Kamis, 08 Juli 2010

BALI INFO - ADAKAH PERANCANG ALAM SEMESTA?

 

JAWABAN SAYA:

 

1. Perbandingan 80 dengan 20%;

    Itulah sebabnya saya katakan dominan kepastiannya; bahwa dunia ini ada Perancangnya. Nyaris

    mustahil jika nggak ada Perancangnya. Begitu 'kan?!

    Disini ada beberapa pertanyaan yang perlu untuk dijawab:

    a. Kira-kira berujud seperti apakah Perancang itu? Benda mati, Teori Evolusi, Hukum Fisika/kimia,

        Makhluk hidup, Alien?

    b. Jika diukur dengan tingkat kecerdasan manusia di zaman ini, maka dimanakah posisi kecerdasan

        Perancang tersebut?

        Dibawah manusia, sederajat dengan manusia, sedikit di atas manusia, jauh tak terkirakan oleh

        pikiran manusia.

    c. Bagaimana sikap Atheis terhadap Perancang ini?

        Biasa-biasa saja, mengagumi sebagaimana mengagumi seorang artis, sangat hormat, atau

        tunduk mati[sembah sujud]?

    d. Jika Atheis berkesempatan bertemu dengan Perancang ini, apa yang dilakukan?

        Memotretnya? Meraba-raba tubuhnya? Berusaha membikin perangkap untuk menangkapnya

        hidup-hidup seperti perangkap monyet? Menginterogasinya? Mengiris kulitnya untuk penelitian

        laboratorium? Menyuntiknya obat bius?

2. Asal bukan TUHAN?

     Suatu konsep berpikir yang lucu dan lugu sekali. Tapi juga ada benarnya, sebab: Atheis.

     Apa maksudnya asal bukan "TUHAN?" Apakah kalau ALLAH atau YAHWEH, atau GOD, atau YESUS

     KRISTUS, boleh?! Mengapa begitu pentingnya arti sebuah nama?

     Bagaimana pula jika bernama: Iblis atau Setan, atau Lusifer, atau Hantu?

     Mengapa membenci TUHAN?

     Bagaimana jika seandainya penemuan dikemudian hari menyatakan bahwa Perancang itu adalah

     TUHAN? Masih juga tetap nggak mau mengakuinya?

3. Anda katakan: "Secara ilmiah belum terbukti keberadaan si perancang alam semesta."

     Maka saya balik pertanyaannya:  Secara ilmiah apakah sudah terbukti ketidakberadaan si

     Perancang alam semesta ini?"

     Dari 2 kemungkinan yang anda sediakan, mengapa harus dipaksakan pada 1 kemungkinan saja

     yang nilainya cuma 20% - Apakah cara berpikir demikian ini logis dan sehat?

4. Undian keberuntungan;

     Untunglah anda nyatakan sebagai pendapat pribadi, sebab kalau pendapat kelembagaan sudah

     pasti akan diketawain orang sebelum lembaga itu memasang papan namanya. Sebab setahu saya

     Atheis ini cenderung berpijak pada keilmiahan, yang anti: kebetulan, keberuntungan, nasib baik,

     nasib mujur apalagi takdir.

 

     Jikalaupun tokh faktor kebetulan itu benar-benar ada, itu hanya sekali saja terjadinya, yaitu disaat

       terbentuknya Bumi ini. Nggak mungkin faktor kebetulan itu akan berjalan terus-menerus dari hari

       ke hari hingga meliputi jutaan hari. Sebab dari hari ke hari hingga hari ini, jika kita mau teliti, kita

       bisa menikmati pekerjaan tangan dari si Perancang itu, menyatakan bahwa DIA masih eksis

       hingga hari ini dan selama-lamanya.

 

Untuk membuat manusia, selain sperma dan sel telur yang diperlukan, perlu dipertimbangkan juga persediaan udara[oksigen]. Ini harus menjadi perhitungan pertama buat si Perancang, supaya sperma dan sel telur itu tidak cuma berujud boneka yang mati.

 

Luar biasa sekali! Kalau kita menyaksikan Ikan-ikan yang hidup di air, Ikan-ikan itu tidak mungkin hidup di darat seperti kita, dan kita tidak mungkin hidup seperti mereka. Menyatakan bahwa system pernapasannya berbeda. Namun demikian kedua unsur tersebut, yaitu: udara dan air, bisa tersedia begitu melimpah, sehingga bisa diperoleh secara murah-murahan alias gratisan dan nggak perlu diusahakan sebagaimana kita membutuhkan nasi.

 

Jika system pernafasan itu 1 system saja, misalnya: udara saja, kita masih bisa berkata: Kebetulan. Tapi ini ada 2 system yang keduanya mempunyai ciri yang sama yaitu: tersedia melimpah dan tak perlu diusahakan.

 

Berikutnya; antara udara dengan nasi, keduanya sama-sama merupakan kebutuhan hidup kita yang terpenting. Tapi yang terpenting, yaitu udara, yang kita butuhkan setiap detiknya, justru gratisan dan nggak perlu diusahakan apa-apa. Sementara nasi, yang merupakan kebutuhan nomor 2, selain perlu diusahakan, harganya juga gila-gilaan. Harga nasi[beras] disetarakan dengan harga barang-barang yang tidak vital bagi kita. Setiap saat harganya meningkat terus. Padahal itu kebutuhan penting kita, namun itu tidak mendapatkan fasilitas istimewa dari pemerintah, kecuali diberi label: Sembako; Sembilan bahan pokok saja.

 

Ini artinya, nasi, yang penting sekali bagi kita, masih bisa dikuasai oleh tangan manusia. Diberi harga dan harganya bisa dimain-mainkan. Tapi, udara, kelihatannya masih bisa dipertahankan secara gratisan. Yang teramat sangat-sangat dan sangat serta sangat penting justru gratisan. Apakah ini masuk dalam logika ilmu ekonomi, jika konsep ilmu ekonomi itu: "semakin penting semakin memiliki nilai ekonomis?"

 

Kelereng. Tahukah anda kelereng? Itu hanyalah mainan anak-anak kecil. Jika nggak ada kelereng, ya nggak apa-apa. Namun demikian itu ada harganya.

 

Durian Monthong. Sekalipun nggak makan Durian ini nggak apa-apa. Namun demikian harganya berlipat-lipat dari harga nasi.

 

Barang mainan saja mempunyai harga. Barang yang tidak begitu penting seperti Durian Monthong, harganya bisa melebihi barang yang penting, seperti: nasi. Bukankah logisnya harga nasi lebih mahal dari Durian Monthong, dan harga Udara lebih mahal dari harga nasi? Tapi kelihatannya logika kepentingan ini telah menjadi rusak. Kelihatannya ada Tangan yang tak kelihatan yang ikut mengatur pada komposisi yang sekarang ini. Seperti sengaja dirancang untuk kepentingan kehidupan kita, sebagai bentuk tanggungjawab pemeliharaanNYA.

 

Doktrin ekonomi jika dijalankan secara konsekwen pasti akan menjadi hukum rimba; yang kuat akan

memakan yang lemah. Ini adalah bentuk Menara Babel zaman ini, dimana ekonomi dijadikan konsep

yang menguasai segala aspek kehidupan kita. Dan Sang Perancang dunia ini tidak membiarkan itu terjadi. Maka dikacau-balaukannya konsep ekonomi, sebagaimana DIA mengacau-balaukan pendirian Menara Babel di zaman dulu. Itulah sebabnya idealisme ekonomi tak pernah berhasil mendisain dunia ini.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

JAWABAN BUNG AP:

 

Bung Hakekat,

Anda sendiri mengatakan 80 persen pasti. Berarti masih ada ketidakpastian 20 persen bukan?

Lagipula atheis tidak peduli adanya perencana ataupun tidak selama perencana tersebut tidak disematkan kepada Tuhan.

Mengenai alasan masih berupa dugaan :

1. Secara ilmiah belum terbukti keberadaan si perancang alam semesta.

2. Kalau nomor 2 ini pendapat saya pribadi, penjelasannya sbb:

Mari kita sempitkan pada planet yang menyiratkan keberadaan perancang. Yaitu planet bumi. Sejauh kita mengamati alam semesta, belum ditemukan planet lain yang kehidupannya sekompleks bumi. Kalau kita buat perbandingan, akan berupa bermilyar-milyar planet lain berbanding 1 planet bumi.

Sepertinya memang sangat kecil kebolehjadian terbentuknya planet bumi begitu saja. Namun, kita sedang membicarakan alam semesta, yang sama saja nyaris membicarakan tentang besaran tak terhingga.

Sama seperti kalau kita melempar undi. Misalnya munculnya angka 5 di antara kertas angka 1 sampai angka 1000. Kecil sekali bukan? Namun, semakin banyak kita melempar undi, kemungkinan mendapatkan angka 5 semakin besar.

Begitu juga dengan alam semesta. Begitu banyaknya jumlah planet di alam semesta menandakan begitu banyaknya jumlah usaha di alam semesta yang bisa membentuk planet. Makin banyak jumlah planet yang dihasilkan, yang artinya makin banyak jumlah usaha yang sudah dilakukan untuk bisa membentuk planet, makin besar peluang menghasilkan planet yang bercirikan seperti bumi. Analognya adalah, makin banyak melempar undian, makin besar peluang mendapatkan angka 5.

Jadi, terbentuknya planet bumi dari sekedar kebetulan BUKANNYA tidak mungkin. Di sisi lain, kita bisa berpendapat keluarnya angka 5 bisa saja dirancang oleh perencananya dalam suatu undian. Demikian pula bisa saja planet bumi memang memiliki perancangnya.

Kesimpulannya, istilah yang tepat untuk menggambarkan ke dua alasan ini adalah DUGAAN.

Sekali lagi, kalangan atheis tidak peduli ada perancangnya atau tidak, yang penting perancang tersebut bukanlah Tuhan.

Kecuali, saya katakan lagi nih, kalau anda menganggap perancangnya adalah Tuhan. Untuk yang ini ada penjelasan yang lain lagi.

Tambahan: Saya tidak suka dengan judul thread yang anda bikin ini. Saya nilai anda terlalu sinis. Karena anda sangkutkan dengan nama saya, saya berhak meminta anda untuk mengubah dulu judul thread ini yang sesuai dengan bahasan. Contohnya: "Apakah alam semesta menyiratkan adanya sang perencana?" Atau terserah anda yang penting judul itu fokus kepada pembahasan/topiknya.

Salam.

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

ADAKAH PERANCANG ALAM INI?

TULIS SAYA:

Jawablah pertanyaan saya ini: 

Kalau menurut teori dan pengetahuan/ pemikiran anda, alam semesta ini ada Perencananya atau nggak? Tolong berikan uraian yang singkat tapi memadai. Apakah bisa? 

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

JAWAB NY. MUS:

Maunya anda itu khan agar saya menjawab seperti yang anda percaya, tapi masalahnya kalo saya percaya alam semesta ini ada perencananya, maka sebagai seorang ilmuwan saya harus bisa menunjukkan rencananya itu. Karena saya enggak bisa menunjukkan rencananya itu, maka sebaiknya anda saja yang menguraikan rencana2 nya itu karena setiap perencana harus menunjukkan rencananya, karena kalo tidak bisa menunjukkan rencananya..... TIDAK MUNGKIN DINAMAKAN PERENCANA.

Jadi, memang anda percaya bahwa alam semesta ini ada perencananya meskipun anda tidak bisa membuktikan si perencananya, tapi paling sedikit bisa menguraikan rencana-nya yang tentunya bukan berupa tebak2an, bukan berupa tafsir2an, dan juga bukan berupa ramalan.

Dan kalo anda sendiri tidak bisa menguraikan rencananya, gimana mau percaya bahwa adanya si perencana alam semesta ini ???

Ny. Muslim binti Muskitawati.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

JAWABAN SAYA:

Patut disayangkan jika jawaban anda buruk sekali. Tidak sesuai dengan besarnya koar-koar anda.
Rupanya sebagai ilmuwan anda nggak paham dengan artinya metode, ya? Bahwa untuk membuktikan terjadinya pencurian itu nggak mesti harus menyaksikan ketika peristiwa itu sedang berlangsung. Tapi berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan kita bisa merangkai secara kronologisnya. Kita bisa mengetahui ciri-ciri pelakunya, berapa orang jumlahnya, masuk dari mana, keluar lewat mana, dan lain-lainnya, tanpa harus melihat secara langsung. Buat segala sesuatu itu pasti ada cara/metodenya.
Diijawab donk pertanyaan saya itu supaya diskusinya bisa berlanjut.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

JAWABAN NY. MUS;

Coba deh rangkai secara kronologis dulu bagaimana metode cara2 penciptaan "Tuhan" dulu sebelum dia bisa menciptakan alam semesta ini. Karena kalo berdasarkan ilmu pengetahuan penciptaan "Tuhan" ini bisa dibuktikan tempatnya dimulai dari angan2 mereka yang percaya.

Jadi bagaimana kemudian "Tuhan" bisa mencipta alam semesta ini juga adanya dalam angan2, persis seperti anda nonton filem Superman yang meskipun angan2 bisa anda saksikan seperti realita. Meski seperti realita tapi tetap "bukan realita".

Memang, detektif bisa melacak pencuri tanpa harus menyaksikan terjadinya pencurian. Tetapi detektif itu enggak cuma satu, setiap detektif pakai metode yang enggak sama dan hasilnya juga tentunya enggak bakalan sama. Malahan, ada kalanya meskipun ada sepuluh detektif yang menggunakan metode yang ber-beda2 ternyata enggak ada satupun yang betul dan malingnya enggak ketangkep, dan akhirnya ketahuan bahwa malingnya itu enggak pernah ada cuma akal2an dipelapor yang ber-angan2 ngaku kemalingan agar bisa dapat surat pernyataan polisi bahwa dia kemalingan yang akhir tahun pembukuan, surat laporan polisi bisa digunakan untuk mengurangi pajak akibat kecurian ini.

Sama enggak beda dengan "Tuhan" ini yang memang merupakan angan2 dari masing2 agamanya yang ber-beda2. Agama satu berbeda metode angan2 tentang "Tuhan"nya, tidak ada satupun agama yang bisa membuktikan cara2 terciptanya "Tuhan" yang berbeda dengan metode2 yang juga berbeda. Agama2 itu seperti juga detektif2 yang digaji orang2 yang ngaku kemalingan. Jadi tergantung masing2 umat saja mau percaya detektif yang mana yang bisa menjual metode yang cocok dengan kepentingan umat untuk bisa mengurangi beban kewajiban ataupun meningkatkan rejeki keuntungan. Semua itu cuma masalah jual beli, jualnya tidak boleh memaksa, dan membelinya juga tidak boleh dipaksa.

Ny. Muslim binti Muskitawati.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

JAWABAN SAYA;

Tolong dijawab donk;
Mungkinkah atau logiskah jika dunia ini terjadi secara kebetulan, terjadi menurut teori evolusi, tanpa adanya Perencana yang luar biasa?!
Mungkinkah orang membuat mobil atau pesawat terbang tanpa perencanaan yang seksama?

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

JAWABAN BUNG AP:

Bung Hakekat,

Saya tanya dulu ya...

Apakah anda menganggap perencana itu Tuhan atau tidak?

Salam.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

JAWABAN SAYA:

Waah, Perencana itu luas. Kalau saya bilang TUHAN, nggak nyambung dengan yang mempercayai Alien. TUHAN yang mana pula? Jadi, Perencana ya Perencanalah. Anggap aja kita menemukan barang di tengah jalan yang tidak kita ketahui siapa pemiliknya, tapi kita berkeyakinan secara logis bahwa barang itu pasti ada pemiliknya. Dan manakala kita berkata: "tidak ada pemiliknya", justru menjadi logika yang nggak logis.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

JAWABAN BUNG AP:

Jawaban atheis:
Asalkan perencana itu bukan Tuhan, memang alam semesta ini DIDUGA ada perencana-nya.

Dugaan ini muncul karena memang sang perencana belum terbukti secara ilmiah keberadaannya.

Salam.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

JAWABAN SAYA:

1. Seperti apakah diduga itu?

     Jika rumah anda kebobolan maling, sementara itu ada seorang asing yang lewat yang gerak-

     geriknya mencurigakan, tindakan apa yang hendak anda lakukan terhadap orang itu?

     a. Karena tidak terbukti, ya dibiarkan saja orang itu pergi.

     b. Diinterogasi;

          Dari hasil interogasi dugaan anda semakin meyakinkan, hanya saja orang itu tidak mau

          mengakuinya. Nah, apa langkah anda sekarang? Menangkap atau melepaskannya?

          [lebih tepat jika standart polisi yang digunakan]

2. Kalau menurut saya, diduga itu nilainya sudah sama dengan dipastikan. Alasan saya:

    a. Untuk menduga itu sudah melalui proses pemikiran yang paling teliti. Setidaknya sudah

        80 persen pasti.

    b. Saya akan membuat kalimat hukum seperti ini:

        "Saya pastikan pencurinya adalah si "A" sampai ada pembuktian yang lebih up date."

        Dengan demikian maka dalil saya merupakan dalil yang bertanggungjawab.

 

        Kalau tidak salah pernah ada kasus hukum yang seperti itu. Seseorang sudah divonis dan

        dipenjarakan selama puluhan tahun, sampai akhirnya diketemukan tersangka yang

        sesungguhnya, barulah kebenaran itu menjadi nyata.

3. Sangat tidak bertanggungjawab jika Atheis tidak memberikan kepastian, sementara golongan

     Theis masih eksis dengan keyakinannya. Golongan Theis menyuarakan 100 persen, sedangkan

     golongan Atheis memberikan dukungan 70-80 persen. Bukankah itu malah semakin menguatkan

     golongan Theis dan melemahkan dirinya sendiri?

4. Sampai kapan Atheis mengambangkan pendapatnya? Masak tanpa batas waktu?

5. Pertanyaan yang terpenting: Apa alasan ketidakpastiannya?

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

 

JAWABAN BUNG AP:

 

Bung Hakekat,

Anda sendiri mengatakan 80 persen pasti. Berarti masih ada ketidakpastian 20 persen bukan?

Lagipula atheis tidak peduli adanya perencana ataupun tidak selama perencana tersebut tidak disematkan kepada Tuhan.

Mengenai alasan masih berupa dugaan :

1. Secara ilmiah belum terbukti keberadaan si perancang alam semesta.

2. Kalau nomor 2 ini pendapat saya pribadi, penjelasannya sbb:

Mari kita sempitkan pada planet yang menyiratkan keberadaan perancang. Yaitu planet bumi. Sejauh kita mengamati alam semesta, belum ditemukan planet lain yang kehidupannya sekompleks bumi. Kalau kita buat perbandingan, akan berupa bermilyar-milyar planet lain berbanding 1 planet bumi.

Sepertinya memang sangat kecil kebolehjadian terbentuknya planet bumi begitu saja. Namun, kita sedang membicarakan alam semesta, yang sama saja nyaris membicarakan tentang besaran tak terhingga.

Sama seperti kalau kita melempar undi. Misalnya munculnya angka 5 di antara kertas angka 1 sampai angka 1000. Kecil sekali bukan? Namun, semakin banyak kita melempar undi, kemungkinan mendapatkan angka 5 semakin besar.

Begitu juga dengan alam semesta. Begitu banyaknya jumlah planet di alam semesta menandakan begitu banyaknya jumlah usaha di alam semesta yang bisa membentuk planet. Makin banyak jumlah planet yang dihasilkan, yang artinya makin banyak jumlah usaha yang sudah dilakukan untuk bisa membentuk planet, makin besar peluang menghasilkan planet yang bercirikan seperti bumi. Analognya adalah, makin banyak melempar undian, makin besar peluang mendapatkan angka 5.

Jadi, terbentuknya planet bumi dari sekedar kebetulan BUKANNYA tidak mungkin. Di sisi lain, kita bisa berpendapat keluarnya angka 5 bisa saja dirancang oleh perencananya dalam suatu undian. Demikian pula bisa saja planet bumi memang memiliki perancangnya.

Kesimpulannya, istilah yang tepat untuk menggambarkan ke dua alasan ini adalah DUGAAN.

Sekali lagi, kalangan atheis tidak peduli ada perancangnya atau tidak, yang penting perancang tersebut bukanlah Tuhan.

Kecuali, saya katakan lagi nih, kalau anda menganggap perancangnya adalah Tuhan. Untuk yang ini ada penjelasan yang lain lagi.

Tambahan: Saya tidak suka dengan judul thread yang anda bikin ini. Saya nilai anda terlalu sinis. Karena anda sangkutkan dengan nama saya, saya berhak meminta anda untuk mengubah dulu judul thread ini yang sesuai dengan bahasan. Contohnya: "Apakah alam semesta menyiratkan adanya sang perencana?" Atau terserah anda yang penting judul itu fokus kepada pembahasan/topiknya.

Salam.

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

 

JAWABAN SAYA:

 

1. Perbandingan 80 dengan 20%;

    Itulah sebabnya saya katakan dominan kepastiannya; bahwa dunia ini ada Perancangnya. Nyaris

    mustahil jika nggak ada Perancangnya. Begitu 'kan?!

    Disini ada beberapa pertanyaan yang perlu untuk dijawab:

    a. Kira-kira berujud seperti apakah Perancang itu? Benda mati, Teori Evolusi, Hukum Fisika/kimia,

        Makhluk hidup, Alien?

    b. Jika diukur dengan tingkat kecerdasan manusia di zaman ini, maka dimanakah posisi kecerdasan

        Perancang tersebut?

        Dibawah manusia, sederajat dengan manusia, sedikit di atas manusia, jauh tak terkirakan oleh

        pikiran manusia.

    c. Bagaimana sikap Atheis terhadap Perancang ini?

        Biasa-biasa saja, mengagumi sebagaimana mengagumi seorang artis, sangat hormat, atau

        tunduk mati[sembah sujud]?

    d. Jika Atheis berkesempatan bertemu dengan Perancang ini, apa yang dilakukan?

        Memotretnya? Meraba-raba tubuhnya? Berusaha membikin perangkap untuk menangkapnya

        hidup-hidup seperti perangkap monyet? Menginterogasinya? Mengiris kulitnya untuk penelitian

        laboratorium? Menyuntiknya obat bius?

2. Asal bukan TUHAN?

     Suatu konsep berpikir yang lucu dan lugu sekali. Tapi juga ada benarnya, sebab: Atheis.

     Apa maksudnya asal bukan "TUHAN?" Apakah kalau ALLAH atau YAHWEH, atau GOD, atau YESUS

     KRISTUS, boleh?! Mengapa begitu pentingnya arti sebuah nama?

     Bagaimana pula jika bernama: Iblis atau Setan, atau Lusifer, atau Hantu?

     Mengapa membenci TUHAN?

     Bagaimana jika seandainya penemuan dikemudian hari menyatakan bahwa Perancang itu adalah

     TUHAN? Masih juga tetap nggak mau mengakuinya?

3. Anda katakan: "Secara ilmiah belum terbukti keberadaan si perancang alam semesta."

     Maka saya balik pertanyaannya:  Secara ilmiah apakah sudah terbukti ketidakberadaan si

     Perancang alam semesta ini?"

     Dari 2 kemungkinan yang anda sediakan, mengapa harus dipaksakan pada 1 kemungkinan saja

     yang nilainya cuma 20% - Apakah cara berpikir demikian ini logis dan sehat?

4. Undian keberuntungan;

     Untunglah anda nyatakan sebagai pendapat pribadi, sebab kalau pendapat kelembagaan sudah

     pasti akan diketawain orang sebelum lembaga itu memasang papan namanya. Sebab setahu saya

     Atheis ini cenderung berpijak pada keilmiahan, yang anti: kebetulan, keberuntungan, nasib baik,

     nasib mujur apalagi takdir.

 

     Jikalaupun tokh faktor kebetulan itu benar-benar ada, itu hanya sekali saja terjadinya, yaitu disaat

       terbentuknya Bumi ini. Nggak mungkin faktor kebetulan itu akan berjalan terus-menerus dari hari

       ke hari hingga meliputi jutaan hari. Sebab dari hari ke hari hingga hari ini, jika kita mau teliti, kita

       bisa menikmati pekerjaan tangan dari si Perancang itu, menyatakan bahwa DIA masih eksis

       hingga hari ini dan selama-lamanya.

 

Untuk membuat manusia, selain sperma dan sel telur yang diperlukan, perlu dipertimbangkan juga persediaan udara[oksigen]. Ini harus menjadi perhitungan pertama buat si Perancang, supaya sperma dan sel telur itu tidak cuma berujud boneka yang mati.

 

Luar biasa sekali! Kalau kita menyaksikan Ikan-ikan yang hidup di air, Ikan-ikan itu tidak mungkin hidup di darat seperti kita, dan kita tidak mungkin hidup seperti mereka. Menyatakan bahwa system pernapasannya berbeda. Namun demikian kedua unsur tersebut, yaitu: udara dan air, bisa tersedia begitu melimpah, sehingga bisa diperoleh secara murah-murahan alias gratisan dan nggak perlu diusahakan sebagaimana kita membutuhkan nasi.

 

Jika system pernafasan itu 1 system saja, misalnya: udara saja, kita masih bisa berkata: Kebetulan. Tapi ini ada 2 system yang keduanya mempunyai ciri yang sama yaitu: tersedia melimpah dan tak perlu diusahakan.

 

Berikutnya; antara udara dengan nasi, keduanya sama-sama merupakan kebutuhan hidup kita yang terpenting. Tapi yang terpenting, yaitu udara, yang kita butuhkan setiap detiknya, justru gratisan dan nggak perlu diusahakan apa-apa. Sementara nasi, yang merupakan kebutuhan nomor 2, selain perlu diusahakan, harganya juga gila-gilaan. Harga nasi[beras] disetarakan dengan harga barang-barang yang tidak vital bagi kita. Setiap saat harganya meningkat terus. Padahal itu kebutuhan penting kita, namun itu tidak mendapatkan fasilitas istimewa dari pemerintah, kecuali diberi label: Sembako; Sembilan bahan pokok saja.

 

Ini artinya, nasi, yang penting sekali bagi kita, masih bisa dikuasai oleh tangan manusia. Diberi harga dan harganya bisa dimain-mainkan. Tapi, udara, kelihatannya masih bisa dipertahankan secara gratisan. Yang teramat sangat-sangat dan sangat serta sangat penting justru gratisan. Apakah ini masuk dalam logika ilmu ekonomi, jika konsep ilmu ekonomi itu: "semakin penting semakin memiliki nilai ekonomis?"

 

Kelereng. Tahukah anda kelereng? Itu hanyalah mainan anak-anak kecil. Jika nggak ada kelereng, ya nggak apa-apa. Namun demikian itu ada harganya.

 

Durian Monthong. Sekalipun nggak makan Durian ini nggak apa-apa. Namun demikian harganya berlipat-lipat dari harga nasi.

 

Barang mainan saja mempunyai harga. Barang yang tidak begitu penting seperti Durian Monthong, harganya bisa melebihi barang yang penting, seperti: nasi. Bukankah logisnya harga nasi lebih mahal dari Durian Monthong, dan harga Udara lebih mahal dari harga nasi? Tapi kelihatannya logika kepentingan ini telah menjadi rusak. Kelihatannya ada Tangan yang tak kelihatan yang ikut mengatur pada komposisi yang sekarang ini. Seperti sengaja dirancang untuk kepentingan kehidupan kita, sebagai bentuk tanggungjawab pemeliharaanNYA.

 

Doktrin ekonomi jika dijalankan secara konsekwen pasti akan menjadi hukum rimba; yang kuat akan

memakan yang lemah. Ini adalah bentuk Menara Babel zaman ini, dimana ekonomi dijadikan konsep

yang menguasai segala aspek kehidupan kita. Dan Sang Perancang dunia ini tidak membiarkan itu terjadi. Maka dikacau-balaukannya konsep ekonomi, sebagaimana DIA mengacau-balaukan pendirian Menara Babel di zaman dulu. Itulah sebabnya idealisme ekonomi tak pernah berhasil mendisain dunia ini.

 



__._,_.___
Recent Activity:
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: