Kamis, 01 Oktober 2009

[bali-bali] RRC belajar ilmu ekonomi dari Berkeley Mafia!!! [Re: Komunisto (Ideologi tidak akan pernah mati kawan.



Kalau Anda bilang Komunisme tidak pernah mati, itu hanya karena Anda fanatikus Komunisme yang membuta saja, dan tidak punya pengetahuan yang cukup tentang apa yang benar-benar terjadi di negara-negara komunis misalnya yang di RRC itu.

Perayaan RRC kali ini lucu! Kenapa?

Sistem yang diterapkan di sana sebenarnya bukan komunisme lagi, melainkan Kepitalisme Neo-liberal juga, sama dengan yang diterapkan oleh Soeharto dan kemudian dilanjutkan oleh presiden-presiden kita sampai sekarang.

Dari mana RRC belajar sistem ekoniomi tersebut?

Jawabnya: RRC belajar dari ekonom Berkeley Mafia juga! Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Soeharto. Deng belajar dari Suharto lah!

Salah seorang profesor ekonomi yang berasal dari Universitas California itu diminta untuk mengajarkan ilmu ekonomi oleh pemerintah RRC.

"Maaf, Yang Mulya! Saya tidak faham ilmu ekonomi sosialis ataupun Komunis. Saya hanya menguasai ilmu ekonomi Kapitalis dengan semua variannya saja. Maaf!," begitulah jawaban sang profesor kepada petinggi RRC, menolak tawaran mengajar di RRC.

"Justeri ilmu ekonomi yang Anda kuasai itulah yang kami minta Anda mengajarkannya di universitas kami." jawab petinggi RRC.

Kira-kira bgitulah dialog yang terjadi.

Maka berangkatlah sang profesor ke RRC. Jelasnya, dia mengajar ilmu ekonomi kapitalisme di Universitas Nanjing!.

"Wah, di sana seperti seorang selebriti! Mahasiswa yang ikut kuliah saya banyak sekali! Memenuhi ruang kuliah yang luas!" kata sang profesor tentang pengalamannya menjadi profesor di Nanjing. "Dan mereka memang sangat menguasai terutama sekali ilmu perdagangan a la kapitalisme dalam praktiknya. Orang China sejak dulu memang terkenal dalam urusan dagang ini. Jadi, bakat terpendam mereka sebagai bangsa selama Mao berkuasa dipendam, tidak boleh muncul, atas nama faham Komunisme. Tapi sekarang sudah lain. Sekarang Kapitalisme kembali dipraktikkan di sana." kira-kira begitulah penjelasan sang professor.

Deng memang bertolak belakang dengan Mao. Dengar saja ucapan Deng yang lantang ini: "Tidak ada salahnya seseorang indivitu bercita-cita menjadi porang kaya raya!"

Jadi, yang berjasa membangkitkan kembali ekonomi RRC bukanlah ilmunya Marx dan Mao atau pun Lenin dan Stalin, melainkan ilmunya Berkeley Mafia dan semangat borjuasinya Deng!

Jadi, apa yang dirayakan oleh RRC kemarin ini? Lucu-lucuan sajalah rupanya, ya? Hahahaha....!

Sekedar catatan, professor ini adalah mentor Mari Pangestu ketika menteri perdagangan kita ini mengambil titel Doktor di Universitas California tempat sang professor menjadi dosen.

Ikra.-
====









--- On Thu, 10/1/09, Dani Kristianto <dani.kristianto@yahoo.com> wrote:

From: Dani Kristianto <dani.kristianto@yahoo.com>
Subject: Komunisto (Ideologi tidak akan pernah mati kawan. Tunggu hari H jam B-nya !)
To: "Jejaklangkah" <jejaklangkah@googlegroups.com>
Date: Thursday, October 1, 2009, 9:36 PM


Semalam ber sms dengan teman yang cenderung ke-kiri kiri an.
1 Oktober adalah Hari Jadi Republik Rakyat Cina dengan Partai Komunis sebagai penguasa atau partai tunggal.
Dan dalam publikasi di media masa, Pemerintah Cina memang mempublikasikan bahwa Cina yang digjaya adl karena menerapkan ideologi Komunis.

Teman saya pun berujar, "seandainya dulu Komunis menguasai Indonesia,mungkin saat ini Indonesia sudah digjaya seperti Cina".

Hari Kamis, 01 Oktober.
Saya menghadiri acara kejahatan di balik G30S, dilihat dari sisi anggota PKI dan simpatisannya yang ditahan oleh pemerintah era rezim Orde Baru.
Ada nara sumber mantan anggota Gerwani dan simpatisan paham itu.

Dan tetep saja, yang namanya Ideologi memang tidak pernah mati.
Dari nara sumber ada kesan bahwa mereka memandang tidak ada yang salah dengan PKI. PKI hanyalah korban dari skenario Amerika Serikat dan Alm. pak Harto yang ingin menumbangkan kekuasaan Bung Karno.
Berbagai peristiwa sperti Bandar Betsy dimana anggota PKI membunuh anggota Masyumi (Majelis Syuro Indonesia) adalah hanya propaganda Angkatan Darat.

Oke diadakan rekonsiliasi,
tapi harus diadakan rekonsiliasi besar dengan seluruh keluarga besar Masyumi, NU dan seluruh anggota partai Islam yang pernah dibunuhi oleh anggota PKI.
Sehingga jika itu hanya propaganda maka harus dibuktikan siapa yang melakukan propaganda itu.

Andaikan Komunis dulu memenangkan Pemilu sehingga jadi partai penguasa di Indonesia. Apa yang akan terjadi ?.
Bila PKI direhabilitasi dan kemudian diperbolehkan didirikan kembali dan ikut Pemilu 2014 bagaimana ?.

Masih inget perkataan kawan saya, yang tidak setuju komunis maka tidak revolusioner.
Lalu jika Komunis menang Pemilu, maka apakah akan salah, orang2 yang tidak mendukung Komunis ataukah akan dicap TIDAK REVOLUSIONER.

Ideologi tidak akan pernah mati kawan.

Salam,




     

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "Jejaklangkah" group.
To post to this group, send email to jejaklangkah@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to jejaklangkah+unsubscribe@googlegroups.com
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/jejaklangkah?hl=en
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---




__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Tidak ada komentar: