DENPASAR, KOMPAS — Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengeluh dengan banyaknya bintang-bintang bertaburan di halaman media cetak lokal. Ia mengkritik, jika semua halaman berbintang-bintang, lalu apa kerja wartawan serta sistem kritik sosialnya?
Lalu apa bintang-bintang? Ya, di Bali, sebagian masyarakat paham jika sebuah berita tercetak dengan diakhiri tanda bintang artinya berita pesanan alias berita advertorial alias berita iklan alias berita titipan.
Nah, harganya pun (katanya) bisa jutaan rupiah. "Kami jadi ragu jika semua koran berisi bintang lalu di mana kerja wartawannya?" kata Pastika di depan sima kerama (dialog dengan masyarakat terbuka) bulanan, di Wantilan DPRD Bali, Sabtu (25/4).
Namun, beberapa wartawan pun tersentil. "Ya memang ada yang seperti itu, tetapi kan tidak semuanya. Belum lagi Pak Gubernur sekarang ini jual mahal dengan wartawan kalau diminta komentarnya," kata seorang wartawan cetak nasional.
Sima kerama bulanan ini dihadiri bebas oleh masyarakat Bali. Agendanya, Gubernur menerima kritik dan pesan langsung dari masyarakat.
Enjoy a better web experience. Upgrade to the new Internet Explorer 8 optimised for Yahoo!7. Get it now..
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar