Halo juga, Akar dari masalah kita saat ini adalah pengajaran agama di sekolah. Anak2 kita sudah dari TK diajarkan bahwa kamu berbeda dengan yang lain dengan memisahkan anak didik sesuai dengan agamanya. Orang tua sianak sering tidak tahu apa yang diajarkan oleh guru agamanya, sampai suatu ketika anaknya menjadi korban. Dari TK virus ini sudah "dikembangbiakan" di dalam otak anak2 didik. Begitu pula dengan kehancuran bangsa di masa lalu adalah ketika dijadikannya agama sebagai landasan bernegara. Ternyata sampai detik ini kita belum berhasil belajar dari sejarah sehingga kita saat ini sedang mengulangi kesalahan yang sama. Sekedar mengingatkan bahwa dinasti Sriwijaya berkuasa selama 800 tahun, Majapahit 300 tahun dan Kesultanan Demak yang diririkan oleh Jinbun(Raden Fatah) atas landasan agama hanya berkuasa kurang dari 100 tahun. Hanya dalam 100 tahun. Agama sebagaimana kita ketahui sangat subyektif. Karena itu agama adalah masalah yang sangat pribadi tentang hubungan "cinta" kita dengan Sang Pencipta. Sang Pencipta yang keberadaanNYA diluar jangkauan pikiran, logika, kita mau logikakan. Tidaklah mungkin. Karena itu membicarakan ajaran agama(apapun) dengan hanya menggunakan logika jelas akan sangat subyektif. Apalagi jika kesadaran kita masih sepenuhnya dikuasai oleh insting hewani. Karenanya untuk memahami esensi agama harus mengistiratkan pikiran. Untuk bisa terjadinya pengistirahatan maka insting hewani harus dilampaui. Pelampauan instrik hewani akan dapat mengantarkan kita untuk mengistirahatkan pikir. Ketika pikiran istirahat maka pemahaman kita akan esensi agama akan lebih essensial. Tidak ada jalan lain jika Indonesia Jaya hanya akan bisa tercapai jika landasan budaya dipakai sebagai landasan berbangsa dan bernegara. Budaya nusantara sebagai mana tercermin dalam sari patinya yaitu Pancasila adalah sebuah landasan yang sangat spiritual, melampaui sekat2 primordial yang biasanya menguasai manusia-manusia yang sepenuhnya masih dikuasai oleh insting hewani. Insting hewani dalam diri manusia memang dibutuhkan cuma tidak boleh dibiarkan mengendalikan diri manusia. Jika itu terjadi maka kehancuranlah hasilnya. Salam, p.kesuma Apapun sukumu, apapun agamamu, kau orang Indonesia. Aku cinta Kau. Whoever you are, wherever you are from, you are human being. I love you ~ NIM(National Integration Movement). --- On Sun, 30/11/08, Cokorda Raka Angga Jananuraga <rakabali78@yahoo.com> wrote: From: Cokorda Raka Angga Jananuraga <rakabali78@yahoo.com> |
Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. __._,_.___
Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar