Hindu khususnya di Bali mengisyaratkan sebanyak2nya berkomunikasi dengan Tuhan (bersembahyang), bahkan kalau bisa tiada detik yang terlewat tanpa puja. Namun tetap ada kelonggaran hanya wajib 3 kali per 24 jam (trisandya) yang saking baiknya aturan itu bahkan sehari pun tanpa puja tersebut sering saya lalukan. Dan enaknya lagi, tidak ada vonis akan masuk neraka kalau tidak menjalankannya dan tiada bonus surga bila menaatinya.
Bersembahyang adalah kebutuhan pribadi, bukan karena Hyang Widhi yang Gila untuk di puja. Tidak menjalankan pun masih bisa hidup, cuma harus berhati2 dengan para maniak agama yang selalu datang dengan nafas kematian untuk anda. Booom!!! tubuh anda akan berserakan.
Hindu percaya dan yakin dalam diri setiap diri manusia ada percikan/sinar Tuhan, di dalam diri ada Tuhan. Tapi bukan berarti manusia itu Tuhan. Bila sudah menganggap apa yang dilakukan memiliki kualitas yang baik dalam berkumunikasi dengan Tuhan (belum ada ISO untuk patokan ini), seseorang bisa mengabaikan hal rumat dan baerbau fisik, seperti membuat banten atau sesaji di jawa bahkan datang ke pura. Banyak pilihan yang bisa ditempuh, seperti hidup yang begitu indah dan banyak pilihan.
Berikut tulisan rungan yang saya temukan, mungkin bisa dijadikan hiburan iseng:
http://cyberdharma.net/v1/index.php?option=com_myblog&show=Ke-Pura-itu-merugi-.html&Itemid=18
__._,_.___
Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar