Minggu, 31 Januari 2010

[bali-bali] Suryadharma Ali, berdarma untuk siapa?



Oleh Arief Rahman.


Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengaku telah minta kepada Mahkamah Konstitusi (MK) untuk menunda sidang gugatan kekebasan beragama dari satu kelompok, yang semula dijadwalkan pada Januari diundur hingga pertengahan Februari 2010.

Pernyataan tersebut dikemukakan Menag pada acara peletakan batu pertama pembangunan kantor PBNU II di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa Kementerian Agama dan Kementerian Hukum dan HAM telah minta MK untuk menunda sidang gugatan kebebasan beragama.

Ini dimaksudkan untuk konsolidasi menghadapi gugatan tersebut, katanya.

Ia menjelaskan, di Indonesia dewasa ini ada enam agama yang diakui: Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu. Keberadaan keenam agama yang di Kementrian Agama memiliki Bimas masing-masing, dianggap sebagai diskriminatif.

Kelompok yang menggugat ini mengajukan uji kewenangan dan materi perundang-undangan ke MK. Mereka minta agar hal itu ditiadakan dan dibongkar, kata Suryadharma Ali.

Jika kelompok itu memenangkan perkaranya di MK, Menang mengatakan, jelas tak salah di kemudian hari akan muncul nabi-nabi baru. Demikian pula ajaran Eden seperti yang muncul di Cirebon baru-baru ini akan cepat berkembang.

"Bisa jadi nanti di Indonesia bisa lahir 100 agama," katanya.

Dewasa ini, lanjut Menag, muncul suara keras dari kelompok kecil yang menyuarakan kekebasan agama. Sementara dari kelompok organisasi Islam terbesar, tak bersuara bahkan lebih banyak diam.

Untuk itu, ia minta agar seluruh Ormas Islam dan Ormas agama lain untuk bersama-sama menghadapi persoalan ini. Sebab, siapa yang tak rela jika kitab sucinya dipermasalahkan pihak lain.

Persoalan ini, kata dia, bukan semata tanggung jawab Kementerian Agama atau Kementerian Hukum dan HAM saja, tetapi umat beragama itu sendiri.

Di dunia ini, katanya, tak ada kebebasan absolut. Semua ada batasannya sehingga hak orang lain pun tak terganggu.

"Kebebasan absolut hanya milik Allah
," kata Suryadharma Ali. (ant)

Sumber: http://www.sinarharapan.co.id/berita/read/menag-minta-mk-tunda-sidang-kebebasan-beragama/


******

Suryadharma Ali.Sosok Menteri Agama Islam di Indonesia. Ya, ia bukanlah Menteri Agama RI, melainkan Menteri Agama Islam (entah dari negara mana dia? Sebab ia sudah kehilangan jatidirinya sbg bangsa Indonesia, bangsa Nusantara)
Sebagai seorang pribadi dan seorang menteri, Suryadharma Ali mungkin bukanlah pribadi yang sangat visioner dan ambisius. Ia terlihat sangat kalem tetapi strategis. Sebagai orang NU, ia juga adalah pribadi yang saleh dan amanah. Ketika musim kampanye 2009 lalu misalnya, ia tidak menggunakan mobil dinasnya untuk kepentingan kampanye.

Kini ia kembali masuk di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Sebagai warga Nahdyiyin, ia dipercaya untuk duduk di Menteri Agama. Sebagai menteri agama ia diharapkan mampu mengakomodir dan menjembatani berbagai konflik agama yang seringkali menghiasi negeri Indonesia tercinta ini. Ada sedikit kecenderungan ke arah konservatisme ketika ia menjenguk Habib Rizieq dalam tragedi Monas 2008 yang lalu. Kemudian ia pun tidak setuju dengan pembubaran Front Pembela Islam (FPI). Ia berpendapat bahwa kekerasan yang terjadi di Monas adalah oknum FPI dan kekerasan tersebut merupakan tawuran biasa.Tetapi sebagai warga NU, seharusnya ia adalah pribadi yang plural dan toleran. (*)

Sumber: http://www.jakartapress.com/www.php/news/id/9588/Suryadharma-Ali-Menteri-Agama-yang-Toleran.jp

*****

Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali merasa prihatin terjadinya insiden kerusuhan di Monas Minggu 1 Juni lalu, karena menimbulkan ekses negatif munculnya konflik harizontal.

Hal itu diutarakan Suryadharma Ali usai menjenguk Ketua FPI Habib Rizieq Shihab di Bareskrim Polda Metro Jaya, Kamis (5/6) siang.

"Kami prihatin jika sampai terjadi konflik harizontal antar elemen dan ormas Islam dengan FPI. Mudah-mudahan tokoh-tokoh Islam tak terpancing hal ini," tutur Suryadharma Ali.


"Kami sampaikan bahwa kami menyesalkan bentuk kekerasan. Kami sarankan ke depan nanti dakwah FPI harus berubah, jangan menggunakan kekerasan, tapi harus lembut," aku Suryadharma Ali.



Lalu apa tanggapan Habib? Menurut Suryadharma, pada dasarnya FPi tidak mengajarkan kekerasan. Secara institusional FPI tidak menganut garis keras seperti yang banyak dituduhkan orang selama ini.

"Saya tak pernah menganjurkan anggota FPI untuk melakukan kekerasan. Siapa yang melakukan kekerasan harus berani bertanggungjawab," ucap Habib Rizieq,seperti dilansir Suryadharma Ali.

Menurut Suryadharma Ali, pemicu awal persoalan ini adalah masalah Ahmadiyah yang dinilai telah melakukan penistaan agama. 

"Kasus ini merupakan ekses dari sumber masalah yang belum selesai yatu Ahmadiyah. Makanya saya meminta pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah Ahmadiyah ini," ucap Suryadharma Ali. (Dng/Btt) 

Sumber: http://www.berita8.com/news.php?cat=1&id=2327



Bangkitlah dan waspadalah selalu. Dahulu Kemaharajaan Nusantara pernah dilumpuhkan oleh Laskar Hijau. Hari ini pun kita menghadapi tragedi yang sama. 

Bangkitlah Putra-Putri Terbaik Bangsa Nusantara, Ibu Pertiwi telah memanggilmu untuk menjaga kemuliaan Bangsa dan Tanah Air ini...



**********Baca juga Pemikiran Bung Karno soal "Islam Sontoloyo":http://majalahbhinneka.com/berita-12.html


New Email names for you!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!

__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Tidak ada komentar: