Minggu, 30 November 2008

Re: [bali-bali] Re: Sebagian Guru Agama Islam di Jawa Belum Bisa Ajarkan Pluralitas

Halo juga,
 
Akar dari masalah kita saat ini adalah pengajaran agama di sekolah. Anak2 kita sudah dari TK diajarkan bahwa kamu berbeda dengan yang lain dengan memisahkan anak didik sesuai dengan agamanya. Orang tua sianak sering tidak tahu apa yang diajarkan oleh guru agamanya, sampai suatu ketika anaknya menjadi korban. Dari TK virus ini sudah "dikembangbiakan" di dalam otak anak2 didik.
 
Begitu pula dengan kehancuran bangsa di masa lalu adalah ketika dijadikannya agama sebagai landasan bernegara. Ternyata sampai detik ini kita belum berhasil belajar dari sejarah sehingga kita saat ini sedang mengulangi kesalahan yang sama. Sekedar mengingatkan bahwa dinasti Sriwijaya berkuasa selama 800 tahun, Majapahit 300 tahun dan Kesultanan Demak yang diririkan oleh Jinbun(Raden Fatah) atas landasan agama hanya berkuasa kurang dari 100 tahun. Hanya dalam 100 tahun.
 
Agama sebagaimana kita ketahui sangat subyektif. Karena itu agama adalah masalah yang sangat pribadi tentang hubungan "cinta" kita dengan Sang Pencipta. Sang Pencipta yang keberadaanNYA diluar jangkauan pikiran, logika, kita mau logikakan. Tidaklah mungkin.
 
Karena itu membicarakan ajaran agama(apapun) dengan hanya menggunakan logika jelas akan sangat subyektif. Apalagi jika kesadaran kita masih sepenuhnya dikuasai oleh insting hewani. Karenanya untuk memahami esensi agama harus mengistiratkan pikiran. Untuk bisa terjadinya pengistirahatan maka insting hewani harus dilampaui. Pelampauan instrik hewani akan dapat mengantarkan kita untuk mengistirahatkan pikir. Ketika pikiran istirahat maka pemahaman kita akan esensi agama akan lebih essensial.
 
Tidak ada jalan lain jika Indonesia Jaya hanya akan bisa tercapai jika landasan budaya dipakai sebagai landasan berbangsa dan bernegara. Budaya nusantara sebagai mana tercermin dalam sari patinya yaitu Pancasila adalah sebuah landasan yang sangat spiritual, melampaui sekat2 primordial yang biasanya menguasai manusia-manusia yang sepenuhnya masih dikuasai oleh insting hewani. Insting hewani dalam diri manusia memang dibutuhkan cuma tidak boleh dibiarkan mengendalikan diri manusia. Jika itu terjadi maka kehancuranlah hasilnya.
 
Salam,
p.kesuma
 
Apapun sukumu, apapun agamamu, kau orang Indonesia. Aku cinta Kau. Whoever you are, wherever you are from, you are human being. I love you ~ NIM(National Integration Movement).


--- On Sun, 30/11/08, Cokorda Raka Angga Jananuraga <rakabali78@yahoo.com> wrote:
From: Cokorda Raka Angga Jananuraga <rakabali78@yahoo.com>
Subject: [bali-bali] Re: Sebagian Guru Agama Islam di Jawa Belum Bisa Ajarkan Pluralitas
To: bali-bali@yahoogroups.com
Date: Sunday, 30 November, 2008, 12:23 PM

Halo,

Saya jadi penasaran, jangan2 isi kurikulum ajarannya juga udah
terselip ajaran2 kayak di saudi arabia, seperti yang tercantum dalam
laporan berikut ini:
http://www.washingt onpost.com/ wp-dyn/content/ article/2006/ 05/19/AR20060519 01769_pf. html

Saya kutip beberapa:
FIRST GRADE

"Fill in the blanks with the appropriate words (Islam, hellfire):
Every religion other than ____________ __ is false. Whoever dies
outside of Islam enters ____________ ."

FIFTH GRADE

"Whoever obeys the Prophet and accepts the oneness of God cannot
maintain a loyal friendship with those who oppose God and His Prophet,
even if they are his closest relatives."

"It is forbidden for a Muslim to be a loyal friend to someone who does
not believe in God and His Prophet, or someone who fights the religion
of Islam."

"A Muslim, even if he lives far away, is your brother in religion.
Someone who opposes God, even if he is your brother by family tie, is
your enemy in religion."

............ .......

Liat point 2 fifth grade: It is forbidden for a Muslim to be a loyal
friend to someone who does not believe in God and His Prophet . Ini
rupanya sesuai dengan TAQIYYA: http://en.wikipedia .org/wiki/ Taqiyya

-Raka-

--- In bali-bali@yahoogrou ps.com, sugilanus@.. . wrote:
>
> Barangkali ini hasil riset yang bisa membuat kita paham mengapa
kesadaran pluralisme di kalangan anak bangsa kian melemah. Kita perlu
jalan keluar dari situasi seperti ini.
>
> http://www.detiknew s.com/read/ 2008/11/25/ 163443/1042749/
10/sebagian- guru-agama- islam-di- jawa-belum- bisa-ajarkan- pluralitas
>
> Selasa, 25/11/2008 16:34 WIB
>
> Sebagian Guru Agama Islam di Jawa Belum Bisa Ajarkan Pluralitas
>
> Andi Saputra - detikNews
>
> Jakarta - Sebanyak 62 % guru-guru agama Islam sekolah umum di Jawa
menolak orang non muslim menjadi pemimpin publik. Selain itu sebagian
guru agama Islam di Jawa juga tidak toleran dan anti pluralitas.
>
> Penolakan terhadap pemimpin non muslim menjadi pemimpin mulai dari
pemilihan kepala sekolah hingga Pemilu legislatif. "Para guru masih
belum bisa mengajarkan pluralitas dan sikap toleran. Padahal, sikap
dan pandangan Islam, guru agama harus mendukung dan berpartisipasi
dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam," kata Direktur
Pusat Kajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, Jajat
Burhanudin, di Galeri Lontar, Jalan HOS Cokroaminto, Jakarta Pusat,
Selasa (24/11/2008) .
>
> Lebih lanjut, dari data survei lembaganya,para guru yang mengajar di
sekolah umum tersebut, 68% responden menolak non muslim menjadi kepala
sekolah dan 30% responden mendukung Pemilu hanya untuk memilih wakil
rakyat yang memperjuangkan syariat Islam.
>
> Survei dilakukan terhadap 500 guru di 500 SMA/SMK di Jawa selama
kurun Oktober 2008. Responden dipilih dengan menggunakam metode random
acak sederhana. Selain itu juga dilakukan wawaancara terstruktur
terhadaap 200 siswa di 50 kota/kabupaten. "Metode simple random
sampling yang kami gunakan memiliki margin error lebih kurang 5%,"
ujarnya.
>
> Sikap tidak toleran dalam beragama juga bisa dilihat 21% responden
mengaku orang yang keluar dari agama Islam harus dibunuh. Selain itu,
79% guru melarang anak didiknya mempelajari agama non Islam. "Yang
lebih memprihatinkan, 75 % guru mengajarkan siswa muslim untuk
mengajak non muslim mempelajari Islam. Ini menunjukkan sikap beragama
yang eksklusif tidak hanya berlaku di sekolah, " tuturnya.
>
> Pemilihan corak geografis sekolah memperhatikan corak geografis pada
umumnya SMA/SMK di Jawa. Yaitu 41% guru SMA di kotamadya, 25% guru SMA
di kabupaten dan 28% guru SMA/SMK di kecamatan. "Sisanya yang 5%
merupakan guru SMA/SMK di pedesaan,"pungkasny a.(asp/nrl)
>



Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. __._,_.___

Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Tidak ada komentar: