Syafii Ma'arif: Kerapuhan Kepung Indonesia
Antara - 26 menit laluSyafii Ma'arif: Kerapuhan Kepung Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Pendiri Ma`arif Institute, Ahmad Syafii Ma`arif, mengatakan, kerapuhan tengah mengepung bangsa Indonesia di semua bidang, seperti sektor ekonomi, politik, maupun sosial.
"Kerapuhan tidak hanya dialami bidang ekonomi, politik, dan sosial, namun semua bidang mengalami kerapuhan," kata Buya panggilan akrab Ahmad Syafii Ma`arif dalam acara Pernyataan Publik Tokoh Lintas Agama "Pencanangan Tahun Perlawanan Terhadap Kebohongan; Pengkhianatan Harus Dihentikan" di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, Pancasila dan UUD 1945 pasal 33 yang pro terhadap anti kemiskinan tidak lagi dijadikan acuan oleh negara dan harus konstitusional.
"Ini merupakan pengkhianatan. Pengkhianatan negara terhadap rakyat harus dihentikan," tegasnya.
Menurut Buya, pemerintah menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,8 persen, namun untuk apa semua itu karena rakyat kecil tidak merasakan keadilan dari pertumbuhan ekonomi tersebut.
"Pancasila dan UUD 1945 sangat pro anti kemiskinan," tuturnya.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menambahkan, pemerintah mulai dari Presiden hingga kepala desa harus mendengar kritikan dari masyarakat.
"Telinganya harus dibuka untuk mendengar aspirasi rakyat. Jangan ditutupi telinganya," katanya.
Sementara itu, dalam pernyataan terbukanya, tokoh-tokoh lintas agama tersebut mendesak pada pemerintah untuk menghentikan segala bentuk kebohongan publik yang melukai hati nurani rakyat.
Permasalahan itu menitik beratkan pada persoalan bangsa yang beragam dan sangat kompleks dan harus segera dicarikan jalan keluarnya. Mulai dari soal kemiskinan, pengrusakan lingkungan hingga pelanggaran HAM yang merupakan imbas kebohongan yang dilakukan pemerintah.
Pernyataan bersama itu juga disampaikan mengingat kondisi bangsa Indonesia saat ini terus merosot lantaran pemerintahan yang dianggap gagal.
Mereka menilai, segala bentuk kebohongan publik yang selama ini dilakukan pemerintah dipandang menjadi salah satu penyebab mundurnya bangsa Indonesia.
Pernyataan bersama yang juga dihadiri Ahmad Syafii Maarif, Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera, Pendeta Andreas A Yewangoe, Mgr Martinus D Situmorang, serta sejumlah tokoh lainnya, termasuk yang dijadwalkan hadir seperti DinSyamsuddin, serta KH Shalahuddin Wahid, merupakan buntut dari keprihatinan tokoh bangsa melihat kondisi terkini Indonesia.
__._,_.___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar