Berikut ada diskusi menarik dari milis IA-ITB, dimana BaliCamp kabarnya akan pindah ke Bandung. pertanyaannya, kalau ada issue seperti ini apakah pemerintah daerah bali sudah melakukan tindakan pendekatan persuasif kepada pengusaha software ini untuk bertahan menjadikan bali sebagai camp nya. Kalau di Singapore ada issue seperti ini dimana perusahan akan keluar pindah ke batam atau ke johor, pemerintah singapore akan dengan sangat cepat membujuk perusahan itu untuk bertahan di Singapore, dengan menawarkan beberapa insentif, seperti keringanan pajak, atau subsidi sewa gedung, dll. Besar harapannya, kedepannya pemda bali semoga bisa bekerja sama dengan universitas udayana agar bisa menyediakan tenaga kerja dengan kriteria yang dibutuhkan industri software, sehingga bisa mendukung lebih banyak terciptanya balicamp-balicamp lainnya di bali. semoga pemda bali bisa peka terhadap permasalahan seperti ini, agar sarjana lulusan udaya bisa terserap dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya.. =================== An: suhono@stei.itb.ac.id, "List tertutup Dosen ITB" <dosen@itb.ac.id> CC: "ia-itb" <IA-ITB@yahoogroups.com> Lho? Namanya nanti bukan Bali Champ lagi, tapi Bandung Champ ;-) Tapi karena saat ini di Bandung sudah bukan 1 champ (kemah) saja yg ada, tapi seluruh kota sudah tersebar oleh banyak UKM berbasis teknologi, jadi kurang cocok pakai Bandung Champ ... akan lebih cocok dgn sebutan Valley ... Bandung High Tech Valley :-D Saya sempat mampir ke Bali Champ. Tempat yg menarik untuk bekerja. Di pinggir tebing dan persawahan, bangunannya semacam tempat peristirahatan dibuat beberapa bungalow, dilengkapi dgn fasilitas seperti kolam renang, data center. Terus terang, sebenarnya itu adalah tempat yg ideal untuk bekerja yg perlu ketenangan dan inovasi. Hanya mungkin kalau dihitung-hitung, biaya operasionalnya akan sangat mahal. Tempat seperti itu akan lebih mudah ROI kalau disewakan menjadi hotel atau tempat wisata ;-) Sementara, kunci berkompetisi di high tech yg dapat dilakukan oleh negara berkembang adalah ... development & production cost yg rendah agar bisa berkompetisi. Karena dalam hal bisnis high tech, Indonesia masih menjadi follower ... Bali Champ (Sigma) dulu berjaya, saat ada boom kebutuhan outsource TIK thn 2000an. Tapi, dalam posisi sebagai "tukang jahit", biasanya tidak bisa menikmati fasilitas kemewahan dalam proses development dan productionnya. Dulu bisa berkompetisi saat dollar begitu tinggi. Tapi sejalan penyesuaian nilai tukar rupiah, kompetisi itu akan memudar. Hal lain sulitnya Bali Champ bertahan adalah, tidak terbentuknya cluster industries atau ekosistem disekitar tempat tersebut. Jadi, bertahun-tahun ya jumlahnya hanya segitu. Tidak berkembang. Apalagi tidak didukung dgn perguruan tinggi yg memadai sebagai sumber dari SDM yg unggul. Bandung kondisinya berbeda. Jauh lebih mudah menjadi Technology Valley karena ketersediaan daya dukung bagi ekosistemnya. Walaupun belum lengkap, tapi lebih lengkap dari di Bali Champ. Di Jawa Tengah sepertinya juga mencoba membuat semacam Technopark. Kalau tidak salah inisiatornya pernah diundang ke milis IA-ITB. Pak Buntoro? Apakah masih aktif di milis tersebut ya? Menurut kami, daerah yg paling potensial menjadi Technology Valley di Indonesia adalah ya Bandung (Greater Bandung ya, termasuk Cimahi, dsbnya). Kalau ITB tidak menyadari hal itu ... ya sangat disayangkan. Karena sebenarnya tanpa sadar pun, lulusan ITB sudah menjadi salah satu motor penggeraknya .... Mudah-mudahan dalam Blue Print Kampus baru ITB, Blue Print Technopark yg lebih "serius" bisa ikut dipersiapkan dan menjadi rencana terintegrasi pengembangan Technopreneur. Apalagi ITB baru saja memberikan DR HC bidang Technopreneur (apakah ini yg pertama dalam sejarah Dr HC ITB?). Idealnya, ya ada lah program yg menumbuhkan technorepreneur selanjutnya, yg saya kira akan menjadi program multi-disiplin di ITB .... salam, -ai- 2010/1/23 <suhono@stei. itb.ac.id>: > Salam, > Minggu ini berbahagia, 3 hari lalu bisa ketemu pembuat Bali Camp (Toto Sugiri dan Jarot subiantoro), tadi pagi ketemu dirut telkom dan barusan di PVJ ketemu direktur Telkom. Bali camp sejak tahun lalu sudah di akusisi Telkom dg nama PT Sigma (80 prosen telkom). Mereka sudah satu kata, ternyata bali camp secara enviroment tidak terlalu cocok krn lebih sesuai industri kultural seni bali, selain cost yg mahal. Mereka melihat Bandung potensial untuk menjadi host bali camp, mereka sudah akan mulai mengajak diskusi tim inkubator bisnis ITB untuk meng elaborasi. Mudah mudahan diskusi 2 minggu ke depan akab memberikan manfaat bagi warga kampus ITB dan seterusnya Indonesia. Wass suhono > ____________ _________ _________ _________ ________ > Dosen mailing list > Dosen@itb.ac. id > http://mx1.itb. ac.id/mailman/ listinfo/ dosen |
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Sie sind Spam leid? Yahoo! Mail verfügt über einen herausragenden Schutz gegen Massenmails.
http://mail.yahoo.com
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar