Kamis, 01 Oktober 2009

[RE][bali-bali] Gunung Batur Ditawar Rp 15 Miliar

Ini berita atau provokasi Ton? Apalgi ngomongnya pariwisata, pola seperti ini, menyebabkan pariwisata di Bali itu tidak berjalan seperti yang dimaksudkan. Boleh saja di kontrak Jro Wijaya, tetapi duit itu untuk memberdayakan masyarakatnya. Wisata yang dikembangkan pun tidak mengubah bentang alam, sosial budaya masyarakat setempat. Yang diubah adalah tingkat kesejahteraan, kualitas hidup dan kualitas lingkungannya. oke.

Gitu ceritanya menurut aku loh.
Eeh kok jadi ikutan BP, aku nggak dibayar Jro Wijaya atau Pemkab Bangli ya.

dwi

---------[ Received Mail Content ]----------

Subject : [bali-bali] Gunung Batur Ditawar Rp 15 Miliar

Date : Wed, 30 Sep 2009 16:39:33 +0800

From : Anton Muhajir <antonemus@gmail.com>

To : baliblogger <baliblogger@yahoogroups.com>

Cc : bali-bali <bali-bali@yahoogroups.com>

http://balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&amp;kid=2&amp;id=21128

30 September 2009
BP

Gunung Batur Ditawar Rp 15 Miliar

Wabup Bangli: Tak Ada Aturan Jual Gunung

Bangli (Bali Post) - Demi mengembangkan pariwisata Kintamani agar lain

daripada yang lainnya di Bali, Jero Wijaya, salah satu pelaku pariwisata di

Kintamani yang juga anggota DPRD Bangli periode 1999-2004, Selasa (29/9)

kemarin, dalam dialog menggugah kesadaran pembayaran Pajak Hotel dan

Restoran oleh Dispenda Bangli melontarkan pernyataan mengejutkan. Jero

Wijaya menawar Gunung Batur, Kintamani dalam sistem kontrak permanen selama

sepuluh tahun dengan nilai Rp 15 miliar.

Bahkan jika diizinkan pemerintah, pembayaran kontrak selama sepuluh tahun

itu bakal direalisasikan per awal Januari 2010. Kontan saja, penawaran yang

dinilai nyeleneh itu membuat Wabup Bangli, I Made Gianyar, serta sejumlah

pejabat penting lainnya gelagapan. Menurut Jero Wijaya, selama ini

pengembangan pariwisata Kintamani belum maksimal. Untuk menarik wisatawan,

diperlukan perubahan secara radikal. Jika pemerintah menghendaki dan

berorientasi uang untuk membangun pariwisata, pihaknya siap mengembangkan

pariwisata Kintamani. Salah satunya, dengan membeli Gunung Batur seharga Rp

15 miliar. Tidak untuk dimiliki, melainkan hanya kontrak selama sepuluh

tahun. Selanjutnya, pihaknya akan mengembangkan berbagai atraksi wisata di

Gunung itu. "Jika pemerintah setuju, saya akan kontrak Gunung Batur selama

sepuluh tahun. Banyak atraksi pariwisata di sana yang bisa dikembangkan,"

ujarnya.

Dilanjutkannya, kini banyak kejanggalan sistem pengelolaan wisata tracking

oleh HPPGB. Salah satu contohnya, belum lama ini pihaknya memiliki wisatawan

yang menginap di hotel miliknya, hendak melakukan wisatawa tracking. Tentu

saja karena itu menyangkut citra dan keamanan wisatawan, pihaknya yang juga

memiliki sekitar 30 pemandu wisata tracking merealisasikan niat wisatawan

itu. Ternyata, HPPGB berpandangan lain dan menyiapkan pula dua orang pemandu

wisata.

Sebagai kompensasi, wisatawan itu harus membayar Rp 250 ribu. Ironis, di

akhir acara pramuwisata miliknya diberikan Rp 50 ribu sementara sisanya Rp

200 ribu disinyalir masuk kantong pribadi HPPGB. Artinya, terjadi kebocoran

atas retribusi.

Selain persoalan itu, dirinya mensinyalir ada oknum guru berstatus PNS yang

ikut mejadi pemandu wisata di sana. Untuk itu, pemerintah agar bertindak

cepat dan menjatuhkan sanksi yang tegas kepada oknum PNS tersebut.

Menanggapi hal itu, Wabup Bangli I Made Gianyar mengatakan pihaknya belum

melihat ada aturan membolehkan menjual gunung. Tetapi jika seorang Jero

Wijaya saja sudah berani menawar sebesar itu, tentunya akan ada income yang

dihasilkan sebagai seorang pengusaha. Artinya, kenapa gunung itu harus

dijual dan kenapa tidak dikelola oleh pemerintah. "Dengan target harus bisa

menghasilkan Rp 25 miliar selama sepuluh tahun, atau dua kali lipat dari

penawaran itu," tanyanya.

Menyangkut adanya oknum PNS yang menjadi pramuwusata sebagaimana tuduhan

Jero Wijaya, diminta satuan kerja dan staf ahli melakukan penelusuran atas

kebenaran informasi itu. Tentu saja, akan diambil pengkajian secara matang

sebelum keputusan diambil. "Kami akan kaji semua usulan Jero Wijaya itu,"

ujarnya.

Selain mengomentari usul Jero Wijaya yang menawar Gunung Batur seharga Rp 15

miliar, Wabup menyayangkan sikap acuh serta input yang dihasilkan Disbudpar

Bangli selama ini. Kata dia, ketika Kadisbudpar dihubungi berkaitan rencana

dialog ini, justru melontarkan alasan tidak bisa hadir lantaran akan

berangkat menuju Australia mendampingi Kadisbudpar Provinsi Bali. Dalam

catatan pihaknya, keberangkatan Kadisbudpar Bangli ke luar negeri sudah

kedua kalinya. "Namun apa hasil dari jalan-jalan itu, ternyata pariwisata

Bangli masih jalan di tempat. Semestinya seorang Kadis harus jauh lebih

pintar daripada bupati atau wakil bupati. Karena bidang yang digeluti hanya

satu dan harus terfokus. Bukan sekadar jalan-jalan yang ternyata sangat

ironis tidak memberi nilai tambah atas pengembangan pariwisata Bangli,"

tudingnya dengan nada tinggi. (kmb17)

--

Anton Muhajir

www.rumahtulisan.com - Personal Blog

www.balebengong.net - Balibased Citizen Journalism


aswie
balikamilagi.wordpress.com
d.yani.sm@lycos.com, Aswie232@gmail.com
62 361 7426003
62 812 3948305
give me only my daily bread,
nor did we eat any one's food without paying for it,

Save a tree. Please consider the environment before printing this e-mail.

Tidak ada komentar: