Kamis, 25 November 2010

[bali-travel] Rabies Rambah 44 Desa Baru di Bali

 

Rabies Rambah 44 Desa Baru di Bali
Jumat, 26 November 2010 | 03:45 WIB

Denpasar, Kompas - Tepat dua tahun sejak ditemukan pertama kali di Kecamatan Kuta Selatan, Badung, November 2010, penyebaran penyakit anjing gila atau rabies di Pulau Bali semakin mengkhawatirkan. Jumlah korban tewas 107 orang, sementara kasus gigitan anjing pembawa virus rabies pada manusia meningkat hingga 71.000 kasus.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali I Putu Sumantra dalam acara pemaparan kasus dan penanggulangan rabies kepada pers di Denpasar, Rabu (24/11), mengungkapkan, hingga pekan ini kasus rabies ditemukan di 239 dari total 722 desa di Bali. Rabies ditemukan di delapan dari sembilan kabupaten/kota di pulau itu. Hanya Kabupaten Jembrana yang dinyatakan bebas rabies.

”Dari segi penyebaran, 44 desa di antaranya adalah wilayah-wilayah baru yang sebelumnya dinyatakan bebas. Rabies juga masih ada di 36 desa yang sudah ada program vaksinasi,” katanya.

Kegiatan pemaparan itu diinisiasi oleh Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana bekerja sama dengan Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Aplikasi Teknologi (Create) Cabang Bali dan Dinas Peternakan Bali. Hadir Kepala Dinas Kesehatan Bali Ketut Subrata dan pakar virologi Unud, Prof Gusti Ngurah Mahardika.

Sumantra mengakui, cakupan vaksinasi dan eliminasi yang belum optimal menjadi penyebab penularan rabies. Hal itu diperparah dengan masih terjadinya mobilisasi hewan pembawa rabies dari satu daerah ke daerah lain, khususnya dari daerah tertular ke daerah yang masih bebas. Dari populasi anjing 500.000 ekor, vaksinasi baru sekitar 64,4 persen. Vaksinasi serempak dikatakan sulit dilakukan karena anjing diliarkan pemiliknya.

Menurut Subrata, sosialisasi penyakit rabies kepada masyarakat belum juga berjalan baik. Dari kasus-kasus terbaru, terungkap bahwa kasus gigitan tidak ditangani dengan baik sejak awal hingga tidak mendapatkan vaksin antirabies. Akibatnya, korban gigitan menderita rabies hingga meninggal di rumah ataupun rumah sakit.

”Tanda-tanda itu, antara lain, terlihat dari masih tingginya kasus gigitan, kini 124 kasus per hari. Masih ditemui warga yang ampah (gegabah) dan tidak mau tahu dengan bahaya gigitan anjing,” kata Subrata. (BEN)

__._,_.___
Recent Activity:
Sekolah bahasa Jepang http://PandanCollege.com/ 0361-255-225/
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: