Selasa, 28 Desember 2010

[bali-bali] Menyongsong Final Bola 2010 di Jakarta



MENYONGSONG FINAL BOLA 2010 DI JAKARTA
Catatan singkat Ikranagara


Kita masih punya peluang 90 menit nanti malam!

Sebagai orang Indonesia, kita tentulah berharap, bahkan berdoa, agar Timnas kita menang. Rasa bangga dan kecewa kita akan ditentukan oleh menang atau kalah nanti malam. Perasaan ini sepertinya sudah mutlak dan merata di seantero negeri kita.

Setelah mendengarkan para ahli berkomentar di media massa tentang kekalahan 0-3 di Bukit Jalil itu, tampaknya ada pertanyaan yang tersisa berkaitan dengan beberapa penyebab kekalahan itu. Mereka menekankan kepada konsentrasi pemain yang dibuyarkan oleh laser hijau, juga eforia di Jakarta sebelum berangkat ke KL dinilai berbau politisasi, dll.Semua diutarakan dengan nada tetap berharap dan percaya diri Timnas kita akan bisa menang nanti malam.

Urusan bola ini memang urusan nasional. Tapi janganlah dikaitkan dengan "nasionalisme sempit" yang biasanya ditunggangi oleh kepentingan politik belaka.
Menurut saya ada yang tersisa sedikit: tentang kwalitas para pemain kita dan strategi yang dipakai. Apa iya sudah pas?

Tampak jelas kelemahan pemain back kita yang begitu mudah dipenetrasi oleh lawan, justeru di ruang tengah di depan gawang kita.

Secara umum para pemain kita kalah dalam hal mendribel/menggiring bola dibandingkan lawan. Bola di kaki lawan bagaikan menyatu, bagaikan ada lemnya, sehingga tidak bisa dicuri oleh pemain kita. Sebaliknya bola di kaki pemain kita rentan dari pencurian oleh lawan.

Padahal tekhnik menggiring bola ini mutal harus dikuasai setiap pemain, baik yang di lini back, tengah maupun pasukan penyerang di depan! Nah, kwalitas lawan lebih unggul dalam hal ini. Gol pertama di dekat gawang disebabkan pemain kita kalah dalam perebutan siapa yang menguasai bola. Juga gol-gol lainnya.

Pemain kita cenderung mengandalkan kepada mengejar bola ketika menggiring bola yaitu dengan cara menendang lebih keras sedikit ke depan, lalu adu kejar dengan lawan. Ini antara lain yang selalu digunakan oleh Okto. Tapi kelemahan pola ini jelas: bagaimana kalau lawan justeru datang dari depannya? Bola justeru sepertinya "dihadiahkan" kepada lawan yang datang dari depannya itulah!

"Pola" ini sudah diketahui oleh lawan, maka pada babak kedua mereka pun memanfaatkan kelemahan ini.
LISI
Jadi, kalau pemain kita tetap akan menggunakan "pola" ini, yah, bagaimana lagi?
Mudah-mudahan harapan dan doa kita un tuk menang itu bisa menjadi kenyataan nanti malam, meskipun harapan kita itu harus menghadapi hadangan yang besar dan serius. Saya percaya Timnas kita sudah mengkaji kelemahan dak kekuatan Timnas kita, juga kekuatan dan kelemahan lawan. Knowledge is power! Maka Timnas kita akan berjuang habis-habisan nanti malam, peluang untuk menang masi banyak: 90 menit!

Ikra.-




__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Tidak ada komentar: