cash in
and buy cheaply back home.
>
> "Everybody is now deciding to sell before things get any worse,
and because now would be nice to get some US dollars," said Marcus
Fenton from the Jimbaran office of real estate chain Exotiq
Properties. He is marketing some 60 villas listed by Australians.
>
> For long-term Bali residents David and Robyn Schonell, the
currency gain is a sweetener, but their decision to list their villa
less than a year after finishing construction is mainly to take
advantage of falling values in Perth.
>
> "We've got no debt and we're probably going to double our money
here, so we can buy a property in Australia and still have enough
money leftover to buy a bit of land here, and do it all again," said
David, who runs a pearling operation in Bali.
>
> "We're not in any hurry though. We've got a pretty hefty price
on ours and if we don't sell we couldn't care less."
>
> The Schonell's are looking for $US900,000 ($A1.39 million) for
their 470 square metre house, which sits on a large block 150 metres
from the beach in Canggu, an expatriate enclave north of Seminyak,
Bali's priciest location.
>
> Perth businessman Alan Morgan is similarly bullish about a
project he is financing and consulting on, Batubelig Residences
between Seminyak and Canggu.
>
> He has built two villas that sold off-the-plan to expatriates in
Dubai and Jakarta for $US1.2 million ($A1.85 million) and $US1.5
million ($A2.31 million). He recently raised the remaining two
villas by $US100,000 ($A153,964.59) each to reflect higher
construction costs.
>
> "I'm not at all concerned," said Morgan. "I think Bali's real
estate market is holding up definitely better than Perth,
particularly at the top-end. The average growth on land value in
Seminyak is about 25 per cent a year."
>
> Returns like that have attracted a stampede of foreign
developers and investors over the last decade, sparking nationalist
outcry from community and political leaders who urge Balinese not to
sell ancestral lands.
>
> Although Indonesian law bans foreign ownership of land, villa
investors commonly circumvent this by using an Indonesian nominee,
sometimes recommended by their lawyer or adviser.
> The nominee signs over practical control to the foreigner
through various contracts including power of attorney and a
fictitious loan agreement.
>
> Real estate agents say it's a watertight scheme. But legal
uncertainty and corruption accompany any investment in Indonesia,
and there have been instances of nominees gaining legal control of
properties.
>
> Concerns have also been raised by fresh allegations that a
business consultancy - partly run by expatriates - has failed to
disburse millions of dollars belonging to clients to settle land and
property acquisitions.
>
> "I wouldn't say these kinds of things never happen, but they
aren't common and you've just really got to do your homework," said
Ingram.
>
> But David Schonell said the returns are worth the risk.
>
> "Just the price of our land has gone up threefold since 2005
when we bought it. Like any business decision, we've just got to be
smart about it," he said.
>
> "If you do it the correct way and you do all your due diligence
on the property, your research into the nominee and put together all
the appropriate paperwork, then I think it's a very secure
investment."
>
> Stay connected to the people that matter most with a smarter
inbox. Take a look http://au.docs. yahoo.com/ mail/smarterinbo x
>



Stay connected to the people that matter most with a smarter inbox. Take a look.



No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - www.avg.com
Version: 8.0.237 / Virus Database: 270.11.4/1976 - Release Date: 02/27/09 13:27:00



__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Re: [bali-bali] Re: bisnis property di Bali

PAJAK:
 
Pastinya yang di bayar hanya minim sekali karena masih menggunakan nama orang kita.  Kalau mereka punya lahan dengan menggunakan nama orang indonesia, maka pajak yang dikenakan tentunya juga minim sekali. Yang kasian adalah apabila mereka menggunakan nama asal saja, misalnya nama dari staff atau pembantu mereka yang berpendapatan kecil misalnya, jadi sama sering luput pajak, sampai suatu saat harus melapor maka si orang indonesia ini harus mempertanggung jawabkan dari mana dia berpenghasilan sampai bisa beli rumah lebih dari 1 juta usd.
 
Sebenarnya sudah bagus process yang jalan sekarang ini bahwa semua imb sudah dijalankan sesuai tata ruang, jadi sebelum ngurus imb diminta untuk ke bagian tata ruang dulu supaya bisa di verifikasi letak tanah dan peruntukannya.  Sekarang kalau minta imb juga petugas sudah bisa tau kalau itu mau dibangun rumah tinggal atau pondok wisata, jadi imb akan keluar dengan fungsi yang sesuai.  Kemudian pemilik villa dirujuk untuk mengurus ijin pondok wisata.
 
Soal pajak memang masih merupakan tantangan bagi kita semua, mau jujur dan lapor pajak atau masih curiga dengan pendapatan pajak.  Saya juga belum begitu tau bagaimana aparat pajak ini akan mengambil sikap dalam hal ini.
 
Banyak juga investor yang masih ragu dengan Hak guna pakai ini karena harus ngurus perpanjangan yang masih di curigai tidak mudah, jadi masih banyak orang asing yang menggunakan nama orang indonesia.
 
Sebenarnya secara hukum ya tidak ada istilah nominee itu, karena yang jelas adalah SHM itu secara hukum hak yang sah oleh nama pemegang SHM nya.  Tapi tentunya processnya akan di buat oleh Notaris sedemikian rupa di ikat dengan kuasa beli, jual, kelola, malahan dengan pernyataan hutang atau perjanjian pinjaman. Intinya adalah saling percaya.  maka banyak juga kasus kalau nominee nakal ya banyak juga yang kena tipu.  Disini harus ada azas kepercayaan dan niat baik.
 
Untuk Tata dunia baru yang harus ada paradigma baru.. semua tergantung dari kemauan kita semua dengan prinsip yang disepakati bersama.  Karena kelihatannya analisis ekonomi juga pada dunia maju seperti sekarang ini harus mengarah ke perubahan secara mendasar.
 
to be continued...
----- Original Message -----
Sent: Saturday, February 28, 2009 7:16 PM
Subject: Re: [bali-bali] Re: bisnis property di Bali

Pak Agung, Mbok Vieb dan Bli Sanat yg mulia
 
Memang betul bahwa suka atau tidak; positif atau negatif; rebut kavling atau mupuk kerakusan; karena kebodohan atau kecerdikan; apakah murni urusan asing atau ada melibatkan broker lokal, kiranya memang bisnis properti di Bali tak bisa dibendung. Apalagi, seperti posting Mbok Vieb belakangan pemerintah memutuskan memperpanjang hak pakai properti (propery use rights) di Indonesia buat orang asing sampai 90 tahun, demi merangsang minat investor.  
 
Tapi, mengingat demikian tingginya harga properti di Bali, sampai di atas 1 juta dolar AS, muncul juga kemauan bertanya: apakah transaksi bisnis properti ini bayar pajak atau tidak? Kalau bisa laju bisnis properti ini ditahan shg Bali tidak amblas ya tentu baik juga, tapi kalau tidak, minimal pemerintah bisa dapat pajak dari transaksi bisnis property. Kalau orang lokal jual sawah, ladang, tegalan pasti kena pajak toh, bukankah begitu juga mestinya untuk investor asing dalam bisnis properti?
 
Dulu ada wancana gencar agar pemerintah memburu pajak untuk bisnis-sewa villa/time sahre. Kayaknya belum berhasil, entah kenapa, apalagi dunai transaksi kian canggih dan global serta berlangsung di dunia maya. Ada teman keturunan Belanda, tinggal di Australia, berlibur ke Bali dengan menyewa villa milik orang Eropa dan melakukan reservasi lewat internet. Uang sewa ditransfer ke rekening Belanda, bukan ke di Bali, jadi pasti luput dari pahak. Mestinya pemerintah mengejar pajak yang begini untuk membangun Bali yg baik bukan malah meningkatkan pajak bumi dan bangunan atau sawah ladang yang menyulitkan hidup petani kita yang kian sulit. Atau yang memaksa orang kita jual tanah karena tidak kuasa bayar pajak. Cek..cek...cek...
 
dp
 

 


From: Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id>
To: bali-bali@yahoogroups.com
Sent: Saturday, 28 February, 2009 1:20:17 PM
Subject: Re: [bali-bali] Re: bisnis property di Bali

Gung,
 
Kalau kasus KKM itu merely stupidity and greed, mau punya uang lebih banyak tanpa harus kerja, jadi suruh orang lain, satu orang saja yang kerja, yang mikir.  Tapi kan bukan hanya di Bali saja itu terjadi, dunia international juga ada 3 orang termasuk scandal Medoff itu kan... dan jumlahnya bermilyar dollar sampai bank bank juga kena... sama saja kasusnya... orang mengharap uang bikin uang, bukan kerja bikin uang.
 
Cari duit "ngaleh pis" bukan Cari kerja "ngaleh gae" jadi kalau duit dicari yang pasti akan dapat dan tidak dapat tapi kalau kerja kan pasti dapat upah.
 
Di Inggris ada jutawan yang bunuh diri karena dia salah satu yang kena ke tipu investasinya. .. pilihannya dia bunuh diri karena tidak mau jadi tua dan miskin... wise choice actually if you come to think about it.
 
v
----- Original Message -----
Sent: Saturday, February 28, 2009 8:16 AM
Subject: [bali-bali] Re: bisnis property di Bali


hehehe... correct de mundo Vieb,
Pak Darma yang cerdik cendikiawan , masalahnya bukan saja
property investor dari manca negara , juga dari semeton Bali sendiri.
Tyang lihat kasus green belt dibagian utara jalan Prof Mantra.
Walaupun sudah ada larangan membangun 200 meters each side of the
road , tapi mereka tetap saja spekulasi beli lahan disana , karena
mereka tahu UU tinggal UU , amplop lebih berkuasa.

Mungkin kalau dicari data sesungguhnya , setengah dari warisan
terjual di Bali oleh semeton Bali yang kurang mampu , karena perlu
uang untuk yadnya ( manusa dan pitra ), seberapa mungkin untuk biaya
sekolah , sisanya untuk isi amplop untuk cari kerja.

Jual tanah untuk biaya sekolah.. hehehe.. ini sama dengan saya
mancing ikan awan dengan umpan tuna , apalagi jual warisan untuk
yadnya .Lingkaran kebodohan yang tidak putus putus.
Setelah tamat sekolah S1 sampai S2 , kerjapun belum tentu dapat.
Pepatah yang mengatakan , satu burung ditangan lebih berharga dari
10 burung yang lepas , jelas tidak berlaku disini.

Ini sudah jelas kebodohan semeton kita sendiri , mereka bisa beli
karena ada yang jual , seperti baru baru ini dalam kasus KKM ,
banyak juga yang menggadaikan tanahnya untuk invest di koperasi
tersebut.

Tyang pernah ketemu kasus lucu dahulu, orang ini datang kerumah
menjual warisannya , karena ketipu dukun Banyuwangi , yang bisa
melipat gandakan uangnya.
Jadi dia gadaikan warisannya di bank , untuk disetor kepada sang
dukun 'sakti menguwer' untuk melipat gandakan uangnya... hihihi..
Tololnya semeton kita , apa nggak mikir , kalau dukun ini bisa
melipat gandakan uang , yaa.. nggak perlu uang orang lain donk???

Catch 22 , satu system yang rusak akan mempengaruhi system yang lain,
yang semuanya dasarnya dari kebodohan dan ketidak bijaksanaan.

Kemarin ada yang tanya waktu kami mancing ,
What's the different between porn star , prostitute and gigolo?
Answer: porn star is more famous than prostitute , and gigolo is
male version of prostitute , in Indonesia we called it POLITICIANS.

shanti is lari duluan sebelum kelempar bakiak.

--- In bali-bali@yahoogrou ps.com, "Asana Viebeke Lengkong"
<asanasw@... > wrote:
>
> P Darma Putra yang baik,
>
> Ini sih hanya masalah rebutan kapling saja.... sama seperti Isu
Israel-palestina, kalau di bali lebih ke bisnisnya... . jadi
keniscayaan karena di bali itu laris manis....
>
> Amos Oz dialam bukunya How to cure a fanatic, 2002) sastrawan ini
memahami konflik ini :"... is not a religious war, not a war of
cultures, not a disagreement between tow tradions, but simply a real-
estate dispute over whose house this is"
>
> di bali juga akan terjadi begitu dengan konteks sedikit berbeda
karena bisniss tentunya akan berdampak ke livelyhood - dan
ecosystem... ya yang kasian adalah orang Bali yang ignorance, yang
melalui system di bodohi terus...
>
> apa yang mesti diwariskan kepada anak cucu??? yang pastikan kalau
kita sudah saling bunuh karena property ya tidak ada warisan, dan
mungkin juga tidak akan ada anak cucu karena sudah akan punah karena
nggak ada makan, disengat matahari yang terlalu panas, bencana alam
yang tidak bisa di kendalikan atau tidak terkelola (cuman ada UU nya
saja).
>
> Penjualan property akan terus berlangsung itu kenyataannya, para
pemimpin kita mendukung segala investasi yang masuk tanpa laku
verifikasi yang cerdas. Yang pasti kan harus nyetor ke partai jadi
harus ada komisi karena harus terpilih lagi dong.... tragis juga
ya.... pemimpin kita yang mestinya mengentas bangsanya dari
keterpurukan malah menjadi penghisap kesejahteraan rakyat, dan
keluarnya malam malam seperti drakula
>
> Kalau ada caleg yang bilang ah saya mau coba nggak pake duit...
mimpi kali hari gini.....
>
>
> Jadi saudara saudara ku:
>
> Kita ini kan musti menjalani hidup di atas landasan prinsip yang
universal dan bisa diterima semuanya... jadi banyak lo tanggung
jawab yang musti dijawab..... . to be continued... ..
>
> vieb
> ----- Original Message -----
> From: Darma Putra
> To: bali-bali@yahoogrou ps.com
> Sent: Thursday, February 26, 2009 7:37 PM
> Subject: [bali-bali] bisnis property di Bali
>
>
> Yang tertarik mengamati bisnis properti di Bali, berita di bawah
mungkin memikat atau mengharukan. Meski dunia di ambang krisis
global, Bali tetap dilukiskan dengan manis sehingga terus mampu
memikat semut-semut investor untuk memacu frekuensi jual-beli
properti di Bali.
>
> Ini mungkin tanda-tanda BALI mencerminkan benarnya plesetan
Bakalan Amblas Lantaran Investor.
>
> darma
> ----------
> sumber: http://www.business spectator. com.au/bs. nsf/Article/ Balis-
property-market- insulated- PM85X?OpenDocume nt
> Bali's property market 'insulated'
> AAP
> Australian villa owners say Bali's property market is more
resilient than that in their own country, as the global financial
crisis worsens.
>
> The island's villa market has experienced exponential growth in
recent years amid record tourism numbers, with villas in prime
locations going for up to $US3 million ($A4.62 million) off-the-
plan.
> Asia-based expatriates seeking a holiday home cum rental
property have driven the buying. With foreigners banned from bank
financing, they pay cash, giving Bali some insulation from the
credit crunch hurting other markets, property agents said.
>
> Major hotel projects have been abandoned, enquiries are drying
up and supply of villas on the market is increasing, but there's no
widespread panic-selling, they said.
>
> Half-finished estates offer the best bargains, particularly
around the fast-growing Bukit Peninsula overlooking Bali's famous
surf breaks. Desperate to complete projects sold off-the-plan,
developers are discounting villa prices by up to 20 per cent.
>
> Otherwise, prices of independent villas remain fairly stable, at
least for now.
>
> "Like anywhere else in the world we are feeling the downturn,
but the villa market is still strong," said Shush Ingram from Bali
Property Consultancy.
>
> But while wealthy Europeans, Americans and Russians sniff out
buying opportunities, Australians have been priced out of the market
following the crash in the Australian dollar.
> Many have backed away from deals to buy villas priced in US
dollars - now some 40 per cent more expensive.
>
> On the flipside, the US dollar's strength offers those
Australians who already own Bali property an opportunity to cash in
and buy cheaply back home.
>
> "Everybody is now deciding to sell before things get any worse,
and because now would be nice to get some US dollars," said Marcus
Fenton from the Jimbaran office of real estate chain Exotiq
Properties. He is marketing some 60 villas listed by Australians.
>
> For long-term Bali residents David and Robyn Schonell, the
currency gain is a sweetener, but their decision to list their villa
less than a year after finishing construction is mainly to take
advantage of falling values in Perth.
>
> "We've got no debt and we're probably going to double our money
here, so we can buy a property in Australia and still have enough
money leftover to buy a bit of land here, and do it all again," said
David, who runs a pearling operation in Bali.
>
> "We're not in any hurry though. We've got a pretty hefty price
on ours and if we don't sell we couldn't care less."
>
> The Schonell's are looking for $US900,000 ($A1.39 million) for
their 470 square metre house, which sits on a large block 150 metres
from the beach in Canggu, an expatriate enclave north of Seminyak,
Bali's priciest location.
>
> Perth businessman Alan Morgan is similarly bullish about a
project he is financing and consulting on, Batubelig Residences
between Seminyak and Canggu.
>
> He has built two villas that sold off-the-plan to expatriates in
Dubai and Jakarta for $US1.2 million ($A1.85 million) and $US1.5
million ($A2.31 million). He recently raised the remaining two
villas by $US100,000 ($A153,964.59) each to reflect higher
construction costs.
>
> "I'm not at all concerned," said Morgan. "I think Bali's real
estate market is holding up definitely better than Perth,
particularly at the top-end. The average growth on land value in
Seminyak is about 25 per cent a year."
>
> Returns like that have attracted a stampede of foreign
developers and investors over the last decade, sparking nationalist
outcry from community and political leaders who urge Balinese not to
sell ancestral lands.
>
> Although Indonesian law bans foreign ownership of land, villa
investors commonly circumvent this by using an Indonesian nominee,
sometimes recommended by their lawyer or adviser.
> The nominee signs over practical control to the foreigner
through various contracts including power of attorney and a
fictitious loan agreement.
>
> Real estate agents say it's a watertight scheme. But legal
uncertainty and corruption accompany any investment in Indonesia,
and there have been instances of nominees gaining legal control of
properties.
>
> Concerns have also been raised by fresh allegations that a
business consultancy - partly run by expatriates - has failed to
disburse millions of dollars belonging to clients to settle land and
property acquisitions.
>
> "I wouldn't say these kinds of things never happen, but they
aren't common and you've just really got to do your homework," said
Ingram.
>
> But David Schonell said the returns are worth the risk.
>
> "Just the price of our land has gone up threefold since 2005
when we bought it. Like any business decision, we've just got to be
smart about it," he said.
>
> "If you do it the correct way and you do all your due diligence
on the property, your research into the nominee and put together all
the appropriate paperwork, then I think it's a very secure
investment."
>
> Stay connected to the people that matter most with a smarter
inbox. Take a look http://au.docs. yahoo.com/ mail/smarterinbo x
>



Stay connected to the people that matter most with a smarter inbox. Take a look.



__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

[bali-bali] Re: bisnis property di Bali

Dear All,
 
Untuk ikut urun rembug.
 
Bagi saya, kalau yang jadi Villa itu tanah tandus di bukit - its just fine. Bali lost nothing.
 
Yang memprihatinkan adalah konversi besar2an lahan subur persawahan yang menjadi penyokong swasembada pangan di Bali. Contoh Pemkab Badung yang justru memindahkan puspem ke Mengwi (Dalung). Ini yang memprihatinkan - justru pemerintah yang memberi contoh seperti ini. Juga konversi persawahan secara massive untuk Villa2 di daerah Gianyar, juga Badung dan Denpasar (untuk perumahan, ruko, dll).
 
Kalau petani yang melakukannya  mungkin bisa dipahami karena desakan ekonomi, dll. 
 
Andai boleh usul, semestinya di kasih insentif untuk petani yang tetap mempertahankan lahannya untuk pertanian/persawahan, misalnya dengan bebas PBB.
PBB ditingkatkan 1000% misalnya (seperti yang sekarang di Denpasar), untuk lahan perumahan, perkantoran, hotel, ruko, dll.
 
Andai hal2 ini segera bisa diatur dengan Rencana Tata Ruang yang mempunyai visi masa depan. Semoga.
 
Salam,
KS
 
----- Original Message -----
Sent: Saturday, February 28, 2009 7:16 PM
Subject: Re: [bali-bali] Re: bisnis property di Bali

Pak Agung, Mbok Vieb dan Bli Sanat yg mulia
 
Memang betul bahwa suka atau tidak; positif atau negatif; rebut kavling atau mupuk kerakusan; karena kebodohan atau kecerdikan; apakah murni urusan asing atau ada melibatkan broker lokal, kiranya memang bisnis properti di Bali tak bisa dibendung. Apalagi, seperti posting Mbok Vieb belakangan pemerintah memutuskan memperpanjang hak pakai properti (propery use rights) di Indonesia buat orang asing sampai 90 tahun, demi merangsang minat investor.  
 
Tapi, mengingat demikian tingginya harga properti di Bali, sampai di atas 1 juta dolar AS, muncul juga kemauan bertanya: apakah transaksi bisnis properti ini bayar pajak atau tidak? Kalau bisa laju bisnis properti ini ditahan shg Bali tidak amblas ya tentu baik juga, tapi kalau tidak, minimal pemerintah bisa dapat pajak dari transaksi bisnis property. Kalau orang lokal jual sawah, ladang, tegalan pasti kena pajak toh, bukankah begitu juga mestinya untuk investor asing dalam bisnis properti?
 
Dulu ada wancana gencar agar pemerintah memburu pajak untuk bisnis-sewa villa/time sahre. Kayaknya belum berhasil, entah kenapa, apalagi dunai transaksi kian canggih dan global serta berlangsung di dunia maya. Ada teman keturunan Belanda, tinggal di Australia, berlibur ke Bali dengan menyewa villa milik orang Eropa dan melakukan reservasi lewat internet. Uang sewa ditransfer ke rekening Belanda, bukan ke di Bali, jadi pasti luput dari pahak. Mestinya pemerintah mengejar pajak yang begini untuk membangun Bali yg baik bukan malah meningkatkan pajak bumi dan bangunan atau sawah ladang yang menyulitkan hidup petani kita yang kian sulit. Atau yang memaksa orang kita jual tanah karena tidak kuasa bayar pajak. Cek..cek...cek...
 
dp
 

 


From: Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id>
To: bali-bali@yahoogroups.com
Sent: Saturday, 28 February, 2009 1:20:17 PM
Subject: Re: [bali-bali] Re: bisnis property di Bali

Gung,
 
Kalau kasus KKM itu merely stupidity and greed, mau punya uang lebih banyak tanpa harus kerja, jadi suruh orang lain, satu orang saja yang kerja, yang mikir.  Tapi kan bukan hanya di Bali saja itu terjadi, dunia international juga ada 3 orang termasuk scandal Medoff itu kan... dan jumlahnya bermilyar dollar sampai bank bank juga kena... sama saja kasusnya... orang mengharap uang bikin uang, bukan kerja bikin uang.
 
Cari duit "ngaleh pis" bukan Cari kerja "ngaleh gae" jadi kalau duit dicari yang pasti akan dapat dan tidak dapat tapi kalau kerja kan pasti dapat upah.
 
Di Inggris ada jutawan yang bunuh diri karena dia salah satu yang kena ke tipu investasinya. .. pilihannya dia bunuh diri karena tidak mau jadi tua dan miskin... wise choice actually if you come to think about it.
 
v
----- Original Message -----
Sent: Saturday, February 28, 2009 8:16 AM
Subject: [bali-bali] Re: bisnis property di Bali


hehehe... correct de mundo Vieb,
Pak Darma yang cerdik cendikiawan , masalahnya bukan saja
property investor dari manca negara , juga dari semeton Bali sendiri.
Tyang lihat kasus green belt dibagian utara jalan Prof Mantra.
Walaupun sudah ada larangan membangun 200 meters each side of the
road , tapi mereka tetap saja spekulasi beli lahan disana , karena
mereka tahu UU tinggal UU , amplop lebih berkuasa.

Mungkin kalau dicari data sesungguhnya , setengah dari warisan
terjual di Bali oleh semeton Bali yang kurang mampu , karena perlu
uang untuk yadnya ( manusa dan pitra ), seberapa mungkin untuk biaya
sekolah , sisanya untuk isi amplop untuk cari kerja.

Jual tanah untuk biaya sekolah.. hehehe.. ini sama dengan saya
mancing ikan awan dengan umpan tuna , apalagi jual warisan untuk
yadnya .Lingkaran kebodohan yang tidak putus putus.
Setelah tamat sekolah S1 sampai S2 , kerjapun belum tentu dapat.
Pepatah yang mengatakan , satu burung ditangan lebih berharga dari
10 burung yang lepas , jelas tidak berlaku disini.

Ini sudah jelas kebodohan semeton kita sendiri , mereka bisa beli
karena ada yang jual , seperti baru baru ini dalam kasus KKM ,
banyak juga yang menggadaikan tanahnya untuk invest di koperasi
tersebut.

Tyang pernah ketemu kasus lucu dahulu, orang ini datang kerumah
menjual warisannya , karena ketipu dukun Banyuwangi , yang bisa
melipat gandakan uangnya.
Jadi dia gadaikan warisannya di bank , untuk disetor kepada sang
dukun 'sakti menguwer' untuk melipat gandakan uangnya... hihihi..
Tololnya semeton kita , apa nggak mikir , kalau dukun ini bisa
melipat gandakan uang , yaa.. nggak perlu uang orang lain donk???

Catch 22 , satu system yang rusak akan mempengaruhi system yang lain,
yang semuanya dasarnya dari kebodohan dan ketidak bijaksanaan.

Kemarin ada yang tanya waktu kami mancing ,
What's the different between porn star , prostitute and gigolo?
Answer: porn star is more famous than prostitute , and gigolo is
male version of prostitute , in Indonesia we called it POLITICIANS.

shanti is lari duluan sebelum kelempar bakiak.

--- In bali-bali@yahoogrou ps.com, "Asana Viebeke Lengkong"
<asanasw@... > wrote:
>
> P Darma Putra yang baik,
>
> Ini sih hanya masalah rebutan kapling saja.... sama seperti Isu
Israel-palestina, kalau di bali lebih ke bisnisnya... . jadi
keniscayaan karena di bali itu laris manis....
>
> Amos Oz dialam bukunya How to cure a fanatic, 2002) sastrawan ini
memahami konflik ini :"... is not a religious war, not a war of
cultures, not a disagreement between tow tradions, but simply a real-
estate dispute over whose house this is"
>
> di bali juga akan terjadi begitu dengan konteks sedikit berbeda
karena bisniss tentunya akan berdampak ke livelyhood - dan
ecosystem... ya yang kasian adalah orang Bali yang ignorance, yang
melalui system di bodohi terus...
>
> apa yang mesti diwariskan kepada anak cucu??? yang pastikan kalau
kita sudah saling bunuh karena property ya tidak ada warisan, dan
mungkin juga tidak akan ada anak cucu karena sudah akan punah karena
nggak ada makan, disengat matahari yang terlalu panas, bencana alam
yang tidak bisa di kendalikan atau tidak terkelola (cuman ada UU nya
saja).
>
> Penjualan property akan terus berlangsung itu kenyataannya, para
pemimpin kita mendukung segala investasi yang masuk tanpa laku
verifikasi yang cerdas. Yang pasti kan harus nyetor ke partai jadi
harus ada komisi karena harus terpilih lagi dong.... tragis juga
ya.... pemimpin kita yang mestinya mengentas bangsanya dari
keterpurukan malah menjadi penghisap kesejahteraan rakyat, dan
keluarnya malam malam seperti drakula
>
> Kalau ada caleg yang bilang ah saya mau coba nggak pake duit...
mimpi kali hari gini.....
>
>
> Jadi saudara saudara ku:
>
> Kita ini kan musti menjalani hidup di atas landasan prinsip yang
universal dan bisa diterima semuanya... jadi banyak lo tanggung
jawab yang musti dijawab..... . to be continued... ..
>
> vieb
> ----- Original Message -----
> From: Darma Putra
> To: bali-bali@yahoogrou ps.com
> Sent: Thursday, February 26, 2009 7:37 PM
> Subject: [bali-bali] bisnis property di Bali
>
>
> Yang tertarik mengamati bisnis properti di Bali, berita di bawah
mungkin memikat atau mengharukan. Meski dunia di ambang krisis
global, Bali tetap dilukiskan dengan manis sehingga terus mampu
memikat semut-semut investor untuk memacu frekuensi jual-beli
properti di Bali.
>
> Ini mungkin tanda-tanda BALI mencerminkan benarnya plesetan
Bakalan Amblas Lantaran Investor.
>
> darma
> ----------
> sumber: http://www.business spectator. com.au/bs. nsf/Article/ Balis-
property-market- insulated- PM85X?OpenDocume nt
> Bali's property market 'insulated'
> AAP
> Australian villa owners say Bali's property market is more
resilient than that in their own country, as the global financial
crisis worsens.
>
> The island's villa market has experienced exponential growth in
recent years amid record tourism numbers, with villas in prime
locations going for up to $US3 million ($A4.62 million) off-the-
plan.
> Asia-based expatriates seeking a holiday home cum rental
property have driven the buying. With foreigners banned from bank
financing, they pay cash, giving Bali some insulation from the
credit crunch hurting other markets, property agents said.
>
> Major hotel projects have been abandoned, enquiries are drying
up and supply of villas on the market is increasing, but there's no
widespread panic-selling, they said.
>
> Half-finished estates offer the best bargains, particularly
around the fast-growing Bukit Peninsula overlooking Bali's famous
surf breaks. Desperate to complete projects sold off-the-plan,
developers are discounting villa prices by up to 20 per cent.
>
> Otherwise, prices of independent villas remain fairly stable, at
least for now.
>
> "Like anywhere else in the world we are feeling the downturn,
but the villa market is still strong," said Shush Ingram from Bali
Property Consultancy.
>
> But while wealthy Europeans, Americans and Russians sniff out
buying opportunities, Australians have been priced out of the market
following the crash in the Australian dollar.
> Many have backed away from deals to buy villas priced in US
dollars - now some 40 per cent more expensive.
>
> On the flipside, the US dollar's strength offers those
Australians who already own Bali property an opportunity to cash in
and buy cheaply back home.
>
> "Everybody is now deciding to sell before things get any worse,
and because now would be nice to get some US dollars," said Marcus
Fenton from the Jimbaran office of real estate chain Exotiq
Properties. He is marketing some 60 villas listed by Australians.
>
> For long-term Bali residents David and Robyn Schonell, the
currency gain is a sweetener, but their decision to list their villa
less than a year after finishing construction is mainly to take
advantage of falling values in Perth.
>
> "We've got no debt and we're probably going to double our money
here, so we can buy a property in Australia and still have enough
money leftover to buy a bit of land here, and do it all again," said
David, who runs a pearling operation in Bali.
>
> "We're not in any hurry though. We've got a pretty hefty price
on ours and if we don't sell we couldn't care less."
>
> The Schonell's are looking for $US900,000 ($A1.39 million) for
their 470 square metre house, which sits on a large block 150 metres
from the beach in Canggu, an expatriate enclave north of Seminyak,
Bali's priciest location.
>
> Perth businessman Alan Morgan is similarly bullish about a
project he is financing and consulting on, Batubelig Residences
between Seminyak and Canggu.
>
> He has built two villas that sold off-the-plan to expatriates in
Dubai and Jakarta for $US1.2 million ($A1.85 million) and $US1.5
million ($A2.31 million). He recently raised the remaining two
villas by $US100,000 ($A153,964.59) each to reflect higher
construction costs.
>
> "I'm not at all concerned," said Morgan. "I think Bali's real
estate market is holding up definitely better than Perth,
particularly at the top-end. The average growth on land value in
Seminyak is about 25 per cent a year."
>
> Returns like that have attracted a stampede of foreign
developers and investors over the last decade, sparking nationalist
outcry from community and political leaders who urge Balinese not to
sell ancestral lands.
>
> Although Indonesian law bans foreign ownership of land, villa
investors commonly circumvent this by using an Indonesian nominee,
sometimes recommended by their lawyer or adviser.
> The nominee signs over practical control to the foreigner
through various contracts including power of attorney and a
fictitious loan agreement.
>
> Real estate agents say it's a watertight scheme. But legal
uncertainty and corruption accompany any investment in Indonesia,
and there have been instances of nominees gaining legal control of
properties.
>
> Concerns have also been raised by fresh allegations that a
business consultancy - partly run by expatriates - has failed to
disburse millions of dollars belonging to clients to settle land and
property acquisitions.
>
> "I wouldn't say these kinds of things never happen, but they
aren't common and you've just really got to do your homework," said
Ingram.
>
> But David Schonell said the returns are worth the risk.
>
> "Just the price of our land has gone up threefold since 2005
when we bought it. Like any business decision, we've just got to be
smart about it," he said.
>
> "If you do it the correct way and you do all your due diligence
on the property, your research into the nominee and put together all
the appropriate paperwork, then I think it's a very secure
investment."
>
> Stay connected to the people that matter most with a smarter
inbox. Take a look http://au.docs. yahoo.com/ mail/smarterinbo x
>



Stay connected to the people that matter most with a smarter inbox. Take a look.



No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - www.avg.com
Version: 8.0.237 / Virus Database: 270.11.4/1976 - Release Date: 02/27/09 13:27:00


__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___