hehehe...mbo vieb bisa saja..
yang saya inget dagang di kereta api (jualan ketan, endog/telur, susu, mendut) suka bilang...ketandog (kesenggol) susune bulik...mendut..mendut...
Di perumnas juga ada dagang sate asli bangladesh..alias bangkalan desa...
Minimal, kalau ngobrol sama temen kampung by chat, kalau ditanya sekarang tinggal dimana, saya biasa jawab DPS, biasanya mereka nanya, apa tuh DPS, saya jawabnya, ya terserah, mau diartiin Depan Pasar Senen bisa, atau Depan Pabrik Sendal juga bisa. Dan kemudian dia jawabnya...ooooo di Jakarta toh.....
--- On Mon, 10/26/09, Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id> wrote:
From: Asana Viebeke Lengkong <asanasw@indo.net.id> Subject: [bali-bali] JAWA To: bali-bali@yahoogroups.com, bali@lp3b.or.id Date: Monday, October 26, 2009, 12:55 PM
JAWA MODE ON: Selain lembaga pemerintahan, kebiasaan singkat menyingkat juga berlaku untuk tag line suatu daerah. Solo Berseri, Jogja Berhati Nyaman, Temanggung Bersenyum, Cilacap Bercahaya, semuanya adalah singkatan. Juga untuk menyebut suatu kawasan, yang katanya akan menjadi suatu kawasan yang unggul dan berkembang. Bermula dari Jabotabek (Jawa Bodo Tapi Beken), eh sekarang Jabodetabek, disambung Jabodetabekjur. Muncul pula *Gerbangkertosusila * (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), *Barlingmascakeb* (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen), *Pawonsari Bakulrejo *(Pacitan Wonogiri Wonosari, Bantul, Kulon Progo, Purworejo), atau *Joglosemar* (Jogja Solo Semarang). Beruntung tidak ada yang membalik urutannya menjadi Semarang Solo Yogya, disingkat menjadi *Semar Loyo*. Mungkin di masa mendatang akan muncul juga *Dibalang Sendal* (Purwodadi, Batang, Pemalang, Semarang , Kendal), atau *Kasur Bosok* (Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Solo, Klaten). Asal jangan *Susu Mbokde* (Surakarta , Sukoharjo, Mboyolali, Kartasura, Delanggu) atau *Tanteku Montok* (Panjatan, Tegalan, Kulwaru, Temon, Toyan, Kokap) Anak-anak muda Jogja tidak kalah kreatifnya untuk ikut-ikutan menyingkat nama tempat. Sebut saja *Amplas* untuk Ambarukmo Plaza , atau *Jakal *(Jalan Kaliurang), *Jamal *(Jalan Magelang). Kalau sampeyan sekolah di SMA 6, bisa nyombong kalau sampeyan sekolah di***Depazter* * *alias Depan Pasar Terban. Bahkan, dari pusat kota Jogja, sangat mudah untuk mencapai *Paris* (Parangtritis) , atau *Pakistan *(Pasar Kidul Stasiun alias Sarkem), bahkan *Banglades* (Bangjo Lapangan Denggung Sleman). Sampeyan seorang yang enthengan, ringan tangan, suka membantu, ndak pernah menolak untuk dimintai tolong? Berarti sampeyan layak menyandang nama *Willem Ortano*, alias Dijawil Gelem Ora Tau Nolak. Atau kalau sampeyan pinter omong, jualan obat, meyakinkan orang dengan omongan sampeyan yang nggak karuan bener salahnya, maka jangan marah kalau sampeyan dipanggil sebagai *Toni Boster,* alias Waton Muni Ndobose Banter. Tak tambahi sisan … malah kalau sampeyan neng Njowo, jangan kaget kalau tukang asongan di terminal atau di stasiun suka bilang *Men Susu Men Thol Men Thol *... maksudnya lagi nawarin Permen Susu Permen Menthol siapa mau beli … Atawa,.. kalau yang suka guyonan dulu, pernah inget ... tebakan "apa bedanya *Susu Indomilk dengan Susu Cap Nona*?" katanya, kalau Susu Indomilk … itu *Susu kental manis* ... tapi kalau Susu Cap Nona … adalah *Susu kental-kentul …
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar