Pura di Belgia Berselimut Salju Di bulan nopember dan desember, sebagian orang memang mengenalnya sebagai musim-musim kelabu … salah satu contohnya adalah masyarakat di tanah air yang mulai khawatir akan musim hujan yang berkepanjangan yang biasanya selalu menimbulkan kebanjiran. Penyanyi tanah air dian pisesha pun tidak luput mengenang bulan-bulan ini dengan lagu cintanya yang berjudul "hujan di bulan desember". Bulan Desember oleh kalangan tertentu memang memiliki keunikannya tersendiri, sementara masyarakat di belahan bumi garis katulistiwa menyambut bulan desember ini dengan musim hujan, lain lagi dengan masyarakat di belahan bumi kutub utara menyambut bulan desember ini dengan turunnya hujan salju. Beberapa orang memang khawatir akan hujan salju ini, seperti orang yang sering lalu lalang di jalan raya, karena jalanan yang mulai licin hingga banyak terjadi kecelakaan,. Tidak ketinggalan bandara internasional Frankfurt sempat di tutup dan beberapa penerbangan sempat di tunda karena alasan lebatnya hujan salju yang mengguyur kota Frankfurt. Dari sekian banyak yang khawatir akan Salju ini, namun ada juga yang menyambut hujan salju ini dengan gembira, khususnya para anak-anak yang dengan begitu gembiranya bermain di bawah rintik-rintik hujan salju. Hujan salju di bulan desember ini menurut pengamatan sebagian besar masyarakat eropa memang cukup dingin dan lebih lebat dari tahun-tahun sebelumnya. Turunya salju persis sebelum datangnya hari raya suci umat kristiani disambut gembira oleh warga eropa yang memang sedang menunggu-nunggu kedatangannya, dan kali ini mereka mengatakannya sebagai "White Christmas" karena hujan salju turun dimana-mana tidak hanya di negara jerman melainkan juga di negara tetangganya yaitu Belgia. Hujan salju yang mengguyur Belgia tidak hanya terjadi di ibu kota negara Belgia Brussel melainkan juga terjadi di Brugelette, dimana didalamnya terdapat Pura Agung Santi Bhuana, yaitu Pura umat Hindu yang baru saja di pelaspas tanggal 18 Mei 2009 dan piodalannya yang pertama di rayakan di hari raya Saraswati 1 Agustus 2009. Pura yang tampak megah dan angker dengan batu alamnya yang berwarna hitam yang didatangkan langsung dari tanah air, dimusim winter ini tampak keputihan di selimuti oleh salju. Pura yang dibangun dengan konsep Tri Angga yang terdiri dari Utama Mandala, Madya Mandala, Nista Mandala, tampak ketiga halamannya penuh di selimuti dengan salju. Dalam rangka mempersiapkan rahinan rutin bulan purnama yang di bulan desember ini merupakan Purname Kepitu yang jatuh pada tanggal 31 Desember 2009, Klian Banjar umat Hindu di Belgia Made Agus Wardana, menyempatkan diri untuk melakukan survey ke Pura Agung Santi Bhuana yang terletak di tengah-tengah taman wisata Parc Paradisio. Derasnya hujan salju serta dinginnya suhu udara di sekitar Pura tidak menciutkan semangat Made Agus Wardana selaku Klian banjar untuk ngayah ngecheck keadaan Pura yang dibangun oleh pengusaha Belgia Eric Domb untuk umat hindu di Belgia ini. Survey yang dilakukan Made Agus Wardana ini akan sangat bermanfaat buat umat hindu Belgia yang akan datang tangkil sembahyang Purname tanggal 31 Desember 2009, khususnya sangat membantu dalam menentukan jenis pakaian apa yang sekiranya patut dikenakan di saat tumpukan salju setinggi 10 cm menyelimuti semua halaman Pura dan sikap persembahyangan yang mana sekiranya akan di pilih disaat situasi seperti ini. Secara umum di bali kita mengenal sikap persembahyangan Padmasana yaitu duduk bersila bagi laki-laki atau bersimpuh bagi wanita, namun di saat musim winter di temani dinginnya hujan salju yang turun rintik-rintik, sikap persembahyangan Pada Asana yaitu sembahyang berdiri, kemungkinan akan menjadi solusi yang tepat untuk melaksanakan persembahyangan di saat tumpukan salju masih tinggi di Pura Agung Santi Bhuana. Apapun jenis sikap persembahnyangan yang akan dilakukan umat Hindu di Belgia, yang terpenting pikiran tetap terpusatkan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Seperti kita ketahui bersama, Ida Sang Hyang Widi Wasa itu tidak hanya Maha Penyayang dan Maha Pengampun, tapi juga "Maha Mengerti" segala situasi dan kondisi umatnya. Melihat pemandangan yang terjadi di Pura Agung Santi Bhuana, mulai dari Meru, Bale Pengaruman, Bale Piyasan, Bale Gong, Bale Kulkul, Bale Gedong, yang kesemuanya beratapkan (raab) duk, mungkin bisa memberikan referensi baru bagi para arsitek bali serta perancang Pura yang sekiranya di kemudian hari akan membangun Pura di eropa untuk juga memperhitungkan beban salju pada struktur bangunan pelinggih. Akhir kata, fenomena yang terjadi di eropa di bulan desember ini yang penuh dengan salju yang membuat seluruh bangunan tampak keputihan, tidak hanya memunculkan kekhusukkan bagi umat kristiani yang merayakan "White Christmas" tapi juga memunculkan kesan baru yang sangat damai bagi umat hindu di belgia yang akan melaksanakan persembahyangan rahinan Purname Kepitu , wrespati pon wuku uye, tanggal 31 Desember 2009 di "white tempel" Pura Agung Santi Bhuana Belgia. Sumber Foto: Made Agus Wardana (Belgia) |
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Sie sind Spam leid? Yahoo! Mail verfügt über einen herausragenden Schutz gegen Massenmails.
http://mail.yahoo.com
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar