Jumat, 19 Februari 2010

Re: [bali-bali] Re: FW: [balilocal] FW: PLEASE READ - URGENT



Salam.
Ide yang bagus...kalo benar bisa disusun Perda prioritas untuk memberi ruang pemasaran produk pertanian lokal Bali...tapi ibarat kata "itu hal yang mungkin..tetapi tidak mudah"..
 
Masalah mendasar sebenarnya bukan dari pihak konsumen saja...tetapi dari pihak petani selaku produsen..
 
Sekedar berbagi pengalaman, berapa kali petani kopi di Pelaga ditemukan dengan buyer yang bersedia membeli produk kopi dengan harga bagus...tapi mereka tetap saja susah untuk memenuhi kuota dan kualitas...dan hasilnya nol besar. Tetap saja petani menjual hasil panen ke tengkulak,
 
Saya kira tanpa di-Perda-kan, sebenarnya hotel dan restoran yang ada di Bali dengan senang hati akan menerima hasil produksi pertanian lokal,,,selama kualitas memenuhi.
Ada masalah yang mendasar di level petani selaku produsen, diantaranya dalam manajemen hasil dan kualitas....
 
Sebenarnya mereka memerlukan informasi pasar dan pendampingan secara intensif dalam produksi dan pemasaran. Sudah ada petugas dari pemerintah, yaitu penyuluh pertanian..tetapi dari pengalaman pribadi..para penyuluh memang secara teknis sangat mumpuni dalam mendampingi petani tetapi tidak di bidang pemasaran, pengolahan, pengemasan sehingga nilai jual produk lebih tinggi,...
DiIperlukan kualifikasi yang lebih lagi dari seorang petugas bukan hanya dari segi teknis tetapi harus ada unsur dan jiwa kewirausahaan...
 
Selain itu kok agak tidak percaya ya kalo perda nanti bisa efektif...
Tanpa campur tangan pemerintah secara formal...hasil lebih efektif.
Saya lebih yakin pergerakan dan dukungan dari rekan2 secara swadaya...baik secara pribadi maupun kelompok...lebih terlihat hasil dan manfaatnya di lapangan...
Sudah ada rekan2 yang mendorong terciptanya kemitraan antara petani dengan pengusaha hotel/restoran dan pihak lain untuk meningkatkan margin keuntungan produk pertanian...(Tiara dengan kelompok tani jamur di Bedugul, Yayasan Taman Sriwedari di Sibang, Pak Daniel Bahari dengan minyak nilamnya dan pasar organik di Ubud,..itu yang saya tahu)
 
Contoh lain...di bidang kehutanan...upaya penghijauan dengan menanam sengon...sudah puluhan hektar lahan tidak tergarap yang sekarang disewa dan dikerjasamakan antara petani dan pemilik modal untuk ditanami sengon...
dan lagi,YBHL bekerjasama dengan AGFN Japan selama 3 tahun ini (dari tahun 2007) telah melaksanakan reboisasi di kaldera Gunung Batur di sebelah utara Pura Jati mencapai luasan 20-an ha...dan itu tanpa campur tangan pemerintah...
 
Yang diperlukan dari pemerintah mungkin lebih cenderung ke fasilitasi, pembinaan dan pendampingan..
 
Dan saya yakin...diantara rekan2 di forum ini ada yg bergerak di bidang hotel/restoran..mungkin bisa berbagi pandangan dan pengalaman tentang ide penggunaan produk pertanian lokal Bali?
 
Takutnya kalo sampai ada perda akan membuat ekonomi biaya tinggi,,,
Sekian dulu...maaf bila ada salah2 kata..
 
Salam,
 
Probo


--- Pada Kam, 18/2/10, antoniodesk2010@gmail.com <antoniodesk2010@gmail.com> menulis:

Dari: antoniodesk2010@gmail.com <antoniodesk2010@gmail.com>
Judul: Re: [bali-bali] Re: FW: [balilocal] FW: PLEASE READ - URGENT
Kepada: bali-bali@yahoogroups.com, "Ex kepla bappeda buleleng Sukamara wherdpura sanur09 Bali singaraja" <nsukamara@yahoo.com>, "Parsa (BIC)" <ibm_parsa@yahoo.co.id>, "ANINDYA 2006" <anindyaputra@yahoo.com>, "Sujana R Kesra08" <sroyat@gmail.com>
Tanggal: Kamis, 18 Februari, 2010, 6:47 PM

 
Sy setuju dgn Perda ini. Mulai membalikan lingkaran setan . Bagus sekali menutup rentetan Bali dijual dan hijau menghilang .

Jika sulit di pemprov ,coba di kodya/ kabupaten? Tapi tingkat Pemprov sangat tepat.

Slm,
Antonio
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "Susana" <bali_sunshine@ indo.net. id>
Date: Tue, 16 Feb 2010 17:33:49 +0800
To: <bali-bali@yahoogrou ps.com>
Subject: [bali-bali] Re: FW: [balilocal] FW: PLEASE READ - URGENT

 
Beberapa minggu lalu ramai di Bali Post tentang rencana Pemprov dibawah Bp. Gub Made Mangku Pastika, untuk membuat Perda prioritas menggunakan hasil produksi pertanian local bagi semua hotel & restaurant.
Ini merupakan ide yang sangat bagus dalam rangka benar2 meningkatkan nilai tukar petani kita.
Alih fungsi lahan pertanian menurut keyakinan saya sangat dipengaruhi oleh sangat menurunnya minat krama Bali untuk menjadi Petani karena income yang diperoleh dari sector ini sangat rendah. Kenyataan ini yang membuat banyaknya petani kita yang akhirnya menjual tanahnya, baik untuk tanah kavling, hotel, villa, dll
 
Suatu contoh, begitu di promosikannya sapi Bali sebagai sapi dengan kwalitas daging yang sangat baik, tetapi pemasarannya hanya sampai Pulau Jawa dalam rangka Lebaran dan Idul Adha saja. Pun kenyataannya pada Lebaran kemarin sapi kiriman dari Bali ke Jawa harganya justru menurun dari harga Lebaran tahun sebelummnya. Ini sangat memprihatinkan ditengah gairah petani kita memelihara dan berinvestasi Sapi. Andai benar Pemprov membuat rumah potong sendiri di Bali, dan semua hotel dan restaurant mau menampung hasil produksi petani, pastilah akan lebih menggairahkan bagi petani kita.
 
Setuju dengan Pak Agung, lahan2 yang dipertahankan sebagai sawah dan kebun seharusnya bebas pajak. Saya berkeyakinan PBB yang telah di tingkatkan sampai 2000% di Denpasar dan kota2 lainnya sudah cukup mendukung pendapatan daerah, dan sudah selayaknya diterapkan prinsip subsidi silang dalam kasus ini. Lahan2 yang menjadi bangunan terutama hotel dan sarana pariwisata laiinya memberikan subsidi kepada lahan yang terbuka hijau, yang menjadi daya tarik Bali itu sendiri sebagai destinasi wisata.
 
Juga seharusnya lembaga2 resmi di Pemprov : Dinas Pertanian, Peternakan, semua lembaga pendidikan seperti UNUD, dll  agar membuat riset sistem produksi pertanian yang nantinya mampu meningkatkan pendapatan petani. Andai sistem produksi pertanian Organik benar2 bisa diwujudkan di Bali (bilamana perlu di-Perda-kan) , saya berkeyakinan hal ini akan lebih meningkatkan nilai tambah Bali sebagai destinasi wisata dunia.
Tetapi mengapa ya ? Pertanian Organik nampaknya baru hanya sebatas angan2 saja ?
Dimana pakar2 Pertanian kita di UNUD. Pls dong ahh, turun ke lapangan dan jangan hanya menjadi menara gading saja
 
Salam,
KS
 
 
 
----- Original Message -----
Sent: Tuesday, February 16, 2010 4:56 PM
Subject: [bali-bali] Re: FW: [balilocal] FW: PLEASE READ - URGENT

 

ya tuul vieb ,

Sebenarnya antara progress dan lingkunag bisa jalan serasi , saling mengisi , kalau saja semua department pemerintah komunikasinya baik.
Setiap perencanaan dilihat planningnya bersama untuk 200 tahun kedepan.

Kita tahu kita perlu kapur , untuk jalan umum dan proyek bangunan lain.Itu kebutuhan dasar buat pembangunan jalan.
Saya tidak tahu , bagian bali yang mana yang menghasilkan kapur untuk keperluan ini , mungkin sedikit di singaraja barat.
Dulu orang tua kita membuat kesalahan fatal , dengan mengambil karang laut , dibakar untuk kapur , big mistake...

Yang jelas , setiap progress tentu berdampak buat lingkungan ,
Untuk di bali , kebanyakan dampaknya akan negative.
Lain halnya di Dubai , yang progressnya ( man made coral di Palm island) justru menguntungkan lingkungan , dengan mengundang kehidupan laut yang sebelumnya sudah mati.
Hal yang begini bisa terjadi karena lingkungannya yang sudah rusak,
sedangkan di Bali lingkungannya kebanyakan mulanya baik.

Agung justru membicarakan tata ruang dan pemanfaatan lahan , dengan memaximalkan lahan yang nyaris tidak dapat ditanami , kalau bisa dijadikan object dan pemukiman pariwisata kayaknya lebih bijaksana.

Untuk daerah bukit , kalau harus dikeruk (karena kita perlu kapur ) ,
keruklah yang baik , kalau bisa digunakan sebagai Dam penempungan air.
Mungkin kalau dikeruk lebih dalam lagi sampai dibawah permukaan laut ,
bisa keluar air , atau terjadi air tawar yang berasal dari air laut setelah disaring oleh karang itu sendiri.

Agung masa teruna dulu sering mancing di bukit , di four season atau ditempat lain sebelum dijadikan hotel sekarang .
Dengan pasti agung bisa bilang , keadaan lingkungannya jauh lebih baik sekarang kebanding sebelum dijadikan hotel .
Sekarang hotel itu ada kebunnya , kelihatan hijau dan cantik , dulu hanya bisa ditumbuhi pohon kerasi dan pohon kapok.

Didaerah bukit sebelah timur dulu malah karang saja , sekarang pihak hotel menanam pohon pohonan .
Sekarang lebih ramah lingkungan kebanding jaman agung mancing dulu .
So , kalau kita dihadapi pilihan , dimakah yang lebih baik buat membangun villa dan hotel antara tanah tebing sawah atau daerah bukit?
Tentu kita akan melihat lebih baik daerah bukit .
Pemanfaatan lahan yang nyaris zero production.

Mungkin rekan2 lain mau ikut terjun dalam discussion ini .

shanti ,menunggu reaksi rekan yang lain.

--- In bali-bali@yahoogrou ps.com, "Asana Viebeke Lengkong" <asanasw@... > wrote:
>
> Bangunan yang dimaksud adalah bangunan yang mengeruk tebing di Bukit yang
> sangat berdampak pada ecosystem Bali. Jadi mungkin lebih baik kalau kita
> bicara soal tata ruang dan pemanfaatan lahan.
>
>
>
>
>
>
>
> From: bali-bali@yahoogrou ps.com [mailto:bali-bali@yahoogrou ps.com] On Behalf
> Of Agung Pindha
> Sent: 15 Februari 2010 13:53
> To: bali-bali@yahoogrou ps.com
> Subject: [bali-bali] Re: FW: [balilocal] FW: PLEASE READ - URGENT
>
>
>
>
>
>
>
> Yeap .. daripada hanya menghasilkan kapok ,
> lebih baik dijadikan daerah pemukiman pariwisata .
> Hanya yang perlu diperhatikan ,sumber airnya.
>
> Perencanaan harus matang , strict rule and regulation harus ditaati.
> Saya kira daerah bukit , hanya berpotensial untuk pariwisata saja ,
> bila jalan diperlebar , dan sumber air didapatkan , maka bukit is for
> tourism .Access ke pantai juga dipermudah .
> Seperti pulau rawa rawanya Singapore ( Santosa island ) atau The Spit nya
> Gold coast (Australia).
>
> Jangan lagi ganggu lahan sawah , sebab Bali adalah sawah itu sendiri,
> Malah , menurut saya pribadi , tanah yang digunakan sebagai sawah seharusnya
> tax free , jangan dikenakan pajak (seperti postingan saya pada pembukaan
> milis kita ini).
>
> Lebih baik lagi , jika kantor urusan Imigrasi dipindahkan ke bukit.
> Jauh lebih logic , karena lebih dekat dengan airport , kuta dan legian
> ,kebanding Niti Mandala .
>
> shanti , that's only my opinion thou..
>
> --- In bali-bali@yahoogrou ps.com <mailto:bali- bali%40yahoogrou ps.com> ,
> "Susana" <bali_sunshine@ > wrote:
> >
> > Saya secara pribadi mendukung sepenuhnya all out development untuk
> Industri Pariwisata maupun kawasan pemukiman bagi kawasan bukit Jimbaran
> yang jelas2 bukan merupakan daerah untuk pertanian di Bali. Daerah2 seperti
> ini yang justru seharusnya dikembangkan untuk industri dan pemukiman
> >
> > Mohon krama Bali untuk lebih mewaspadai alih fungsi lahan produktif
> pertanian dengan jaringan Irigasi di dataran rendah. Alih fungsi ini justru
> menurut hemat kami yang jauh lebih berbahaya bagi kelangsungan ajeg Bali
> yang merupakan lumbung pangan bagi krama Bali.
> >
> > Bali tidak akan kehilangan apa2 (nothing to loose) kalau daerah seperti
> bukit jimbaran dikembangkan untuk kawasang wisata atau kawasan perumahan.
> Sudah barang tentu setiap pembangungan harus ada IMBnya, mempertimbangkan
> aspek keselamatan bangungan, dan dengan catatan tidak akan menyedot air dari
> dataran rendah di Bali.
> >
> > Bali jauh lebih urgent untuk menhentikan alih fungsi persawahan untuk
> pemukiman yang sekarang sangat mengkhawatirkan dengan maraknya alih fungsi
> sawah menjadi tanah kavling, real estate, perumahan, hotel, villa, dll
> >
> > Saya berharap krama Bali mampu lebih proporsional untuk melihat secara
> jernih apa yang lebih baik bagi Bali dan apa yang nantinya justru akan
> mengancam keajegan Bali itu sendiri.
> >
> > Salam,
> > KS
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: trisnakusuma@
> > To: bali-bali@yahoogrou ps.com <mailto:bali- bali%40yahoogrou ps.com>
> > Sent: Thursday, February 11, 2010 10:23 PM
> > Subject: Re: [bali-bali] FW: [balilocal] FW: PLEASE READ - URGENT
> >
> >
> >
> > Oh tanah bali ku, sampai kapan bukit jimbaran, uluwatu, ungasan, pecatu,
> sawangan berhenti dikeruk?, setiap hari puluhan truk lalu lalang melewati by
> pass. Siapa yang bertanggung jawab? Sekarang mereka lagi sibuk mau pilkada?
> Maaf saya harus bilang 'F**K OFF'
> >
> > Powered by Telkomsel BlackBerryR
> >
> >
> > ------------ --------- --------- --------- --------- --------- -
> >
> > From: "Asana Viebeke Lengkong" <asanasw@>
> > Date: Fri, 12 Feb 2010 10:13:32 +0800
> > To: <bali-bali@yahoogrou ps.com <mailto:bali- bali%40yahoogrou ps.com> >;
> <bali@>; 'ancak ramone'<ancakramone @>
> > Subject: [bali-bali] FW: [balilocal] FW: PLEASE READ - URGENT
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Subject: PLEASE READ - URGENT
> >
> >
> > Below is a website that allows us to lodge formal individual complaints
> against the ANANTARA BUKIT Project in Pecatu, Bali.
> >
> > http://translate. google.com/ translate? hl=en
> <http://translate. google.com/ translate? hl=en&sl= id&tl=en& u=http%3A% 2F%2Fwww.
> badungkab.go. id%2Findex. php%3Foption% 3Dcom_contact% 26Itemid% 3D3%20>
> &sl=id&tl=en& u=http%3A% 2F%2Fwww. badungkab. go.id%2Findex. php%3Foption% 3Dcom_c
> ontact%26Itemid% 3D3%20 <http://translate. google.com/ translate? hl=en
> <http://translate. google.com/ translate? hl=en&amp; sl=id&amp; tl=en&amp; u=http%
> 3A%2F%2Fwww. badungkab. go.id%2Findex. php%3Foption% 3Dcom_contact% 26Itemid% 3D3%
> 20>
> &amp;sl=id&amp; tl=en&amp; u=http%3A% 2F%2Fwww. badungkab. go.id%2Findex. php%3Fop
> tion%3Dcom_contact% 26Itemid% 3D3%20>
> >
> > I am asking you all to please lodge a complaint against this development
> as this is really a case of strength in numbers.
> >
> > For more information there is a face book page with now over 4,OOO members
> which outlines all the problems with this type of development which has
> clearly no regard for nature, bali or the preservation of either.
> >
> > Please visit the website below to see what has been planned ... but has
> NOT been approved so we need to fight back NOW!! Again, every complaint made
> helps. Please check out:
> >
> >
> > http://www.balianan tarauluwatu. com/siteplan/
> >
> >
> > Facebook group:
> >
> > SAVE BUKIT - BALI
> >
> > Thank you.
> >
> >
> > Much Love
> >
> >
> > Natalie
> >
> > PLEASE FORWARD THIS MESSAGE
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Some helpfull information you can write to them about: "The more
> information they see that the public know about this project the more face
> they will loose, this is our biggest tool"
> >
> >
> > The Latest Anantara project is not suitable for the bukit. It does not
> comply with set back regulations, the cliff is lime stone it is very
> unstable. There are too much development on 1.7Ha not complying with density
> building regulations It does not have any Balinese character or
> architecture. (it looks like a development we would see only in Jakarta)
> Anantara have not been granted an IMB, Why have they already started
> earthworks? The massive excavation of the cliff face could be very
> potentially dangerous to local and tourist. As the last recent collapse of
> the cliff at Uluwatu could have been very fatal. This would make a very bad
> international name to Bali and indonesian safety regulations for building.
> Imagine the international headlines?? " cliff collapse on 5 Australian
> tourists, Indonesian safety regulations to blame for granting permission to
> excavate unstable cliff" Anantara is a 5 start hotel, not a "Condotel" Most
> of the 80+ rooms have not kitchen facility.
> > It will destroy irreplaceable natural beauty of this area of the bukit
> which attracts thousands of tourist per year. Who knows what pollution it
> will create for water ways.
> >
> > Thanks for your help Guys
> >
> > xoxoxox
> >
> >
> >
> >
> >
> > ------ End of Forwarded Message
> >
>



Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!

__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Tidak ada komentar: