Senin, 25 Januari 2010

[bali-bali] Bali Camp akan pindah di Bandung



Berikut ada diskusi menarik dari milis IA-ITB, dimana BaliCamp kabarnya akan pindah ke Bandung.
 
pertanyaannya, kalau ada issue seperti ini apakah pemerintah daerah bali sudah melakukan tindakan pendekatan persuasif kepada pengusaha software ini untuk bertahan menjadikan bali sebagai camp nya.
 
Kalau di Singapore ada issue seperti ini dimana perusahan akan keluar pindah ke batam atau ke johor, pemerintah singapore akan dengan sangat cepat membujuk perusahan itu untuk bertahan di Singapore, dengan menawarkan beberapa insentif, seperti keringanan pajak, atau subsidi sewa gedung, dll.
 
Besar harapannya, kedepannya pemda bali semoga bisa bekerja sama dengan universitas udayana agar bisa menyediakan tenaga kerja dengan kriteria yang dibutuhkan industri software, sehingga bisa mendukung lebih banyak terciptanya balicamp-balicamp lainnya di bali. semoga pemda bali bisa peka terhadap permasalahan seperti ini, agar sarjana lulusan udaya bisa terserap dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya..
 
===================
 
Von:
An: suhono@stei.itb.ac.id, "List tertutup Dosen ITB" <dosen@itb.ac.id>
CC: "ia-itb" <IA-ITB@yahoogroups.com>
 
 
Lho? Namanya nanti bukan Bali Champ lagi, tapi Bandung Champ ;-) Tapi
karena saat ini di Bandung sudah bukan 1 champ (kemah) saja yg ada,
tapi seluruh kota sudah tersebar oleh banyak UKM berbasis teknologi,
jadi kurang cocok pakai Bandung Champ ... akan lebih cocok dgn sebutan
Valley ... Bandung High Tech Valley :-D

Saya sempat mampir ke Bali Champ. Tempat yg menarik untuk bekerja. Di
pinggir tebing dan persawahan, bangunannya semacam tempat
peristirahatan dibuat beberapa bungalow, dilengkapi dgn fasilitas
seperti kolam renang, data center. Terus terang, sebenarnya itu
adalah tempat yg ideal untuk bekerja yg perlu ketenangan dan inovasi.

Hanya mungkin kalau dihitung-hitung, biaya operasionalnya akan sangat
mahal. Tempat seperti itu akan lebih mudah ROI kalau disewakan menjadi
hotel atau tempat wisata ;-) Sementara, kunci berkompetisi di high
tech yg dapat dilakukan oleh negara berkembang adalah ... development
& production cost yg rendah agar bisa berkompetisi. Karena dalam hal
bisnis high tech, Indonesia masih menjadi follower ...

Bali Champ (Sigma) dulu berjaya, saat ada boom kebutuhan outsource TIK
thn 2000an. Tapi, dalam posisi sebagai "tukang jahit", biasanya tidak
bisa menikmati fasilitas kemewahan dalam proses development dan
productionnya. Dulu bisa berkompetisi saat dollar begitu tinggi. Tapi
sejalan penyesuaian nilai tukar rupiah, kompetisi itu akan memudar.

Hal lain sulitnya Bali Champ bertahan adalah, tidak terbentuknya
cluster industries atau ekosistem disekitar tempat tersebut. Jadi,
bertahun-tahun ya jumlahnya hanya segitu. Tidak berkembang. Apalagi
tidak didukung dgn perguruan tinggi yg memadai sebagai sumber dari SDM
yg unggul. Bandung kondisinya berbeda. Jauh lebih mudah menjadi
Technology Valley karena ketersediaan daya dukung bagi ekosistemnya.
Walaupun belum lengkap, tapi lebih lengkap dari di Bali Champ.

Di Jawa Tengah sepertinya juga mencoba membuat semacam Technopark.
Kalau tidak salah inisiatornya pernah diundang ke milis IA-ITB. Pak
Buntoro? Apakah masih aktif di milis tersebut ya?

Menurut kami, daerah yg paling potensial menjadi Technology Valley di
Indonesia adalah ya Bandung (Greater Bandung ya, termasuk Cimahi,
dsbnya). Kalau ITB tidak menyadari hal itu ... ya sangat disayangkan.
Karena sebenarnya tanpa sadar pun, lulusan ITB sudah menjadi salah
satu motor penggeraknya ....

Mudah-mudahan dalam Blue Print Kampus baru ITB, Blue Print Technopark
yg lebih "serius" bisa ikut dipersiapkan dan menjadi rencana
terintegrasi pengembangan Technopreneur. Apalagi ITB baru saja
memberikan DR HC bidang Technopreneur (apakah ini yg pertama dalam
sejarah Dr HC ITB?). Idealnya, ya ada lah program yg menumbuhkan
technorepreneur selanjutnya, yg saya kira akan menjadi program
multi-disiplin di ITB ....

salam,

-ai-

2010/1/23 <suhono@stei. itb.ac.id>:
> Salam,
> Minggu ini berbahagia, 3 hari lalu bisa ketemu pembuat Bali Camp (Toto Sugiri dan Jarot subiantoro), tadi pagi ketemu dirut telkom dan barusan di PVJ ketemu direktur Telkom. Bali camp sejak tahun lalu sudah di akusisi Telkom dg nama PT Sigma (80 prosen telkom). Mereka sudah satu kata, ternyata bali camp secara enviroment tidak terlalu cocok krn lebih sesuai industri kultural seni bali, selain cost yg mahal. Mereka melihat Bandung potensial untuk menjadi host bali camp, mereka sudah akan mulai mengajak diskusi tim inkubator bisnis ITB untuk meng elaborasi. Mudah mudahan diskusi 2 minggu ke depan akab memberikan manfaat bagi warga kampus ITB dan seterusnya Indonesia. Wass suhono
> ____________ _________ _________ _________ ________
> Dosen mailing list
> Dosen@itb.ac. id
> http://mx1.itb. ac.id/mailman/ listinfo/ dosen

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Sie sind Spam leid? Yahoo! Mail verfügt über einen herausragenden Schutz gegen Massenmails.
http://mail.yahoo.com

__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Tidak ada komentar: