Kamis, 15 Juli 2010

BALI INFO - BAPAK KUNTARAF – 28 DOKTRIN

 

3 OKNUM ALLAH

 

Kepada Yth.

Bapak Kuntaraf,

 

Shalom,

Dari 28 doktrin Advent, saya fokuskan pada halaman 35 – 37: "Kemajemukan dalam Keallahan."  Baru ini yang saya baca, dan saya berjanji akan membaca yang selanjutnya. Saya terpaksa harus mengomentari bab ini dulu, karena saya tahu "kemungkinan" pada bab-bab berikutnya akan disimpangkan pada Trinitas yang sudah disinggung-singgung dihalaman awal-awalnya, melalui bahasa dan kalimat-kalimat yang ruwet dan mbuletisasi sebagaimana Trinitasnya Roma Katolik dan Kristen-kristen Minggu. Karena itu tulisan yang saya kutip ini akan saya jadikan pegangan untuk melawan kalimat-kalimat yang mulai menyesatkan[jika memang ada] nanti. Kenapa saya berpikir demikian? Sebab saya pernah berdiskusi dengan beberapa orang Advent, yang semula mengakui adanya 3 ALLAH, tapi disertai keterangan: "Masih ada lanjutannya …….  Masih ada logika lanjutannya……"

 

Dan saya paham dengan maksud yang tersirat disitu. Karena itu tulisan-tulisan awal ini perlu saya rumuskan dulu, supaya bisa menjadi senjata yang ampuh nantinya. Saya perlu membagi zaman KEALLAHAN dalam 3 zaman:

 

1. Zaman sebelum YESUS menjadi manusia 2000 tahun yang lalu,

2. Zaman ketika YESUS menjadi manusia 2000 tahun yang lalu,

3. Zaman ketika YESUS naik ke sorga.

  

Saya akan mengunci zaman ke-3: ketika YESUS sudah kembali ke sorga dengan ayat-ayat Alkitab:

>> Kisah 7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu

                         melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.

               7:56  Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia

                        berdiri di sebelah kanan Allah."

>> Roma  8:34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang

                          juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?

>> Kolose 3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara

                        yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

>> Ibrani 1:3  Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang

                        segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia

                        selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang

                        Mahabesar, di tempat yang tinggi,

                8:1   Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang

                        demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,

             10:12  Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia

                        duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,

              12:2   Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang

                        memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada

                        kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti

                        sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan

                        takhta Allah.

>> 1Petrus 3:22          yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah

                                    segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.

 

Disini jelas sekali posisi YESUS setelah kembali ke sorga, ada disebelah kanan ALLAH. Berarti ALLAH BAPA ada disebelah kiri YESUS. Dan sebenarnya zaman ke-3 ini menerangkan juga zaman ke-1-nya, sebab zaman ke-3 ini YESUS kembali pada kedudukanNYA yang semula. Jadi, zaman ke-3 sama dengan zaman ke-1. Logisnya sih begitu, ya nggak?!

 

Tapi nggak apa kita ikuti saja jalan pikiran buku 28 doktrin ini, supaya kita bisa jelas dan terang-benderang terhadap kenyataan kebenarannya. Mari kita pelototi baik-baik kalimat perkalimat dan kata perkatanya:

 

 

Kemajemukan dalam Keallahan.

Walaupun Perjanjian Lama tidak mengajarkan secara tegas bahwa Allah tritunggal, disinggungnya juga mengenai kemajemukan dalam Keallahan. Berulang-ulang Allah menggunakan kata ganti jamak, misalnya: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut. gambar dan rupa Kita" (Kej. 1:26); "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita"(Kej. .3:22); "Baiklah Kita turun" (Kej. 11:7). Berulang-ulang malaikat Tuhan diidentifikasi sebagai Allah. Ketika menampakkan diri kepada Musa, Malaikat Tuhan berkata, "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub" (Kel. 3:6). Pelbagai petunjuk yang jelas membedakan Roh Allah dari Allah. Di dalam kisah Penciptaan "Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air" (Kej. 1:2). Sebagian nas

menunjuk bukan saja kepada Roh tetapi juga kepada pribadi ketiga dalam karya penyelamatan yang berasal dari Allah: "Dan sekarang, Tuhan Allah (Allah Bapa) mengutus Aku (Anak Allah) dengan Roh-Nya (Roh Kudus)" (Yes. 48:16); "Aku (Bapa) telah menaruh Roh-Ku ke atasnya (Mesias), supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa"(Yes. 42:1).

 

Luar biasa, bukan? 28 doktrin Advent menerangkan keadaan di zaman ke-1, sebagai ALLAH yang jamak, melalui kata-kata: kemajemukan ALLAH, kata ganti jamak, KITA, BAPA-ANAK-ROH KUDUS. Jumlah 3, bukan 1, lho.  Berikutnya:

 

Hubungan dalam Keallahan.

Kedatangan Kristus pertama ke dunia ini memberikan begitu banyak pandangan jelas tentang ketritunggalan Allah. Injil Yohanes menyatakan bahwa Keallahan terdiri dari Allah Bapa (baca bab 3 buku ini), Allah Anak (baca bab 4), dan Allah Roh Kudus (bab 5), sebuah kesatuan dari ketiga oknum yang abadi yang memiliki hubungan unik dan misterius.

 

Baiklah kita mulai berhati-hati di kalimat yang terakhir: "sebuah kesatuan ……" Kita perlu waspada disini. Apa yang dimaksud kesatuan itu? Satu Oknumkah atau satu keluarga ALLAH-kah? Atau satu lusinkah itu? Nah, supaya tidak terlalu tegang, baiklah kita luangkan waktu sejenak untuk ketawa: Hua..ha..ha……  Koq ketawa? Biar kita nggak terlalu bodoh untuk ketawa dikemudian harinya.

 

1. Sebuah Hubungan Penuh Kasih.   [kalau "hubungan" berarti tentang lebih dari 1 'kan?!]

Ketika Kristus berseru, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan. Aku?" (Mrk.15:34) Ia merasakan betapa derita keterasingan dari Allah Bapa akibat dosa manusia, sangat menekan perasaan-Nya. Dosa telah memutuskan hubungan manusia dengan Allah (Kej. 3:6-10; Yes. 59:2). Pada detik-detik terakhir, Yesus, yang tidak mengenal dosa itu, dijadikan dosa bagi kita. Dalam memikul dosa kita, mengambil tempat kita, Ia merasakan perpisahan dari Allah yang sesungguhnya menjadi bagian kita—dan kematianlah akibatnya.

Orang-orang berdosa tidak akan pernah dapat memahami apa anti kematian Kristus terhadap Keallahan. Dari sejak zaman kekekalan Ia telah bersama-sama dengan Allah Bapa dan Allah Roh. Mereka hidup abadi dan saling mengasihi. Bekerja sama selalu memperlihatkan kesempurnaan, kasih yang mutlak terdapat dalam Keallahan. "Allah Keallahan  adalah kasih" (1 Yoh. 4:8) berarti bahwa masing-masing hidup bagi orang lain sehingga mereka mengalami kesempurnaan kebahagiaan yang lengkap.

Mengenai kasih ini diterangkan panjang lebar dalam 1 Korintus 13. Sebagian orang mungkin ingin mengetahui kadar panjang sabar dan penderitaan yang terdapat dalam Keallahan, yang memiliki hubungan kasih yang sempurna. Yang pertama-tama diperlukan ialah kesabaran pada waktu menghadapi malaikat pemberontak itu, dan kemudian manusia yang mendurhaka. Tidak ada jarak antara pribadi-pribadi Allah tritunggal itu. Tritunggal itu Ilahi, namun kuasa Ilahi dan kadarnya saling berbagi.

Kalau dalam organisasi manusia otoritas terakhir terdapat pada satu orang—misalnya pada presiden, raja, atau perdana menteri. Di dalam Keallahan, otoritas terakhir terdapat pada ketiganya.

Keallahan itu dalam wujud pribadi bukan satu, sedangkan dalam tujuan, pikiran dan tabiat Allah tetap satu. Keesaan ini tidak melenyapkan ciri-ciri khas Bapa, Anak dan Roh Kudus. Adanya pribadi-pribadi

yang ter-pisah ini dalam Keilahian tidak menghancurkan pengharapan yang monoteistik yang terdapat dalam Kitab Suci, bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus satu adanya, Allah yang Esa.

 

Lihat nih, kalimat awal-awalnya masih jelas, tapi kalimat yang paling akhir menyisakan tanda tanya:

"Allah yang Esa." Apa maksudnya esa disini? Misterius 'kan? Esa dalam tujuan, pikiran dan tabiat, atau esa dalam pribadi. Kita diberi kesempatan untuk ketawa lagi: Hua..ha..ha…….  

 

 

2. Hubungan pekerjaan.  [Jelas lebih dari 1 'kan?!]

Di dalam Keallahan terdapat fungsi penghematan. Allah tidak perlu mengulangi pekerjaan yang tidak

perlu. Tata tertib adalah hukum pertama surga, dan Tuhan Allah bekerja dalam cara-cara yang tertib. Keteraturan ini dikeluarkan dan memelihara persatuan yang terdapat dalam Keallahan. Bapa bertindak sebagai sumber, Anak sebagai Mediator (pengantara), dan Roh sebagai pewujud atau pelaksana.

Indahnya penjelmaan menunjukkan hubungan kerja ketiga oknum Keallahan itu. Allah Bapa memberikan Anak-Nya, Kristus menyerahkan Diri-Nya sendiri, dan Roh mengaruniakan kelahiran Yesus (Yoh. 3:16;

Mat. 1:18, 20). Kesaksian malaikat kepada Maria jelas menunjukkan kegiatan ketiganya dalam rahasia Allah yang menjadi manusia itu. "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah"(Luk. 1:35).

Setiap anggota Keallahan itu, hadir pada saat Kristus dibaptiskan: Bapa memberikan dorongan yang menguatkan (Mat. 3:17), Kristus menyerahkan diri-Nya dalam baptisan untuk menjadi teladan bagi kita (Mat. 3:13-15), dan Roh memberikan diri-Nya Sendiri kepada Yesus untuk memberi kuasa kepada-Nya (Luk. 3:21, 22). Menjelang akhir tugas-Nya di atas dunia ini, Yesus berjanji akan mengirim Roh Kudus

sebagai penasihat atau penolong (Yoh.14:16). Beberapa jam kemudian, ketika masih tergantung di kayu salib, Yesus berseru kepada Bapa-Nya, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Mat.27:46). Pada saat-saat puncak sejarah keselamatan itu, Bapa, Anak dan Roh Kudus menjadi bagian dalam seluruh keadaan itu. Sekarang Bapa dan Anak menjangkau kita melalui Roh Kudus. Yesus berkata, "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku" (Yoh.15:26). Bapa dan Anak mengirim Roh untuk menyatakan Kristus kepada setiap orang. Beban berat Tritunggal adalah membawa Allah dan suatu pengetahuan mengenai Kristus kepada setiap orang (Yoh. 17:3) dan membuat Yesus hadir dan nyata (Mat. 28:20; bandingkan Ibr. 13:5). Orang-orang percaya Keallahan dipilih untuk selamat, tentang ini Petrus berkata, "sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya" (1 Ptr. 1:2).

 

Puji syukur, rasul memasukkan ketiga pribadi Keallahan. "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian" (2Kor. 13:13). Kristus dalam urutan pertama. Allah berhubungan dengan manusia melalui Yesus Kristus—Allah yang menjelma menjadi manusia. Walaupun ketiga anggota Tritunggal itu bekerja sama untuk mengadakan karya keselamatan, hanya Kristuslah yang hidup sebagai manusia, mati sebagai manusia dan kemudian menjadi Juruselamat

kita (Yoh. 6:47; Mat. 1:21; Kis. 4:12). Akan tetapi "Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka" (2Kor. 5: 19), maka Allah dapat juga dinyatakan sebagai Juruselamat kita (bandingkan Tit. 3:4), karena Ia menyelamatkan kita melalui

Kristus Juruselamat (Ef. 5:23; Flp. 3:20; bandingkan Tit. 3:6). Dalam penghematan fungsi, anggota Keallahan dengan pribadi yang berbeda melaksanakan tugas-tugas yang jelas dalam upaya menyelamatkan manusia. Pekerjaan Roh Kudus tidak menambahkan sesuatu apa pun untuk

melayakkan pengorbanan yang diadakan Yesus Kristus di kayu salib. Melalui Roh Kudus

tujuan pendamaian di kayu salib pada pokoknya menyatakan Kristus sendirilah pendamaian itu. Oleh karena itulah Paulus mengatakan "Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan" (Kol. 1:27).

 

Kelihatannya secara keseluruhan dari kutipan ini bisa saya[kita] terima sebagai kebenaran yang sesuai dengan Alkitab. Bahwa Oknum ILAHIAH itu ada 3, yaitu: BAPA, ANAK dan ROH KUDUS. Ketiganya BERSATU dalam tujuan, pikiran dan tabiat. Dengan demikian Tritunggal atau Trinitas bisa kita maknai: 3 Oknum dalam satu keluarga, yaitu keluarga ALLAH. Angka 1 bukan untuk pribadi, tetapi untuk sifat-sifat KEILAHIAN MEREKA. Sama seperti konsep: Bhineka tunggal ika; 250 juta rakyat Indonesia adalah 1 bangsa.

 

 


 


__._,_.___
Recent Activity:
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: