Gitu ceritanya menurut aku loh.
Eeh kok jadi ikutan BP, aku nggak dibayar Jro Wijaya atau Pemkab Bangli ya.
dwi
---------[ Received Mail Content ]----------
Subject : [bali-bali] Gunung Batur Ditawar Rp 15 Miliar
Date : Wed, 30 Sep 2009 16:39:33 +0800
From : Anton Muhajir <antonemus@gmail.com>
To : baliblogger <baliblogger@yahoogroups.com>
Cc : bali-bali <bali-bali@yahoogroups.com>
http://balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=2&id=21128
30 September 2009
BP
Gunung Batur Ditawar Rp 15 Miliar
Wabup Bangli: Tak Ada Aturan Jual Gunung
Bangli (Bali Post) - Demi mengembangkan pariwisata Kintamani agar lain
daripada yang lainnya di Bali, Jero Wijaya, salah satu pelaku pariwisata di
Kintamani yang juga anggota DPRD Bangli periode 1999-2004, Selasa (29/9)
kemarin, dalam dialog menggugah kesadaran pembayaran Pajak Hotel dan
Restoran oleh Dispenda Bangli melontarkan pernyataan mengejutkan. Jero
Wijaya menawar Gunung Batur, Kintamani dalam sistem kontrak permanen selama
sepuluh tahun dengan nilai Rp 15 miliar.
Bahkan jika diizinkan pemerintah, pembayaran kontrak selama sepuluh tahun
itu bakal direalisasikan per awal Januari 2010. Kontan saja, penawaran yang
dinilai nyeleneh itu membuat Wabup Bangli, I Made Gianyar, serta sejumlah
pejabat penting lainnya gelagapan. Menurut Jero Wijaya, selama ini
pengembangan pariwisata Kintamani belum maksimal. Untuk menarik wisatawan,
diperlukan perubahan secara radikal. Jika pemerintah menghendaki dan
berorientasi uang untuk membangun pariwisata, pihaknya siap mengembangkan
pariwisata Kintamani. Salah satunya, dengan membeli Gunung Batur seharga Rp
15 miliar. Tidak untuk dimiliki, melainkan hanya kontrak selama sepuluh
tahun. Selanjutnya, pihaknya akan mengembangkan berbagai atraksi wisata di
Gunung itu. "Jika pemerintah setuju, saya akan kontrak Gunung Batur selama
sepuluh tahun. Banyak atraksi pariwisata di sana yang bisa dikembangkan,"
ujarnya.
Dilanjutkannya, kini banyak kejanggalan sistem pengelolaan wisata tracking
oleh HPPGB. Salah satu contohnya, belum lama ini pihaknya memiliki wisatawan
yang menginap di hotel miliknya, hendak melakukan wisatawa tracking. Tentu
saja karena itu menyangkut citra dan keamanan wisatawan, pihaknya yang juga
memiliki sekitar 30 pemandu wisata tracking merealisasikan niat wisatawan
itu. Ternyata, HPPGB berpandangan lain dan menyiapkan pula dua orang pemandu
wisata.
Sebagai kompensasi, wisatawan itu harus membayar Rp 250 ribu. Ironis, di
akhir acara pramuwisata miliknya diberikan Rp 50 ribu sementara sisanya Rp
200 ribu disinyalir masuk kantong pribadi HPPGB. Artinya, terjadi kebocoran
atas retribusi.
Selain persoalan itu, dirinya mensinyalir ada oknum guru berstatus PNS yang
ikut mejadi pemandu wisata di sana. Untuk itu, pemerintah agar bertindak
cepat dan menjatuhkan sanksi yang tegas kepada oknum PNS tersebut.
Menanggapi hal itu, Wabup Bangli I Made Gianyar mengatakan pihaknya belum
melihat ada aturan membolehkan menjual gunung. Tetapi jika seorang Jero
Wijaya saja sudah berani menawar sebesar itu, tentunya akan ada income yang
dihasilkan sebagai seorang pengusaha. Artinya, kenapa gunung itu harus
dijual dan kenapa tidak dikelola oleh pemerintah. "Dengan target harus bisa
menghasilkan Rp 25 miliar selama sepuluh tahun, atau dua kali lipat dari
penawaran itu," tanyanya.
Menyangkut adanya oknum PNS yang menjadi pramuwusata sebagaimana tuduhan
Jero Wijaya, diminta satuan kerja dan staf ahli melakukan penelusuran atas
kebenaran informasi itu. Tentu saja, akan diambil pengkajian secara matang
sebelum keputusan diambil. "Kami akan kaji semua usulan Jero Wijaya itu,"
ujarnya.
Selain mengomentari usul Jero Wijaya yang menawar Gunung Batur seharga Rp 15
miliar, Wabup menyayangkan sikap acuh serta input yang dihasilkan Disbudpar
Bangli selama ini. Kata dia, ketika Kadisbudpar dihubungi berkaitan rencana
dialog ini, justru melontarkan alasan tidak bisa hadir lantaran akan
berangkat menuju Australia mendampingi Kadisbudpar Provinsi Bali. Dalam
catatan pihaknya, keberangkatan Kadisbudpar Bangli ke luar negeri sudah
kedua kalinya. "Namun apa hasil dari jalan-jalan itu, ternyata pariwisata
Bangli masih jalan di tempat. Semestinya seorang Kadis harus jauh lebih
pintar daripada bupati atau wakil bupati. Karena bidang yang digeluti hanya
satu dan harus terfokus. Bukan sekadar jalan-jalan yang ternyata sangat
ironis tidak memberi nilai tambah atas pengembangan pariwisata Bangli,"
tudingnya dengan nada tinggi. (kmb17)
--
Anton Muhajir
www.rumahtulisan.com - Personal Blog
www.balebengong.net - Balibased Citizen Journalism
aswie
balikamilagi.wordpress.com
d.yani.sm@lycos.com, Aswie232@gmail.com
62 361 7426003
62 812 3948305
give me only my daily bread,
nor did we eat any one's food without paying for it,
Save a tree. Please consider the environment before printing this e-mail.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar