(Sharing)
Globaphobia
"A nation's wealth creation, to a great extent, should be both physical reality and a state of mind in which society has the drives and means to pursue a better life. People of all nations aspire to a good economy, a good society, and a good political process." – Philip Kotler, Somkid Jatusripitak & Suvit Maesincee, dalam: The Marketing of Nations, The Strategic Approach to Building National Wealth, 1997.
***
Phobia berasal dari kata phobos (Yunani) yang berarti ketakutan yang intens dan persisten terhadap suatu situasi, kegiatan, benda, binatang atau orang. Gejala yang nampak dari kelainan ini adalah keinginan yang berlebihan dan tidak masuk akal untuk menghindar dari sesuatu yang ditakutinya itu.
Secara umum para ahli telah menyepakati bahwa phobia ini muncul akibat kombinasi dari peristiwa (eksternal) di luar diri dan praanggapan (internal) di dalam diri seseorang. Ditengarai bahwa faktor hereditas, genetika dan unsur-unsur kimiawi yang dipadukan dengan pelbagai pengalaman hidup akan sangat menentukan pertumbuhan kelainan-kelainan kejiwaan seperti phobia ini.
Namun dalam perkembangannya, beberapa kata yang diberi imbuhan phobia juga bisa dipahami sebagai sikap negatif terhadap kategori tertentu dari sesuatu atau orang. Sehingga makna phobia meluas dari sekedar rasa takut menjadi juga berarti ketidaksukaan, ketidaksetujuan, prasangka buruk, kebencian dan diskriminasi bahkan kekasaran. Sehingga istilah globaphobia (phobia terhadap globalisasi) bisa dipahami dalam pengertian ini. Dicurigai pula bahwa ada kemungkinan bahwa globaphobia ini lebih menyerupai xenophobia, suatu rasa takut dan ketidaksukaan terhadap orang asing atau sesuatu yang belum dikenal.
***
ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) sudah terlanjur diratifikasi, begitu kata Prof. Lepi T. Tarmidi dari FEUI (Kompas, 22 Jan 2010). Dan sejak Januari 2010 persetujuan ini telah efektif berlangung. Jelasnya, ACFTA tidak bisa lagi dirundingkan ulang (retraktif). Hal yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki infrastruktur, memberikan pelbagai insentif demi meningkatkan efiensi serta daya saing. Memang di ujung perjanjian ini ada semacam safety-guard mechanism, namun penerapannya bakal sulit lantaran kita mesti membuktikan dulu apakah betul terjadi kerugian (injury) pada sektor-sektor tertentu atau tidak.
(Selanjutnya baca di artikel terlampir, dari Majalah MARKETING, edisi Februari 2010)
Gbu all :)
<*>Attachment(s) from Asana Viebeke Lengkong:
<*> 1 of 1 File(s) http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/attachments/folder/1686783780/item/list
<*> Globaphobia (Majalah MARKETING, edisi Februari 2010)avw.pdf
------------------------------------
Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/bali-bali/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
bali-bali-digest@yahoogroups.com
bali-bali-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
bali-bali-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar