"Tuhan tidak akan merobah nasib sesuatu bangsa, sebelum bangsa itu merobah nasibnya sendiri". Inilah firman yang menjadi gitaku, firman itu harus menjadi gitamu... ~Soekarno~
From: Panji Astika <batigol@dps.centrin.net.id>
To: bali-bali@yahoogroups.com
Sent: Monday, November 2, 2009 10:58:13
Subject: RE: [bali-bali] Re: Apa semangat milis ini?
Pak Putu Kusuma
Memang berat menyuarakan kebenaran
Apalagi dalam kondisi kita yang Minoritas di Indonesia
Dan mungkin segera kita menjadi minoritas di Bali, yang dahulu ……rumah kita sendiri
Kalau ada yang mengatakan diskriminasi tidak ada di bumi pertiwi
Mereka itu buta, mabuk dan lupa segalanya atau mungkin sedang bekerja keras membohongi diri sendiri
Contoh, Aceh, UU pornografi, UU syariat dll adalah sebuah fakta di negeri tercinta ini
Bahkan statement terakhir SBY sebelum merekrut menteri
agama adalah salah satu pertimbangan yang penting untuk sebuah jabatan
Wajar pak Mangku Pastika nggak bisa jadi Kapolri,
karena dia orang Bali yang beragama Hindu walaupun prestasinya termasyur di mancanegara
Bali yang minoritas di negeri ini hanya mendapatkan porsi menteri Budaya dan pariwisata
Itu saja…..
Kalau ngomong majapahit, jelas kita salah pak Putu……
Karena itu merugikan dan menyinggung golongan Mayoritas negeri ini
Walaupun itu adalah sejarah, kenyataan….yang pahit
Saya sekolah sampai SMA di Bali dan melanjutkan kuliah di jawa timur
Di Bali kita terbiasa dengan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, toleransi dan saling menghargai
Kemudian Saya benar2 terkejut melihat kenyataan di sana,
pancasila, bhineka tunggal ika ternyata hanya sebuah ide yang masih harus diperjuangkan
Bahwa kebebasan beragama masih harus dipertanyakan….
(dan bisa kita buktikan sekarang di ACEH……, semoga tidak menyusul di tempat lainnya)
di kampus tempat calon2 sarjana penerus bangsa pun lambang universitas (yang kebetulan patung raja Brawijaya)
di cat pilox dan disebut sebagai berhala
memang tidak semua nya seperti itu , tapi itu terjadi……. Itu sebuah realita
walaupun kondisi itu tidak mengubah saya menjadi seperti mereka
namun saya akhirnya punya kesadaran, bahwa selama ini saya hanya melihat Indonesia dari sudut pandang saya sebagai orang Bali yang hanya menetap di Bali
dan saya harus mengakui
bahwa ada suatu ancaman yang tersembunyi dan sudah semakin nyata terhadap keutuhan bangsa ini
Seperti anggota2 KPK itu pak putu….
Kalau mereka bicara korupsi, mereka akan dituduh dan dijerat dengan hal yang sama
Kalau mereka punya bukti hasil penyadapan, presiden pun memerintahkan untuk mengusut apakah penyadapan itu sudah sesuai undang2?
Kalau kita bicara tentang extremism kita akan dituduh dengan hal yang sama
Kalau kita bicara realita, kita salah pak
Tapi kalau tidak berbicara, kita kita membohongi hati nurani
Teruslah berbicara pak putu……. walaupun satu kata anda menuai seribu caci makian
karena
Lebih mudah melakukan hal2 yang biasa daripada melakukan hal2 yang istimewa
Hanya orang2 fasis yang tidak bisa menerima pendapat orang lain
Hanya orang2 ekstrem yang tidak bisa menerima perbedaan
Hanya orang2 yang berani berkorban yang menyuarakan kenyataan…..
Semoga kedamaian meliputi alam semesta….
Semoga Bhineka Tunggal Ika tetap tegak di bumi Nusantara
Salam hormat
Panji Astika
(saya juga cinta Bali, Cinta Indonesia dan cinta Dunia lho….)
From: bali-bali@yahoogrou ps.com [mailto:bali- bali@yahoogroups .com] On Behalf Of asstdos
Sent: Saturday, October 31, 2009 9:34 AM
To: bali-bali@yahoogrou ps.com
Subject: Re: [bali-bali] Re: Apa semangat milis ini?
Yups.... I like this milis, too. Bagi posting-an yang gak berkenan di hati, yach..di permanently delete aja, yang berkenan di hati diressapi... . Easy and enjoy it.
Btw...tuk Mbok Vieb... sorry bgt team kita baru sempat merampungkan sumbangan tuk Desa miskin di karangasem yg sempat mbok posting bulan lalu, and kita promise menyumbangkan sesuatu, ini karena kita lg bener2x sibuk finishing our year end tasks and preparing next year tasks , etc. And kita sdh menyiapkan alat2x tulis tuk mereka dan beberapa baju bekas.
Mohon informasinya kemana sumbangan ini bs kita salurkan???
Cheers,
Maitri
----- Original Message -----
From: Asana Viebeke Lengkong
Sent: Wednesday, October 28, 2009 8:29 PM
Subject: RE: [bali-bali] Re: Apa semangat milis ini?
Gung,
Napa ditambahin run like hell????? I like this milis, kenal orang lebih banyak, banyak pendapat untuk bercermin diri... hahahahaha
Jvieb
From: bali-bali@yahoogrou ps.com [mailto:bali- bali@yahoogroups .com] On Behalf Of Agung Pindha
Sent: 28 Oktober 2009 10:49
To: bali-bali@yahoogrou ps.com
Subject: [bali-bali] Re: Apa semangat milis ini?
boleeeh....
dipakai meditasi , dipakai cermin diri , dipakai buku diri untuk
lebih mengenal reaksi diri sendiri juga boleeeehhhh. ...
Pelangi kelihatan indah karena terdiri dari aneka ragam warna.
shanti , see no evil , hear no evil , speak no evil , run like hell..
--- In bali-bali@yahoogrou ps.com, Putu Kesuma <putukesuma@. ..> wrote:
>
> Gung, bagi saya milist ini juga tempat latihan meditasi. Dari info2 dan opini2 yang diposting oleh para member, saya belajar mengerti perbedaan2 itu. Saat yang sama saya memahami bahwa perbedaan2 itu hanyalah di permukaannya saja, sedangkan di dalam semua member "sama".
> Â
> Kadang ada member yang menanggapi info yang saya kirim ke milis ini dengan nada sedikit mengancam, tapi saya tersenyum saja karena saya menyadari kemampuan mereka menangkap esensi pesan itu baru sampai disitu.
> Â
> Moto saya, jangan terlalu serius dalam permainan ini, tetapi bermainlah dengan serius...
> putu
> Â
> Â
> “Independence is a psychological issue. Liberty is a spiritual issue. It is the freedom to evolve without any intervention from anybody. An evolved being may choose to live as a pauper; he or she may have nothing to do with prosperity, as we define the word. An evolved being may choose to let go of his or her rights to equality and accept injustice for any reason they fancyâ€. ~ Anand Krishna~
> Â
> Â
>
>
>
> ____________ _________ _________ __
> From: Agung Pindha <agungpindha@ ...>
> To: bali-bali@yahoogrou ps.com
> Sent: Tuesday, October 27, 2009 18:32:11
> Subject: [bali-bali] Re: Apa semangat milis ini?
>
> Â
>
>
> hehehe... kena juga ujungnya sedikit ,
>
> Ada benarnya juga Bli PK agak tangar sekarang , seperti juga banyak
> member di milis setelah terbukti RUUP telah menjadi UUP.
> Yang kebanyakan dari kita jadikan thread tahun lalu.
> Kiasanya , sedia fire extuingisher sebelum terjadi kebakaran atau sedia payung kalau mau tari lilin.. eh.?
>
> Bagaimanapun juga , tidak ada salahnya berbagi informasi , disamping
> kita tahu kebanyakan anggota milis disini juga anggota milis lain,
> bahkan sampai 3 - 4 mailing list .
> Jadi kalau tidak didapat disini , pasti didapat dimilis yang lain.
> Baik juga buat ngeramaikan milis hehehhe..... Tokh juga di posting di Face Book yang anggotanya ratusan juta dan multi lingual .
> Jadi ... santai aja , every little thing is gonna be alright ,
> keto raosne kang mas Bob Marley...
>
> shanti , hidup dijaman information technology yuga/kaliyuga.
>
> --- In bali-bali@yahoogrou ps.com, ngurah beni setiawan <setiawan_beni@ ...> wrote:
> >
> > Pak Putu,
> >
> > Diam dalam arti milis. Silahkan tanya ke pak moderator, sepertinya semangat milis ini sudah bergeser ke agama.
> >
> > Kita persilahkan ke moderator untuk berbicara. Jangan sampe pak putu buka bengkel di pasar. Asapnya itu mengganggu pedagang lain. Beberapa mungkin diam.
> >
> > bisa gabung di spiritual indonesia saja (bli gung pindha lebih tau).
> >
> > Monggo Pak moderator, apa masih sejalan dengan semangat milis. Sudah mulai bosan dengan asap kendaraan di pasar ini. kalau tidak ada penertiban jadi makin menjadi.
> > Â
> > berikut saya copy-kan deskripsi milis ini di groupsyahoo.
> > Lalu akan banyak yang berkomentar. Concern about bali itu kan termasuk agama. Ya silahkan sajalah. Tapi yang jelas to make Bali Indonesia better. Jangan saling menyalahkan antar agama.
> >
> > Balinese Communitylives, works and studies overseas and those who concern about BaliIndonesia; setting up this “group discussion†to stay in touch with friends, relatives and exchange information in order to make Bali Indonesia better.
> > Guest Moderator : Professor Adrian Vickers
> > Senior Moderator: Ayu Bulantrisna Djelantik PhD
> > Moderator : I Gede Sanat Kumara, Sidarta Wijaya
> >
> > salam,
> > ngurah beni setiawan
> > P Save a tree...please don't print this e-mail unless you really need to
> >
> >
> >
> >
> > ____________ _________ _________ __
> > From: Putu Kesuma <putukesuma@ ...>
> > To: bali-bali@yahoogrou ps.com
> > Sent: Tuesday, 27 October, 2009 11:36:56
> > Subject: Re: [bali-bali] Sejarah Runtuhnya Majapahit bag 3.
> >
> > Â
> > Pak KS,
> > Saya hanya berbagi informasi dan sayapun dapat informasi itu karena dibagiin teman. Selanjutnya terserah kita untuk kita apakan informasi itu seusai dengan kesadaran kita masing-masing. Saya sependapat dengan posting pak KS. Saya merasakan hal itu. Jika kita semua mampu berpikir jernih, sesungguhnya tidak ada hal baru dari informasi2 itu. Justru kejadian2 yang diinformasikan itu merupakan pengulangan kejadian 2 di masa lalu. Itu artinya kita sebagai bangsa belum mampu belajar dari sejarah.
> >
> > Karena pemerintah diam maka dalah tugas kita untuk menyuarakan bahwa kita ada masalah tentu sesuai dengan kemampuan kita masing2.
> >
> > Ben,
> > Maaf saya tidak sependapat. Saya tidak bisa membiarkan. Memang benar yang jelek tidak akan lama tapi akibat yang ditimbulkan itu bisa menghancurkan segala yang telah kita bangun. Coba perhatikan apa yang dilakukan Taliban di Afghanistan. Jika kita semua mengambil sikap diam bukan tidak mungkin Taliban bisa tumbuh subur di Indonesia. Lalu untuk apa kita hidup di Indonesia dan dunia? Bagi saya kuasa Tuhan itulah hukum karma. Dan saya diberi badan dengan segala alatnya adalah untuk mengusahakan kehidupan seperti apa yang saya inginkan.
> >
> > Jadi kalau diam saja itu namanya fatalistik. Kita harus belajar menjadi pasrah dengan menerima segala sesuatu apa adanya dan berusaha berbuat yang terbaik sesuai dengan prinsip kebaikan.
> >
> > Salam,
> > putu
> >
> > Â
> > "Tuhan tidak akan merobah nasib sesuatu bangsa, sebelum bangsa itu merobah nasibnya sendiri". Inilah firman yang menjadi gitaku, firman itu harus menjadi gitamu... ~Soekarno~
> >
> >
> >
> >
> > ____________ _________ _________ __
> > From: Bali Sunshine <bali_sunshine@ indo.net. id>
> > To: bali-bali@yahoogrou ps.com
> > Sent: Monday, October 26, 2009 10:12:54
> > Subject: [bali-bali] Sejarah Runtuhnya Majapahit bag 3.
> >
> > Â
> > 
> > Pak Putu,
> > Â
> > Bagi saya yang mempunyai sumber sangat terbatas, semua postingan Pak Putu sangat informative, dengan sumber yang cukup valid menurut hemat saya, Cerdas, cukup proporsional, jauh dari mengada-ada, dan sangat berimbang. Bagi saya, yang seperti ini sangat perlu untuk kita, dan ini adalah pengejawantahan dari aplikasi Jnana Marga, dimana kita sebagai manusia berusaha mempergunakan akal sehat dan kecerdasan kita untuk menjalankan Dharma sebagai manusia. Jadi mohon teruslah berkarya untuk pencerahan warga bangsa, khususnya untuk krama Bali.
> > Bagi saya sangat aneh kalau hal seperti ini mendapat resistensi yang berlebih bahkan dari kita sebagai krama Bali, padahal ada wajah2 yang lebih mengkhawatirkan dari pihak lain di milis ini.
> > Â
> > Kalau ada pihak2 yang tidak nyaman, ya hak mereka. Bahkan mereka yang notabene Krama Bali sekalipun. Nak memang dari jaman dahulu kala, ada jenis orang seperti Sangut, Delem, Merdah, Tualen, etc, etc. Dimana-mana selalu ada kelompok2 "penghianat" dan sejenisnya dalam masyarakat.
> > Lebih2 bagi kita yang kaum minoritas, pastilah memang kalah dari segala bidang. Bahkan di tanah (Bali) sendiri sekalipun, kita bisa menjadi tak berdaya. Apalagi di rantauan yang memang dikuasai mayoritas. Maka harap maklumlah bahwa banyak perantauan kita menjadi luluh, dan meninggalkan/ memudarkan ke-Bali-annya. Banyak desakan sosial yang sadar atau tidak sadar telah menggiring mereka ke dalam situasi seperti ini, demi karir, posisi, jabatan, dll. Suatu keterpaksaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial setempat. Maka banyak contoh2 yang kita lihat dimana banyak perantauan kita misalnya pindah keyakinan, atau kalau terjadi perkawinan campuran, maka anak2nya lebih banyak yang mengikuti keyakinan yang lain. Yang bigini ini memang ini sudah menjadi bagian dari nasib menjadi minoritas.
> > Â
> > Tapi tidak apa apa. Di atas langgit ada langgit.
> > Untuk krama Bali, saya mengajak kita untuk selalu mulat sarira, menyadari memang kita minoritas, tidak berdaya dan masih sangat bodoh. Untuk itu mari lebih giat belajar, lebih rajin bekerja. Dan yang lebih penting jangan sekali kali (menjadi orang bodoh), kemudian menyalahkan dunia, dan menjadi teroris seperti tetangga sebelah.
> > Â
> > Khusus untuk berita adanya 5000 orang berikrar mendirikan Negara lain di NKRI ini, seharusnya pemerintah melakukan penindakan dan penangkapan, seperti halnya dengan OPM, RMS, dll. Apakah bedanya kelompok2 seperti ini ? Kenapa Pemerintah sepertinya tidak bertindak ? Ya itu dia, rasa keadilan di negeri ini, memang layak dipertanyakan.
> > Â
> > Salam,
> > KS
> > Â
> > Â
> > ----- Original Message -----
> > >From: ngurah beni setiawan
> > >To: bali-bali@yahoogrou ps.com
> > >Sent: Monday, October 26, 2009 9:27 AM
> > >Subject: Re: [bali-bali] Sejarah Runtuhnya Majapahit bag 3.
> > >
> > >Â
> > >Pak Putu,
> > >
> > >Jangan terlalu berlebihan memandang keberadaan kaum yang dianggap radikal lah...
> > >biarkan saja. Kita kasak-kusuk, uyut ngerebutin pepesan puyung.
> > >Jangan justru ketika niat untuk menjadi baik, malah kita jadi seperti mereka (yang pak duga dengan segala yang tertulis di email bapak dari awal).
> > >Depin deen, biarin aja. Percaya aja dengan kuasa Beliau, ane jelek sing je mekelo simpang di gumine pak, artinya secara kolektif.
> > >
> > >Hukum aksi-reaksi itu bukan Hukum Newton II pak, tapi Hukum Newton III. Saya koreksi takut nanti Newton di alam sana marah karena ajarannya diplintir. Hehe... Kecuali sudah ada ajaran baru yang meng-update pak Newton.
> > >
> > >rahajeng,Â
> > >ngurah beni setiawan
> > >P Save a tree...please don't print this e-mail unless you really need to
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > ____________ _________ _________ __
> > From: Putu Kesuma <putukesuma@ yahoo. com>
> > >To: bali-bali@yahoogrou ps.com
> > >Sent: Sunday, 25 October, 2009 13:57:19
> > >Subject: Re: [bali-bali] Sejarah Runtuhnya Majapahit bag 3.
> > >
> > >Â
> > >Bos,
> > >
> > >Masalahnya tidak sesederhana itu. Memang hukum alam (humkum Newton II?) mengatakan bahwa setiap aksi akan mendapat reaksi yang setimpal. Tapi jangan lupa ketika kita tahu bahwa ada sekelompok orang yang sedang melakukan sesuatu yang akan mencelakan kita semua dan kita diam saja maka jangan salahkan siapa2. Itu murni salah kita. Kenapa kita diam? Jadi karena kita diam maka 50% dari akibat yang ditimbulkannya adalah bagian kita. Karena itu maka kita diwajibkan untuk melakukan tugas dan kewajiban kita sesuai dengan kemampuan kita.
> > >
> > >Apakah kepedulian seperti ini bisa disebut phobia?
> > >
> > >Peace,
> > >Putu
> > >Â
> > >"Tuhan tidak akan merobah nasib sesuatu bangsa, sebelum bangsa itu merobah nasibnya sendiri". Inilah firman yang menjadi gitaku, firman itu harus menjadi gitamu... ~Soekarno~
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > ____________ _________ _________ __
> > From: Bayu Susila <bayu.susila@ bioclearance. com>
> > >To: bali-bali@yahoogrou ps.com
> > >Sent: Friday, October 23, 2009 17:22:47
> > >Subject: Re: [bali-bali] Sejarah Runtuhnya Majapahit bag 3.
> > >
> > >Â
> > >BENARKAH MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA BERLANGSUNG DENGAN JALAN DAMAI?
> > >Ini cerita (sejarah) yang sangat bagus --- patut direnungkan dan diambil hakikatnya.
> > >Pada paragrap terakhir berbunyi: "kebaikan (niat baik) tanpa kebijaksanaan" ...ada potensi mencelakakan.
> > >Tetapi, patut juga diingat bahwa ada hukum "ALAM" yang hakiki (siklus, perputaran kehidupan) yang menjaga dan menyebabkan alam ini terus berputar melakukan tugasnya. Apa yang di-tabur itulah yang (kurang-lebih) akan di-petik. Tipu-daya dan akal-busuk untuk sementara akan gemilang (benderang), dan selanjutnya ketika waktu puncaknya sudah dilewati, .....dia akan redup dengan sendirinya, terhempas... .membusuk. ...dan terkubur.... .tinggal menunggu waktu saja, dan menjadi sebuah sejarah (atau akan menjadi cerita untuk generasi 500-tahun lagi). -- terima kasih, Bunchai
> > >
> > >
> > >2009/10/21 Budianthika <ma-sa-yo@bigpond. net.au>
> > >
> > >Â
> > >>Â
> > >>oleh Damar Shashangka di Face Book.
> > >>
> > >>
> > >>BENARKAH MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA BERLANGSUNG DENGAN JALAN DAMAI?
> > >>TIDAKKAH ADA DARAH YANG TERTUMPAH?
> > >>CATATAN INI HANYA SEKEDAR MENGUNGKAP FAKTA MASA LALU YANG SEBENARNYA , SEBAGAI BAHAN RENUNGAN KITA SEMUA AGAR TIDAK TERULANG LAGI.
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>Kubu Abangan
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>Seorang ulama berdarah Majapahit, yang lahir di Kadipaten Tuban, yang sangat dikenal dikalangan masyarakat Jawa yaitu Sunan Kalijaga, mati-matian membendung gerakan militansi Islam. Beliau seringkali mengingatkan, bahwasanya membangun akhlaq lebih penting daripada mendirikan sebuah Negara Islam.
> > >>
> > >>Sunan Kalijaga adalah putra Adipati Tuban, Arya Teja. Adipati Arya Teja adalah keturunan Senopati Agung Majapahit masa lampau, Adipati Arya Ranggalawe yang berhasil memimpin pasukan Majapahit mengalahkan pasukan Tiongkok Mongolia yang hendak menguasai Jawa ( Adipati Arya Ranggalawe adalah salah satu tangan kanan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.)
> > >>
> > >>Adipati Arya Teja berhasil di Islamkan oleh Sunan Ampel. Bahkan kakak kandung beliau dinikahi Sunan Ampel. Dari pernikahan Sunan Ampel dengan kakak kandung Adipati Arya Teja, lahirlah Sunan Bonang, Sunan Derajat, Sunan Lamongan, dan lima putri yang lain ( seperti yang telah saya tulis pada bagian pertama : Damar Shashangka ).
> > >>
> > >>Para pengikut Sunan Giri yang tidak sepaham dengan para pengikut Sunan Kalijaga, sering terlibat konflik-konflik terselubung. Di pihak Sunan Giri, banyak ulama yang bergabung, seperti Sunan Derajat, Sunan Lamongan, Sunan Majagung ( sekarang dikenal dengan Sunan Bejagung), Sunan Ngundung dan putranya Sunan Kudus, dll.
> > >>
> > >>Dipihak Sunan Kalijaga, ada Sunan Murya ( sekarang dikenal dengan nama Sunan Muria), Syeh Jangkung, Syeh Siti Jenar, dll.
> > >>
> > >>Khusus mengenai Syeh Siti Jenar atau juga disebut Sunan Kajenar, beliau adalah ulama murni yang menekuni spiritualitas. Beliau sangat-sangat tidak menyetujui gerakan kaum Putih yang merencanakan berdirinya Negara Islam Jawa.
> > >>
> > >>Pertikaian ini mencapai puncaknya ketika Syeh Siti Jenar, menyatakan keluar dari Dewan Wali Sangha. Syeh Siti Jenar menyatakan terpisah dari Majelis Ulama Jawa itu. Beliau tidak mengakui lagi Sunan Ampel sebagai seorang Mufti.
> > >>
> > >>Didaerah Cirebon, Syeh Siti Jenar banyak memiliki pengikut.
> > >>
> > >>Manakala menjelang awal tahun 1478, Sunan Ampel wafat dan kedudukan Mufti digantikan oleh Sunan Giri, keberadaan Syeh Siti Jenar dianggap sangat membahayakan Islam.
> > >>
> > >>Semua dinamika ini, terus diamati oleh intelejen Majapahit. Gerakan-gerakan militansi Islam mulai merebak dipesisir utara Jawa. Mulai Gresik, Tuban, Demak, Cirebon dan Banten. Para pejabat daerah telah mengirimkan laporan kepada Prabhu Brawijaya. Tapi Prabhu Brawijaya tetap yakin, semua masih dibawah kontrol beliau.
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>Keturunan di Pengging
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>Pernikahan Dewi Anarawati dengan Prabhu Brawijaya semakin dikukuhkan dengan diangkatnya putri Champa ini sebagai permaisuri. Keputusan yang sangat luar biasa ini menuai protes. Kesuksesan besar bagi Dewi Anarawati membuat para pejabat Majapahit resah. Bisa dilihat jelas disini, bila kelak Prabhu Brawijaya wafat, maka yang akan menggantikannya sudah pasti putra dari seorang permaisuri. Dan sang permaisuri beragama Islam. Dapat dipastikan, Majapahit akan berubah menjadi Negara Islam.
> > >>
> > >>Dari luar Istana, Sunan Giri menyusun strategi memperkuat barisan militansi Islam. Dari dalam Istana, Dewi Anarawati mempersiapkan rencana yang brilian. Jika Sunan Giri gagal merebut Majapahit dengan cara pemberontakan, dari dalam istana, Majapahit sudah pasti bisa dikuasai oleh Dewi Anarawati. Bila rencana pertama gagal, rencana kedua masih bisa berjalan.
> > >>
> > >>Tapi ternyata, apa yang diharapkan Dewi Anarawati menuai hambatan. Dari hasil perkawinannya dengan Prabhu Brawijaya, lahirlah tiga orang anak. Yang sulung seorang putri, dinikahkan dengan Adipati Handayaningrat IV, penguasa Kadipaten Pengging ( sekitar daerah Solo, Jawa Tengah sekarang), putra kedua bernama Raden Lembu Peteng, berkuasa di Madura, dan yang ketiga Raden Gugur, masih kecil dan tinggal di Istana. ( Kelak, Raden Gugur inilah yang terkenal dengan julukan Sunan Lawu, dipercaya sebagai penguasa mistik Gunung Lawu, yang terletak didaerah Magetan, hingga sekarang.)
> > >>
> > >>Hambatan yang dituai Dewi Anarawati adalah, putri sulungnya tidak tertarik memeluk Islam, begitu juga dengan Raden Gugur. Hanya Raden Lembu Peteng yang mau memeluk Islam.
> > >>
> > >>Dari pernikahan putri sulung Dewi Anarawati dengan Adipati Handayaningrat IV, lahirlah dua orang putra, Kebo Kanigara dan Kebo Kenanga. Keduanya juga tidak tertarik memeluk Islam. Si sulung bahkan pergi meninggalkan kemewahan Kadipaten dan menjadi seorang pertapa di Gunung Merapi ( didaerah Jogjakarta sekarang). Sampai sekarang, petilasan bekas pertapaan beliau masih ada dan berubah menjadi sebuah makam yang seringkali diziarahi.
> > >>
> > >>Otomatis, yang kelak menggantikan Adipati Handayaningrat IV sebagai Adipati Pengging, bahkan juga jika Prabhu Brawijaya mangkat, tak lain adalah adik Kebo Kanigara, yaitu Kebo Kenanga. Kelak, dia akan mendapat limpahan tahta Pengging maupun Majapahit! Inilah pewaris sah tahta Majapahit.
> > >>
> > >>
> > >>Keno Kenanga lantas dikenal dengan nama Ki Ageng Pengging.
> > >>
> > >>
> > >>Ki Ageng Pengging sangat akrab dengan Syeh Siti Jenar. Keduanya, yang satu beragama Shiva Buddha dan yang satu beragama Islam, sama-sama tertarik mendalami spiritual murni. Mereka berdua seringkali berdiskusi tentang ‘Kebenaran Sejati’. Dan hasilnya, tidak ada perbedaan diantara Shiva Buddha dan Islam.
> > >>
> > >>Namun kedekatan mereka ini disalah artikan oleh ulama-ulama radikal yang masih melihat kulit, masih melihat perbedaan. Syeh Siti Jenar dituduh mendekati Ki Ageng Pengging untuk mencari dukungan kekuatan. Dan konyolnya, Ki Ageng Pengging dikatakan sebagai murid Syeh Siti Jenar yang hendak melakukan pemberontakan ke Demak Bintara. Padahal Ki Ageng Pengging tidak tertarik dengan tahta. Walaupun sesungguhnya, memang benar bahwa beliau lah yang lebih berhak menjadi Raja Majapahit kelak ketika Majapahit berhasil dihancurkan oleh Raden Patah Dan juga, Ki Ageng Pengging bukanlah seorang muslim. Beliau dengan Syeh Siti Jenar hanyalah seorang ‘sahabat spiritual’. Hubungan seperti ini, tidak akan bisa dimengerti oleh mereka yang berpandangan dangkal. Ki Ageng Pengging dan Syeh Siti Jenar adalah seorang spiritualis sejati. Kelak, setalah Majapahit berhasil dihancurkan para militant Islam, dua orang sahabat ini menjadi target utama untuk dimusnahkan. Baik Syeh
> > Siti Jenar maupun Ki Ageng Pengging gugur karena korban kepicikan.
> > >>
> > >>Dan, nama Ki Ageng Pengging dan Syeh Siti Jenar dibuat hitam. Sampai sekarang, nama keduanya masih terus dihakimi sebagai dua orang yang sesat dikalangan Islam. Namun bagaimanapun juga, keharuman nama keduanya tetap terjaga dikisi-kisi hati tersembunyi masyarakat Jawa, walaupun tidak ada yang berani menyatakan kekagumannya secara terang-terangan. Ironis.
> > >>
> > >>Dari Ki Ageng Pengging inilah, lahir seorang tokoh terkenal di Jawa. Yaitu Mas Karebat atau Jaka Tngkir. Dan kelak menjadi Sultan Pajang setelah Demak hancur dengan gelar Sultan Adiwijaya.
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>Keturunan di Tarub
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>Dikisahkan secara vulgar, suatu ketika Prabhu Brawijaya terserang penyakit Rajasinga atau syphilis. Para Tabib Istana sudah bekerja keras berusaha menyembuhkan beliau, tapi penyakit beliau tetap membandel.
> > >>
> > >>Atas inisiatif beliau sendiri, setiap malam beliau tidur diarel Pura Keraton. Memohon kepada Mahadewa agar diberi kesembuhan. Dan konon, setelah beberapa malam beliau memohon, suatu malam, beliau mendapat petunjuk sangat jelas.
> > >>
> > >>Dalam keheningan meditasinya, lamat-lamat beliau ‘mendengar’ suara.
> > >>
> > >>“Jika engkau ingin sembuh, nikahilah seorang pelayan wanita berdarah Wandhan. Dan, inilah kali terakhir engkau boleh menikah lagi.â€
> > >>
> > >>Mendapat ‘wisik’ yang sangat jelas seperti itu, Prabhu Brawijaya termangu-mangu. Dan beliau teringat, di Istana ada beberapa pelayan Istana yang berasal dari daerah Wandhan ( Bandha Niera, didaerah Sulawesi ).
> > >>
> > >>Keesokan harinya, beliau memanggil para pelayan istana dari daerah Wandhan. Beliau memilih yang paling cantik. Ada seorang pelayan dari Wandhan, bernama Dewi Bondrit Cemara, sangat cantik. Diambillah dia sebagai istri selir. Dikemudian hari, Dewi Bondrit Cemara dikenal dengan nama Dewi Wandhan Kuning.
> > >>
> > >>Begitu menikahi Dewi Wandhan Kuning, dan setelah melakukan senggama beberapa kali, penyakit Sang Prabhu berangsur-angsur sembuh.
> > >>
> > >>Namun Sang Prabhu merasa perkawinannya dengan Dewi Wandhan Kuning harus dirahasiakan. Karena apabila kabar ini terdengar sampai ke daerah Wandhan, pasti para bangsawan Sulawesi merasa terhina oleh sebab Sang Prabhu bukannya mengambil salah seorang putri bangsawan Wandhan, tapi malah mengambil seorang pelayan.
> > >>
> > >>Dewi Wandhan Kuning mengandung, hingga akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki, putra ini lantas dititipkan kepada Kepala Urusan Sawah Istana, Ki Juru Tani. ( Waktu itu, Istana memiliki areal pesawahan khusus yang hasilnya untuk dikonsumsi oleh seluruh kerabat Istana.)
> > >>
> > >>Anak ini diberi nama Raden Bondhan Kejawen ( Bondhan perubahan dari kata Wandhan. Kejawen berarti yang telah berdarah Jawa.)
> > >>
> > >>Raden Bondhan Kejawen dibesarkan oleh Ki Juru Tani. Dan manakala sudah berangsur dewasa, atas perintah Sang Prabhu, Raden Bondhan Kejawen dikirimkan kepada Ki Ageng Tarub, seorang Pandhita Shiva yang memiliki Ashrama di daerah Tarub ( sekitar Purwodadi, Jawa Tengah sekarang.)
> > >>
> > >>Jika anda pernah mendengar legenda Jaka Tarub dan Dewi Nawangwulan, maka inilah dia. Jaka Tarub yang konon mencuri selendang bidadari Dewi Nawangwulan dan lantas ditinggal oleh sang bidadari setelah sekian lama menjadi istri beliau karena ketahuan bahwa yang menyembunyikan selendang itu adalah Jaka Tarub sendiri. ( Saya tidak akan membedah simbolisasi legenda ini disini, karena tidak sesuai dengan topic yang saya bahas : Damar Shashangka).
> > >>
> > >>Jaka Tarub inilah yang lantas dikenal dengan nama Ki Ageng Tarub. Menginjak dewasa, Raden Bondhan Kejawen dinikahkan dengan Dewi Nawangsih, putri tunggal Ki Ageng Tarub. Dan kelak Raden Bondhan Kejawen bergelar Ki Ageng Tarub II.
> > >>
> > >>Dari hasil perkawinan Raden Bondhan Kejawen dengan Dewi Nawangsih, lahirlah Raden Getas Pandhawa. Dari Raden Getas Pandhawa, lahirlah Ki Ageng Sela yang hidup sejaman dengan Sultan Trenggana, Sultan Demak ketiga. Ki Ageng Sela inilah tokoh yang konon bisa memegang petir sehingga menggegerkan seluruh Kesultanan Demak ( simbolisasi lagi, kapan-kapan saya ulas : Damar Shashangka).
> > >>
> > >>Sampai sekarang nama Ki Ageng Sela terkenal di tengah masyarakat Jawa. Ki Ageng Sela inilah keturunan Tarub yang mulai beralih memeluk Islam. Beliau berguru kepada Sunan Kalijaga. Perpindahan agama ini berjalan dengan damai. Nama Islam beliau adalah Ki Ageng Abdul Rahman.
> > >>
> > >>Dari Ki Ageng Sela, lahirlah Ki Ageng Mangenis Sela. Dari Ki Ageng Mangenis Sela, lahirlah Ki Ageng Pamanahan. Dan dari Ki Ageng Pamanahan lahirlah Panembahan Senopati Ing Ngalaga, tokoh terkenal pendiri dinasti Mataram Islam dikemudian hari. ( Panembahan Senopati Ing Ngalaga Mataram inilah leluhur Para Sultan Kasultanan Jogjakarta, Para Sunan Kasunanan Surakarta (Solo), Pakualaman dan Mangkunegaran sekarang.)
> > >>
> > >>Peng-Islam- an keturunan Raden Bondhan Kejawen, berlangsung dengan damai.
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>Raden Patah.
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>Ingat putri China Tan Eng Kian yang dinikahi Adipati Arya Damar di Palembang?
> > >>
> > >>Dari hasil pernikahan dengan Prabhu Brawijaya, Tan Eng Kian memiliki seorang putra bernama Tan Eng Hwat. Dikenal juga dengan nama muslim Raden Hassan. Dari perkawinan Tan Eng Kian dengan Arya Damar sendiri, lahirlah seorang putra bernama Kin Shan, dikenal dengan nama muslim Raden Hussein.
> > >>
> > >>Sejak kecil, Raden Hassan dan Raden Hussein dididik secara Islam oleh ayahnya Arya Damar. Menjelang dewasa, Raden Hassan memohon ijin kepada ibunya untuk pergi ke Jawa. Dia berkeinginan untuk bertemu dengan ayah kandungnya, Prabhu Brawijaya.
> > >>
> > >>Tan Eng Kian tidak bisa menghalangi keinginan putranya. Dari Palembang, Raden Hassan bertolak ke Jawa. Sampailah ia di pelabuhan Gresik yang ramai. Melihat keadaan Gresik yang hiruk-pikuk, Raden Hassan kagum. Dia bisa membayangkan bagaimana besarnya kekuasaan Majapahit. Menilik di Gresik banyak orang muslim, Raden Hassan tertarik.
> > >>
> > >>Dan dengar-dengar, ada Pesantren besar disana. Pesantren Giri. Raden Hassan memutuskan untuk bertandang ke Giri. Bertemulah dia dengan Sunan Giri. Sunan Giri senang melihat kedatangan Raden Hassan setelah mengetahui dia adalah putra Prabhu Brawijaya yang lahir di Palembang. Sunan Giri seketika melihat sebuah peluang besar.
> > >>
> > >>Di Giri, Raden Hassan memperdalam ke-Islaman-nya. Disana, Raden Hassan mulai tertarik dengan ide-ide ke-Khalifah- an Islam. Dan militansi Raden Hassan mulai terbentuk.Ada kesepakatan pemahaman antara Raden Hassan dengan Sunan Giri.
> > >>
> > >>Dari Sunan Giri, Raden Hassan memperoleh ide untuk meminta daerah otonomi khusus kepada ayahnya, Prabhu Brawijaya. Bila disetujui, hendaknya Raden Patah memilih daerah di pesisir Jawa bagian tengah. Jika itu terwujud, keberadaan daerah otonomi didaerah pesisir utara Jawa bagian tengah, akan menjadi penghubung pergerakan militant Islam dari Jawa Timur dan Jawa Barat di Cirebon.
> > >>
> > >>Cirebon, kini tumbuh pesat sebagai pusat kegiatan Islam dibawah pimpinan Pangeran Cakrabhuwana, putra kandung Prabhu Siliwangi, Raja Pajajaran. (Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah belum datang dari Mesir ke Cirebon. Dia datang pada tahun 1475 Masehi. Pada bagian selanjutnya akan saya ceritakan : Damar Shashangka.)
> > >>
> > >>Setelah dirasa cukup, Raden Hassan melanjutkan perjalanan ke Pesantren Ampel dengan diiringi beberapa santri Sunan Giri. Disana dia disambut suka cita oleh Sunan Ampel. Disana, dia diberi nama baru oleh Sunan Ampel, yaitu Raden Abdul Fattah yang lantas dikenal masyarakat Jawa dengan nama Raden Patah.
> > >>
> > >>Selesai bertandang di Ampel, Raden Hassan yang kini dikenal dengan nama Raden Patah melanjutkan perjalanan ke ibu kota Negara Majapahit. Dia yang semula hanya berniat untuk bertemu dengan ayahnya, sekarang dia telah membawa misi tertentu.
> > >>
> > >>Betapa suka cita Prabhu Brawijaya mendapati putra kandungnya telah tumbuh dewasa. Dan manakala, Raden Patah memohon anugerah untuk diberikan daerah otonom, Prabhu Brawijaya mengabulkannya. Raden Patah meminta daerah pesisir utara Jawa bagian tengah. Dia memilih daerah yang dikenal dengan nama Glagah Wangi.
> > >>
> > >>Prabhu Brawijaya menyetujui permintaan Raden Patah. Dia mendanai segala keperluan untuk membangun daerah baru. Raden Patah, dengan disokong tenaga dan dana dari Majapahit, berangkat ke Jawa Tengah. Di daerah pesisir utara, didaerah yang dipenuhi tumbuhan pohon Glagah, dia membentuk pusat pemerintahan Kadipaten baru. Begitu pusat Kadipaten dibentuk, dinamailah tempat itu Demak Bintara. Dan Raden Patah, dikukuhkan oleh Sang Prabhu Brawijaya sebagai penguasa wilayah otonom Islam baru disana.
> > >>
> > >>Demak Bintara berkembang pesat. Selain menjadi pusat kegiatan politik, Demak Bintara juga menjadi pusat kegiatan keagamaan. Demak Bintara menjadi jembatan penghubung antara barat dan timur pesisir utara Jawa.
> > >>
> > >>Dipesisir utara Jawa, gerakan-gerakan militant Islam mulai menguat. Sayang, fenomena itu tetap dipandang sepele oleh Prabhu Brawijaya. Beliau tetap yakin, dominasi Majapahit masih mampu mengontrol semuanya. Padahal para pejabat daerah yang dekat dengan pesisir utara sudah melaporkan adanya kegiatan-kegiatan yang mencurigakan. Pasukan Telik Sandhibaya telah memberikan laporan serius tentang adanya kegiatan yang patut dicurigai akan mengancam kedaulatan Majapahit.
> > >>
> > >>Tak lama berselang, Raden Hussein, putra Tan Eng Kian dengan Arya Damar, menyusul ke Majapahit. Dia mengabdikan diri sebagai tentara di Majapahit. Raden Hussein tidak terpengaruh ide-ide pendirian ke-Khalifah- an Islam. Dia diangkat sebagai Adipati didaerah Terung ( Sidoarjo, sekarang ) dengan gelar, Adipati Pecattandha.
> > >>
> > >>Kebaikan Prabhu Brawijaya sangat besar sebenarnya. Tapi kebaikan yang tidak disertai kebijaksanaan bukanlah kebaikan. Dan hal ini pasti akan menuai masalah dikemudian hari. Bibit-bibit itu mulai muncul, tinggal menunggu waktu untuk pecah kepermukaan.
> > >>
> > >>Dan Prabhu Brawijaya tidak akan pernah menyangkanya.
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>( Bersambung).
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>(14 Oktober 2009, by : Damar Shashangka).
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>Updated on Wednesday · Comment · Like/ Unlike · Report Note
> > >>
> > >>Nugroho Persada, Suyanto Boen, Triwidodo Djokorahardjo and 16 others like this.
> > >>
> > >>View all 24 comments
> > >>
> > >>Iskandar Zulkarnain Azzie
> > >>islam fikih minded + islam militan = stupidity
> > >>islam tassawuf + buddha shiva = peace in harmony
> > >>
> > >>BAHAN RENUNGAN KITA SEMUA AGAR TIDAK TERULANG LAGI, NAMASTE DAMAR.
> > >>Thu at 3:33am
> > >>
> > >>Wayan Jiwa Negara Yanik
> > >>Namaste
> > >>Thu at 4:46am
> > >>
> > >>Leonardo Rimba
> > >>Thanks, saya fwd lagi ke milis spiritual indonesia <http://groups. yahoo.com/ group/spiritual- indonesia>. We are free people, walopun mostly masih setengah-setengah. Masih malu-malu. Ada yg abangan, ada yg ungu, macem-macemlah. ..
> > >>Thu at 9:19am
> > >>
> > >>Triwidodo Djokorahardjo
> > >>Terima Kasih. Membuka sejarah yang lama terpendam. Namaste.
> > >>Thu at 9:56am
> > >>
> > >>Devri Barnadiputera Danamihardja Atmawinata
> > >>Ternyata Islam radikal yg doyan bikin negara syariat paksa udah ada jauh sebelum Wahabi lahir...pengaruh Ibnu Taymiyya???
> > >>Thu at 11:07am
> > >>
> > >>Teguh Haryanto
> > >>Nice post . . . bisa membangkitkan kesadaran bahwa saat ini kita mesti bersuara lantang agar sejarah spt itu tdk terulang. Dari keanekaragaman kita, BUDAYA adl perekat yg cocok utk kita, bukan syariat agama tertentu.
> > >>Thu at 1:46pm
> > >>
> > >>Nugroho Persada
> > >>Iso dadi buku iki mas :-) nuwun
> > >>Thu at 3:53pm
> > >>
> > >>Arief Pribadi
> > >>Yang Mulia eyang prabhu brawijaya,kok baik banget ya.sampe lengah gitu.Yang Mulia juga eyang sunan kalijaga dan eyang ki ageng pengging yang tidak terpengaruh. ..seru banget..sunan gunung jati gimana ceritanya mas damar?
> > >>Thu at 5:29pm
> > >>
> > >>Damar Shashangka
> > >>Terima kasih untuk semuanya.
> > >>
> > >>Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa
> > >>
> > >>" Berbeda Satu Juga (Sesungguhnya) , ( Sebab) Tak Ada KEBENARAN (SEJATI yang) Mendua"... Read More
> > >>
> > >>Pada tataran 'baju', semuanya akan nampak berbeda. Namun apabila sudah 'sama-sama telanjang dipuncak kesadaran' , kita semua adalah satu.
> > >>
> > >>Thanks buat Bpk. Tri, mohon bimbingannya apabila ada yang salah dan kepada Mas Leo, biarlah bagi mereka yang masih suka warna-warni memakai baju, yang penting mereka sadar 'BAJU HANYALAH BAJU, DISANA KELAK SEMUA JUGA DITINGGALKAN. JANGAN MEMBANGGA-BANGGAKAN BAJU. KARENA BAJU HANYA SARANA. APABILA SUDAH SELESAI FUNGSINYA, TIDAK BAKALAN TERUS DIBAWA-BAWA' . ( Lucu juga apabila seorang mahasiswa masih membawa kesana-kemari alat hitung untuk anak SD, hehehehe.... )
> > >>
> > >>Mas Arief, buat teman-teman dari Sunda yang paham tentang kejadian disana, share ke kita dong.
> > >>
> > >>Namaste.
> > >>Thu at 11:19pm
> > >>
> > >>Morten Genj
> > >>emang sejarah udah terjadi, yang penting Qt bisa bercermin darinya, dan bagi Qt sejarah bukan untuk mencari alasan untuk dendam mendendam, tapi untuk sama2 belajar mencari titk temu & menyadari apa yang di lakukan oleh leluhur QT tidak semuanya selalu baik & benar,,, makasi mas saya tunggu lanjutannya, ,,,,,,,
> > >>9 hours ago
> > >>Write a comment...
> > >>In this note
> > >>Nari Asih
> > >>Wayan Jiwa Negara Yanik
> > >>Lila Zee
> > >>Notes|Notes About
> > >>Leonardo Rimba
> > >>Notes|Notes About
> > >>Karttika Maya
> > >>Anes Lusia Ardhiana
> > >>Krisna Pradnya Permana Putu
> > >>Krisnaji Mahayogi Purushotaman
> > >>Notes|Notes About
> > >>Bayu Respati
> > >>Yudhi Sylar
> > >>Notes|Notes About
> > >>Dedy Muller
> > >>Triwidodo Djokorahardjo
> > >>Notes|Notes About
> > >>Wayan Eka
> > >>Della Delilah
> > >>Wawan Sumanta
> > >>Notes|Notes About
> > >>Salvatore Cenz
> > >>Wirajhana Eka
> > >>Notes|Notes About
> > >>Morten Genj
> > >>Iskandar Zulkarnain Azzie
> > >>Iketut Panjul
> > >>Pasek Sunjaya
> > >>Alfin Roda
> > >>Notes|Notes About
> > >>Nugroho Persada
> > >>Notes|Notes About
> > >>Ristanti Nikmah
> > >>Arief Pribadi
> > >>Arief Rahman
> > >>Notes|Notes About
> > >>Budianthika Igusti
> > >>Notes|Notes About
> > >>(remove tag)
> > >>Oktaviana Amartanie
> > >>Anand Krishna Indonesia
> > >>Devri Barnadiputera Danamihardja Atmawinata
> > >>Create an Ad
> > >>Facebook AdsReach your audience with an ad on Facebook.
> > >>LikeUnlikeBustanu s Salatin likes this.You and Bustanus Salatin like this.
> > >>X
> > >
> > >___________ _________ _________ ___
> > Get your preferred Email name!
> > >Now you can @ymail.com and @rocketmail. com.
> > >
> > ____________ _________ _________ __
> >
> > >No virus found in this incoming message.
> > >Checked by AVG - www.avg.com
> > >Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.32/2459 - Release Date: 10/25/09 19:57:00
> > >
> > ____________ _________ _________ __
> > New Email addresses available on Yahoo!
> > Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
> > Hurry before someone else does!
> >
>
>
>
>
>
> New Email addresses available on Yahoo!
> Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
> Hurry before someone else does!
> http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/
>
Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar