OSA Hmmm Running text Metro TV barusaja jelaskan : Bulan Oktober 2009, tingkat pengangguran di AS menjadi 10,2 %. Itu berarti, 15,7 juta orang. Bukan lagi suatu jumlah kecil. Bagaimana di Indonesia? Di Bali? S'pore mulai protect diri dg berbagai peraturan ketat bagi para TKI. Malay dan berbagai negara lain pula. Hujan batu dan hujan emas kah yang bakal terjadi di negeri orang atau di negeri sendiri. Salah satu dampak peningkatan pengangguran adalah prediksi bakal terjadi peningkatan tindak kriminal berupa kekerasan. Bicara tentang kekerasan, bisa terjadi karena lemahnya ketidakpercayaan. Ah, ini bagai siklus yang tidak berkesudahan... Dapatkah kita hanya sekedar bersembunyi dari ribuan sloka atau ajaran Weda? Tertutup dalam bilik spiritual semata? Baru selesai menangani satu kasus, sudah menanti ribuan masalah lain lagi... Hmm. Ada yg pendek akal, mencuri jadi salah salu solusi, atau... bunuh diri? Atau, gunakan kekerasan sebagai bentuk pelampiasan emosi jiwa di dada. Apa yang dapat dilakukan bagi peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah, kemampuan pemimpin, kemampuan kita semua, terhadap hukum yang berlaku di negeri ini, untuk terlibat dan saling peduli, sekecil apapun, terhadap penderitaan orang lain? Ketidakpercayaan masyarakat terhadap praktik keadilan yang diatur oleh sistem hukum juga menjadi penyebab, mengapa mereka menyelesaikan sendiri persoalan hidup mereka dengan caranya sendiri. Menurut Lewis Coser, kekerasan bisa menjadi isyarat atau tanda, betapa masih banyaknya problem dalam sistem sosial yang harus dikoreksi. Hal-hal yang harus dikoreksi mesti dikembalikan pada sistem, struktur sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang melahirkan situasi negatif yang kurang manusiawi. Tanda-tanda ini menampilkan diri dalam masyarakat yang tidak adil dan dalam masyarakat yang hidup terkekang dan terkungkung oleh represi pihak yang berkuasa. Tidak terlalu mengherankan jika dalam hal ini, masyarakat pada level paling bawah, orang miskin, mereka yang terpinggirkan / termarjinalkan, buruh, nelayan, petani ternyata sangat peka terhadap berbagai masalah seperti kesenjangan dan ketidak adilan sosial. Untuk mempertajam pemahaman atas persoalan-persoalan di atas, tampaknya tepat jika merujuk analisis yang dilakukan Johan Galtung. Galtung membedakan dua kekerasan: kekerasan personal dan kekerasan struktural. Kekerasan personal itu bisa tampil dengan sangat jelas, apalagi kalau peristiwanya hadir di depan mata. Pelaku kekerasan personal bisa dilacak dan ditemukan dengan mudah. Namun, seseorang akan dapat terkecoh dan lupa bahwa kekerasan struktural yang tidak menampakkan diri, bak udara di sekitar kehidupan ini yang terhirup setiap hari, bisa lebih kejam dan mematikan. Kekerasan struktural itu dipahami sebagai suasana struktur yang menekan (Alfian,1980:3-7). Kekerasan struktural ini adalah kekerasan yang bersifat anonim, para pelakunya tidak bisa dilihat secara gamblang. Kekerasan model ini terjadi dalam kasus-kasus penggusuran,ketimpangan sosial ekonomi, persoalan korupsi, kolusi, manipulasi, ketidak adilan dalam hukum, kemiskinan, rendahnya upah buruh, serta rendahnya nilai tukar hasil tani terhadap industri. Bila massa rakyat hidup dalam kesenjangan yang semakin tajam dan hidup dalam serba kekurangan, maka hal itu dapat dipandang sebagai pertanda bahwa di situ terjadi kekerasan struktural. Kesimpulan? Penggangguran tingkatkan kriminalitas dan mengganggu spiritualitas dalam diri? Hiiiii. OSSSO STI |
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar