Kamis, 29 September 2011

[peaceforbali] XAMthone Plus - Jus Kulit Buah Manggis

Harapan baru bagi penderita penyakit degeneratif, seperti jantung, stroke, kanker, diabetes, dan ginjal....
Juga bermacam penyakit lainnya seperti kolesterol, asma, diare, paru-paru, asam urat, darah rendah/tinggi, demam berdarah, wasir, glukoma, hati, insomnia, kelenjar getah bening, komplikasi, maag, osteoporosis, masalah seksual, HIV/AIDS dan lainnya.
Sebuah terobosan terbaru dan pertama di Asia Tenggara......XAMthone jus kulit buah manggis!!
Solusi total atasi segala keluhan penyakit Anda.
Baik untuk preventif maupun kuratif.
Memiliki 3 keunggulan utama, mengatasi 45 masalah kesehatan, dan mengandung 75 manfaat untuk tubuh!
Dicari mitra kerjasama keagenan XAMthone di seluruh Indonesia dengan pola bagi hasil (syariah) yang sangat menarik dan menguntungkan....
Silahkan browse di http://www.XamthoneJusManggis.com

Hubungi :
Daniel Christian Krisna
Telp/HP : 0818301263
PIN BB : 277B991F
e-mail : daniel.christiankrisna@gmail.com
http://www.XamthoneJusManggis.com

--
Signature:

Daniel Christian Krisna
HP. 0818301263
PIN BB : 277B991F

enrico_sby@yahoo.com
daniel.christiankrisna@gmail.com

http://www.XamthoneJusManggis.com
http://www.Xamthone-Plus.blogspot.com

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!


NB: Mohon tidak membalas email ini, peminat harap menghubungi langsung kontak diatas untuk info lebih detil nya

------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/peaceforbali/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/peaceforbali/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
peaceforbali-digest@yahoogroups.com
peaceforbali-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
peaceforbali-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Rabu, 28 September 2011

[Bali-Business] Spa & Wellness, 9/29/2011, 10:30 am



Reminder from:   Bali-Business Yahoo! Group
 
Title:   Spa & Wellness
 
Date:   Thursday September 29, 2011
Time:   10:30 am - 10:30 am
Repeats:   This event repeats every week.
Notes:   ----------------------------------------------------
*** SPA & WELLNESS***
Health section

Sponsor: 99Bali Spa (www.99Bali.com/Spa)
----------------------------------------------------


Dear Friends,

Let us discuss a spa & wellness business (spa products,
treatment, etc.)

Have a nice discussion :-)

 
Copyright © 2011  Yahoo! Inc. All Rights Reserved | Terms of Service | Privacy Policy


__._,_.___


***

Refer your friends to join,
ask them to email Bali-Business-subscribe@yahoogroups.com


Members: 3,833                    Updated: 1 Jun 2007
-------------------------------------------------------
              *** Bali-Business ***
    Business for The Expatriate Community in Bali
    http://www.yahoogroups.com/group/Bali-Business

   Managed by: 99Bali International (www.99Bali.com)
-------------------------------------------------------





Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Re: [bali-travel] Puluhan Cewek Kafe di Bali Terjaring

 

Stiap thn psti ada

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!


From: juli-smilesforbali <smileforbali@yahoo.com>
Sender: bali-travel@yahoogroups.com
Date: Sun, 25 Sep 2011 01:46:26 -0700 (PDT)
To: bali-travel@yahoogroups.com<bali-travel@yahoogroups.com>
ReplyTo: bali-travel@yahoogroups.com
Subject: Re: [bali-travel] Puluhan Cewek Kafe di Bali Terjaring

 

Lalu apakah pemilik cafenya juga diberi sangsi? ya mudah-mudahan masalah cafe-cafe dg cewek2nya bisa teratasi dengan tertib. Thanks atas infonya. 

salam sejahtera,
juli - smilesforbali



From: Richard Susilo <promosijapan@yahoo.co.jp>
To: bali-travel@yahoogroups.com
Sent: Sunday, September 25, 2011 4:49 AM
Subject: [bali-travel] Puluhan Cewek Kafe di Bali Terjaring

 
25 September 2011 | BP
Operasi Duktang di Sukasada,
Puluhan Cewek Kafe Terjaring
Singaraja (Bali Post) -

Jajaran Muspika Kecamatan Sukasada yang menggelar operasi penertiban penduduk pendatang (duktang) di wilayah Sukasada, Jumat (23/9) malam, berhasil menjaring puluhan perempuan pelayan kafe (cewek kafe). Para cewek kafe itu ditemukan di rumah kos-kosan ketika sedang bersiap berangkat bekerja.

Operasi yang dilakukan Camat Sukasada Made Widiyasa, S.Pd. M.Si. dan Kapolsek Sukasada AKP Made Widana, S.H. bersama puluhan anggota tim itu bergerak mulai pukul 17.00 wita. Operasi menyasar rumah kos dan kafe di wilayah Sambangan dan Sangket Sukasada.

Di tempat kos di wilayah Sambangan, tim menemukan lima cewek kafe yang mengaku bekerja di sebuah kafe di Sangket, Sukasada. Setelah diperiksa, tidak satu pun dari lima cewek kafe itu mengantongi izin kerja. Mereka hanya menunjukkan KTP dari daerah asalnya di Jawa. Kelimanya lantas digiring petugas menuju kantor Desa Sambangan untuk diberi pembinaan.

Di sebuah kafe di wilayah itu tim menemukan dua cewek kafe yang hanya bisa menunjukkan kartu domisili. Lalu di sebuah rumah kos yang lain, tim kembali lima perempuan yang mengaku berasal dari Bandung dan Jombang. Saat ditanya petugas, kelimanya mengaku baru sebulan tinggal di Buleleng dengan tujuan mencari pekerjaan. Yang mengherankan, mereka mengaku mencari pekerjaan tetapi mengontrak kamar yang cukup mewah dengan harga Rp 400 ribu per bulan.

Setelah ditanya petugas darimana mereka mendapatkan uang, para perempuan itu dengan serempak menjawab bahwa mereka selama ini masih mendapatkan kirimian uang dari keluarganya. Karena tidak membawa identitas, mereka lantas di giring petugas menuju kantor desa. Setelah didata, sepuluh orang yang berasal dari Pulau Jawa diperintahkan untuk mengurus Kartu Identitas Penduduk Pendatang Sementara (KIPPS). Dua orang dari Depeha Kubutambahan diminta membuat Surat Tanda Penduduk Pendatang Tinggal Sementara. (STPPTS).

Di wilayah Sangket, Sukasada, tim juga menemukan 17 penduduk pendatang yang rata-rata bekerja di kafe remang-remang yang ada di Lingkungan Sangket. Dari 17 orang itu dua merupakan penduduk pendatang lokal. Penduduk lokal diperintahkan untuk mengurus STPPTS. Sedangkan yang lima belas orang harus membuat KIPPS karena berasal dari luar Bali .

Camat Sukasada Made Widiyasa mengatakan, pihaknya akan terus melakukan penertiban untuk mengantisipasi adanya penduduk yang tergolong liar di wilayahnya.

Sementara Kapolsek Sukasada AKP Made Widana mengetakan, pihaknya akan memproses duktang tersebut jika diketahui melakukan pelanggaran. (kmb15)



__._,_.___
Recent Activity:
Sekolah bahasa Jepang http://PandanCollege.com/ 0361-255-225/
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

[bali-bali] WATER



Bali’s Looming Water Crisis Threatens Tourism and Livelihoods

Bali is world famous for its white sand beaches, turquoise seas, picture-perfect paddy-fields. It has drawn visitors from far and wide for hundreds of years, with tourism now directly employing a quarter of the work force, supporting a further 55 per cent and contributing 30 per cent to Bali’s GDP (BPS,2009). However, according to Bali’s own government, Bali could face a water crisis by 2015 if urgent action is not taken to improve water management. Tourism is a major contributor to this impending crisis, as recent research by Tourism Concern and Dr Stroma Cole of the University of the West of England has confirmed. The industry on which this island depends upon so heavily also stands to collapse if the Bali’s water challenges are not addressed.

How can a lush tropical island with a wet season spanning six months of the year be facing such water scarcity? Bali’s water crisis is due to a range of factors. Ever increasing deforestation and concretisation of land for tourism and second homes means that water catchment systems are failing, causing groundwater levels to deplete as water courses straight out to sea. The existing groundwater resources are being exploited to critical levels, due to hotels and villas digging wells ever deeper. Most of these wells are unregistered and without water metres, as is required by law.

Bali’s population of some 3.5 million is swollen by some 5 million international and domestic tourists every year, placing huge strains on the small island’s groundwater resources and water-related infrastructure, including sewerage. Much waste leaches back into waterways, paddy fields, and onto beaches, threatening the health of local people and tourists. According to Bali’s Ministry of Health, over 50 per cent of infant and toddler deaths are caused by diseases related to poor sanitation, water and environment. Meanwhile, piped water is unreliable, further encouraging people to dig boreholes to extract water.

Access to safe, clean water is a fundamental human right, critically underpinning our ability to live in dignity, ensure a livelihood, and protect food security. However, in Bali, tourism’s crowning position in the economy and the wealth and power of the industry means that huge amounts of water are reportedly diverted away from fertile rice paddies towards the tourist resorts of Nusa Dua.

A recent study from the Udayana University in Bali estimates that Bali is already short of almost 200,000 hectares of agricultural land needed to feed its existing domestic and tourist populations. Productive land is being converted to second homes and hotels at a rate of up to 1000 hectares annually, despite a supposed moratorium on new resort projects implemented in late 2010. Part of the reason why farmers are selling their fields is because adjacent tourism development is causing land values to skyrocket. This means that poor farmers must pay more tax. Additionally, rice yields are reportedly declining due to changing weather patterns and decreasing water availability, which makes farming increasingly unviable for many.

Local villagers that Tourism Concern spoke to reported that lack of water is dominating their lives. “I cannot sleep because of worrying about water for our rice field. This is something we never had to think about [before]. At least for the last eight years we have had less water so that every night my husband has to stay in the rice field… because [the water] gets stolen by other farmers”.

Water has a great religious significance in Bali, which means paddy fields have been traditionally built around water temples. ‘Subaks’ are traditional organisations which manage local water distribution and irrigation. Thus the conversion of paddy to concrete also symbolises the erosion of an important aspect of Bali’s traditional social and cultural fabric.

Thankfully, alarm bells are starting to sound in Bali. The government has acknowledged that the island will face a water crisis by 2015. This would be disastrous for tourism, agriculture and the economy. A water purification and sewage network projects are planned, while Bali’s Environment Agency has threatened to revoke operating licences of hotels and restaurants that fail to properly dispose of their waste and sewage. However, it is unlikely that these measures alone will be enough.

Stronger water and tourism governance on the part of the government is crucial, including implementation of existing regulations designed to limit and monitor groundwater extraction. Local campaigning groups, such as WAHLI, are calling for tourism construction projects to be halted and for more holistic planning that takes account of the critical challenges facing Bali.

Tourism Concern, under our Water Equity in Tourism programme (WET), would like to support and echo such calls. However, protecting water resources and ensuring that the water rights of local communities are respected is also the responsibility of the international tourism industry. It is incumbent upon them to engage with local stakeholders in tourism, government and civil society on this critical issue, and to take actions to redress the sector’s unsustainable water consumption to prevent Bali going down the plughole.

By Rachel Noble (Campaigns Manager, Tourism Concern)

Tourism Concern works to promote more ethical, fairly traded forms of tourism. Please visit our website to find out more about our Water Equity in Tourism programme: http://www.tourismconcern.org.uk

 



__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Selasa, 27 September 2011

Re: [bali-bali] Prihatin.



I love him somuch, he changed bali a lot, if other hate him, i don't really care.

2011/9/20 abu bakar <abu_442000@yahoo.com>
 

Heran aku. Gubernur Mangku Pastika belakangan ini secara terus-menerus
jadi bulan2an sumpah serapah, jadi sasaran tembak, bahkan terhadap kekeliruan terkecil sekalipun, 
seakan, seluruh tanggungjawab Bali ada di pundaknya. Setahuku selain I.B. Mantra dialah salah satu Gubernur Bali  yang punya leadership nyata. Bacaanku sesungguhnya sederhana  'tingkah ini hanyalah pertanda  bahwa  kepentingan politik mulai bicara.' 
(abu bakar). 




__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

RE: [bali-bali] Prihatin.



Bali Governor Sues Bali Post for US$11.1 million

Governor Pastika Demands US$11.1 million in Damages and Public Apologies from Bali Post for Incorrectly Reporting Calls for the Dismantling of Bali’s Traditional Villages.


(9/24/2011)

A team of lawyers representing Bali governor Made Mangku Pastika have presented a subpoena (somasi) to Bali’s leading daily newspaper  Bali Post for publishing information they alleged to be false. The legal team considers that Bali Post has fabricated news intended to be provocative in order to agitate public sentiment.

As reported by Beritabali.com, at stake are reports in Bali Post quoting the governor as calling for the dismantling of all traditional villages (desa pakraman) in Bali in connection with the recent violent clashes between the villages of in the Klungkung regency that left one dead, 28 injured and a group of villagers in police detention.

The Chairman of the governor’s team of lawyers, Nyoman Sumantha, said he and his colleagues have looked into the governor’s visit to the scene of the battle between the two groups and concluded that no reporter from Bali Post was present and covering the governor’s visit.

Said Sumantha: “(The Bali Post) did not directly hear, know, write down or record the governor’s statements. Based on our research, we strongly suspect that the report compiled by the Bali Post reported was gathered for other media in attendance at that time. Moreover, the news gleaned from other media has no words or statement saying "just dismantle the traditional villages.”

Sumantha contends that the Bali Post failed to verify their report through checks and rechecks as required by the journalistic code of ethics and made the atmosphere more acute by interviewing community religious and culture leaders for the reaction to their misrepresentation of the governor’s words.

The lawyers are said to be seeking damages from the Bali Post in the amount of Rp. 100 billion (US$11.1 million) for misreporting a call by the governor to disbanding of traditional villages, a statement the governor insists he never made.

If successful in his legal case against the paper, the legal damages and compensation sought from the Bali Post will be donated by the governor to all desa pakraman units in Bali.

Sumantha depicted the false report by The Bali Post as an effort to create conflict between the governor and Bali’s traditional villages. Adding,“(this act) has tended towards the assasination of the character of Made Mangku Pastika via a deliberate spreading of slander against Made Mangku Pastika - both as an individual and in his capacity as Governor of Bali, and attempting to pit the governor and the people of Bali’s traditional villages against each other.”

The governor’s lawyers have called on Bali Post to stop its lying and tendentious reporting about the dismantling of Bali’s traditional villages.

The Bali Post is also being asked to publish a retraction and apologized in the Bali Post and other print media in Bali via full-page advertisements running 7 days starting from September 24, 2011.

The Bali Post acknowledged the lawsuit via an article in its September 24th edition in connection with their article published on Monday, September 19, 2011 entitled “Governor: Just Dismantle the Desa Pakraman”.

The Chief Editor of the Bali Post, I Nyoman Wirata, said that while he valued the governor’s statement in the case, he insists his newspaper had not lied and had simply presented the results of its coverage from the field when governor Pastika met with the assistant regent of Klungkung, Tjokorda Gede Agung.

Wirata apologized if the news published by his newspaper is considered by the governor to be at odds with his statements. He said the case would be forwarded to the Press Council for resolution, the government agency empowered to consider and adjudicate complaints from the public about the press.

Wirata also rebutted claims made by Pastika lawyers that the Bali Post was alone in reporting the governor’s statements, citing similar reports in another newspaper Radar Bali on 19 and 20, 2011.

 

 

From: bali-bali@yahoogroups.com [mailto:bali-bali@yahoogroups.com] On Behalf Of abu bakar
Sent: Thursday, September 22, 2011 9:24 AM
To: bali-bali@yahoogroups.com
Subject: [bali-bali] Prihatin.

 

 

 

Kekesalan/keprihatinan  Mangku Pastika thd. desa Pakraman yang terus berantem, 

terus dipelintir-diprovokasi seakan benar adanya dia menghendaki  desa Pakraman dibubarkan. 

Wele wele, si dungu pun tahu inilah kejahatan media lahap duit, 

notabe pengusung 'pengamal Pancasila.' 

Demi kehancuran Bali 

ayo kipas terus mas !

(abu bakar)



__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

RE: [bali-bali] Prihatin.



Banyak rumput yang bergoyang Saudaraku Abu..

 

Banyak penghujad atas nama adat

 

From: bali-bali@yahoogroups.com [mailto:bali-bali@yahoogroups.com] On Behalf Of abu bakar
Sent: Thursday, September 22, 2011 9:24 AM
To: bali-bali@yahoogroups.com
Subject: [bali-bali] Prihatin.

 

 

 

Kekesalan/keprihatinan  Mangku Pastika thd. desa Pakraman yang terus berantem, 

terus dipelintir-diprovokasi seakan benar adanya dia menghendaki  desa Pakraman dibubarkan. 

Wele wele, si dungu pun tahu inilah kejahatan media lahap duit, 

notabe pengusung 'pengamal Pancasila.' 

Demi kehancuran Bali 

ayo kipas terus mas !

(abu bakar)



__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Re: [bali-bali] Prihatin.



Inilah salah satu alasan kenapa saya tidak pernah mau baca koran.
Sudah hampir lima tahun saya lakukan.
 
 
(km. Gunita)
 
-------Original Message-------
 
From: abu bakar
Date: 27/09/2011 19:21:47
Subject: [bali-bali] Prihatin.
 
 


Kekesalan/keprihatinan  Mangku Pastika thd. desa Pakraman yang terus berantem, 
terus dipelintir-diprovokasi seakan benar adanya dia menghendaki  desa Pakraman dibubarkan. 
Wele wele, si dungu pun tahu inilah kejahatan media lahap duit, 
notabe pengusung 'pengamal Pancasila.' 
Demi kehancuran Bali 
ayo kipas terus mas !
(abu bakar)

 


__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Senin, 26 September 2011

[peaceforbali] Cream Vayala inovasi terbaru dari Cream Walet untuk kesempurnaan perawatan kecantikan

Cream Vayala merupakan inovasi terbaru dari paket produk kecantikan cream walet.
Vayala Cream hadir Buat anda yg menginginkan tampil lebih menarik dan percaya diri
Tersedia Paket Big dan Small Vayala
Manfaat Cream Walet dan Vayala Cream

Menghilangkan Komedo
Menghilangkan Flek flek hitam di wajah
Mengatasi problem Jerawat
Memperkecil pori pori wajah
Mencerahkan kulit Wajah
Membuat wajah lebih mulus
Komposisi bahan Vayala Cream adalah terbuat 60% dari liur walet, 40% ekstrak bengkoang, Vitamin A, Vitamin E, Serum, UV A, UV B, dan Moisturise

Info dan pemesanan :
085691171836
http://creamvayala.co.cc/

NB: Mohon tidak membalas email ini, peminat harap menghubungi langsung kontak diatas

------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/peaceforbali/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/peaceforbali/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
peaceforbali-digest@yahoogroups.com
peaceforbali-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
peaceforbali-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Minggu, 25 September 2011

[bali-bali] The Nation on Sunday









__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Re: [bali-travel] Puluhan Cewek Kafe di Bali Terjaring

 

Lalu apakah pemilik cafenya juga diberi sangsi? ya mudah-mudahan masalah cafe-cafe dg cewek2nya bisa teratasi dengan tertib. Thanks atas infonya. 

salam sejahtera,
juli - smilesforbali



From: Richard Susilo <promosijapan@yahoo.co.jp>
To: bali-travel@yahoogroups.com
Sent: Sunday, September 25, 2011 4:49 AM
Subject: [bali-travel] Puluhan Cewek Kafe di Bali Terjaring

 
25 September 2011 | BP
Operasi Duktang di Sukasada,
Puluhan Cewek Kafe Terjaring
Singaraja (Bali Post) -

Jajaran Muspika Kecamatan Sukasada yang menggelar operasi penertiban penduduk pendatang (duktang) di wilayah Sukasada, Jumat (23/9) malam, berhasil menjaring puluhan perempuan pelayan kafe (cewek kafe). Para cewek kafe itu ditemukan di rumah kos-kosan ketika sedang bersiap berangkat bekerja.

Operasi yang dilakukan Camat Sukasada Made Widiyasa, S.Pd. M.Si. dan Kapolsek Sukasada AKP Made Widana, S.H. bersama puluhan anggota tim itu bergerak mulai pukul 17.00 wita. Operasi menyasar rumah kos dan kafe di wilayah Sambangan dan Sangket Sukasada.

Di tempat kos di wilayah Sambangan, tim menemukan lima cewek kafe yang mengaku bekerja di sebuah kafe di Sangket, Sukasada. Setelah diperiksa, tidak satu pun dari lima cewek kafe itu mengantongi izin kerja. Mereka hanya menunjukkan KTP dari daerah asalnya di Jawa. Kelimanya lantas digiring petugas menuju kantor Desa Sambangan untuk diberi pembinaan.

Di sebuah kafe di wilayah itu tim menemukan dua cewek kafe yang hanya bisa menunjukkan kartu domisili. Lalu di sebuah rumah kos yang lain, tim kembali lima perempuan yang mengaku berasal dari Bandung dan Jombang. Saat ditanya petugas, kelimanya mengaku baru sebulan tinggal di Buleleng dengan tujuan mencari pekerjaan. Yang mengherankan, mereka mengaku mencari pekerjaan tetapi mengontrak kamar yang cukup mewah dengan harga Rp 400 ribu per bulan.

Setelah ditanya petugas darimana mereka mendapatkan uang, para perempuan itu dengan serempak menjawab bahwa mereka selama ini masih mendapatkan kirimian uang dari keluarganya. Karena tidak membawa identitas, mereka lantas di giring petugas menuju kantor desa. Setelah didata, sepuluh orang yang berasal dari Pulau Jawa diperintahkan untuk mengurus Kartu Identitas Penduduk Pendatang Sementara (KIPPS). Dua orang dari Depeha Kubutambahan diminta membuat Surat Tanda Penduduk Pendatang Tinggal Sementara. (STPPTS).

Di wilayah Sangket, Sukasada, tim juga menemukan 17 penduduk pendatang yang rata-rata bekerja di kafe remang-remang yang ada di Lingkungan Sangket. Dari 17 orang itu dua merupakan penduduk pendatang lokal. Penduduk lokal diperintahkan untuk mengurus STPPTS. Sedangkan yang lima belas orang harus membuat KIPPS karena berasal dari luar Bali .

Camat Sukasada Made Widiyasa mengatakan, pihaknya akan terus melakukan penertiban untuk mengantisipasi adanya penduduk yang tergolong liar di wilayahnya.

Sementara Kapolsek Sukasada AKP Made Widana mengetakan, pihaknya akan memproses duktang tersebut jika diketahui melakukan pelanggaran. (kmb15)



__._,_.___
Recent Activity:
Sekolah bahasa Jepang http://PandanCollege.com/ 0361-255-225/
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Sabtu, 24 September 2011

[bali-travel] Puluhan Cewek Kafe di Bali Terjaring

 

25 September 2011 | BP
Operasi Duktang di Sukasada,
Puluhan Cewek Kafe Terjaring
Singaraja (Bali Post) -

Jajaran Muspika Kecamatan Sukasada yang menggelar operasi penertiban penduduk pendatang (duktang) di wilayah Sukasada, Jumat (23/9) malam, berhasil menjaring puluhan perempuan pelayan kafe (cewek kafe). Para cewek kafe itu ditemukan di rumah kos-kosan ketika sedang bersiap berangkat bekerja.

Operasi yang dilakukan Camat Sukasada Made Widiyasa, S.Pd. M.Si. dan Kapolsek Sukasada AKP Made Widana, S.H. bersama puluhan anggota tim itu bergerak mulai pukul 17.00 wita. Operasi menyasar rumah kos dan kafe di wilayah Sambangan dan Sangket Sukasada.

Di tempat kos di wilayah Sambangan, tim menemukan lima cewek kafe yang mengaku bekerja di sebuah kafe di Sangket, Sukasada. Setelah diperiksa, tidak satu pun dari lima cewek kafe itu mengantongi izin kerja. Mereka hanya menunjukkan KTP dari daerah asalnya di Jawa. Kelimanya lantas digiring petugas menuju kantor Desa Sambangan untuk diberi pembinaan.

Di sebuah kafe di wilayah itu tim menemukan dua cewek kafe yang hanya bisa menunjukkan kartu domisili. Lalu di sebuah rumah kos yang lain, tim kembali lima perempuan yang mengaku berasal dari Bandung dan Jombang. Saat ditanya petugas, kelimanya mengaku baru sebulan tinggal di Buleleng dengan tujuan mencari pekerjaan. Yang mengherankan, mereka mengaku mencari pekerjaan tetapi mengontrak kamar yang cukup mewah dengan harga Rp 400 ribu per bulan.

Setelah ditanya petugas darimana mereka mendapatkan uang, para perempuan itu dengan serempak menjawab bahwa mereka selama ini masih mendapatkan kirimian uang dari keluarganya. Karena tidak membawa identitas, mereka lantas di giring petugas menuju kantor desa. Setelah didata, sepuluh orang yang berasal dari Pulau Jawa diperintahkan untuk mengurus Kartu Identitas Penduduk Pendatang Sementara (KIPPS). Dua orang dari Depeha Kubutambahan diminta membuat Surat Tanda Penduduk Pendatang Tinggal Sementara. (STPPTS).

Di wilayah Sangket, Sukasada, tim juga menemukan 17 penduduk pendatang yang rata-rata bekerja di kafe remang-remang yang ada di Lingkungan Sangket. Dari 17 orang itu dua merupakan penduduk pendatang lokal. Penduduk lokal diperintahkan untuk mengurus STPPTS. Sedangkan yang lima belas orang harus membuat KIPPS karena berasal dari luar Bali .

Camat Sukasada Made Widiyasa mengatakan, pihaknya akan terus melakukan penertiban untuk mengantisipasi adanya penduduk yang tergolong liar di wilayahnya.

Sementara Kapolsek Sukasada AKP Made Widana mengetakan, pihaknya akan memproses duktang tersebut jika diketahui melakukan pelanggaran. (kmb15)

__._,_.___
Recent Activity:
Sekolah bahasa Jepang http://PandanCollege.com/ 0361-255-225/
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

Jumat, 23 September 2011

Re: [bali-bali] Pariwisata Bali di fabrikasi



Kita mungkin melakukannya sebagai self critic karena kecintaan kita kepada Bali. Tapi jangan lupa, berita domestik ini juga bisa dimanfaatkan oleh orang lain.

Hari Minggu yang lalu saya ada di Bangkok, dan tulisan mengenai ‘Bali Paradise Fabricated’ yang ditulis oleh Komang Erviani di Jakarta Post, dimuat lagi oleh The Nation, koran berbahasa Inggris di gumi Siam. Jadi lebih hot karena yang berkomentar itu intelektual Perancis, padahal Jean Couteau itu krama banjar di Penatih dan teman kita saling walek dan ngorta glebag-glebug.

Seperti yang kita ketahui, negeri-negeri pisaga yang merasa kompetitor selalu senang kalau ada berita miring tentang pisaga lain untuk mereka expose lebih luas. Saya bawa pulang koran itu.

Sekedar info dan sharing saja.
Salam,
pd


On 9/23/11 10:04 PM, "Asana Viebeke Lengkong" <asanasw@indo.net.id> wrote:


 
 
   

Pariwisata Bali Difabrikasi untuk Pasar Global
Posted on admin <http://www.journalbali.com/author/admin/> on September 11, 2011 // Leave Your Comment <http://www.journalbali.com/culture/heritage-heritage-heritage2/pariwisata-bali-difabrikasi-untuk-pasar-global.html#respond>  

Dr. Jean Couteau menjadi narasumber dalam Dialog Budaya Sudamala bersama Prof.Dr.Nyoman Darma Putra. Diskusi dipandu oleh Warih Wisatsana yang didampingi Ben Subrata, pemilik Sudamala Suites & Villas. (foto:haska/JB)

YOU got the spirit?” demikian pertanyaan seorang wisatawan  asal New York kepada rekan-rekannya seusai  berlatih yoga di sebuah villa di Payogan, Ubud. Sekitar belasan turis kulit putih baru saja mempraktekan yoga yang diampu seorang Master Yoga dari California, Amerika. Para turis itu mengetahui informasi  tentang pelatihan yoga untuk tingkat pemula itu dari sebuah situs internet. Mereka tanpa ragu mengeluarkan kocek  ratusan Dollar US untuk sekali pertemuan.

Ubud yang dikenal di seantero dunia sebagai desa seni  kini juga sohor  menjadi destinasi bagi wisatawan yang mencari ketenangan jiwa dengan mempratekan yoga atau  meditasi. Sudah lazim bila sore hari melihat wisatawan separuh baya yang membawa matras yoga, mengenakan kostum  dan asesoris yang mengingatkan kita pada trend para “Hippies” pada tahun 1960-an.Toko yang menjual peralatan yoga, buku-buku spiritual dan tempat pelatihan meditasi pun mulai menjamur di Ubud.
Fenomena di atas dan perkembangan pariwisata Bali mutakhir  lainnya mendapat sorotan tajam pengamat kebudayaan Bali, Dr.Jean Couteau dan Prof. Dr.Nyoman Darma Putra, pada gelaran Dialog Budaya Sudamala yang mengangkat tema “Menata Bali ke Depan: Prospektif Pariwisata dan Budaya” pada Jumat (9/9)  lalu di Sudamala Suites & Villas,  Sanur.
Jean Couteau melihat Bali sebagai destinasi pariwisata di Asia akhir-akhir ini didesain untuk memenuhi pasar global pariwisata.Para pelaku pariwisata berusaha memuaskan keinginan wisatawan sehingga Bali difabrikasi.
Di beberapa destinasi wisata di Bali, masih menurut Jean Couteau, sengaja dibangun lokasi yoga untuk memenuhi keinginan wisatawan yoga dari California. “Padahal yoga sendiri bukan berasal dari Bali, melainkan dari India. Yang saya tahu, Bali memiliki cara meditasinya tersendiri,” tukas Couteau.
Dampak negatif yang terjadi akibat globalisasi yang semakin cepat adalah akan terjadi perubahan dalam sistem pencitraan Bali.Masyarakat Indonesia masih berupaya mencitrakan Bali sebagai tujuan pariwisata budaya.
Bali is not paradise created, but paradise which is fabricated.Artinya ada suatu hal di Bali yang difabrikasi, seolah-olah menjadi lebih penting dari pada Bali yang sejati. Jadi, pencitraan dari pariwisata dalam hal ini bertumpu pada kepuasan turis yang datang ke Bali,” tandasnya.
Sedangkan Dr. Nyoman Darma Putra menyoal lemahnya media massa memberi porsi pemberitaan tentang masyarakat yang tinggal di daerah tujuan wisata di Bali..
“Liputan pariwisata di media lebih pro-turis, bukan pro-rakyat.Kebanyakan berita pariwisata tidak coba mengangkat wawancara kepada masyarakat setempat mengenai apa yang bisa masyarakat dapatkan dari destinasi pariwisata,” ujar dosen Faklultas Sastra Universitas udayana yang juga dikenal sebagai kritikus sastra itu.
Darma Putra menekankan pentingnya media massa berperan dalam pendidikan untuk mencerdaskan masyarakat.Saatnya pers lebih peka melihat perkembangan kehidupan masyarakat di Bali. Pers selama ini, masih menurut Darma Putra, cenderung hanya memberi porsi berita yang besar untuk wilayah Bali selatan.
“Apa yang dinikmati masyarakat di Bali bagian selatan dalam industri pariwisata belum tentu dirasakan di Bali bagian timur. Pers harus peka melihat persoalan masyarakat. Masalah kekeringan di daerah Seraya, Bali timur, saya kira bisa diatasi dengan cepat bila ada pemberitaan media massa. Pihak swasta akan memberikan bantuan segera,” ujar Darma Puta yang masygul melihat perkembangan media massa di Bali sekarang yang cenderung semakin komersial.
“Saatnya mengembalikan media massa untuk menyuarakan kepentingan masyarakat,” tandas Darma Putra.
Pariwisata Bali yang dimulai semenjak zaman kolonial Belanda, dalam 20 tahun terakhir ini menimbulkan masalah serius.Dalam penelitian Putu Suasta, seorang intelektual Bali, terungkap bahwa produksi air di Bali sebetulnya cukup untuk mendukung kehidupan tiga juta penduduk pulau ini. Tapi dikarenakan pariwisata dengan 35.000 lebih kamar hotel, ribuan kolam renang, lapangan golf dan lansdcap yang menghabiskan tiga juta liter per hari, semenjak tahun 2000 Bali memasuki ancaman krisis air. Suplai air beberapa sumber air terkuras oleh kepentingan pariwisata dan bukan kebutuhan harian penduduknya. (Helmi Haska/JB)

 
   




__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

[bali-bali] Pariwisata Bali di fabrikasi



Pariwisata Bali Difabrikasi untuk Pasar Global

Posted on admin on September 11, 2011 // Leave Your Comment

Dr. Jean Couteau menjadi narasumber dalam Dialog Budaya Sudamala bersama Prof.Dr.Nyoman Darma Putra. Diskusi dipandu oleh Warih Wisatsana yang didampingi Ben Subrata, pemilik Sudamala Suites & Villas. (foto:haska/JB)

YOU got the spirit?” demikian pertanyaan seorang wisatawan  asal New York kepada rekan-rekannya seusai  berlatih yoga di sebuah villa di Payogan, Ubud. Sekitar belasan turis kulit putih baru saja mempraktekan yoga yang diampu seorang Master Yoga dari California, Amerika. Para turis itu mengetahui informasi  tentang pelatihan yoga untuk tingkat pemula itu dari sebuah situs internet. Mereka tanpa ragu mengeluarkan kocek  ratusan Dollar US untuk sekali pertemuan.

Ubud yang dikenal di seantero dunia sebagai desa seni  kini juga sohor  menjadi destinasi bagi wisatawan yang mencari ketenangan jiwa dengan mempratekan yoga atau  meditasi. Sudah lazim bila sore hari melihat wisatawan separuh baya yang membawa matras yoga, mengenakan kostum  dan asesoris yang mengingatkan kita pada trend para “Hippies” pada tahun 1960-an.Toko yang menjual peralatan yoga, buku-buku spiritual dan tempat pelatihan meditasi pun mulai menjamur di Ubud.

Fenomena di atas dan perkembangan pariwisata Bali mutakhir  lainnya mendapat sorotan tajam pengamat kebudayaan Bali, Dr.Jean Couteau dan Prof. Dr.Nyoman Darma Putra, pada gelaran Dialog Budaya Sudamala yang mengangkat tema “Menata Bali ke Depan: Prospektif Pariwisata dan Budaya” pada Jumat (9/9)  lalu di Sudamala Suites & Villas,  Sanur.

Jean Couteau melihat Bali sebagai destinasi pariwisata di Asia akhir-akhir ini didesain untuk memenuhi pasar global pariwisata.Para pelaku pariwisata berusaha memuaskan keinginan wisatawan sehingga Bali difabrikasi.

Di beberapa destinasi wisata di Bali, masih menurut Jean Couteau, sengaja dibangun lokasi yoga untuk memenuhi keinginan wisatawan yoga dari California. “Padahal yoga sendiri bukan berasal dari Bali, melainkan dari India. Yang saya tahu, Bali memiliki cara meditasinya tersendiri,” tukas Couteau.

Dampak negatif yang terjadi akibat globalisasi yang semakin cepat adalah akan terjadi perubahan dalam sistem pencitraan Bali.Masyarakat Indonesia masih berupaya mencitrakan Bali sebagai tujuan pariwisata budaya.

Bali is not paradise created, but paradise which is fabricated.Artinya ada suatu hal di Bali yang difabrikasi, seolah-olah menjadi lebih penting dari pada Bali yang sejati. Jadi, pencitraan dari pariwisata dalam hal ini bertumpu pada kepuasan turis yang datang ke Bali,” tandasnya.

Sedangkan Dr. Nyoman Darma Putra menyoal lemahnya media massa memberi porsi pemberitaan tentang masyarakat yang tinggal di daerah tujuan wisata di Bali.

“Liputan pariwisata di media lebih pro-turis, bukan pro-rakyat.Kebanyakan berita pariwisata tidak coba mengangkat wawancara kepada masyarakat setempat mengenai apa yang bisa masyarakat dapatkan dari destinasi pariwisata,” ujar dosen Faklultas Sastra Universitas udayana yang juga dikenal sebagai kritikus sastra itu.

Darma Putra menekankan pentingnya media massa berperan dalam pendidikan untuk mencerdaskan masyarakat.Saatnya pers lebih peka melihat perkembangan kehidupan masyarakat di Bali. Pers selama ini, masih menurut Darma Putra, cenderung hanya memberi porsi berita yang besar untuk wilayah Bali selatan.

“Apa yang dinikmati masyarakat di Bali bagian selatan dalam industri pariwisata belum tentu dirasakan di Bali bagian timur. Pers harus peka melihat persoalan masyarakat. Masalah kekeringan di daerah Seraya, Bali timur, saya kira bisa diatasi dengan cepat bila ada pemberitaan media massa. Pihak swasta akan memberikan bantuan segera,” ujar Darma Puta yang masygul melihat perkembangan media massa di Bali sekarang yang cenderung semakin komersial.

“Saatnya mengembalikan media massa untuk menyuarakan kepentingan masyarakat,” tandas Darma Putra.

Pariwisata Bali yang dimulai semenjak zaman kolonial Belanda, dalam 20 tahun terakhir ini menimbulkan masalah serius.Dalam penelitian Putu Suasta, seorang intelektual Bali, terungkap bahwa produksi air di Bali sebetulnya cukup untuk mendukung kehidupan tiga juta penduduk pulau ini. Tapi dikarenakan pariwisata dengan 35.000 lebih kamar hotel, ribuan kolam renang, lapangan golf dan lansdcap yang menghabiskan tiga juta liter per hari, semenjak tahun 2000 Bali memasuki ancaman krisis air. Suplai air beberapa sumber air terkuras oleh kepentingan pariwisata dan bukan kebutuhan harian penduduknya. (Helmi Haska/JB)

 



__._,_.___


Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe

__,_._,___

Kamis, 22 September 2011

[bali-travel] PROMO NEW YEARBali

 


PROMO BALI NEW YEAR PACKAGE 
29 DEC - 01 JAN '12

4DAY 3NIGHT
ONLY Rp 1.550.000/PAX
MIN 4PAX ( TWIN SHARE )
HOTEL *3 KUTA

PROGRAM :
D1 : TRANSFER IN HOTEL
D2 : FULL DAY TOUR BEDUGUL-ALAS KEDATON-TANAH LOT - JIMBARAN ( B,L,D )
D3 : HALF DAY TANJUNG BENOA - GWK - LUNCH - DREMLAND ( B,L )
D4 : TRANSFER OUT AIRPORT (B)

PRICE INCL
  • HOTEL 3N
  • TRANSPORTASI
  • GUIDE AS DRIVER
  • MEALS AS PROGRAM
  • ENTERANCE FEE TOUR AS PROGRAM
  • PICK SESION SURCHARGE
PRICE NOT INCL
  • TICKET AIRLINE
  • PORTER
  • TIPPING
  • OPTIONAL TOUR
  • PESONAL ACCOUNT

MORE INFORMATION PLEASE CONTAC AS

FIRTS COME FIRTS SERVE ( LIMITED ROOM )
 
Regard

Lia Sukma


 MIDAS BALI TOUR & TRAVEL
(PT MIDAS NUSANTARA GROUP )
Address : Jl. Pendidikan IV Blok D No. 9 Sidakarya, Denpasar
Bali – Indonesia

Phone : +62 361 7813926 , 3618960
Fax : +62 361 3618960
Mobile : +6287860040999
BB pin : 2334613D
Email : info@midasbalitour.com // midasbalitour@yahoo.com // midastourbali@yahoo.com
Web : http://www.midasbalitour.com//


__._,_.___
Recent Activity:
Sekolah bahasa Jepang http://PandanCollege.com/ 0361-255-225/
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___