salut. akhirnya ada juga pejabat yg berani mengkritik soal bintang di BP. apalagi gubernur langsung yg ngomong. semoga setelah ini BP bisa memperbaiki diri.
sekadar bagi catatan. ini hasil keisengan saya menghitung bintang di BP Jumat (3/4) lalu.
http://www.rumahtulisan.com/11/04/2009/jurnalisme/hujan-bintang-di-koran-lokal.html
--
Aku bandingkan berapa banyak berita di tiap halamannya. Lalu aku bandingkan berapa banyak berita bertanda bintang itu dengan jumlah berita secara keseluruhan. Hasilnya berita bertanda bintang itu hampir ada di tiap halaman. Kalau toh ada berita tak bertanda bintang, paling ya berita kriminal dan olahraga.
Inilah hasil pengecekan iseng-iseng berhadiah itu.
Halaman 1. Tidak ada berita bertanda bintang.
Halaman 2. Ada 7 dari 8 berita.
Halaman 3. Ada 3 berita. Semuanya bertanda bintang.
Halaman 4. Ada 2 dari 6. Sebagian besar adalah berita kriminal.
Halaman 5. Iklan Hypermart satu halaman penuh.
Halaman 6. Opini, Editorial, dan Surat Pembaca. Tidak ada berita iklan.
Halaman 7. Iklan kampanye SBY satu halaman penuh.
Halaman 8. Tidak ada berita iklan.
Halaman 9-11. Berita olahraga. Tidak ada berita bertanda bintang sama sekali.
Halaman 12. Tidak ada.
Halaman 13. Dari 6 berita, semuanya bertanda bintang.
Halaman 14-15. Iklan baris. Semuanya..
Halaman 16. Tidak ada.
Halaman 17. Ada 4 dari 5 berita.
Halaman 18. Berita gaya hidup. Tidak ada bintang sama sekali.
Halaman 19. Dari 6 berita, 5 di antaranya berita bintang.
Halaman 20. Tidak ada.
Ya itulah hasilnya. Sekali lagi ini aku lakukan sambil lalu. Tidak sangat serius. Tapi pasti akan menarik kalau aku buat hal yang sama untuk media-media lain.
Oya, menegaskan lagi. Ini juga bukan berarti aku antiberita bertanda bintang. Iklan itu harus ada di koran. Tanpa iklan media tidak akan bisa menggaji karyawan. Yang aku persoalkan adalah tidak adanya keterangan yang jelas bahwa berita bertanda bintang adalah berita iklan. Jadi tidak semua orang akan tahu kalau berita tersebut adalah iklan. Kasian saja sih pembaca. Sudah beli koran, eh, bukannya baca berita, mereka malah diberi iklan..
Syukur Gubernur mengangkat masalah berita bintang ini yang sudah sejak lama dibahas di Bali Bali. Tapi, tentu tidak cukup dengan mengeluh dan mengaku pusing saja. Kalau Pak Gub yang punya 'power' saja pusing, bagaimana rakyat? Mestinya bersama wakil rakyat di DPRD (yang rata-rata juga pernahh memanfaatkan berita bintang saat kampanye) bisa mencari solusi agar pers bisa bekerja lebih baik. Kalau tidak, semua akan jadi pusing dan tujuh keliling.
--
Anton Muhajir
www.rumahtulisan.com - Personal Blog
www.balebengong.net - Balibased Citizen Journalism
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar